Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN : 2621-5152

ISSN : 2477-0604
Volume 5 No. 2 2019 | 37-43

PENGARUH AMBULASI DINI TERHADAP WAKTU FLATUS PADA PASIEN


POST SC DENGAN SPINAL ANASTESI DI RUANG NIFAS
RSUD DR. R. SOEDJONO SELONG

Nurul Ilmi1, Robiatul Adawiyah2), Dian Nirmala Sari3)


1,2,3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram,
Jl. Swakarsa III No. 10 Kekalik-Mataram, Nusa Tenggara Barat
Email: nurulilmisukses@gmail.com

ABSTRAK

Sectio caesarea (SC) merupakan prosedur operatif yang dilakukan di bawah


anestesia sehingga janin, plasenta dan ketuban dilahirkan melalui insisi dinding
abdomen dan uterus. Anestesi spinal dipilih untuk SC karena relatif lebih aman bagi
janin. Masalah yang sering dialami pasien post SC adalah distensi abdomen akibat
akumulasi gas karena menurunnya peristaltik usus. Mobilisasi dini merupakan tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan untuk mempercepat waktu flatus pasien sehingga
akan mengurangi akumulasi gas dalam organ intestinal. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu flatus pada pasien post
sectio caesarea dengan anestesi spinal di RSUD DR.R. Soedjono Selong. Penelitian ini
menggunakan pre-experimental design dengan menggunakan metode one shot case
study. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah responden sebanyak
27 pasien. Pengumpulan data melalui dokumentasi dan observasi dengan pengisian
checklist waktu flatus. Data yang diperoleh dianalisa dengan uji One Sampel Test
dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan 25 orang (92,6%)
flatus dalam waktu kurang dari 24 jam dan 2 orang (7,4%) flatus antara 24- 48 jam dan
tidak ada responden yang flatus dalam waktu lebih dari 48 jam (0%). Dari hasil uji One
Sampel Test didapatkan nilai p value=0,161 (>0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha
diterima yang berarti ada pengaruh ambulasi dini terhadap waktu flatus pada pasien post
operasi sectio caesaria di ruang nifas RSUD Dr. R. Soedjono Selong. Ambulasi dini
dapat mempercepat pengembalian fungsi gastrointestinal dan waktu flatus. Karena itu
perlu pemberian ambulasi dini pada pasien post SC dengan anestesi spinal untuk
mencegah terjadinya distensi abdomen.

Kata kunci : Ambulasi dini, waktu flatus, post SC, anestesi spinal

THE INFLUENCE OF EARLY AMBULATION TO FLATUS TIME IN POST


SECTIO CAESAREA PATIENT WITH SPINAL ANESTHESIA IN POST PARTUM
ROOM OF RSUD DR. R. SOEDJONO SELONG

ABSTRACT

Sectio caesarea (SC) is an operative procedure performed under anesthesia so the


fetus, placenta and amniotic born through an incision in the abdominal wall and uterus.
Spinal anesthesia was chosen for the Sectio Caesarea relatively safe for the fetus. The
problem that is often experienced by post Sectio Caesarea patients is distended
abdomen due to accumulation of gas due to the decrease intestinal peristalsis. Early
mobilization is nursing implementation that can be done to speed up the flatus time of
patients that will reduce the accumulation of gas in the intestinal organs. The purpose
NURUL ILMI 38
ROBIATUL ADAWIYAH
DIAN NIRMALA SARI

of this study was to determine the effect of early mobilization against flatus time in post
sectio caesarea patients with spinal anesthesia in RSUD DR.R. Soedjono Selong. This
study uses a pre-experimental design using one-shot case study with purposive sampling
technique. The number of respondents are 27 patients. The collection of data through
documentation and observation by filling checklist time of flatus. The data obtained
were analyzed by One Sample T Test with a significance level of 0.05. From the results,
25 people (92.6%) flatus in less than 24 hours and 2 people (7.4%) flatus between 24 to
48 hours and no respondents who flatus in more than 48 hours (0%) , and one sample
test results obtained Test p value = 0.161 (> 0.05). It can be concluded that Ha
accepted which means early ambulation influence on the flatus time in patients with
postoperative Sectio Caesaria in post partum room of RSUD Dr. R. Soedjono Selong.
Early ambulation can accelerate the return of gastrointestinal function and time flatus.
Therefore it was important to early ambulation in patients with spinal anesthesia post
Sectio Caesaria to prevent the occurrence of abdominal distension.

