Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

S DENGAN TAHAP
PERKEMBANGAN ANAK USIA REMAJA DI DUSUN KEDUNG PAJANGAN
BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN 2021

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

POPI DWI DAMAYANA


203203056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2021
A. TEORI KELUARGA
1. Definisi
Beberapa definisi keluarga menurut para ahli:
a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Jhonsons dan Leny, 2010)
b. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2010).
2. Tipe-Tipe Keluarga
Menurut Suprajitno (2008) Keluarga juga dibedakan menjadi keluarga
tradisional dan non tradisional:
a. Tradisional
1) Nuclear Family atau Keluarga Inti: Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu
rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear: Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan
anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru.
3) Niddle Age atau Aging Cauple: Suami sebagai pencari uang, istri di
rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
4) Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear: Suami istri tanpa anak.
5) Single Parent: Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
6) Dual Carrier: Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Married: Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
8) Single Adult: Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan
untuk kawin.
9) Extended Family: 1, 2, 3 generasi bersama dalam satu rumah tangga.
10) Keluarga Usila: Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
b. Non Tradisional
1) Commune Family: Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah,
sumber yang sama, pengalaman yang sama.
2) Cohibing Coiple: Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
3) Homosexual / Lesbian: Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
4) Institusional: Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti.
5) Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak.
3. Peran Keluarga
Peran Keluarga menurut Jhonsons dan Leny (2010)
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut:
1) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Suprajitno (2008) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan,
keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan, meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu
tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber
daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga,
perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa
besar perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali keluarga
telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika demikian, anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mendesain atau memodifikasi
lingkungan agar keluarga dimana mereka bertempat bisa menjaga dan
meningkatkan status keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
Tugas keluarga ini ditekankan pada pemilihan dan pemanfaatan pelayanan
fasilaitas kesehatan disekitar keluarga saat ada keluarga yang sakit.
5. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010):
a. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal
dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran
dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan
sebagainya.
Tugas perkembangan
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) mendiskusikan rencana memiliki anak.
4) Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga; keluarga suami,
keluarga istri dan keluarga sendiri.
b. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang
tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan
orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang
antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai
jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah,
masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua
mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga.
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.
Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan:
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang
tua dan remaja.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah
anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.
Tugas perkembangan:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan
anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
4) Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,
olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
h. Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal.
Tugas perkembangan:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.

B. KONSEP PERKEMBANGAN ANAK


1. Definisi
Kembang/perkembangan adalah proses pematangan/maturasi fungsi organ
tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental intelegensia serta perlakuan
anak. Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah tertib dan teratur, proses
yang dapat diprediksi dari embrio dan berlanjut sampai meninggal.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia
bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun)
hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain
mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu rentang cepat dan lambat.
2. Tahap - Tahap Tumbuh Kembang Manusia
1. Neonatus (lahir – 28 hari)
Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk
dikembangkan sesuai keinginan.
2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)
a. Bayi usia 1-3 bulan :
1) Mengangkat kepala
2) Mengikuti obyek dengan mata
3) Melihat dengan tersenyum
4) Bereaksi terhadap suara atau bunyi
5) Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan
kontak
6) Menahan barang yang dipegangnya
7) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b. Bayi usia 3-6 bulan :
1) Mengangkat kepala sampai 90°
2) Mengangkat dada dengan bertopang tangan
3) Belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya
4) Menaruh benda-benda di mulutnya,
5) Berusaha memperluas lapang pandang
6) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
7) Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
c. Bayi 6-9 bulan :
1) Duduk tanpa dibantu
2) Tengkurap dan berbalik sendiri
3) Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6) Bergembira dengan melempar benda-benda
7) Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
8) Mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
9) Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
d. Bayi 9-12 bulan :
1) Berdiri sendiri tanpa dibantu
2) Berjalan dengan dituntun
3) Menirukan suara
4) Mengulang bunyi yang didengarnya
5) Belajar menyatakan satu atau dua kata
6) Mengerti perintah sederhana atau larangan
7) Minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
8) Ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
9) Berpartisipasi dalam permainan
3. Toodler (1-3 tahun)
Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik.
a. Anak usia 12-18 bulan :
1) Mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling
rumah
2) Menyusun 2 atau 3 kotak
3) Dapat mengatakan 5-10 kata
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
b. Anak usia 18-24 bulan :
1) Mampu naik turun tangga
2) Menyusun 6 kotak
3) Menunjuk mata dan hidungnya
4) Menyusun dua kata
5) Belajar makan sendiri
6) Menggambar garis di kertas atau pasir
7) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
8) Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
9) Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan
mereka
c. Anak usia 2-3 tahun :
1) Anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak
3) Mampu menyusun kalimat
4) Mempergunakan kata-kata saya
5) Bertanya
6) Mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
7) Menggambar lingkaran
8) Bermain dengan anak lain
9) Menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
4. Pre sekolah (3-6 tahun)
Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman
baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
a. Anak usia 3-4 tahun:
1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
2) Berjalan pada jari kaki
3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
4) Menggambar garis silang
5) Menggambar orang (hanya kepala dan badan)
6) Mengenal 2 atau 3 warna
7) Bicara dengan baik
8) Bertanya bagaimana anak dilahirkan
9) Mendengarkan cerita-cerita
10) Bermain dengan anak lain
11) Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
12) Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
b. Anak usia 4-5 tahun :
1) Mampu melompat dan menari
2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
3) Dapat menghitung jari-jarinya
4) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
5) Minat kepada kata baru dan artinya
6) Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
7) Membedakan besar dan kecil
8) Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
c. Anak usia 6 tahun:
1) Ketangkasan meningkat
2) Melompat tali
3) Bermain sepeda
4) Menguraikan objek-objek dengan gambar
5) Mengetahui kanan dan kiri
6) Memperlihatkan tempertantrum
7) Mungkin menentang dan tidak sopan
5. Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik,
kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
a. Anak usia 6-7 tahun :
1) Membaca seperti mesin
2) Mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
3) Membaca waktu untuk seperempat jam
4) Anak wanita bermain dengan wanita
5) Anak laki-laki bermain dengan laki-laki
6) Cemas terhadap kegagalan
7) Kadang malu atau sedih
8) Peningkatan minat pada bidang spiritual
b. Anak usia 8-9 tahun:
1) kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
2) menggunakan alat-alat seperti palu
3) peralatan rumah tangga
4) ketrampilan lebih individual
5) ingin terlibat dalam segala sesuatu
6) menyukai kelompok dan mode
7) mencari teman secara aktif
c. Anak usia 10-12 tahun:
1) pertambahan tinggi badan lambat
2) pertambahan berat badan cepat
3) perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
4) mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian
sendiri
5) memasak, menggergaji, mengecat
6) menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
7) membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
8) teman sebaya dan orang tua penting
9) mulai tertarik dengan lawan jenis
10) sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
6. Remaja (12-18 atau 20 tahun)
a. Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
b. Mencoba nilai-nilai yang berlaku
c. Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
d. Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
e. Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
f. Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil),
kesukaan seksual mulai terlihat
g. menyesuaikan diri dengan standar kelompok
h. anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang
pakaian, make-up
i. hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri
dari orang tua
j. takut ditolak oleh teman sebaya
k. Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas
seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya
kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang
menetap.
7. Dewasa muda (20-40 tahun)
a. Gaya hidup personal berkembang.
b. Membina hubungan dengan orang lain
c. ada komitmen dan kompetensi
d. membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
e. Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir
rasional meningkat
f. pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam
pekerjaan meningkat.
8. Dewasa menengah (40-65 tahun)
a. Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti
anak meninggalkan rumah
b. anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
c. dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada
muka, dan lain-lain
d. waktu untuk bersama lebih banyak
e. Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah
lagi (dangerous age).
9. Dewasa tua
a. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun
(penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat
berkembang penyakit kronik.
b. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap
penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan
peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
c. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan
fisik.
3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
a. Faktor Genetik
b. Faktor herediter konstitusional
c. Faktor lingkungan
Lingkungan ini meliputi aspek fisikobiopsikososial yang dapat berupa : Orang
tua : hidup rukun dan harmonis, persiapan jasmani, mental, sosial yang matang
pada saat membina keluarga, mempunyai tingkat ekonomi/kesejahteraan yang
cukup, cukup waktu untuk memperhatikan, membimbing dan mendidik anak,
antara lain:
1) Pelayanan KIA dan KB yang cukup untuk perlindungan kesehatan Ibu dan
Anak dengan jaringan dan fasilitas yang memadai dalam tenaga, peralatan,
anggaran dan mencakup seluruh populasi.
2) Di daerah perkotaan maupun pedesaan diciptakan keadaan yang cukup baik
dalam segi-segi : kesehatan, geografis, demografis, sosial ekonomi.
3) Pendidikan di rumah, sekolah, diluar sekolah dan rumah untuk pembinaan
perkembangan emosi, sosial, moral, etika, tanggung jawab, pengetahuan,
keterampilan dan kepribadian.
4. Tugas Keluarga Sesuai dengan Tumbuh Kembang
1. Keluarga pemula
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b. Menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua
2. Keluarga sedang mengasuh anak
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orang tua dan kakek nenek
3. Keluarga dengan anak usia prasekolah
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
a. Mengembangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6. Keluarga melepaskan anak dewasa muda
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri
7. Orangtua usia pertengahan
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orangtua lansia dan anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
8. Keluarga lansia
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi
hidup)
5. Skrining Dan Pengawasan Tumbuh Kembang
Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara kontinue dengan pencatatan
yang baik dimulai sejak dalam kandungan (Ante Natal Care) secara teratur dan
pengawasan terutama anak balita.
a. Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS).
b. Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver
Development Screening Test).
Sedangkan tahap-tahap penilaian perkembangan anak yaitu :
a. Anamnesis
b. Skrining gangguan perkembangan anak
c. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
d. Evaluasi bicara dan bahasa anak dan pemeriksaan fisik

C. PERKEMBANGAN ANAK REMAJA


1. Pengertian Anak Usia Remaja
Anak usia toddler adalah anak usia 11-18 tahun, pada periode ini anak
berusaha mencari tahu tentang jatidirinya dengan cara memperluas pergaulan dan
mencoba-coba hal yang baru. Hal ini merupakan periode yang sangat penting
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal (Hidayat, 2010).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Usia Remaja


Dalam tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan, anak dapat
dikelompokkan dalam dua  kelompok besar yakni kelompok usia 0-6 tahun yang
terbagi dalam tahap pranatal yang terdiri dari masa embrio (mulai konsepsi-8
minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), tahap post natal yang terdiri
dari masa neonatus (0-28 hari) dan masa bayi (29 hari-1 tahun), tahap pra
sekolah (3-6 tahun). Dan kelompok usia 6 tahun keatas yang terbagi dalam masa
pra remaja (6-10 tahun) dan masa remaja (10-18/20 tahun) (Hidayat, 2010).
Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu
secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan
mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial,
maupun spiritual ( Supartini, 2000 ). Anak usia remaja memiliki karakteristik
tersendiri dalam berbagai ranah pertumbuhan dan perkembangannya. Secara
biologis, pada usia remaja, sistem reproduksi sudah mulai matang dan dapat
melakukan pembuahan. Hal ini ditandai dengan masa pubertas dimana pada
wanita sudah mengalami menstruasi dan laki-laki sudah mengalami mimpi
basah. Selain itu, secara psikologis pada usia remaja mengalami banyak
permasalahan dalam mencari jatidiri. Sehingga pada tahap usia ini, remaja
memerlukan pendampingan dari keluarga untuk membentuk identitas diri yang
baik dalam masyarakat.

3. Masalah Kesehatan dan Keperawatan Yang Terjadi Pada Anak Usia


Remaja
Pada masa remaja insiden penyakit menular mungkin saja terjadi karena
mulai matangnya sistem reproduksi dan keinginan mencoba-coba dalam
menemukan identitas diri. Selain itu resiko penyalahgunaan obat maupun
merokok dapat terjadi pada tahap ini (Hidayat, 2010).

4. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja


a. Mengembangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga
2) Umur
3) Alamat dan telepon
4) Pekerjaan kepala keluarga
5) Pendidikan kepala keluarga
6) Komposisi keluarga dan genogram :
a) Nama / inisial
b) Jenis Kelamin
c) Tanggal lahir/umur
d) Hubungan dengan kepala keluarga
e) Pendidikan
Pekerjaan
7) Tipe keluarga
8) Latar belakang budaya
9) Identifikasi religious
10) Status ekonomi
11) Aktifitas rekreasi/waktu luang
b. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Mobilitas geografis keluarga
3) Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
c. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur Kekuatan keluarga
3) Struktur Peran
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi ekonomi
e. Stres dan koping keluarga
1) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
2) Strategi koping yang diigunakan
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan sesuai dengan
tahap perkembangan saat ini
3) Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Pengkajian fokus:
1) Review kembali catatan medis masalah kesehatan yang berkaitan dengan
gangguan pada perkembangan anak
2) Kaji pengetahuan keluarga akan penyakit/masalah yang berkaitan dengan
gangguan tumbang anak
3) Tentukan perkembangan anak sesuai umurnya
4) Kaji kemampuan fungsional anak yang meliputi kemampuannya dalam makan,
mandi, berpakaian, berjalan, memecahkan masalah dan berkomunikasi
5) Kaji persepsi orangtua dan tingkat perkembangan anak dan pengharapan
mereka terhadap anaknya
6) Kaji tentang hubungan orangtua dengan anak
7) Kaji sumber-sumber yang mendukung, seperti tingkat perekonomian keluarga
yang dapat mendukung perkembangan anak.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kurang pengetahuan
b. Gangguan penyesuaian individu
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Defisiensi Umum : Teaching process
pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling
keperawatan selama 3 kali percaya.
kunjungan diharapkan 2. Berikan penjelasan melalui
pengetahuan keluarga tentang pendidikan kesehatan tentang
tumbuh kembang anak tumbuh kembang kepada
meningkat dengan kriteria hasil: keluarga.
Kowledge : health Behavior 3. Bantu keluarga dalam
mengenal masalah tumbuh
1. Keluarga dapat menjelaskan kembang anak.
kembali materi yang 4. Bantu keluarga untuk
disampaikan. mengambil tindakan terhadap
2. Keluarga dapat optimalisasi tumbuh kembang
mempertahankan anak
prestasinya di sekolah 5. Bantu keluarga dalam
3. Keluarga dapat mengontrol menciptakan lingkungan yang
pergaulan anak dapat meningkatkan kesehatan.
6. Motivasi keluarga untuk
meningkatkan tumuh kembang
anak secara optimal..
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Family integrity promotion
penyesuaian keperawatan selama 3 kali 1. Bina hubungan saling percaya
individu kunjungan diharapkan dengan keluarga
penyesuaian individu dalam 2. Jadi pendengar yang baik bagi
keluarga meningkat dengan anggota keluarga
kriteria hasil: 3. Tentukan pengertian terhadap
Family Normalization keluarga mengenai kondisi saat
1. Gali pengetahuandan ini
rutinitas keluarga 4. Tentukan tipe keluarga dan
2. Pelihara rutinitas dalam hubungan antar anggota
keluarga keluarga
3. Temukan kebutuhan 5. Konsultasi bersama anggota
psikososial anggota keluarga mengenai masalah
keluarga masing-masing anggota
4. Temukan kebutuhan fisik keluarga
anggota keluarga 6. Hormati privasi setiap anggota
keluarga
7. Kolaborasi dengan keluarga
dalam pemecahan masalah
8. Fasilitasi komunikasi terbuka
antar anggota keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik edisi 5. Jakarta: EGC.

Hidayat, A.A (2010). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika

Jhonson & Leny. (2010). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Suprajitno. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktek.


Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai