Anda di halaman 1dari 7

BAB II

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


A. SOP Perawatan Kuku
Menurut Anggraini et al.(2019) perawatan kuku sebagai berikut :
1. Alat dan Bahan
a. Perlak kecil dan alasnya
b. Gunting kuku, Sabun, Sikat kuku, Sarung tangan bersih
c. Handuk, Kapas, Bengkok berisi lisol 3 %
d. Waskom berisi air hangat, Aceton
2. Persiapan lingkungan dan Klien
a. Perawat melakukan cuci tangan
b. Atur peralatan pada meja sekitar tempat tidur
c. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu ruangan
d. Sebelum melaksanakan prosedur, informasikan pada klien bahwa
perawat akan membantu klien untuk melakukan perawatan
kebersihan kuku tangan dan kaki. Jelaskan pada klien setiap
prosedur dan berikan penjelasan bantuan yang dibutuhkan oleh
perawat.Setelah prosedur, ingatkan pada klien untuk mengulang
langkah-langkah yang telah dikerjakan.
3. Langkah-Langkah
a. Identifikasi kebutuhan pasien
b. Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
c. Siapkan alat-alat
d. Cuci tangan.
e. Pasang sampiran
f. Atur posisi pasien
g. Pasang pengalas dibawah tepat pada bagian kuku yang akan
dibersihkan. Bersihkan cat kuku dengan aseton (bila pasien
menggunakan cat kuku), Kemudian letakkan Baskom berisi air
hangat
h. Rendam kuku dengan air hangat selama 1-2 menit.
i. Sikat kuku dengan sikat khusus kuku dan sabun, lalu bersihkan dan
keringkan
j. Dekatkan bengkok berisi larutan lisol 2-3% kepada pasien. Potong
kuku dengan lurus dan tidak boleh sampai batas dari kuku,
Kemudian kikir pinggiran-pinggiran kuku.
k. Cuci kuku dengan air bersih dan keringkan (jika perlu diberikan
lution pada Jari-jari)
l. Angkat pengalas
m. Atur kembali posisi pasien
n. Rapikan alat-alat dan rapihkan
o. Cuci tangan.
B. SOP Perawatan Ulkus
1. Alat dan Bahan
Menurut Desmawati (2019) berikut ini perawatan ulkus:
a. Bak instrument berisi pinset anatomi 1 buah dan pinset cirugis 1
buah, gunting arteru 1 , kom , gunting jaringan
b. Bengkok 2 buah,1 pasang sarung tangan
c. Desinfektan, Kasa steril, Alcohol 70 %, Larutan NaCl 0,9%
d. Dressing : Hydrklid, Hydroaktif gell, calcium alginate, dll
e. Duk steril, Perlak
f. Plester, Gunting plester,Verban, Supratulle
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam terapeutik pada klien
b. Memperkenalkan diri bila pertemuan pertama
c. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan. (selama berkmuikasi
gunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam)
d. Inform consent apakah pasien setuju dilakukan tindakan atau tidak
e. Klien diberikan kesempatan kepada pasien atau keluarga jika ada
hal yang ingin ditanyakan terkait prosedur tindakan
f. Membuat kontrak waktu dengan pasien
3. Tahap Kerja
a. Perawat mencuci tangan 6 langkah
b. Memasang skrem untuk menjaga privasi klien
c. Mendekatkan alat-alat yang telah disiapkan ke dekat pasie
d. Memasang sarung tangan bersih
e. Buka balutan luka dan buang ke bengkok
f. Lakukan pengkajian luka yang meliputi : Ukuran atau luas luka,
Jaringan nekrotik, Jumlah jaringan nekrotik, Warna kulit sekitar
luka, Kedalaman luka, Cairan eksudat yang dikeluarkan, Jaringan
granulasi dan epitelisasi, Adanya ganggren
g. Lakukan pembersihan luka atau pencucian luka
Bisa membersihkan luka dengan menggunkan salah satu teknik
atau kombinasi seperti :
1) Irigasi : memberikan tekanan atau menyemprotkan cairan Nacl
pada luka yang digunakan untuk membersihkan luka
2) Perendaman : meredam luka
3) Swabbing : mengusap atau ,menggosok secara perlahan
h. Kemudian luka dikeringkan dengan menggunakan kassa steril
i. Sambil membersihkan perhatikan apakah pasien merasakan
nyeri pada saat perawatan luka
j. Perhatikan apakah terdapat jaringan nekrotik, jika ada lakukan
CSWD (Conservative Sharp Wound Healing) yaitu pengangkatan jarigan
nekrotik dengan menggunakan gunting atau pinset hanya pada jarigan
mati yang sudah bisa diangkat
k. Selanjutnya ganti sarung tangan dengan handscoe steril
l. Lakukan dressing atau pembalutan Primari dressing :
Gunakan balutan sesuai hasil pengkajian
1) Gunakan hydrogel dengan mengoleskan gel ke permukaan
luka atau hydrkoloid untuk mencegah infeksi dan menjaga
moist luka serta membantu kenyamanan pasien
2) Bisa menggunakan calcium alginate bila terdapat perdarahan
3) Kemudian tutup menggunakan kassa steril Secondary
dressing :
4) Tutup luka dengan kassa gullung dan pleseter menggunakan
hipafik dengan oclusive dressig (luka jangan sampai tampak
kelihata dari luar. Ukur ketebalan kassa atau bahan gel yang