Keywords : early ambulation, flatus time, post Sectio Caesarea, spinal anesthesia

A. PENDAHULUAN

Seksio sesarea merupakan pembedahan melakukan mobilisasi dini dapat sulit


pada rongga abdomen dengan buang air besar dan buang air kecil,
membukakan uterus untuk mengeluarkan distensi lambung, gangguan pernafasan
janin (Pranata, 2013). Salah satu anastesi dan gangguan kardiovaskuler
yang diberikan pada pasien dengan (Renggonowati & Machmudah 2014).
seksio sesarea adalah spinal anastesi. Pasien pasca operasi seringkali
terjadinya penurunan sistem dihadapkan pada permasalahan adanya
gastrointestinal pada pasien post SC proses peradangan akut dan nyeri yang
disebabkan karena anastesi mengakibatkan keterbatasan gerak.
mempengaruhi susunan syaraf tepi yang Akibat nyeri pasca operasi, pasien
kemudian diteruskan ke saraf tidak sadar menjadi immobil yang merupakan
(otonom) dimana aktivitas saraf otonom kontraindikasi yang dapat
dipengaruhi oleh hipotalamus. mempengaruhi kondisi pasien
Rangsangan terhadap bagian lateral dan (Rustianawati,dkk, 2012).
posterior pada hipotalamus akan Berdasarkan hasil observasi di
menurunkan kerja otot polos pada ruang nifas RSUD Dr.R.Soedjono
saluran pencernaan, sehingga peristaltik Selong ibu post SC masih mempunyai
usus menjadi lambat dan menyebabkan kekhawatiran kalau tubuh digerakkan
perut kembung dan sulit flatus pada posisi tertentu pasca operasi akan
(Ernawati, 2014). mempengaruhi luka operasi yang masih
Mobilisasi dini merupakan belum sembuh dan juga dikarenakan rasa
tindakan keperawatan yang dapat nyeri yang didapatkan pasien post SC
memulihkan peristaltik usus (Indiarti, setelah efek anastesi hilang. Hal tersebut
2010). Manfaat dari mobilisasi dini terlihat dari 40 pasien post Sectio
adalah peningkatan sirkulasi darah yang Caesarea dengan spinal anastesi terdapat
dapat menyebabkan pengurangan rasa 50% tidak segera melakukan ambulasi
nyeri, memberi nutrisi pada daerah dini di hari pertama. 60% mengalami
penyembuhan luka dan meningkatkan kembung hari pertama post SC, 40 %
status pencernaan kembali normal, mengalami mual dihari pertama post SC.
sedangkan dampak apabila tidak

