RINGKASAN MODUL
Modul ini mengenalkan dasar-dasar filsafat seperti pengertian, objek, metode dan cabang filsafat
serta posisi filsafat ilmu di dalam pembagian filsafat.
TUJUAN MODUL
Memperkenalkan dasar-dasar filsafat seperti pengertian, objek, metode dan cabang filsafat serta
posisi filsafat ilmu di dalam pembagian filsafat.
KONTEN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Filsafat
Tidak ada pengertian dan definisi filsafat yang tunggal yang disepakati oleh para filsuf. Para
filsuf memiliki pengertiannya masing-masing, meskipun demikian secara substansi dari
pengertian yang banyak itu terdapat beberapa persamaan.
Kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani philia (love) dan sophia (wisdom) yang diartikan
sebagai “cinta kebijaksanaan’ (love of wisdom). Istilah ini kemungkinan pertama kali
diungkapkan oleh Pythagoras (c. 570–495 SM).
“Filsafat adalah upaya spekulatif untuk menghadirkan suatu pandangan yang sistematik dan
lengkap tentang semua realitas (Angeles, 1981).”
“Filsafat adalah studi yang mendalam dan menyeluruh tentang fenomena dan pandangan
manusia secara kritis (wikipedia, 2007)”
“Studi tentang masalah-masalah yang umum dan mendasar seperti terkait dengan
eksistensi, pengetahuan, nilai-nilai, rasio, jiwa, dan bahasa. Filsafat merupakan upaya
rasional untuk memformulasikan, mengerti, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
mendasar.” (Arnel O Rivera LPU-Cavite, based on Mr. Alexander Rodis).
Jadi filsafat itu merupakan sebuah studi, pencarian, pemikiran/pandangan spekulatif tentang
fenomena
Metode-Metode Filsafat
Arti Harfiah kata "metode" berasal dari Yunani "metodos" Meta artinya menuju, melalui,
sesudah, mengikuti, dan Hodos artinya jalan, cara, atau arah. Arti luas metode adalah cara
bertindak menurut sistem atau aturan tertentu. Arti khusus; cara berfikir menurut aturan
atau sistem tertentu.
Dalam hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja yang
teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek dari bidang ilmu
tertentu. Dalam masa lampau metode ilmu pengetahuan sering kali disebut “objek formal.”
Setiap cabang ilmu pengetahuan harus menggunakan metodologi yang sesuai dengan objek
studinya. Metode menunjukkan bagaimana suatu ilmu pengetahuan dibentuk.
Filsafat memiliki metode sendiri yang tidak tunggal sesuai dengan sifat filsafat yang subjektif.
Para filsuf sejak zaman dahulu tidak memakai metode yang sama dan tunggal yang
digunakan oleh semua filsuf. Oleh sebab itu metode filsafat sangat banyak.
Para filsuf dalam perenungannya memahami atau mencari makna sesuatu pada umumnya,
menurut Louis O.Kattsoff, melakukan dua model pemikiran yaitu 1) analisis, dan/atau 2)
sintesis.
Analisis artinya adalah “perincian” yang dalam filsafat berarti perincian terhadap istilah atau
pernyataan ke dalam bagian-bagiannya sehingga dapat melakukan pemeriksaan secara
konsepsional tentang makna yang dikandungnya. Misalnya istilah “nyata” dalam “meja itu
nyata” dan “nyata” dalam pertanyaan “Apakah impian itu sesuatu yang nyata?” Apakah
makna "nyata"“dalam dua kalimat itu sama? Oleh karena itu kita diharuskan melakukan
analisis terhadap istilah “nyata” tersebut.
Sintesis adalah usaha mencari kesatuan ide dalam keragaman ide-ide. Sintesis berasal dari
Bahasa Yunani dari kata “syn” yang artinya “dengan” dan “tithenai,” yang artinya
“meletakkan.” Dengan demikian, sintesis dapat diartikan meletakkan secara bersama ide-ide
yang terpisah atau ide yang berbeda sehingga menjadi suatu kesatuan, komposisi, atau
kombinasi yang menyeluruh.
Berikut ini adalah beberapa metode filsafat menurut Anton Bakker (Metodologi Penelitian
Filsafat, 1984, 21-22).
