Sukmawati 21018023 Trasfer2021
Sukmawati 21018023 Trasfer2021
Faktor-faktor :
1. 1. Jenis pelarut
2. Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang tersari,
jumlah solut yang terekstraksu dan kecepatan ekstrak
3. 2. Temperatur
4. Secara umum, kenaikan temperatur akan meningkatkan
jumlah zat terlarut ke dalam pelarut. Temperatur pada
proses ekstraksi memang terbatas hingga suhu titik didih
pelarut yang digunakan.
5. 3. Rasio pelarut dan bahan baku
6. Jika rasio pelarut bahan baku besar maka akan
memperbesar pula jumlah senyawa yang terlarut.
Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat.
7. 4. Ukuran partikel
8. Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel
bahan baku semakin kecil. Dalam arti lain,rendemen
ekstrak akan semakin besar bila ukuran partikel semakin
kecil.
9. (Agoes,2007)
2. a. Ekstraksi
- Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang
terdapat pada simplisa (Depkes RI, 2000)
- Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut
yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organic
(Depke RI, 1995).
- Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses
ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetim- bangan antara
konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam
sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari
sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan
melalui teknik pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa
tunggal. Oleh karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam
fraksi yang memiliki polaritas dan uku- ran molekul yang sama.
(Mukhriani, 2014)
- Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan sifat tertentu, terutama kelarutannya terhadap dua
cairan tidak saling larut yang berbeda. Pada umumnya ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan pelarut yang didasarkan pada
kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Bahan yang akan
diekstrak biasanya berupa bahan kering yang telah dihancurkan,
biasanya berbentuk bubuk atau simplisia (Sembiring, 2007).
- Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu
ekstraksi padat cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-
cair, senyawa yang dipisahkan terdapat dalam campuran yang
berupa cairan, sedangkan ekstraksi padat-cair adalah suatu
metode pemisahan senyawa dari campuran yang berupa padatan
(Anonim, 2012).
b. Ekstrak
- Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan (Depke RI Dirjen Pom, 1995).
- Ekstrak adalah sedian kental yang di peroleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisa nabati atau simplisa
hewani menggunakan pelarut yang sesuai (Depkes RI Dirjen
POM, 2000)
3. a. Langkah utama yang diambil yaitu dilakukan pengenceran
terhadap pelarut etanol 96% menjadi etanol 50% (Ferdinan, A.
2013).
B. Nomor 3 b
- maserasi merupakan proses atau metode ekstraksi yang cukup
sederhana tanpa sistem pemanasan atau dikenal dengan
ekstraksi dingin. Jadi pada proses ini sampel dan pelarut tidak
mengalami proses pemanasan sehingga adapat digunakan pada
senyawa yang tidak tahan panas
- cara kerja:
Penelitian ini menggunakan teknik ekstraksi maserasi serbuk
simplisia. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain : simplisia daun, dan etanol. Ekstraksi dilakukan
dengan metode maserasi menggunakan etanol.
1. Sebanyak 300 g simplia dimasukkan kedalam toples kemudian
direndam dengan etanol.
2. Larutan diaduk selama 30 menit kemudian toples ditutup
dengan aluminium foil dan didiamkan selama sehari.
3. kemudian ekstrak disaring untuk memperoleh filtrat I dan
simplisia yang telah diekstrak.
4. Simplisia yang sudah diekstrak kemudian diekstrak kembali
dengan etanol.
4. diaduk sekitar 30 menit dan didiamkan selama sehari.
5. Hasil ekstrak (filtrate II) dicampurkan dengan filtrate I,
sehingga diperoleh ekstrak cair. Ekstrak cair kemudian dikering
anginkan selama beberapa jam. Sampel yang telah kering
dimasukkan kedalam botol (Salempa, 2014).