nurulilmisukses@gmail.com
NURUL ILMI 39
ROBIATUL ADAWIYAH
DIAN NIRMALA SARI

pada hari ke-3 post SC 70% belum C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Buang Air Besar (BAB) .
Berdasarkan fenomena tersebut, 1. Data umum : berdasarkan hasil
peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh dokumentasi data umum
ambulasi dini terhadap waktu flatus pada responden yang terdiri dari usia,
pasien post operasi SC dengan spinal pendidikan dan pekerjaan, sebagai
anastesi di ruang nifas RSUD Dr. R. berikut :
Soedjono Selong. a) Karaktristik responden
berdasarkan usia
B. BAHAN DAN METODE Tabel 1.1 Karakteristik Usia
Reponden
Jenis penelitian yang di gunakan No Umur Jumlah persentase
pada penelitian ini adalah pre- Responden
experimental designs (Sugiyono, 2014) 1 <20 th 3 11,1%
dengan rangcangan one- shot case study. 2 20 – 35 th 21 77,8%
3 >35 th 3 11,1%
Populasi dalam penelitian ini adalah Total 27 100%
seluruh pasien post seksio sesarea Berdasarkan tabel 1.1. terlihat
dengan spinal anastesi di ruang nifas jumlah responden terbesar
RSUD Dr.R.Soedjono. sampel dalam adalah responden usia 20-35
penelitian ini adalah seluruh pasien post tahun berjumlah 21 orang
seksio sesarea dengan spinal anastesi (77,8%).
yang memenuhi criteria sampel yaitu 27
orang. Uji normalitas yang digunakan b) Karakteristik Responden
adalah uji Kolmogorov Smirnov. Data Berdasarkan Pendidikan
yang diperoleh dianalisa dengan uji One Tabel 1.2 Karakteristik Tingkat
Sampel Test dengan tingkat signifikansi Pendidikan Responden
0,05. pendidikan Jumlah Persentase
Peneliti memberikan perlakuan No Responden
ambulasi dini kepada responden 6 jam 1 SD 4 14,8%
Post SC: Istirahat tirah baring, mobilisasi 2 SMP 12 44,4%
dini yang bisa dilakukan adalah 3 SMA 10 37,0%
menggerakkan lengan, tangan, 4 Tidak Sekolah 1 3,7%
Total 27 100%
menggerakkan ujung jari kaki dan
Berdasarkan tabel 1.2 diketahui
memutar pergelangan kaki, mengangkat
jumlah responden terbanyak
tumit, menegangkan otot betis serta
adalah responden dengan
menekuk dan menggeser kaki. 6-10 jam
tingkat pendidikan SMP yaitu
Ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri
berjumlah 12 orang (44.4%)
dan kekanan. Setelah 24 jam ibu
dianjurkan untuk dapat mulai belajar
c) Karakteristik responden dalam
untuk duduk. Setelah ibu dapat duduk,
melakukan ambulasi dini
dianjurkan ibu belajar berjalandan
Table 1.3 Karakteristik
Peneliti melakukan evaluasi waktu flatus
Responden Dalam Melakukan
pasien.
Ambulasi Dini
Dalam penelitian instrumen yang No Ambulasi Jumlah Persentase
digunakan antara lain study Dini Responden
dokumentasi, lebar observasi dan 1 Efektif 25 92.6%
pedoman pelaksanaan ambulasi dini 2 Tidak efektif 2 7,4%
Total 27 100%

nurulilmisukses@gmail.com
NURUL ILMI 40
ROBIATUL ADAWIYAH
DIAN NIRMALA SARI

Berdasarkan tabel 1.3 diketahui 18 18 jam


bahwa responden yang melakukan 19 15 jam
ambulasi efektif adalah berjumlah 25 20 13 jam
orang (92,6%) dan responden yang 21 16 jam
melakukan ambulasi dini tidak efektif 22 25 jam
adalah 2 orang (7,4%). 23 16 jam
24 15 jam
2. Data Khusus 25 18 jam
Dalam analisi ini menggunakan uji 26 18 jam
One Sample T Test dengan two 27 20 jam
tailed dengan langkah-langkah
sebagai berikut: Hasil uji normalitas
a. Uji Normalitas tersebut menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil data berdistribusi normal. Hal
penelitian pada psien post SC tersebut dapat dilihat dari hasil
setelah diberikan ambulasi dini, normalitas Kolmogorov
dapat dilihat pada table di Smirnov yang menghasilkan
bawah ini: sebesar 1,186 dengan P = 0,12
Variabel Kolmogorov P Value Hasil
Smirnov (P>0,05)
Waktu 1,186 0,12 Normal Berdasarkan hasil
Flatus (P>0,05) penelitian pada psien post SC
Table 1.5 Distribusi Waktu setelah diberikan ambulasi dini
Flatus Responden dikelompokkan menjadi 3
Kriteria pengujian yang kelompok, dapat dilihat pada
digunakan, P > 0,05 maka data table di bawah ini:
tersebut berdistribusi normal.
Table 1.6 Hasil Uji Normalitas
Dengan Kolmogorov Smirnov

