Konsep Dan Proses Manajemen Keperawatan
Konsep Dan Proses Manajemen Keperawatan
Oleh :
Kelas 3.3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Dan Proses Manajemen Keperawatan” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa kesulitan yang penulis
temukan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis,
yang menyangkut masalah saluran pencernaan manusia. Untuk itu, pada
kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat
berguna untuk memberikan kontribusi dalam mata kuliah manajemen
keperawatan. Disamping itu penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat.
Oleh karena itu Pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas
utama dalam pengembangan ke masa depan.
Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan
berubah sesuai tuntutan masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang
professional.Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat
saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan,
praktek keperawatan , ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan
terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh
masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistim
pelayanan kesehataan.
Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif
seperti makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan/keperawatan yang
diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga
kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.Oleh karena
alasan-alasan di atas maka Pelayanan keperawatan harus dikelola secara
profesional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami
bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu
sendiri.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka
kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan
4
organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari
masing-masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan
membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari
Manajemen Keperawatan itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah definisi manajemen keperawatan ?
2. Bagaimanakah prinsip – prinsip umum manajemen keperawatan?
3. Bagaimanakah peran manajemen keperawatan (operasional)?
4. Bagaimanakah proses manajemen keperawatan?
5. Bagaimanakah komponen sistem manajemen keperawatan?
6. Bagaimanakah lingkup manajemen keperawatan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Definisi Manajemen Keperawatan.
2. Untuk mengetahui prinsip – prinsip umum manajemen keperawatan.
3. Untuk mengetahui peran manajemen keperawatan (operasional).
4. Untuk mengetahui proses manajemen keperawatan.
5. Untuk mengetahui komponen sistem manajemen keperawatan.
6. Untuk mengetahui lingkup manajemen keperawatan?
D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoretis
Penulisan makalah ini dapat menambah kajian pustaka mengenai
konsep dan proses manajemen keperawatan.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal bagi mahasiswa
keperawatan atau tenaga kesehatan (perawat) yang nantinya dapat
dipraktikan di lingkungan masyarakat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. PRINSIP – PRINSIP UMUM MANAJEMEN KEPERAWATAN
Prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari:
1. Division of working (pembagian pekerjaan)
2. Authority and responsibility (kewenangan dan tanggungjawab)
3. Dicipline (disiplin)
4. Unity of command (kesaatuan komando)
5. Unity of direction (Kesatuan arah)
6. Subordination of individual to generate interent (kepentingan individu
tunduk padakepentingan umum)
7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
8. Decentralization (desentralisasi)
9. Scala of hierarchy (jenjang hirarki)
10. Order (keterlibatan)
11. Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai)
12. Equity (keadilan)
13. Inisiative (inisiatif)
14. Esprit de corps (Kesetiawakawanan korps).
Seperti juga prinsip-prinsip manajemen secara umum, prinsip-prinsip
yang mendasari manajemen keperawatan adalah:
1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan,
karena melalui fungsi perencanaan pimpinan/ pengelola keperawatan
dapat menurunkan risikoterhadap pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang tidak efektif dantidak efisien
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer/ pengelola keperawatan yang menghargai waktu
akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuaidengan waktu dan perencanaan yang
telah ditentukan sebelumnya
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatankeperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat
diberbagai tingkatmanajerial.
7
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatianmanajer/ pengelola keperawatan dengan mempertimbangkan
apa yang pasien lihat, pikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien
merupakan point utama dari tujuankeperawatan
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuaidengan kebutuhan organisasi pelayanan untuk
mencapai tujuan
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputiproses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana
7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kinerja yang baik
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara
pegawai
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
persiapan perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajer keperawatan untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan
standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan yang ditemukan.
8
a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi,
pemimpin harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti
menyambut tamu penting, menghadiri pernikahan anak buahnya,
atau menjamu makan siang pelanggan atau kolega. Kegiatan yang
terkait dengan peran interpersonal sering bersifat rutin, tanpa
adanya komunikasi ataupun keputusan penting. Meskipun
demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi
organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.
b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang
dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait
dengan itu berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung
dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara
langsung antara lain menyangkut rekrutmen dan training bagi
stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak langsung antara lain
seorang pemimpin harus memberi motivasi dan mendorong anak
buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya
dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang pemimpin
kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang
menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.
9
dengan anak buahnya; sementara dengan atasannya justru kecil.
Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak tersebut
biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya, peran
sebagai penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi
pengembangan sitem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat
informal, privat, verbal, tetapi efektif.
10
kadang harus meneruskan informasi dari anak buah yang satu
kepada yang lainnya.
c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)
Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk
menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit
organisasinya.
3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)
Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi
merupakan masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai
otoritas formalnya, hanya pemimpinlah yang dapat menetapkan
komitmen organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai pusat syaraf
organisasi, hanya dia yang memiliki informasi yang benar dan
menyeluruh yang bisa dipakai untuk memutuskan strategi
organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai pengambil
keputusan terdapat empat peran pemimpin, yaitu:
a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)
Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu
memperbaiki kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan di mana organisasi tersebut eksis. Dalam perannya
sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide
baru dan berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi
perkembangan organisasi yang dipimpinnya.
11
situasi lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan timbul
bukan saja karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga
situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin
yang baik tidak mungkin mengantisipasi semua konsekuensi dari
setiap tindakannya.
12
berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu
sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output,
kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi,
personel, peralatan dan fasilitas.
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari
tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses manajemen
diperlukan keterampilan teknik,keterampilan hubungan antar manusia,dan
keterampilan konseptual.
Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan
termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja
perawat, prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik
berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat..
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan
administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perencanaan dan
pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
13
INPUT
Informasi
Personal
Peralatan
Fasilitas
PROSES
Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana]
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan,
organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
OUTPUT
Askep (Asuhan Keperawatan)
Pengembangan staf sampai dengan riset
KONTROL
Budged
Prosedur
Evaluasi Kinerja
Akreditasi
14
5. Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan
15
1. Kemampuan menerapkan pengetahuan
2. Ketrampilan kepemimpinan
3. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
c. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan
yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
16
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen
umum yng memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi
secara efektif.Empat elemen besar dari teori manajemen adalah
perencanaan,pengorganisasian,mengarahkan atau memimpin,dan
mengendalikan atau pengevaluasian seluruh aktivitas
manajemen,kognitif,afektif,dan psikomotor berada dalam satu atau lebih
dari fungsi-fungsi utsms yang bergerak secara simultan.
Kepercayaan utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa
fokusnya pada perilaku manusia.Manajer perawat terdidik dalam
pengetahuan dan keterampilan tentang perilsku manusia mengelola
perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktifitas pada pelayanan perawatan
pasien.
B. SARAN
Sebagai calon perawat hendaklah menerapkan atau mengaplikasikan
manajemen keperawatan dengan efektif dalam setiap melakukan proses
keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa dilakukan
secara optimal. Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam
satu tim bisa berpatisipasi secara aktif.
17
DAFTAR PUSTAKA
Kontoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta:
Nuha
Medika.
18