1. Metode Maieutik Kritis: Socrates, Plato
Sokrates ( 470-399 SM ) dan ajaran-ajarannya hanya dikenal lewat berbagai karya tulis
murid-muridnya, yakni Aristophanes, Xenophon, Plato dan karya tulis murid Plato, yaitu
Aristoteles. Pemikiran-pemikiran Sokrates hampir lengkap ditemukan lewat berbagai
karya tulis Plato, teristimewa dalam dialog-dialog yang pertama, yang disebut dialog-
dialog Sokratik.
Bagi Sokrates, kebenaran objektif yang hendak digapai bukanlah semata-mata untuk
membangun suatu ilmu pengetahuan teoritis yang abstrak, tetapi justru untuk meraih
kebajikan. Bagi Sokrates, filsafat adalah upaya untuk mencapai kebajikan.
Untuk mencapai kebenaran objektif, Sokrates menggunakan suatu metode yang
dilandaskan pada suatu keyakinan bahwa pengetahuan akan kebenaran objektif itu
tersimpan dalam jiwa setiap orang sejak masa praeksistensinya. Karena itu, Sokrates
tidak pernah mengajar tentang kebenaran itu, melainkan berupaya untuk menolong
untuk mengungkapkan apa yang telah ada dan tersimpan dalam jiwa seseorang.
Sokrates merasa terpanggil utnuk melakukan tugas yang mirip ibunya (ibunya adalah
bidan), maka cara yang digunakannya pun disebutnya maieutika tekne (teknik
kebidanan), yaitu melalui dialog, merangsang seseorang untuk mengungkapkan apa
yang ada dalam benaknya (hati dan pikirannya). Metode seperti ini dalam pembelajaran
sering disebut “recalling.”
Sokrates mempraktekan teknik kebidanan itu lewat percakapan. Lewat percakapan
demikian itulah ia melihat dengan jelas adanya kebenaran-kebenaran individual yang
ternyata bersifat universal. Dengan demikian, ia telah memperkokoh dasar berpikir
induktif yang kemudian akan dikembangkan oleh para pemikir lainnya. Lewat dialog-
dialog kritis, Sokrates menggiring orang untuk menemukan kebenaran yang
sesungguhnya. Karena Sokrates selalu mengajak orang untuk bercakap-cakap, metode
yang digunakannya disebut metode dialektik.
Cabang Filsafat
Scara klasik pembagial filsafat dikategorikan dalam tiga cabang filsafat utama yaitu ontolog-
metafisika, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi adalah studi filosofis tentang “Ada” atau filsafat tentang “Ada”.
Mempelajari konsep-konsep tentang keberadaan (eksistensi), realitas, serta kategori
dasar tentang yang ada dan ketertaitannya hubungan mereka.
2. Metafisika adalah cabang filsafat yang meneliti sifat dasar realitas, termasuk
hubungan antara pikiran dan materi, antara substansi dan atribut, dan antara
potensi dan aktualitas. [2] Kata "metafisika" berasal dari dua kata Yunani yang,
secara bersama-sama, secara harfiah berarti "setelah atau di belakang atau di antara
yang alami". Istilah berasal dari “ta meta ta” dan “physika,” yaitu 'setelah fisika', 'di
belakang fisika', atau ‘beserta fisika’. Ontologi, kosmologi sering kali dianggap
sebagai bagian dari metafisika.
3. Epistemologi adalah cabang filsafat yang mengkaji tentang teori pengetahuan di
antaranya mempelajari hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan rasionalitas
keyakinan. Termasuk atau terkait dalam epistemologi adalah logika.
4. Aksiologi adalah filsafat yang mengkaji tentang tindakan manusia terkait dengan
status nilainya. Filsafat yang mengkaji status baik buruknya tindakan tersebut secara
moral di sebut Etika, sedangkan yang terkait dengan bagus/indah dan buruknya
adalah estetika.
SOAL-SOAL
1. Apakah yang disebut filsafat, sebutkan menurut salah satu definisi yang anda ketahui?
2. Jelaskan perbedaan antara filsafat, agama, dan ilmu pengetahuan!
3. Apa sajakah yang menjadi objek studi atau kajian dari filsafat, Jelaskan!
4. Apa yang dimaksud dengan metode filsafat. Jelaskan metode Maieutik Kritis dari Socrates
dan metode Analitik Bahasa dari Ludwig Wittgenstein
5. Buatlah skema tentang pembagian/cabang filsafat!
6. Apakah menjadi fokus kajian dari etika dan estetika, jelaskan!
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan epistemologi dan bagaimana hubungannya denga
filsafat ilmu pengetahuan!