No. Waktu Flatus Setelah


Responden Dilakukan Ambulasi
1 18 jam
2 20 jam
3 16 jam
4 18 jam
5 15 jam
6 18 jam
7 12 jam
8 20 jam
9 26 jam
10 12 jam
11 18 jam
12 16 jam
13 18 jam
14 17 jam
15 18 jam
16 14 jam
17 17 jam

nurulilmisukses@gmail.com
NURUL ILMI 41
ROBIATUL ADAWIYAH
DIAN NIRMALA SARI

Tabel 1.7 Daftar Distribusi Waktu Flatus Dengan Interval


No. Kode Interval Waktu Flatus Jumlah Responden Persentase
1 <24 Jam 25 92,6%
2 24 – 48 Jam 2 7,4%
3 >48 Jam 0 0%
Total 27 100%

Kriteria pengujian yang digunakan adalah H0 diterima jika P>0,05 dan t hitung < ttabel. dan
H0 ditolak jika P<0,05 dan t hitung > ttabel.

Table 1.8 Uji One Sample T Test


Variabel N Value Rata-rata Sig. (2-tailed thitung ttabel status
(Mean)
Waktu 27 1 1.0741 0.161 1.442 2,056 Ho diterima
Flatus

Dari hasil uji One Sampel Test didapatkan nilai p value=0,161 (>0,05) sehingga
dapat diartikan Ha diterima yang berarti ada pengaruh ambulasi dini terhadap waktu
flatus pada pasien post operasi sectio caesaria di ruang nifas RSUD Dr. R. Soedjono
Selong.

PEMBAHASAN pada penelitian ini adalah responden


dengan tingkat pendidikan SMA
Karakteristik usia responden mempunyai waktu flatus kurang dari 24
menunjukkan bahwa umur ibu post SC jam.
terbanyak umur antara 20-35 tahun Pemberian ambulasi dini pada
adalah 21 orang (77,8%). Menurut pasien post SC dengan spinal anastesi
Widuri (2010) Terdapat perbedaan mampu mempercepat timbulnya flatus.
kemampuan mobilitas pada tingkat usia Dari hasil analisa data menunjukkan dari
yang berbeda. Seseorang anak akan seluruh sampel yang berjumlah 27
berbeda tingkat kemampuan responden, sebagian besar responden
mobilitasnya dibandingkan dengan flatus < 24 jam (92,6%), sebagian kecil
seoarang remaja dan seorang dewasa responden flatus 24-48 jam (7,6%) dan
akan berbeda kemampuannya dengan tidak ada yang flatus > 48 jam. Hal ini
seorang lansia. Menurut Notoatmodjo didukung oleh WHO (2012) yang
(2010), Tingkat pendidikan seseorang mengemukakan bahwa mobilisasi dapat
sangat besar berpengaruh terhadap meningkatkan peredaran darah dan
pengetahuan dan perilaku/tindakan. Jika mempercepat sistem tubuh kembali
tingkat pengetahuan seseorang rendah normal.
terhadap manfaat dari mobilisasi maka Ernawati (2014) mengemukakan
hal itu akan sangat mempengaruhi pada bahwa terjadinya penurunan sistem
tingkat pelaksanaanya dan gastrointestinal pada pasien post SC
mengakibatkan perut menjadi distensi disebabkan karena anastesi
dan sulit flatus. Hal ini sejalan dengan mempengaruhi susunan syaraf tepi yang
penelitian ini. Responden yang flatus kemudian diteruskan ke saraf tidak sadar
>24 jam adalah responden yang tidak (otonom) dimana aktivitas saraf otonom
pernah sekolah sedangkan responden dipengaruhi oleh hipotalamus. Penelitian
dengan tingkat pendidikan paling tinggi ini membuktikan bahwa ambulasi dini

nurulilmisukses@gmail.com
NURUL ILMI 42
ROBIATUL ADAWIYAH
DIAN NIRMALA SARI

memberikan dampak saling berlawanan waktu flatus pada pasien post SC di


dengan anestesi , sehingga pemulihan ruang nifas RSUD Dr. R. Soedjono
peristaltik usus menjadi lebih cepat. Selong, dimana pada uji one sample T
Hal ini sejalan dengan penelitian test didapatkan nilai p value lebih besar
yang dilakukan Wiyono (2008), yang dari nilai signifikasi dengan nilai acuan
melakukan penelitian RSUI Kustati sama dengan 1 (responden flatus <24
Surakarta menemukan bahwa Terdapat jam) dan nilai Thitung lebih kurang dari
pengaruh ambulasi dini terhadap Ttabel.
kecepatan pemulihan peristaltik usus.
Penelitian lain yang dilakukan oleh KESIMPULAN
Ambarwati (2011) menemukan bahwa
ada pengaruh mobilisasi dini dengan Dari hasil penelitian ini didapatkan
pemulihan peristaltik usus pada klien sebagian besar responden flatus <24 jam
pasca operasi laparatomi di Ruang (92,6%), dan sebagian kecil flatus 24-48
Perawatan Bedah RSU Dr. Soetomo jam (7,4%), dengan T hitung 1,442 <
Surabaya. Ttabel 2,056 dan nilai signifikasi 0,161 >
Dari hasil penelitian di atas 0,05, maka Ho diterima, berarti bahwa
mobilisasi yang baik menjamin rata-rata waktu flatus responden adalah
terjadinya kecepatan flatus. Hal ini <24 jam. Hal ini menunjukkan ada
dibuktikan responden dengan mobilasi pengaruh ambulasi dini terhadap waktu
efektif akan mampu mempercepat waktu flatus pasien.
flatus yaitu kurang dari 24 jam,
sedangkan responden yang kurang Berdasarkan hasil penelitian
efektif dalam melakukan ambulasi dini disarankan agar Mobilisasi dini tetap
dengan waktu flatus >24 jam. Hal ini diajarkan kepada ibu post SC dengan
disebabkan responden selalu mengeluh spinal anastesi hal ini dilakukan untuk
rasa nyeri yang masih dirasakan amat mempercepat pulihnya keadaan tubuh
kuat,oleh karena itu, responden merasa karena masih ada ibu takut bergerak
takut dan tidak mampu untuk melakukan setelah melahirkan serta Perlu
ambulasi dini dengan baik sesuai melakukan penelitian lanjutan dengan
prosedur yang digunakan. Hal ini sesuai melihat gambaran peristaltik usus pada
dengan pernyataan Rustianawati,dkk pasien yang dilakukan mobilisasi dini
(2012) mengemukakan bahwa pasien dengan jenis anastesi yang berbeda.
pasca operasi seringkali dihadapkan
pada permasalahan adanya proses
peradangan akut dan nyeri yang
mengakibatkan keterbatasan gerak.
Akibat nyeri pasca operasi, pasien
menjadi immobil yang merupakan
kontraindikasi yang dapat
mempengaruhi kondisi pasien. Hal ini
didukung Saryono & Widianti (2010)
mengemukakan bahwa Manfaat
mobilisasi adalah meningkatkan
peristaltik usus sedangkan imobilisasi
akan menekan motilitas usus seperti otot
pelvis dan otot abdomen yang lemah.
Pada hasil uji statistik didapatkan
ada pengaruh ambulasi dini terhadap

nurulilmisukses@gmail.com
NURUL ILMI 43
ROBIATUL ADAWIYAH
DIAN NIRMALA SARI

DAFTAR PUSTAKA terhadap Penurunan Intensitas


Nyeri pada Pasien Post Operasi
Ambarwati, T. J. (2011). Pengaruh Laparatomi di RSUD Kudus .
mobilisasi dini dengan pemulihan JIKK vol. 4, no 2, Juli 2013 : 1-
peristaltik usus pada klien pasca 8.Pdf. e-
operasi laparatomi di Ruang journal.stikesmuhkudus.ac.id.
Perawatan Bedah RSU Dr. Diakses tanggal 01 Oktober 2015
Soetomo Surabaya, Surabaya: Saryono & Widianti, A. 2010.
Fakultas Keperawatan Universitas: Kebutuhan Dasar manusia.
Airlangga Yogyakarta: Nuha Medika
Arikunto, Suharsami. 2010. Prosedur Setiawati, S. 2010. Asuhan Keperawatan
Penelitian : Suatu Pendekatan Keluarga. Jakarta : Trans Info
Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta Median
: Rineka Cipta Setyowati, Y & Supartini. 2013.
Christina, S & Kristanti, E.E. 2013. Karakteristi Ynag Mempengaruhi
Early Mobilization In Conection Mobilisasi Dini Pada Ibu Nifas
With Improved Wound Healing In Post Sectio Caesarea di Ruang
Patients Post Operation Sectio Merpati Dr. Soetomo Surabaya.
Caesaria.Pdf. stikesbaptis.ac.id. Embrio, Jurnal kebidanan, vol 11,
Diakses tanggal 3 Oktober 2015 no. Januari 2013.Pdf.
Ernawati. 2014. Pengaruh Statik digilib.unipasby.ac.id. Diakses
Kontraksi Terhadap Kecepatan tanggal 03 Oktober 2015
Kembalinya Peristaltik Usus Pada Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian
Pasien Post Sectio Caesarea(SC). Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 5 Sugiyono. 2014. Cara Mudah
No. 1 Edisi Juni 2014. Diakses Menyusun: Skripsi, Tesis dan
tanggal 01 Oktober 2015 Disertasi. Bandung: ALFABETA
Hamilton, 2010. Mobilisasi Dini. Tim Penyusun SOP.2011.Standar
Jakarta: Salemba Medika Operasional Prosedur (SOP)
Indiarti, M.T.(2010). Cesar Kenapa Managemen Postoperatif. SOP
Tidak. Yogyakart: Elmatera R.Nifas RSUD Dr.R.Soedjono
Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Selong. Tidak dipublikasikan
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Utoyo. 2014. Pengaruh Penyinaran
Rineka Cipta. Infra Merah Terhadap Waktu
Pranata, A.E. 2013. Instrumen Teknik Flatus Pada Pasien Post Sectio
Kamar Operasi. Jakarta: Mitra Caesarea Dengan Anastesi Spinal
Wacana Media di RSUD Kraton Pekalongan.
Renggonawati, A & Machmudah. 2014. Undergraduate Theses From
Pengaruh Mobilisasi Dini JTPTUNIMUS.Pdf.
Terhadap Peristalti k Usus Pasca digilibunimus.ac.id. Diakses
Operasi Sesar Dengan Anestesi Tanggal 5 Oktober 2015
Spinal di RSUD Tugurejo WHO. 2012. Pedoman Perawatan
Semarang. Jurnal Ilmu Pasien. Jakarta : EGC
Keperawatan(JIKK), vol. 1, Wibowo, A. 2014. Metodologi
no.6.Pdf. Penelitian Praktis Bidang
ejornal.stikestelogorejo.ac.id. Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers
Diakses tanggal 01 Oktober 2015 Widuri, H. 2010. Kebutuhan Dasar
Rustianawati, Y., Karyati, S., Hilmawan, Manusia. Yogyakarta: Gosyen
R. 2012. Efektivitas Ambulasi Dini Publishing

nurulilmisukses@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai