Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU

Matkul : Ilmu Negara


Dosen : Tina Septiana, S.Pd.,M.Pd
Nama : siti royanah
Kelas : PpKN Non-Reg 2D
Semester : 2 (dua)

MENGANALISA SEBUAH MATERI (ARGUMENTASI)

NEGARA DAN KONSEP ISLAM TENTANG NEGARA

Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan
politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Suatu daerah tidak
akan dikatakan sebagai sebuah negara jika di dalamnya tidak ada penduduk atau rakyat,
tidak terdapat suatu wilayah atau tidak adanya suatu pemerintahan. Karena ketiga hal
tersebut adalah unsur- unsur yang pokok dalam berdirinya suatu negara.

Negara merupakan konsep yang paling penting dalam ilmu politik. Negara
selalu menjadi wilayah kajian karena di sana terdapat pergulatan politik dan
kekuasaan yang paling mudah untuk dilihat dan dikenali. Negara merupakan
integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah suatu badan atau organisasi tertinggi yang
mempunyai wewenang untuk mengatur hal-hal yang berkaitan untuk kepentingan orang
banyak serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi,
menyejahterakan masyarakat yang dinaunginya. Sedangkan menurut istilah
negara atau "state" berasal dari bahasa Latin status (stato dalam bahasa Itali, estat
dalam bahasa Perancis dan state dalam bahasa Inggris).

Di dunia ini terdapat bentuk- bentuk negara yang berbeda -beda. Salah satunya
adalah bentuk negara yang monarki atau kerajaan. System pemerintahan monarki ini
merupakan system pemerintahan tertua di dunia, yaitu sejak awal abad ke-19. Di abad
modern seperti sekarang ini system pemerintahan monarki sudah jarang di gunakan.

Lalu ada juga negara otoriter, system pemeritahan ini sangat bertolak belakang
dengan system pemerintahan demokrasi, karena negara dengan Otoritarianisme kekuasaan
politiknya terkonsentrasi oleh satu orang/ golongan ideologi tertentu secara terus menerus.
Otoritarianisme sangat menentang demokrasi , karena secara umum pemerintahannya tidak
berorientasi dengan system demokrasi.
Ada juga negara Demokrasi, system pemerintahan ini selalu melibatkan orang
banyak atau seluruh rakyat yang terdapat di negara tersebut untuk ikut andil dalam urusan
pemerintahan atau politik, seperti dalam pemilihan umum dan keputusan- keputusan
Bersama untuk masa depan negara yang lebih baik. Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang semua warganya (tanpa membeda-bedakan agama, jenis kelamin,
tingkat pendidikan) memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik
langsung maupun melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan
hukum.
Adapun dalam pandangan Islam, negara adalah suatu kehidupan berkelompok,
manusia yang mendirikannya bukan saja atas dasar perjanjian bermasyarakat (kontrak
sosial), tetapi juga atas dasar fungsi manusia sebagai khalifah Allah di bumi yang
mengemban kekuasaan sebagai amanah-Nya. Menurut beberapa ulama berpendapat bahwa
negara dan syari’ah memiliki kaitan yang sangat erat satu sama lainnya. Karena berdirinya
hukum syari’ah memerlikan peran kekuasaan di dalamnya yaitu sebuah negara atau
pemerintahan.
Di dalam islam terdapat beberapa golongan yang berbeda -beda pendapat mengenai
segala sesuatu. Di antaranya adalah golongan syi’ah, khawarij, sunni dan lain sebagainya.
Golongan -golongan ini memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep negara dalam
pandangan islam, Sebagian golongan ini ada yang ekstrimis ,ada juga yang tetap
berpegang teguh pada syari’ah dan menganggap semua keputusan Allah adalah hukum
yamg paling adil yang harus di tetapkan di muka bumi.
Namun Sebagian besar umat Islam di dunia ini menganut faham sunni, yang
Kembali pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah, yang lebih banyak berijtihad untuk menentukan
suatu keputusan dalam Islam. Dalam islam beranggapan bahwa suatu negara aka naman
dan berkembang jika di dalamnya di terapkan hukum- hukum syariah. Islam juga
mempunyai pandangan tersendiri terhadap system demokrasi, ada yang menganggap
demokrasi sebagai budaya barat yang tidak boleh di tiru apalagi di turuti, ada juga yang
menerima hasil akhir dari sebuah demokrasi.
Pemerintahan dalam islam di mulai saat Rasulullah Muhammad saw. Mempimpin
islam pada zaman awal keislaman dengan menerapkan hukum syariah dan dewan
pemerintahan yang ada di dalamnya, kemudian setelah beliau wafat pemerintahn di
lanjutkan oleh kepemimpinan Khulafaurrasyidin yang menganut pemerintahan seperti
Rasulullah. Di dalam pemerintahan islam Yang di sebut Khilafah juga terdapat Majlis Suro
sebagai suatu organisasi yang akan memberikan nasihat atau masukan , di imdonesia
sendiri di kenal sebagai DPR.
Pemerintahan Islam terus berkembang, himgga puncak kejayaannya adalah pada
masa Daulah Abbasyiah yang lebih mementingkan agama dan ilmu, bahkan pada saat itu
wilayahnya sudah menguasi separuh dunia, dan masa kejatuhan pemerintahan Islam
berakhir pada masa Daulah Turki Utsmani, pemerintahan di ambil alih oleh Kemak At-
Turk yang menggantikan system pemerintahan islam menjadi system demokratis.
Meskipun islam hamper padam pada saat itu , namun hingga saat ini islam masih
Berjaya meski Sebagian negara dengan populasi islam yang banyak tidak memganut
system pemerintahan islam, tapi islam masih bisa berkembang dengan mengikuti
perkembangan zaman , namun tidak meninggalkan jati diri islam , yang memang tujuan
diciptakannya manusia adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.
Kesimpulannya bahwa negara dan islam mempunyai satu relasi yang saling
membutuhkan satu sama lain , bahwa negara akan lebih Makmur jika di dalam nya di
tetapkan hukum Tuhan atau hukum syari’an dan hukum syari’ah juga membutuhkan suatu
negara dan pemerintahan untuk menegakkan hukum- hukum tersebut.

Anda mungkin juga menyukai