PENDAHULUAN
1. Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
diikuti setiap mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas
Langlangbuana.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami secara langsung
bagaimana proses pelaksanaan proyek konstruksi jalan.
3. Memberikan wawasan lebih kepada mahasiswa tentang bagaimana
perencanaan dan pelaksanaan konstruksi jalan yang benar dengan
turut terjun langsung ke lapangan.
4. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan langsung ilmu – ilmu yang
telah di dapat dibangku perkuliahan sekaligus belajar beradaptasi di
lingkungan kerja yang sebenarnya.
OWNER
(PEMBERI TUGAS)
KONSULTAN KONSULTAN
PERENCANA PENGAWAS
KONTRAKTOR
KABUPATEN BANDUNG
d. Persiapan dilapangan.
Pelaksana harus membuat bangsal dengan bahan-bahan sederhana
seperti : lantai semen, dinding papan, triplek atau asbes dengan pintu-
pintu yang dapat dikunci dengan baik. Bangsal atau direksi keet biasanya
dilengkapi dengan fasilitas :
1. Salah satu meja direksi keet berukuran 1 x 2.5 meter
2. tujuh buah meja berukuran 0.6 x 1 meter
3. Rak tempat penyimpanan helm, rompi, dan sepatu proyek
4. Satu buah kotak P3K
5. Satu pompa air, toilet dan dapur kecil, tempat ibadah berukuran
kecil.
6. Papan tempat penempelan gambar atau pengumuman.
Pemanfaatan direksi keet ini ditentukan oleh kondisi proyek,
pembongkaran direksi keet menjadi tanggung jawab pelaksana.
e. Jadwal pelaksanaan.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan dilapangan, pelaksana wajib membuat
rencana pelaksanaan secara terperinci seperti bar chart dan networking
planning. Rencana kerja harus sudah mendapat persetujuan terlebih
dahulu selambat-lambatnya 7 hari kerja dan hasil persetujuan diserahkan
kepada pimpinan proyek. Pelaksana wajib membuat salinan rencana kerja
yang telah di syahkan rangkap dua kepada pihak perencana atau ditempel
di direksi keet. Hal ini selalu di ikuti oleh grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi kerja). Pihak perencana akan menilai prestasi kepada pihak
pelaksanan berdasarkan rencana kerja tersebut.
g. Keamanan proyek.
Pelaksana berkewajiban melaksanakan keamanan terhadap barang-
barang milik proyek, pihak perencana atau pihak ketiga yang ada di
lapangan baik terhadap pencurian atau pengrusakan barang maka
pelaksana harus membuat pagar pengaman yang terbuat dari kayu
ataupun bahan lainnya. Bila ada kehilangan atau pengrusakan barang-
barang milik proyek makan akan menjadi tanggung jawab pihak
pelaksana.
1. Kepala Proyek
4. Surveyor
Melakukan Pengukuran terhadap lokasi dan seluruh pekerjaaan
yang dilaksanakan dan koordinasi dengan teknik, pelaksana membuat
laporan perhitungan volume pada proyek dan gambar detail konstruksi.
5. Komersial
Melakukan monitoring pekerjaan lapangan dan koordinasi dengan
teknik, pelaksana, pengadaan dan keuangan, mengenai perkembangan
pengeluaran dan pemasukan pembiayaan proyek yang ada sehingga
dapat dievaluasi oleh tim untuk langkah langkah selanjutnya hingga
penyelesaian proyek.
6. Pengadaan
Koordinasi dengan komersial, teknik, pelaksana, dan keuangan
untuk mengadakan seluruh bahan material, alat untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan proyek.
7. QA dan QC
Koordinasi dengan komersial, teknik, pelaksana, dalam
memonitoring bahan material apakah sesuai dengan spesifikasi teknis
dan membuat verifikasi data-data bahan material, pengukuran dan lain
lain.
8. Pelaksana Utama
a. Mengumpulkan data pelaksanaan pekerjaan sebagai masukan
untuk pengawasan pelaksanaan pekerjaan guna menjaga
kelancaran jalannya pelaksanaan pekerjaan fisik/ konstruksi sipil.
b. Melakukan monitoring pekerjaan-pekerjaan pekerjaan fisik /
konstruksi sipil yang telah selesai dikerjakan.
14. Umum
Memenuhi segala keperluan kepegawaian baik materi maupun fisik
untuk keperluan pegawai yang bekerja di proyek.
15. Gudang
a. Memonitoring semua bahan, alat, material yang ada diproyek
agar tetap terjaga dan aman dari segala gangguan yang dapat
merusak kualitas dan kuantitas dari bahan material itu sendiri.
b. Koordinasi dengan pelaksana dan keuangan untuk verifikasi
bahan material yang ada.
Lokasi Pekerjaan
Rencana Lokasi
BaseCamp danPlan
B. Persiapan Pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pekerjaan persiapan. Pekerjaan Persiapan yangdilakukan
adalah meliputi
1. Mobilisasi
a. Pekerjaan mobilisasi yang dilakukan adalah meliputi mobilisasi
seluruh :
- Pembuatan Gudang
- Pembuatan Bengkel
4. Pekerjaan darurat
- Perkuatan Jembatan Lama
- Pemeliharaan Jalan Kerja / Samping
5. Lain – lain
- Komunikasi Lapangan Lengkap
Sebelum dilakukan pekerjaan fisik terlebih dahulu dilakukan
pengujian dan pembuatan Job Mix Formula,yang meliputi :
1. Pengujian Properties Test terhadap seluruh material alam yang
akan digunakan.
2. Pembuatan Job Mix Formula untuk :
- Beton K-125
- Beton K-175
- Beton K-300
- Beton K-350
- Agregat Kelas B
Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 25
- Asphalt Hotmix (AC-WC)
Awal
Proyek
Lokasi Lokasi
Re ca Re ca
3. Barak Kerja
Barak kerja direncanakan berada pada perkampungan yang
terletak pada sekitar lokasi pekerjaan (Kec. Ibun).
4. Base Camp dan Gudang
Base camp digunakan untuk penunjang produksi , misalnya untuk
fabrikasi besi dan produksi lainnya serta tempat penyimpanan
bahan. Lokasi Base Camp dan Gudang direncanakan berada pada
jalur arah garut (sekitar kawasan Kamojang), namun tidak terlalu
jauh dari lokasi pekerjaan.
- Bahan/material alam :
Batu belah, pasir pasang, material pilihan: Dari Garut dan
sekitar Majalaya. Agregat :Dari sekitar Bandung (Bale Endah,
Lagadar), Pasir Cor:Dari sekitar Tasik.
- Bahan/material olahan :
Beton Ready Mix:Dukungan PT.ADHI MIX Precast Indonesia
dan direncanakan akan didirikan Plant dalam Base Camp.
Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 28
- Bahan/material Fabrikan :
- Rangka Baja dan Steel Deck : Dari pabrik yang berada
pada wilayah Jabodetabek.
- Tiang Pancang Baja:Dari pabrik yang berada pada wilayah
jabodetabek atau Cilegon.
- Kawat Bronjong : Dari produk Macaferry atau Bevananda
(Jakarta).
- Besi Beton : Dari produk Krakatau Steel.
- Geotextile : Dari suplier Jakarta.
- Paku : Dari lokal pembelian toko material
1. Excavator
Dump Truck
mengangkat tanah hasil
galian untuk
ditempatkan pada
Disposal Area.
Patok profil
3. Alat Ukur
- Elevasi galian
- Panjag galian
- Kerapihan galian
- Lebar galian
- Kemiringan galian
Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan
pekerjaan selanjutnya yaitu konstruksi Pasangan Penahan
Tanah, Saluran Drainase, Agregat KelasB, serta konstruksi
Jembatan.
ILUSTRASI
Excavator menggali
sesuai dengan profil yang
telah ditentukan.Dan
memuat hasil galian ke
atas Dump Truck untuk
ditempatkan pada Dump Truck
disposal area. mengangkat tanah
hasil galian untuk
ditempatkan pada
Disposal Area.
- Excavator
- Alat Ukur
- Elevasi galian
- Panjang galian
- Lebar galian
- Lebar galian
- Kemiringan galian
- Kerapihan secara visual
Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada
tahapan pekerjaan selanjutnya yaitu Lantai Kerja Beton K-125.
Gambar 4.34.Bulldozer.
- Vibro Roller
- Elevasi Timbunan
- Lebar Timbunan
- Panjang Timbunan
- Kemiringan Timbunan
- Kerapihan secara visual
Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan
pekerjaan selanjutnya yaitu pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
Kelas B.
Pemeriksaan meliputi :
- Elevasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B
- Lebar Lapis Pondasi Agregat Kelas B
- Panjang Lapis Pondasi Agregat Kelas B
- Kemiringan Lapis Pondasi Agregat Kelas B
- Kerapihan Secara Visual
Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan
pekerjaan selanjutnya yaitu pekerjaan Lapis Bawah Beton Kurus.
a. Air Compressor
b. Asphalt sprayer
d. Paper Test
- Timbangan Terkalibrasi
- Kertas Uji
3. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Pembersihan lokasi pekerjaan dimaksudkan agar lokasi yang
akan dilapis dengan Lapis Perekat (Tack Coat) benar-benar bersih
dari debu dan partikel-partikel lepas yang dapat merusak konstruksi
5. Paper Test
Untuk menjamin bahwa distribusi Lapis Perekat dan kadar pelapisan
merata serta memenuhi takaran seperti tertera dalam spesifikasi,
dilakukan pengecekan melalui Paper Test setiap 25 meter panjang.
Bila takaran lapisan dinilai kurang maka pada bagian yang kurang
tersebut dilakukan penyemprotan ulang secara merata. Dan bila
pelapisan sudah sesuai dengan spesifikasi, maka pekerjaan dapat
dilakukan pada tahapan berikutnya yaitu overlay. Hasil pengujian
c. Dump Truck
d. Asphalt Finisher
a. Motor Grader
b. Vibro Roller
Pemeriksaan meliputi :
- Tebal Pondasi Beton Kurus
- Kerapihan Secara Visual
- Kemiringan Pondasi Beton Kurus
- Panjang Pondasi Beton Kurus
- Lebar Pondasi Beton Kurus
11. Selama beton dalam masa perawatan yaitu dalam kurun 28 hari,
beton tidak boleh dilalui oleh kendaraan dan dijaga dengan cara
memasang rambu penghalang.
Pemeriksaan meliputi :
- Tebal Perkerasan Beton Semen
- Lebar Perkerasan Beton Semen
- Panjang Perkerasan Beton Semen
- Kerapihan secara visual
- Bar Cutter
- Bar Bender
- GENSET
b. Service Crane
4. Pemancangan
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan Alat pancang
jenis Hydraulic Pile Driver.
5. Penyambungan
Bila kedalaman tiang pancang melebihi panjang tiang yang
tersedia, maka perlu dilakukan penyambungan hingga kedalaman
tiang yang dipancang mencapai kedalaman yang disyaratkan.
Penyambungan dilakukan dengan menggunakan alat las listrik. Cara
pengelasan mengikuti standar pengelasan untuk pekerjaan baja
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam spesifikasi.
6. Pemotongan
Pemotongan tiang dilakukan dengan menggunakan alat las gas
(blender). Pemotongan dilakukan secara rata dan rapi.
7. Request for Inspection
Setelah pekerjaan dinilai cukup untuk dilanjutkan pada
pekerjaan berikutnya, diajukan Request for Inspection. Pada kegiatan
ini dilakukan pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan
Pemeriksaan meliputi :
- Diameter cerucuk
- Jarak Cerucuk
- Kerapihan.
• Lepas Perancah.
• Pekerjaan Pemasangan
1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau sesuai
ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop Drawing dibuat
sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi bersama di lapangan.
- Concrete Vibrator
- Schafolding / Perancah
- Peralatan Bantu (Perkakas tukang batu).
- Concrete Pump (untuk konstruksi tinggi dan Lantai
Jembatan).
4. Beton yang digunakan berupa Beton Ready Mix K-350 yang
didatangkan dari Batching Plan sekitar lokasi pekerjaan.
5. Bekisting dipasang sesuai dengan dimensi, elevasi dan bentuk
sesuai rencana.
- Crane
- Bucket Cor
- Tremi.
- Concrete Vibrator.
4. Beton yang digunakan berupa Beton Ready Mix K-300 yang
didatangkan dari Batching Plan sekitar lokasi pekerjaan.
5. Tiang Pancang telah terpancang sesuai dengan
kemiringan/ketegakan sesuai rencana dan telah diuji (PDA Test
(secara sampling)).
6. Pembesian untuk isiantiang telah terpasang dan telah dilakukan
inspeksi.
Pemeriksaan meliputi :
- Pemenuhan Isian Beton Ke dalam Tiang Pancang
- Kekasaran Permukaan agar dapat merekat dengan beton berikutanya
(beton abutment/pilar)
- Kebersihan terhadap ceceran beton.
Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan
pekerjaan selanjutnya.
1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau sesuai
ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop Drawing
dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi bersama di
lapangan.
2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up
data.
3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan,
peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Bahan Utama yang diperlukan :
- Semen
- Batu Belah
- Pasir Pasang
- Concrete Mixer
- Dolak (kotak takar)
- Peralatan Bantu (perkakas tukang batu).
4. Spesi mortar yang digunakan adalah campuran Semen,pasir dan air
dengan komposisi takaran sesuai Job Mix Formuka spesi (K-50).
Pencampuran dilakukan dengan menggunakan Concrete Mixer.
Pada setiap 5 m kubik pasangan diambil sample mortar yang
dicetak pada cetakan kubus ukuran 5x5x5 cm. Untuk dilakukan kuat
uji tekan. Banyaknya sample pada setiap pengambilan disesuaikkan
dengan ketentuan yang diatur dalam spesifikasi teknik.
5. Pencampuran mortar dilakukan dengan menggunakan Concrete
Mixer.
6. Pemasangan dilakukan secara manual dengan dimensi sesuai
dengan Shop Drawing.
a. Tanah digali sesuai dimensi profil yang dipasang dalam bentuk
Bouwplank
Bouwplank
Gambar 4.141. Metode Kerja Pipa Drainase, Deck Drain dan Raling.
Material berupa barang fabrikan dan siap langsung pasang.
Pemasangan dilakukan pada tempat-tempat istalasi yang telah tersedia
pada rangka jembatan. Pemasangan dilakukan secara manual oleh
tenaga kerja ahli dan berpengalaman. Semua material yang akan
dipasang terlebih dahulu diajukan dan mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan.
5.1 Kesimpulan
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Demi hasil maksimal yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Kerja
Praktek ini, disarankan kepada Mahasiswa peserta Kerja Praktek untuk bisa
mengikuti setiap tahap pekerjaan yang ada di project tersebut, serta mampu
menjalin komunikasi dan hubungan kerja di lokasi project dengan semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan project tersebut (konsultan dan
kontraktor). Karena realisasinya dilapangan / lokasi project terdapat banyak
hal yang tidak diajarkan dalam perkuliahan, juga terdapat permasalahan-
permasalahan kompleks yang umumnya berbeda antara satu project dengan
project lainnya, dimana hal-hal tersebut dapat dipelajari dari para pelaksana
yang telah berpengalaman dalam bidangnya tersebut.