ditempelkan ke luka harus mampu membuat suasana optimal
atau moist balance )
5) Rapikan seluruh alat-alat dan sampah
6) Rapikan pasien dan atur posisi pasien senyaman mungkin
7) Buka skrem kembali
4. Tahap Terminasi
a. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan perawatan luka
b. Akhiri kegiatan dengan memberikan reward atau mengucapkan
terima kasih kepada pasien
c. Diskusikan kontrak waktu selanjutnya dengan pasien
d. Mengucapkan salam terapeutik
e. Catat hari tanggal waktu dilakukan tindakan, serta identitas pasien
dan nama perawat, Catat tindakan yang dilakukan serta hasil dan
respon klien pada catatan perkembangan
C. SOP PERAWATAN KULIT KAKI
1. Tahap Pra-Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya jika ada
b. Mencuci tangan
c. Persiapan alat:
 Cermin
 Sabun cair, sikat halus (jika ada)
 Handuk
 Lotion/pelembab
 Penjepit kuku/gunting kuku
 Kaos kaki
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Periksa kaki (kuku jari, kulit, telapak kaki, kelembapan kulit, bau),
kemungkinan adanya perubahan warna (pucat, kemerahan), bentuk
(pecah-pecah, lepuh, kapalan, luka), suhu (dingin, lebih panas).
c. Saat mandi, bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan sikat halus
d. Keringkan dengan handuk lembut, terutama sela-sela jari
e. Bila kaki kering, oleskan dengan lotion/ pelembab. Jangan berikan
lotion di sela-sela jari kaki karena akan meningkatkan kelembapan
dan mengundang perkembangan jamur
f. Potong dan rawat kuku dengan tepat secara teratur. Gunting kuku
kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu pendek
atau terlalu dekat dengan kulit. Kemudian kikir kuku agar tidak
tajam
g. Gunakan kaos kaki yang kering dan bersih. Ganti setiap hari
h. Pakailah alas kaki dengan ukuran yang pas. Periksa alas kaki
sebelum dipakai. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dengan gerakan
pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar aliran darah lancar.
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat-alat
D. SOP BUERGER ALLEN EXERCISE
1. Prosedur
Latihan Buerger Allen exercise dilakukan sebanyak 12 kali dalam 15
hari. Setiap minggu dilakukan sebanyak tiga kali dan setiap kali latihan
dilakukan sebanyak 2 kali pada jam 08.00 WIB dan jam 16.00 WIB.
Durasi setiap latihan ± 18 menit (Supriyadi, 2017).
2. Tahap
a. Saat melakukan latihan Buerger Allen, penderita harus berbaring
dalam posisi terlentang selama ± 3 menit.
b. Kemudian angkat kaki ke tempat yang lebih tinggi dengan sudut ±
45° selama ± 3 menit
c. Selanjutnya silahkan bangun dan duduk dipinggir tempat tidur
dengan posisi kaki menggantung. Kemudian tekuk kaki anda ke
atas semaksimal mungkin dan regangkan kaki anda ke arah bawah,
lakukan gerakan tersebut selama kurang lebih 3 menit
d. Gerakan selanjutnya yaitu, gerakkan kaki anda selama 3 menit
kearah samping luar dan kearah samping dalam.
e. Kemudian tekuk jari-jari kaki anda ke bawah dan tarik jari-jari kaki
anda ke atas, lakukan gerakan tersebut selama kurang lebih 3
menit.
f. Setelah anda melakukan gerakan-gerakan tersebut, silahkan
berbaring di tempat tidur dengan menyelimuti seluruh kaki
menggunakan selimut selama kurang lebih 3 menit (Supriyadi,
2017).
REFERENSI
Anggraini, N. Y. et al. (2019) Petunjuk Praktikum Keperawatan Dasar. Jakarta:
Universitas Kristen Indonesia. Available at:
http://repository.uki.ac.id/2736/1/PETUNJUKPRAKTIKUMKEPERAWAT
ANDASAR.pdf.
Desmawati, R. (2019) Asuhan Keperawatan dalam Penatalaksanaan Perawatan
Luka Ulkus Diabetikum dengan Moist Wound Healing pada Ny. M di
Ruangan Ambun Suri Lantai IV RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi
Tahun 2018/2019, Karya Tulis Ilmiah. Stikes Perintis Padang. Available at:
http://repo.stikesperintis.ac.id/918/1/17 RANY DESMAWATI.pdf.
Hidayati, L. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN
KAKI DM (TANPA LUKA) PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
LABORATORIUM KEPERAWATAN KOMUNITAS JURUSAN
KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA.
Available at: https://id.scribd.com/document/402971523/STANDAR-
OPERASIONAL-PROSEDUR-perawatan-kaki-dm-tanpa-luka-Lila-
Hidayati-docx
Supriyadi. (2017). PENGARUH BUERGER ALLEN EXERCISE TERHADAP
ANKLE BRACHIAL INDEX DAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU
PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
WILAYAH KECAMATAN NGANJUK. Available at:
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/20862/8.%20LAM
PIRAN%201-9.pdf?sequence=9&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai