Abstrack
This study focuses on the pros and cons of early marriage when viewed from the perspective
of Islamic law. The purpose of this study is to find out more about the causes and impacts of
early marriage when viewed from the perspective of Islamic law. This study uses a qualitative
research method with a case study approach and literature review. Data collection
techniques were carried out by interviews and literature studies. The results show that in
Islam underage marriage is allowed if it is physically and mentally ready. The causes of this
early marriage are pregnancy outside marriage / promiscuity, environmental factors,
parent / family factors, educational factors, economic factors and individual factors. And
there are positive and negative impacts of this early marriage.
Keywords: Early Marriage, Islamic Law, Factors, Impact
Abstrak
Penelitian ini berfokus kepada pro kontra pernikahan dini bila ditinjau dari perspektif hukum
islam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana
penyebab maupun dampak dari pernikahan dini ini bila ditinjau dari perspektif hukum islam.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan
kajian pustaka. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi literatur.
Hasil menunjukan bahwa di dalam islam pernikahan di bawah umur diperbolehkan apabila
sudah siap secara lahir batin. Adapun penyebab dari pernikahan dini ini yaitu Kehamilan di
luar Nikah/Pergaulan bebas, Faktor lingkungan, Faktor orang tua/keluarga, Faktor
pendidikan, Faktor ekonomi dan Faktor individu. Serta terdapat dampak positif maupun
negatif dari pernikahan dini ini.
Kata Kunci: Pernikahan Dini, Hukum Islam, Faktor, Dampak
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang khususnya pada masa pandemi ini fenomena pernikahan di usia
muda atau biasa disebut dengan pernikahan dini kembali mencuat. Sebenarnya permasalahan
mengenai pernikahan dini bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. Indonesia menjadi
Negara kedua di Asia Tenggara setelah kamboja dan urutan ke 8 di dunia yang memiliki
angka perkawinan anak tertinggi. Sepanjang tahun 2019-2020 angka pernikahan dini
memang menurun sebanyak 0,6% tapi masih jauh dari target penurunan hingga 8,74% pada
2024 (Kementrian PPPA, 2021).
Di masa pandemi ini angka perkawinan anak agaknya semakin meningkat. Menurut
Kemen PPN/Bappenas, sekitar 400-500 anak perempuan usia 10-17 tahun berisiko menikah
di usia muda akibat pandemi. Dalam Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan
menganut prinsip bahwa calon suami dan isteri harus telah masak jiwa raganya untuk dapat
melangsungkan pernikahan, agar dapat mewujudkan tujuan pernikahan secara baik tanpa
berakhir pada perceraian dan mendapatkan keturunan yang baik dan sehat, untuk itu harus
dicegah adanya perkawinan antara calon suami dan isteri yang masih dibawah umur.
Meninjau dalam perspektif agama Islam secara tegas tidak terdapat kaidah-kaidah yang
sifatnya menentukan batas usia perkawinan, berdasarkan hukum Islam pada dasarnya semua
tingkatan usia dapat melakukan ikatan perkawinan. Namun dalam Kompilasi Hukum Islam
(KHI), ketentuan batas usia dalam perkawinan disebutkan dalam pasal 15 ayat (1) yaitu setiap
orang yang akan melaksanakan perkawinan yaitu dengan usia 19 tahun bagi laki-laki dan 16
tahun bagi perempuan.
Namun permasalahan batasan usia pernikahan ini baik dalam Islam maupun dalam
UU No. 1 tahun 1974 masih jadi persoalan yang belum dapat diselesaikan, belum
lama ini masyarakat Indonesia terusik dengan perbuatan sensasional Syekh Pudji, seorang
pimpinan pondok pesantren di Semarang, Jawa Tengah, yang menikahi seorang gadis di
bawah umur. Gadis tersebut baru duduk di kelas satu sekolah menengah pertama, dan usianya
kurang dari 12 tahun. Alasan yang dikemukakan untuk melegalkan perkawinan kepada anak
usia dini sangat normatif, dan berputar-putar di situ saja, yakni bahwa Nabi Muhammad
SAW saja menikahi Aisyah RA ketika putri Abu Bakar yang masih berusia 6 tahun. Jadi, apa
yang salah dengan pernikahan dengan gadis di usia dini itu?
Maraknya penyebab pernikahan dini di Indonesia ini menjadi persoalan yang harus
segera diatasi di Indonesia. Sehingga pro dan kontra dalam pernikahan usia dini dapat
diminimalisir. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai bagaimana penyebab maupun dampak dari pernikahan dini ini bila ditinjau dari
perspektif hukum islam.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang
digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti
sehingga memudahkan mendapatkan data yang objektif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian secara bolistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa
pada suatu konteks, khususnya yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.(Moleong, 6:2006). Pendekatan yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan
studi kasus dan studi literatur. Adapun data penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara
secara tatap muka dan
penggalian data-data lainnya dari berbagai sumber literatur yang relevan dengan penelitian.
DATA PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai tiga orang narasumber yang merupakan
kriteria informan yang tepat untuk melengkapi data peneliti ini.
2. Biasanya faktor apa yang Faktor utama dari kebanyakan pernikahan dini pada zaman sekarang
menyebabkan terjadinya pernikahan
yaitu karena maraknya pergaulan bebas, remaja-remaja yang tidak
dini tersebut?
sekolah.
3. Adakah solusi yang ditwarkan dari Biasanya melalui tokoh-tokoh agama ada penyeluhan atau sebagai
pemerintah setempat agar
penyuluh agama
pernikahan
dini ini dapat dicegah?
4. Apa saja dampak yang timbul dari Banyak ibu yang sedang mengandung dikarenakan tubuh yang belum
pernikahan dini tersebut?
siap banyak yang meninggal ketika sedang melahirkan ana.knya
5. Seperti kita ketahui bahwa sudah ada Minimal usia 19 Tahun
peraturan usia minimal menikah bagi
pria maupun wanita, jikalau seperti
itu mengapa masih ada yang
menikah
di bawah usia yang telah ditetapkan?
6. Bagi mereka yang melaksanakan Tidak, karena yang menikah muda harus ada surat izin dahulu dari
pernikahan di bawah umur, apakah
pengadilan agama
dalam hal administrasinya disamakan
dengan orang yang akan menikah di
usia yang sudah cukup?
7. Dan apakah benar bahwa pernikahan Bisa dibilang iya dan juga bisa dibilang tidak. Karena penyebab
dini salah satu hal yang memicu
banyaknya pasangan yang bercerai itu dari pola pikirnya yang belum
rentannya perceraian dalam
siap, tidak hanya remaja saja kadang orang dewasa pun sama. Jadi pola
pernikahan?
pikir yang dewasa tidak bisa ditentukan dari umur.
8. Jikalau ada kesempatan bagi KUA Melakukan penyuluhan kepada orang tua dan juga remaja akan dampak
hal apa saja yang akan atau
dari pernikahan dini yang banyak menjurus ke arah negatif.
dilakukan agar pernikahan dini ini
Dikarenakan banyak faktor.
tidak terjadi
atau dapat diatasi?
Dari hasil wawancara diatas diperoleh data bahwa penyebab pernikahan dini yang
paling banyak ialah karena adanya pergaulan bebas. Dampak dari pernikahan dini yang
paling sering terjadi ialah banyaknya terjadi kematian karena komplikasi kehamilan dari si
anak yang belum siap secara biologi. Di negara batasan usia seseorang yang ingin menikah
yaitu 19 tahun, bila dibawah itu pernikahan akan dianggap sah di negara bila ada surat izin
dari pengadilan agama yang diperoleh melalui sidang.
Dari hasil wawancara di atas diperoleh data bahwa pernikahan dini bukanlah salah
satu hal yang harus dikhawatirkan, Menurutnya Pernikahan merupakan salah satu ibadah
dalam islam yang harus disegerakan, pernikahan juga dapat menyempurnakan sebagian dari
agama kita, ibadah yang paling panjang salah satunya ialah pernikahan, dengan demikian
dapat menjauhi dari perbuatan zina. Adapun penyebab pernikahan dini yang dilakukan oleh
narasumber yaitu karena alasan pribadi. Dampak dari pernikahan dini yang dirasakan oleh
narasumber yaitu dapat dijauhkan dari perbuatan zina, tetapi karena pemikiran yang masih
belum dewasa juga menyebabkan sering terjadinya cekcok di dalam rumah tangga.
Dari hasil wawancara di atas diperoleh data bahwa salah satu alasan atau penyebab
utama dari adanya pernikahan dini yaitu karena faktor ekonomi dan juga keluarga.
Menurutnya bila dengan melakukan pernikahan dini ini ia dapat membantu utang
keluarganya, beliau akan melakukannya dan semoga dapat menjadi nilai pahala bagi beliau.
Adapun setelah melihat hasil wawancara dari beberapa narasumber diatas dapat kita
simpulkan mengenai penyebab serta dampak dari pernikahan di bawah umur ini.
1. Penyebab Pernikahan Dini
Dalam setiap permasalahan yang terjadi pasti akan selalu ada penyebab dari
munculnya permasalahan itu. Adapun hasil dari penelitian yang sudah dilakukan melalui
hasil dari wawancara dan juga studi literatur, penyebab dari adanya pernikahan dini yaitu:
1. Kehamilan di luar Nikah/Pergaulan bebas
2. Faktor lingkungan
3. Faktor orang tua/keluarga
4. Faktor pendidikan
5. Faktor ekonomi
6. Faktor individu
2. Dampak Pernikahan Dini
1. Dampak Positif
Dampak positif dari pernikahan dini baik ditinjau dari segi agama adalah menghindari
terjadinya zina, terhindar dari seks bebas karena kebutuhan sexual terpenuhi.
2. Dampak Negatif
Bila ditinjau dari sisi psikologis, kematangan psikologis yang belum tercapai sehingga
berpengaruh terhadap pola asuh anak. Selanjutnya ditinjau dari segi sosial, dengan
perkawinan mengurangi kebebasan pengembangan diri. Selanjutnya bila ditinjau dari
segi kesehatan pernikahan usia muda meningkatkan angka kematian bayi dan juga
ibu, risiko komplikasi kehamilan persalinan dan nifas. Selanjutnya pada kondisi
ekonomi dan kesiapan mental pada saat setelah menikah. Banyaknya anak muda yang
melakukan pernikahan dini belum mempunyai mental yang siap yang menyebabkan
perceraian karena kondisi emosi yang belum matang di usianya yang terbilang masih
labil.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pernikahan dini memiliki banyak
pro kontra dikalangan masyarakat maupun agama. Di dalam agama islam sebenarnya
pernikahan dini diperbolehkan bila seseorang tersebut sudah siap. Dengan mengikuti pada
hukum asalnya, maka pernikahan dini hukumnya boleh untuk kemaslahatan. Karenanya tidak
ada alasan untuk menunda-nunda pernikahan selama kita yakin melangkah dengan iringan
niat yang tulus melaksanakan syariat Islam.
Adapun dari hasil penelitian faktor penyebab terjadinya pernikahan dini yaitu
Kehamilan di luar Nikah/Pergaulan bebas, Faktor lingkungan, Faktor orang tua/keluarga,
Faktor pendidikan, Faktor ekonomi dan Faktor individu. Adapun dampak dari pernikahan
dini yaitu terdapat dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari pernikahan dini yaitu
menjauhi zina serta dampak negatif dari pernikahan dini yaitu kondisi mental yang belum
siap, kondisi psikologis untuk megurus anak yang belum siap, kondisi ekonomi yang belum
siap, kondisi kesehatan perempuan yang belum siap serta keadaan sosial setelah menikah.
Pernikahan dini tidak akan menjadi perintang seseorang untuk berkreasi, melanjutkan
studi, bersosialisasi, bahkan meniti karir yang lebih tinggi. Selama segala persyaratan di atas
dipenuhi, pernikahan dini bukan menjadi batu terjal yang menghalangi kita dalam meniti
studi menata asa, merenda kasih sayang, menuai bahagia. Wallahu a’lam.bi al-shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Achrory dan Iriani, S. (2018). Fenomena Pernikahan Dini dalam Perspektif Islam (Studi
Kasus di Desa Kalikuning). Jurnal Penelitian Keislaman. 14(2). Hal 153-161.
Andina, E. (2021). Meningkatnya Angka Perkawinan Anak Saat Pandemi Covid-19. Info
Singkat (Kajian singkat terhadap isu aktual dan strategis). 13(4). Hal 13-18.
Kompilasi Hukum Islam Pasal 15 ayat (1)
Moleong, L. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rifiani, D. (2011). Pernikahan Dini dalam Perspektif Hukum Islam. I de Jure, Jurnal Syariah
dan Hukum. 3(2). Hal 125-134.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
UNICEF Indonesia, BPS, PUSKAPA UI, & Kementrian PPN/Bappenas 2020b. Perkawinan
Anak Fact Shet. Unicef Indonesia,
https://unicef.org/indonesia/id/laporan/perkawinan-anak-di-indonesia diakses
3 Maret 2022.
Yanti, dkk. (2018). Analisis Faktor Penyebab dan Dampak Pernikahan Dini di Kecamatan
Kandis Kabupaten Siak. Jurnal Ibu dan Anak. 6(2). Hal 96-103.