3253 7627 1 PB
3253 7627 1 PB
e-mail : bambang.yanardianto@gmail.com
Abstrak
Salah satu tempat pembuatan kaca lembaran dengan metode float process adalah metal bath, dimana di dalamnya terdapat
cairan timah yang temperaturnya dijaga menggunakan heater, agar cairan timah tetap dalam kondisi konstan. Sesuai
dengan perubahan temperatur pada ketebalan kaca lembaran yang berbeda, maka dibutuhkan daya listrik yang berbeda
pula. Untuk itu, diperlukan sebuah teknologi kelistrikan untuk merubah daya listrik pada heater secara cepat, tepat, dan
efisien. Hasil penentuan kebutuhan daya listrik heater dalam menjaga temperatur di metal bath, khususnya di area spout,
didapat dari kurva karakteristik temperatur terhadap luasan daerah heater, yang kemudian dikendalikan oleh
thyristor/SCR. Metode yang digunakan dalam merubah daya listrik pada ketebalan kaca lembaran yang berbeda adalah
dengan metode penundaan sudut penyalaan α dan π+α (phase delay angle), sehingga mendapatkan variasi tegangan
keluaran yang berbeda. Dimana didapat nilai sudut penyalaan α = 37.010 pada ketebalan kaca 2 mm, kemudian sudut
penyalaan α = 85.460 pada ketebalan kaca 5 mm, dan sudut penyalaan α = 153.730 pada ketebalan kaca lembaran 10 mm.
Kata kunci : Float Glass, Metal Bath; Phase Delay Angle; Thyristor
Abstract
One of the places for making flat glass using the float process method is a metal bath, in which there is a tin liquid whose
temperature is maintained using a heater, so that the tin liquid remains in a constant condition. In accordance with changes
in temperature at different thicknesses of glass, different electrical power is required. For this reason, an electrical
technology is needed to convert the electric power of the heater quickly, precisely, and efficiently. The results of
determining the electric power requirement of the heater in maintaining the temperature in the metal bath, especially in
the spout area, are obtained from the temperature curve against the area of the heater area, which is then controlled by the
thyristor / SCR. The method used in changing the electrical power at different thickness of sheet glass is the delay method
of ignition angle α and π + α (phase delay angle), so that you get different variations in the output voltage. Where it is
obtained the ignition angle value α = 37.010 at 2 mm glass thickness, then the ignition angle α = 85,460 at 5 mm glass
thickness, and ignition angle α = 153,730 at 10 mm thickness sheet glass.
316
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021
Sistem Distribusi Tegangan Rendah 460 V. PLN ampere, dan watt, melainkan oleh daya yang dikeluarkan,
(Perusahaan Listrik Negara) merupakan penyedia daya sebagaimana dinyatakan dalam watt per inci persegi
listrik utama yang ada di pabrik kaca lembaran ini. Daya (kW/m2), dari radiasi panas yang dihasilkan.
listrik yang diberikan berasal dari 2 unit Gardu Induk Pembebanan daya maksimum dapat digambarkan
(GI) yang berbeda, untuk masing-masing pemakaian sebagai kurva fungsi dari temperatur, dan atmosfir di
pabrik. Susunan Pendistribusian Tenaga Listrik Sebagai sekelilingnya[3].
berikut :
VFASA
VLINE TO LINE IR
ZR
S N IT
IS
Gambar 1 : Diagram Satu Garis Sistem Distribusi 20/3.3 kV
ZT
VLINE TO LINE ZS
2. Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di perusahaan
T
penghasil kaca lembaran, PT. Asahimas Flat Glass, Tbk,
Jakarta Utara. Dimana thyristor sekarang banyak Gambar 3 : Heater Terhubung Bintang [5]
digunakan di banyak elektronika daya, dan aplikasi
penggerak motor ataupun kendali peralatan lainnya. Ini Besarnya nilai √3 didapatkan dari nilai perbedaan vektor
karena beberapa keunggulannya seperti ukurannya yang sudut pada beban terhubung bintang, dimana tegangan
relatif kecil, kerugian rendah, banyak di pasaran, dan line terpisah dari tegangan fasa sebesar 300. Arus listrik
biaya rendah [2]. Dalam tulisan ini, thyristor pengendali pada line (IL) sama dengan arus fasa (IF).
untuk pemanas kaca lembaran menggunakan thyristor Karena elemen pemanas listrik bertindak sebagai tahanan
dianalisis dan dibuktikan pada ketebalan kaca lembaran listrik murni, terhubung bintang seimbang, dan
yang berbeda. Tegangan pemanas telah dikendalikan bertegangan 3 fasa, sesuai dengan Gambar 3.23, maka
oleh kendali sudut fasa pada thyristor.Tujuan dari dapat dihitung total daya listrik heater yang dihasilkan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan sebagai berikut :
mengembangkan metode yang efektif dalam P = √3 . 𝑉𝑉𝐿𝐿−𝐿𝐿 . I. cos φ (2)
pengendalian pemanas di metal bath pada proses Dengan :
pembuatan kaca lembaran dengan ketebalan yang P = Daya Listrik yang dihasilkan Heater (watt)
berbeda. VL-L = Tegangan Listrik line to line (3 fasa) (volt)
I = Arus Listrik (ampere)
Tidak seperti elemen pemanas berbahan dasar logam, cos φ = Faktor Daya
elemen pemanas silikon karbida tidak dinilai dalam volt,
317
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021
Berdasarkan Pers. (1), nilai tegangan per fasa dapat thyristor, dimana Anoda dan Katoda seolah terhubung
dihitung menjadi sebagai berikut : 𝑉𝑉𝐿𝐿−𝐿𝐿 = √3 . Vph , dan singkat dan arus listrik mengalir satu arah dari Anoda ke
jika dimasukkan ke Pers.(2) menjadi sebagai berikut : Katoda [5].
P = √3. (√3 . Vph). I. cos φ
Dengan mengalikan bilangan konstanta √3, maka akan
didapatkan persamaan sebagai berikut :
P = 3.Vph.I.cosφ (3)
Dengan :
P = Daya Listrik total yang dihasilkan Heater (watt)
Vph = Tegangan Listrik per fasa (volt)
I = Arus Listrik (ampere)
cos φ = Faktor Daya Gambar 4 : Simbol SCR
Dengan menggunakan hukum Ohm, dimana beda Sebaliknya terminal Gate tidak dapat digunakan untuk
potensial (tegangan listrik), adalah sama dengan arus memadamkan thyristor. Pemadaman SCR hanya bisa
listrik dikalikan dengan tahanan listriknya, atau dapat dilakukan apabila arus listrik yang mengalir pada Anoda
dibuatkan persamaan sebagai berikut : kurang dari arus listrik minimum (holding current) [2]
V = I.R
𝑉𝑉𝑝𝑝ℎ
I= (4)
𝑅𝑅
Dengan :
R = Tahanan Listrik (Ω)
Thyristor atau disebut juga Silicon Controlled Rectifier SCR Controller yang digunakan untuk mengendalikan
(SCR) tersusun atas 4 keping semikonduktor, dan daya listrik elemen pemanas (heater) merupakan SCR
memiliki 3 terminal : Anoda, Katoda, dan Gate Controller 3 fasa yang digunakan untuk beban R (heater
(Gerbang). Terminal Gate berfungsi untuk menyalakan listrik).
318
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021
Tabel 1 : Spesifikasi SCR Controller [7] dapat dirubah menjadi radian terlebih dahulu, dimana 1
1800
Parameter Nilai Pengaturan derajat = radian. Dan untuk mengembalikan ke
𝜋𝜋
Nilai Tegangan Input 230~500 VAC bentuk derajat sudut, dapat ditentukan dengan konversi 1
Daya Maksimal 429 kVA (429 kW) radian = 57.30.
sin 2𝛼𝛼
Jika sudut α bernilai 00, 900, atau 1800, maka nilai
Deskripsi Beban Ohmic Load 2
= 0, karena nilai sin 00, sin 1800, dan sin 3600 bernilai nol.
Mode Operasi Phase Angle (VAR)
Set Point Input 4-20 mA 4. Hasil dan Pembahasan
Tipe Pengendalian VRMS 4.1. Data
Dapat dilihat bahwa terdapat dua unit SCR yang dipasang Besarnya nilai sudut penyalaan α pada ketebalan kaca
saling berhadapan untuk mengendalikan penyulutan lembaran yang berbeda menjadi subjek skripsi, yaitu nilai
tegangan bolak-balik, sehingga didapatkan variasi dalam tegangan yang diatur oleh SCR Controller sehingga
nilai tertentu untuk digunakan untuk mengendalikan daya mampu menghasilkan daya listrik yang bervariasi dari
listrik heater. heater.
SCR1
R
Dalam menentukan data daya listrik heater yang
dibutuhkan, untuk menjaga kestabilan temperatur di
SCR2 L1 metal bath, maka diperlukan data aktual temperatur di
SCR3
L2 area spout pada ketebalan kaca lembaran yang berbeda.
S Heater Load
Tabel 2 : Data Temperatur Spout
SCR4
L3
SCR5
Tebal Kaca Temperatur Spout
T
(mm) (oF)
SCR6
2 2408
Gambar 7 : Rangkaian SCR Controller [7]
3 2372
Pada mode phase angle principle (VAR), sudut penyalaan
4 2336
digunakan untuk mendapatkan variasi tegangan listrik
yang digunakan untuk pengaturan selanjutnya. Besarnya 5 2282
sudut penyalaan tipikal, untuk sisi positif dan negatif [8]. 6 2246
Mode ini yang selanjutnya akan digunakan untuk
mengatur daya listrik heater pada spout metal bath. 7 2210
Karena bentuk gelombang keluaran berbentuk 8 2156
sinusoidal, maka persamaan di atas dapat dibuat secara
matematis, menggunakan persamaan kuadrat integral 9 2102
tertentu, sesuai dengan batas atas dan batas bawahnya, 10 2012
sebagai berikut [5][9]:
1 sin 2𝛼𝛼 12 1994
Vout = Vs � 𝜋𝜋
�(𝜋𝜋 − 𝛼𝛼) +
2
� (8)
Dengan : 4.1.1. Penentuan Daya Listrik Heater
Vout = Tegangan Listrik dari SCR Control (volt)
Vs = Tegangan Sumber (volt) Berdasarkan data Pada Tabel 2, maka temperatur area
α = Sudut Penyalaan SCR Controller (derajat) spout metal bath adalah 2408 oF, sehingga jika data
π = Sudut setengah lingkaran penuh (1800 atau π = 3.14) tersebut dimasukkan ke kurva fungsi heater Gambar 2,
maka akan didapatkan daya listrik per satuan luas sebesar
Maka persamaan penentuan sudut penyalaan α pada 50 kW/m2.
mode SCR Controller phase angle principle (VAR) di
atas dapat disederhanakan menjadi : Daya Listrik per satuan luas tersebut kemudian dikalikan
𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 (𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅) 2 sin 2𝛼𝛼 dengan luasan area spout metal bath yaitu sebesar 15 m2,
α=[𝜋𝜋 − � � . 𝜋𝜋] + (9) sehingga didapatkan nilai daya listrik heater yang
𝑉𝑉𝑠𝑠 2
(Jika α = 00 , 900 , atau 1800 , maka
𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 2𝛼𝛼
= 0) dibutuhkan sebesar : 50 kW/m2 x 15 m2 = 750 kW.
2 Total daya listrik heater yang dibutuhkan tersebut masih
harus dibagi lagi dengan empat, karena terdapat total 4
Perhitungan persamaan (9) di atas, dapat dilakukan zone heater, sehingga total daya listrik yang dibutuhkan
dengan menggunakan satuan radian, dimana sudut α per zone heater menjadi : 750 kW/4 = 187.5 kW.
319
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021
Dengan metode penentuan daya listrik yang sama seperti 4.2.2. Perhitungan Sudut Penyalaan α
pada penentuan daya listrik pada ketebalan kaca Tebal Kaca 5 mm & 10 mm
lembaran 2 mm, maka didapatkan daya listrik heater
pada ketebalan kaca lembaran 5 mm sebesar 123.75 kW, Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama
dan dibutuhkan daya listrik dari heater sebesar 58.125 seperti pada ketebalan kaca lembaran 2 mm, maka untuk
kW pada ketebalan kaca lembaran 10 mm, seperti tersaji ketebalan kaca lembaran 5 mm dan 10 mm, akan
pada Tabel 3. didapatkan nilai tegangan keluaran dan sudut penyalaan
α.
Tabel 3 : Data Daya Listrik Heater
Tabel 4 : Sudut Penyalaan α
Tebal Kaca α
Tebal Kaca Daya Listrik Heater (P)
(mm) ( 0)
(mm) (kW)
2 37.01
2 187.5
5 85.46 5 123.75
10 153.73 10 58.125
α = [𝜋𝜋 − � � . 𝜋𝜋] +
𝑉𝑉𝑠𝑠 2 0
π 2π 3π 4π 5π 6π
2πft
320
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021
Kaca 5 mm Gelombang
Keluaran
Tegangan
Terpotong/
0
Terbuang π 2π 3π 4π 5π 6π 2πft
Kaca lembaran dengan tebal 5 mm, merupakan kaca
lembaran paling stabil dalam hal temperatur.
Berdasarkan data temperatur spout di area metal bath,
Gelombang
Keluaran
SCR Controller
kaca lembaran dengan tebal 5 mm ini, hanya berbeda Vout(RMS)
Beban Heater
0 π 2π 3π 4π 5π 6π 2πft
5. Daftar Acuan
SCR Controller
Vout(RMS)
π+α
Beban Heater
0 π 5π 6π
2π 3π 4π 2πft
321
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 6 Tahun 2021
Simulation of Single-Phase SCR Controller for [6] R. Arindya, Instrumentasi dan Kontrol Proses.
Single Phase Induction Motor .,” vol. 5, no. 2, pp. Bandung: Graha Ilmu, 2014.
135–142, 2012. [7] “Thyro-P Thyristor Power Controller Manual
[3] “Industrial Heating Elements- Hot Rod XL Instruction,” 2017.
Heating Elements Product Description,” [8] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Worchester, 1994. Elektronika Daya,” Jakarta: PT. Gramedia
[4] D. Marsudi, Operasi Sistem Tenaga Listrik. Pustaka Utama, 2017.
Jakarta: Balai Penerbit ISTN, 1990. [9] Kusnadi, Elektronika Dya. Depok: PNJ Press,
[5] M. Ashari, Desain Konverter Elektronika Daya. 2016.
Bandung: Informatika, 2017.
322