STUDI PUSTAKA
II.1 Umum
Sebagai salah satu bahan konstruksi, kayu memegang peranan cukup penting
terutama untuk bangunan sederhana atau yang bersifat sementara dan kuda – kuda
untuk atap.
vegetasi hutan. Tumbuhan yang dimaksud disini adalah pohon (tree). Pohon berbeda
dengan tanaman ( plant ). Dari tanaman tidak menghasilkan kayu. Kayu sebenarnya
adalah daging pohon. Kayu memiliki empat unsur yang esensiil yaitu :
2. Lignin. Komponen pembentuk kayu sekitar 18% – 20% dari berat kayu
Studi mengenai kayu dimulai dari sebatang pohon hidup dan dengan meneliti
Berikut akan di uraikan bagian – bagian kayu yang terlihat pada potongan
A.Kulit luar
B.Kulit Dalam
C.Kayu Gubal
D.Kayu Teras
E.Kambium
F.Hati Kayu
G.Lingkaran Tahun
H.Jari - Jari
I.Kayu Awal
J.Kayu Akhir
1. Kulit Kayu
Kulit dalam berada tepat dibalik kulit luar sebatang pohon, diluar lapisan
kayu.
Kulit luar merupakan pelindung bagi pohon yang sedang tumbuh, yang
berfungsi mencegah penguapan dari lapisan kambium dan kayu gubal. Kulit
kayu terdiri dari sel – sel berbentuk pembuluh – pembuluh dan mendapatkan
Apabila pohon tumbuh keluar , kulit luar akan pecah dan digantikan oleh
lebih banyak kulit luar yang disalurkan oleh kulit dalam. Adakalanya, dengan
pohon.
2. Kambium
mengelilingi kayu, ke arah luar membentuk kayu baru sebagai pengganti kayu lama
yang telah rusak dan ke arah dalam membentuk kayu baru. Kambium terletak
diantara kulit dalam dan kayu gubal. Dengan adanya kambium ini maka pohon
3. Kayu
Kayu Gubal merupakan bagian dari pohon yang melingkari kayu inti .
Terdiri dari sel – sel yang masih hidup. Sel – sel kayu gubal membawakan air dan
garam – garam mineral ke dahan yang selanjutnya menuju daun, untuk diubah
makanan. Kayu gubal tidak begitu berharga sebagai kayu pertukanga. Hal ini
disebabkan karena adanya zat – zat tepung didalam sel – selnya yang dapat
menyebabkan kayu tersebut mudah diserang serangga dan mudah lapuk. Tebal
lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohon antara 2 cm sampai 10 cm dan
b. Kayu Teras
Terdiri dari sel – sel yang yang sudah tua atau mati. Kayu teras ini
awalnya adalah kayu gubal yang menua sehingga tidak bisa berfungsi sebagai
penyalur cairan atau zat hara dan sebagai penyimpanan hasil fotosintesis. Pada kayu
teras dapat mengandung berbagai zat – zat ekstraksi yang memberikan warna gelap.
jenis tertentu kayu teras banyak mengandung bahan – bahan ekstraktif, yang
Hati kayu terletak dipusat lingkaran tahun. Pada mulanya, hati kayu merupakan
pohon muda yang pertama kali dibentuk oleh kambium yang kemudian menjadi
pusat dari pohon yang tumbuh selanjutnya, yang merupakan komposisi lunak dari sel
– sel yang sudah mati. Hati kayu bersifat rapuh atau lunak, sehingga tidak berguna
iklim. Pada daerah yang mempunyai perbedaan musim yang jelas pengaruh iklim
terhadap pertumbuhan dapat terlihat adanya perbedaan antara kayu yang terbentuk
pada permulaan dan pada akhir musim. Perbedaan ini menunjukkan zona – zona
berupa lingkaran yang mengelilingi sumbu batang, bagian yang renggang berwarna
terang dan yang lebih rapat berwarna gelap secara bergiliran yang kedua – duanya
terjadi pada periode satu tahun. Zona – zona yang berbentuk lingkaran ini yang
tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun dalam satu musim yang sama . Hal
ini disebut lingkaran semu . Lingkaran tahun ini dapat menunjukkan umur suatu
Jari – jari kayu adalah jaringan kayu yang dibentuk dengan susunan sel secara
radial yang berfungsi menyampaikan makanan dari kulit dalam kebagian dalam
pohon . Jari – jari teras mempunyai ukuran yang berbeda – beda pada pohon yang
berlebihan. Sementara pada pohon oak , jari – jari pohon menampakkan sebuah pola
Kayu berasal dari beberapa jenis pohon memiliki sifat yang berbeda – beda.
Bahkan, kayu dari satu jenis pohon yang sama memiliki sifat agak berbeda jika
dibandingkan ujung dengan pangkalnya. Maka dari itu, kita sebagai pengguna kayu
sedikit banyak harus mengetahui ciri – ciri dan sifat – sifat kayu. Beberapa sifat kayu
yang dimaksud meliputi sifat kayu secara umum, sifat fisis, sifat mekanis dan sifat
kimia kayu.
A. Sifat Umum
Meskipun sifat kayu antara satu pohon dengan pohon lain bahkan untuk satu
jenis pohon berbeda namun ada beberapa sifat umum yang sama dimiliki hampir
radial.
dari arah gaya terhadap serat – serat dan lingkaran tahun . Tetapi untuk
sekitarnya.
d. Kayu dapat terserang makhluk perusak kayu dan dapat terbakar apalagi
Berat jenis kayu biasanya berbanding lurus dengan kekuatan daripada kayu
atau sifat – sifat mekanisnya . Makin tinggi berat jenis suatu kayu maka makin tinggi
pula kekuatannya.
Mengingat kayu terbentuk dari sel – sel yang memiliki bermacam – macam
jenis kayu semestinya berpangkal pada keadaan kering udara, yaitu sekering –
Berat jenis didefenisikan sebagai angka berat dari satuan volume suatu
material. Berat jenis diperoleh dengan membagikan berat kepada volume benda
tersebut. Berat jenis diperoleh dengan cara menimbang suatu benda pada suatu
menentukan volume , ada beberapa cara untuk memperoleh besarnya volume suatu
benda . Cara yang umum dan mudah dilakukan adalah dengan mengukur panjang ,
Untuk kayu , sebaiknya ukuran sampel tidak kurang dari ukuran dari 7.5 cm x
5 cm x 2.5 cm, tetapi bila ukuran sampel kurang dari tersebut, maka cara yang
metode ini penggunaan pan berisi air yang diletakkan pada timbangan ayun.
Sampel lalu dimasukkan kedalam pan dan dibenamkan kedalam air . Diatur agar air
samping dan bawah pan dengan memasang jarum sebagai kaki – kaki sampel .
Seimbangkan timbangan dengan menambah pemberat pada sisi lain . Berat pemberat
Karena kayu sebagai material dengan daya serap yang tinggi, maka
diperlukan bahan lain untuk melapisi sampel sehingga air tidak ada yang masuk ke
dalam kayu. Bahan tersebut haruslah bahan yang tipis, kedap air, serta memiliki berat
yang sangat kecil. Parafin merupakan bahan yang sesuai. Sebelum sampel
dimasukkan kedalam air, terlebih dahulu sampel dimasukkan kedalam cairan parafin
parafin pada permukaan yang dihaluskan dan diratakan sehingga permukaan parafin
Berat jenis juga didefenisikan berat jenis relatif benda tersebut terhadap berat
3
jenis standard , dalam hal ini berat jenis air dalam gr / cm . Air dipakai sebagai
3
bahan standard karena berat 1 cm adalah 1 gr. Dapatlah dikatakan bahwa berat
jenis suatu benda adalah berat benda tersebut relatif terhadap berat jenis standard
yaitu air .
Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat air dan juga dapat melepaskan
air yang dikandungnya. Keadaan seperti ini tergantung pada kelembaban suhu udara
sifat – sifat fisik dan mekanis kayu. Kadar air sangat besar pengaruhnya terhadap
kekuatan kayu, terutama daya pikulnya terhadap tegangan desak sejajar arah serat
Sel – sel kayu mengandung air , yang sebagian merupakan bebas yang
mengisi dinding sel . Apabila kayu mengering , air bebas keluar dahulu dan saat air
bebas itu habis keadaannya disebut titik jenuh serat ( Fiber Saturation Point ) .
Kadar air pada saat itu kira – kira 25 % - 30 % . Apabila kayu mengering dibawah
titik jenuh serat , dinding sel menjadi semakin padat sehingga mengakibatkan serat –
seratnya menjadi kokoh dan kuat . Maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
3. Cacat kayu
Cacat Kayu dapat mempengaruhi kekuatan kayu, bahkan kayu yang cacat
tersebut tidak dapat dipegunakan ubtuk bahan konstruksi. Cacat kayu yang sering
kali terjadi adalah retak ( Cracks ), mata kayu ( Knots ), dan kemiringan serat ( slope
of grain ). Retak disebabkan karena terjadi proses penyusutan pada kayu. Pada kayu
yang tipis retak terjadi lebih besar yang dinamakan dengan belah ( Split ).
Mata kayu terbentuk dari bekas patahan cabang kayu. Pada mata kayu terjadi
serat terjadi karena tidak sesuainya sumbu batang kayu dengan sumbu pohon pada
Warna kayu bermacam – macam seperti kuning, coklat muda, coklat tua,
kehitam – hitaman, kemerahan dan lain – lain. Kadang kala warna kayu dapat dengan
mudah mengidentifikasi jenis kayu tersebut. Pada pengenalan kayu, warna kayu yang
dipakai adalah warna kayu terasnya. Warna kayu dapat berbeda karena dipengaruhi
zat ekstraktif yang dikandung kayu dan dipengaruhi oleh fakor – factor seperti
Arah serat dapat ditentukan oleh alur – alur yang tedapat pada permukaan
kayu. Jika alurnya sejajar sumbu batang maka kayu berserat lurus. Jika serat agak
menyimpang sumbu batang dikatakan serat mencong. Serat mencong dibagi lagi
menjadi serat berpadu, serat berombak, serat berpilin dan serat diagonal.
Serat dikatakan berpadu jika arah serat menyimpang berselang seling kekiri dan
kekanan secara bergantian terhadap sumbu batang. Serat berombak, arah seratnya
menggambarkan permukaan yang berbentuk ombak. Serat berpilin jika arah seratnya
membuat gambaran terpilin seolah – olah batang kayu mengelilingi sumbu. Serat
diagonal yaitu serat yamg dapat pada potongan kayu atau papan yang digergaji
sedmikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu tetapi memebentuk sudut
dengan sumbu.
Tekstur ialah ukuan relatif serat – serat kayu. Berdasarkan teksturnya, jenis
kayu digolongkan ke dalam : kayu bertekstur halus, kayu bertekstur sedang dan
bertekstur kasar.
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan
kayu. Ada yang terasa kasar, licin atau halus. Kesan raba yang berbeda – beda untuk
6. Kekerasan
Kayu– kayu yang keras termasuk kayu – kayu yang berat dan kayu yang lunak
termasuk kayu yang ringan. Cara menetapkan kekerasan kayu dengan memotog kayu
arah melintang. Kayu yang keras akan sulit dipotong dengan pisau dan hasilnya akan
memberikan kilauan pada kayu sedangkan kayu yang lunak akan mudah rusak jika
dipotong melintang.
Bau dan rasa ini sifatnya mudah hilang. Untuk mengetahui bau dan rasa harus
dilakukan sayatan kayu yang baru. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai
dengan bau yang umum dikenal. Seperti kayu Ulim bau bawang putih.
8. Nilai dekoratif
Nilai dekoratif tergantung dari warna kayunya, pola dan arah serat kayu kilap
kayunya serta sifat kayunya terhadap zat pemutih, pengisi, politur dan sebagainya.
Kayu yang memiliki dekoratif tinggi biasanya di utamakan untuk membuat perabot
rumah tangga daripada untuk keperluan arsitektur. Kayu yang memiliki nilai
sebagai akibat dari berkurangnya atau bertambahnya kadar air kayu. Pengerutan
terjadi karena dinding-dinding maupun isi sel kehilangan sebagian besar kadar
pengerutan maupun pengembangan pada berbagai jenis kayu dan arah kayu adalah
tidak sama.
dapat diabaikan)
lebih besar daripada arah radial, karena dapat ditemui bahwa di sebelah luar batang,
Pada pengeringan batang kayu glondong, keliling mengerut hampir dua kali
jari-jari yaitu sebanyak garis tengah, sehingga terjadi rengat-rengat pengeringan. Jika
pada batang yang belum dikeringkan (basah) digergaji menjadi papan atau balok
yang keluar setelah dikeringkan. Contohnya, bila suatu batang kayu mempunyai
lebar asal pada arah tangensial, pada kadar air 20 % adalah 26 cm. Setelah
dikeringkan lebarnya menjadi 24 cm, maka pengerutan kayu arah tangensial dalam
26 − 24
persen (%) adalah = x 100 % = 8.33 %
26
Sifat mekanis kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan muatan luar,
yaitu gaya – gaya luar yang cenderung untuk mengubah bentuk dan besarnya kayu.
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya – gaya yang
berusaha menarik kayu tersebut. Kekuatan tarik pada kayu adalah pada sejajar serat.
Gaya tarik ini berusaha melepas ikatan antara serat – serat kayu tersebut. Sebagai
akibat dari gaya tarik (P), maka timbullah didalam kayu tegangan – tegangan tarik,
yang harus berjumlah sama dengan gaya – gaya luar P. Bila gaya tarik ini membesar
sedemikian rupa, serat – serat kayu terlepas dan terjadilah patahan. Dalam suatu
konstruksi bangunan, hal ini tidak boleh terjadi untuk menjaga keamanan . Tegangan
tarik yang masih diizinkan dimana tidak timbul suatu perubahan atau bahaya pada
_
kayu, disebut tegangan tarik yang diizinkan dengan notasi : σ tr // ( kg / cm 2) .
Misalnya , untuk kayu dengan mutu E24 tegangan tarik yang diizinkan dalam arah
−
serat adalah 560 kg / cm
2
( σ 2
tr // = ± 560 kg / cm ) .
Serat Kayu
P P
2. Keteguhan Tekan
Keteguhan tekan / kompresi adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap
gaya – gaya tekan yang bekerja sejajar atau tegak lurus serat kayu. Gaya tekan yang
bekerja sejajar serat kayu akan menimbulkan bahaya tekuk pada kayu tersebut .
pada kayu .
Bahaya Tekuk
P P
Batang – batang yang panjang dan tipis seperti papan, bahaya kerusakan
karena menerima gaya tekan sejajar serat adalah lebih besar, jika dibandingkan
dengan gaya tekan tegak lurus serat kayu. Sebagai akibat adanya gaya tekan ini akan
menimbulkan tegangan tekan pada kayu. Tegangan tekan yang terbesar dimana tidak
menimbulkan adanya bahaya disebut tegangan tekan yang diizinkan, dengan notasi
−
σ tr ┴ ( kg / cm 2 )..
P Serat Kayu
Gambar II.5 Batang kayu yang menerima gaya tekan tegak lurus serat
Keteguhan geser adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap dua gaya –
gaya tekan yang bekerja padanya, kemampuan kayu untuk menahan gaya – gaya
yang menyebabkan bagian kayu tersebut bergeser atau tergelincir dari bagian lain di
dekatnya. Akibat gaya geser ini, maka akan timbul tegangan geser pada kayu. Dalam
hal ini dibedakan 3 macam keteguhan geser, yaitu keteguhan geser sejajar serat,
keteguhan geser tegak lurus serat dan keteguhan geser miring. Tegangan geser
terbesar yang tidak akan menimbulkan bahaya pada pergeseran serat kayu disebut
Gaya Geser
Gambar II .6 Batang kayu yang menerima gaya geser tegak lurus arah serat
τ− // ( kg /cm2 )
4. Keteguhan Lengkung ( Lentur )
Keteguhan lengkung ( lentur ) adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap
gaya – gaya yang berusaha melengkungkan kayu tersebut. Dalam hal ini dibedakan
atas keteguhan lengkung statik dan keteguhan lengkung pukul. Keteguhan lengkung
dua tumpuan atau lebih , bila menerima beban berlebihan akan melengkung /
melentur .
Tertekan
Tertarik
garis netral
Pada bagian sisi atas balok akan terjadi tegangan tekan dan pada sisi bawah
akan terjadi tegangan tarik yang besar . Akibat tegangan tarik yang melampaui batas
. 5. Keteguhan Belah
gaya yang berusaha membelah kayu . Kayu lebih mudah membelah menurut arah
sejajar serat kayu . Keadaan kayu juga mempengaruhi sifat pembelahan , misalnya
kayu yang basah lebih mudah dibelah daripada kayu yang telah kering .
Keuletan artinya kemampuan kayu menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau
tahan terhadap kejutan – kejutan atau tegangan – tegnagan yang berulang – ulang
permanen. Sedangkan kekerasan adalah ukuran kekuatan kayu dalam menahan gaya
Kayu meranti dikenal dengan banyak nama. Berbeda negara berbeda pula
dan Maluku. Meranti yang ada di pasaran ada tiga jenis. Ia dibedakan menurut
warnanya yaitu meranti merah, meranti kuning dan meranti putih yang masing –
Ciri – ciri umum dari meranti adalah tinggi pohon mencapai 40 m, panjang
batang bebas cabang mencapai 10 – 30 m, diameter bisa mencapai 200 cm, bentuk
Ciri – ciri fisik serta mekanik dari kayu meanti ini bergantung dengan
1. Meranti Merah
a. Wana kayu teras bervariasi dari hampir putih, coklat pucat, merah
sampai merah tua atau coklat tua. Kayu gubal berwarna lebih muda
dan dapat dibedakan denga jelas dari kayu teras, berwarna putih, putih
b. Tekstur kayu agak kasar sampai kasar dan merata lebih kasar dari
jenis kurang dari 6 dan meranti merah berat memiliki berat jenis lebih
dari 6.
sampai kuat.
2. Meranti Kuning
muda (dan seringkali) lebih kuning dari kayu teras, nampak jelas pada
ujung dolok karena pewarnaan oleh jamur dan damar. Warna kuning
cerah pada kayu gubal yang masih segar menjadi coklat-kuning muda,
lebih muda dari kayu teras. Kayu gubal yang telah kering biasanya
7,5 cm.
b. Tekstur kayu agak kasar dan merata, lebih halus dari meranti merah
d. Kelas kuat terletak pada III – II dan kelas awet pada kelas III – IV.
3. Meranti Putih
a. Warna kayu terasnya kayu teras berwarna hampir putih jika masih
b. Tekstur kayu agak kasar dan merata, tatapi lebih halus dari meranti
merah.
kadang-kadang bergelombang.
e. Kelas awet berada pada kelas II – IV dan kelas kut berada pada kelas
II –III.
f. Kayu meranti putih agak keras dan sukar dikerjakan serta cepat
g. Berat jenis meranti putih pada keadaan kering udara adalah rata – rata
0,50 – 0,76.
kuning dan meranti putih pada konstruksi ringan, perkakas rumah tangga, kayu lapis
dan digunakan pada industri perkapalan digunakan pada kulit dan dudukan mesin.
Untuk keperluan Tugas Akhir ini jenis meranti yang digunakan adalah meranti putih.
Istilah kekuatan atau tegangan pada bahan seperti kayu adalah kemampuan
bahan untuk mendukung beban luar atau beban yang berusaha merubah bentuk dan
ukuran bahan tersebut. Akibat beban luar yang bekerja ini menyebabkan timbulnya
gaya – gaya dalam pada bahan yang berusaha menahan perubahan ukuran dan bentuk
2
bahan. Gaya dalam ini disebut dengan tegangan yang dinyatakan dalam Pound / ft .
Perubahan ukuran atau bentuk ini dikenal sebagai deformasi atau regangan.
Jika tegangan yang bekerja kecil maka regangan atau deformasi yang terjadi juga
kecil dan jika tegangan yang bekerja besar maka deformasi yang terjadi juga besar.
Jika kemudian tegangan dihilangkan maka bahan akan kembali kebentuk semula.
Kemampuan bahan untuk kembali kebentuk semula tergantung pada besar sifat
elastisitasnya. Jika tegangan yang diberikan melebihi daya dukung serat maka serat –
Deformasi sebanding dengan besarnya beban yang bekerja sampai pada satu
titik . Titik ini adalah Limit Proporsional. Setelah melewati titik ini besarnya
deformasi akan bertambah lebih cepat dari besarnya beban yang diberikan .
Hubungan antara beban dan deformasi ditunjukkan pada gambar II.7 berikut .
Limit Proporsional
Tekanan
Beban
Limit Proporsional
Deformasi
Gambar II.8 Hubungan antara beban tekan dengan deformasi untuk tarikan dan
tekanan
Kayu memiliki beberapa tegangan, pada satu jenis tegngan nilainya besar dan
untuk jenis tegangan yang lain nilainya kecil. Sebagai contoh tegangan tekan
kayu. Biasanya kayu akan menderita kombinasi dari beberapa tegangan yang terjadi
secara bersamaan meski salah satu jenis tegangan lebih mendominasi. Kemampuan
untuk melentur bebas dan kembali kebentuk semula tergantung kepada elastisitas,
kekakuan.
kekakuan atau elastis suatu bahan. Semakin besar modulus elastisitas kayu, maka
sebelum patah. Dapat diperhatikan bahwa sifat getas ini bukan menyatakan
kelemahan. Sebagai contoh, besi tuang dan kapas adalah bahan yang getas, walaupun
Dalam mencari karakteristik kekuatan kayu ada dua cara yang dapat
Pada penelitian ada 2 (dua) jenis pengujian yang dapat dilakukan. Pengujian
dengan menggunakan sampel kecil dan pengujian kayu sebagai struktural. Pengujian
indikasi bahwa sifat-sifat kekuatan setiap jenis-jenis kayu berbeda. Karena pengujian
menunjukkan beban aktual yang mampu diterima dan faktor yang harus digunakan
untuk mendapatkan tegangan kerja yang aman. Pengujian kayu dengan bentuk
Kelemahan pada pengujian ini adalah memerlukan biaya yang besar dan
pekerjaannya sulit karena membutuhkan kayu dalam jumlah yang besar dan butuh
waktu yang lebih lama. Selain itu, faktor pemilihan bahan dalam ukuran yang besar
pengujian. Karena sifat kekuatan kayu sangat dipengaruhi oleh kandungan air,
pada bahan kering udara dengan kadar air yang diketahui dan angka-angka kekuatan
Pengujian dengan sampel kecil dari jenis-jenis kayu yang berbeda-beda kini
telah dilakukan, dan banyak batasan data yang diperoleh. Angka-angka yang
pengujian yang telah distandarkan. Angka-angka ini sendiri dapat dipakai dalam
diketahui. Sebagai contoh adalah kualitas kayu oak, kayu jati, dan kayu damar
sebagai bahan struktur. Hasil pengujian berdasarkan nilai tegangan dan regangan dari
kayu tersebut. Nilai tegangan diperoleh dari besarnya beban per luas penampang
Beban
Tegangan(σ ) =
Luas Penampang
Deformasi
Re gangan(ε ) =
Panjang Mula − Mula
Ada beberapa jenis tegangan yang dapat dialami oleh suatu material, yaitu
tekanan pada luasan tertentu yang menyebabkan timbulnya tegangan pada material
dalam menahan tekanan tersebut sampai batas keruntuhan dan diambil sebagai nilai
gaya dalam pada material yang berusaha menahan beban tarikan yang terjadi.
Tekanan Tarikan
P( tk / tr )
σ (tk / tr ) = ………………………….( 2.1 )
A
demikian juga sebaliknya. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kayu-kayu yang
berat sekali juga kuat sekali. Kekuatan, kekerasan dan sifat teknik lainnya adalah
berbanding lurus dengan berat jenisnya. Tentunya hal ini tidak terlalu sesuai, karena
Berdasarkan modulus elastis lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat acuan
lainnya dapat diambil mengikuti tabel II.1. Kuat acuan yang berbeda dengan Tabel
II.1 dapat digunakan apabila ada pembuktian secara eksperimental yang mengikuti
Tabel II.1 Nilai Kuat Acuan (MPa) Berdasarkan Atas Pemilahan Secara
Mekanis pada Kadar Air 15 %
( Berdasarkan PKKI NI - 5 2002 )
KODE Ew Fb F t // F c // Fv F c⊥
MUTU
E26 25000 66 60 46 6,6 24
E25 24000 62 58 45 6,5 23
E24 23000 59 56 45 6,4 22
E23 22000 56 53 43 6,2 21
E22 21000 54 50 41 6,1 20
E21 20000 56 47 40 5,9 19
E20 19000 47 44 39 5,8 18
E19 18000 44 42 37 5,6 17
E18 17000 42 39 35 5,4 16
E17 16000 38 36 34 5,4 15
E16 15000 35 33 33 5,2 14
E15 14000 32 31 31 5,1 13
E14 13000 30 28 30 4,9 12
E13 14000 27 25 28 4,8 11
E12 13000 23 22 27 4,6 11
E11 12000 20 19 25 4,5 10
E10 11000 18 17 24 4,3 9
yang baku. Apabila pemeriksaan visual dilakukan berdasarkan atas pengukuran berat
jenis, maka kuat acuan untuk kayu berserat lurus tanpa cacat dapat dihitung dengan
a. Kerapatan ρ pada kondisi basah (berat dan volume diukur pada kondisi basah,
tetapi kadar airnya lebih kecil dari 30 %) dihitung dengan mengikuti prosedur
f. Hitung estimasi kuat acuan, dengan modulus elastisitas lentur (Ew) = 16500
Untuk kayu dengan serat tidak lurus dan/atau mempunyai cacat kayu,
estimasi nilai modulus elastis lentur acuan pada point f harus direduksi dengan
tersebut dengan nilai rasio tahanan yang ada pada Tabel II.2 yang bergantung pada
kelas mutu kayu . Kelas mutu kayu ditetapkan dengan mengacu pada Tabel II.3.
Retak 1/5 tebal kayu 1/6 tebal kayu 1/2 tebal kayu
Pingul 1/10 tebal atau 1/6 tebal atau 1/4 tebal atau
lebar kayu lebar kayu lebar kayu
Saluran Damar 1/5 tebal kayu 2/5 tebal kayu 1/2 tebal kayu
eksudasi tidak
diperkenankan
Umum
merupakan bagian terlemah dari kayu. Kegagalan konstruksi kayu lebih sering
disebabkan karena kegagalan sambungan kayu bukan karena material kayu itu
sendiri. Kegagalan dapat berupa pecah kayu diantara dua sambungan, alat sambung
Pemasangan alat sambung sepertu baut, pasak dan gigi menyebabkan luas efektif
Pada buhul sering terdapat gaya yang sejajar serat pada satu batang tetapi tidak
dengan batang kayu yang lain. Karena kekuatan kayu yang tidak sejajar serat
lebih kecil maka kekuatan sambungan harus didasarkan pada kekuatan kayu
Jika alat sambung ditempatkan saling berdekatan pada kayu memikul geser
sejajar serat maka kemungkinan pecah kayu sangat besar karena kayu memiliki
kuat geser sejajar serat yang kecil. Oleh karena itu penempatan alat sambung
harus mengikuti aturan jarak minimal antar alat sambung agar terhindar dari
sambungan ( luas yang dapat digunakan untuk penempatan alat sambung ) akan
berkurang pula.
Dengan kata lain, sambungan yang baik adalah sambungan dengan ciri–ciri
sebagai berikut :
2. Memiliki nilai banding antara kuat dukung sambungan dengan kuat ultimit
Selain itu beberapa hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan sambungan
titk berat kelompok alat sambung harus ditempatkan pada garis kerja gaya
2. Sesaran / Slip
Sesaran yang terjadi pada sambungan kayu terbagi menjadi dua. Sesaran yang
pertama adalah sesaran awal yang terjadi akibat adanya lubang kelonggaran
kehadiran sesaran awal yang tidak sama diantara alat sambung dapat
3. Mata kayu
mempengaruhi kekuatan kayu terutama kuat tarik dan kuat tekan sejajar serat.
(menyambungkan dua batang kayu), dua irisan ( menyambungkan tiga irisan ) dan
seterusnya. Selain itu juga ada dikenal jenis sambungan takik. Menurut sifat gaya
sambung mekanik di bagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok
yang kekuatan sambungan berasal dari interaksi antar kuat lentur alat sambung
dengan kuat desak atau kuat geser kayu.. Kelompok kedua adalah kelompok alat
sambung yang kekuatan sambungannya ditentukan oleh luas bidang dukung kayu
yang disambungnya. Yang tergolong kelompok pertama adalah paku dan baut.
Sedangkan kelompok kedua adalah pasak kayu Koubler, cincin belah ( split ring ),
pelat geser, spike grid, single atau double sided toothed plate dan toothed ring.
paku dan baut. Berikut akan diuraikan dengan jelas dari kedua alat sambung tersebut.
A. Paku
1. Umum
Alat ambung paku masih sering dijumpai pada struktur atap, lantai, dinding
atau struktur rangka rumah. Paku tersedia dalam dua jenis yaitu paku bulat dan paku
ulir. Paku bulat kekuatannya lebih rendah dari paku ulir, karena koefisien gesekan
paku ulir lebih besar sehingga tahanan cabutnya lebih besar. Diameter paku
dipasaran antara 2,75mm sampai 8mm dengan panjang 40mm sampai 200mm.
Tabel II.4 Tebal Kayu yang diperkenanakan untuk beberapa ukuran Paku
Paku dipasang dengan cara dipukul. Agar terhindar dari pecahnya kayu, pemasangan
paku dapat didahului oleh lubang penuntun. Diameter lubang penuntun tidak boleh
Dimana G adalah berat jenis kayu dan D adalah diameter batang paku.
maka analisis terhadap sambungannya mengikuti aturan yang telah ditetapkan SNI-5
PKKI 2002.
Spasi dalam satu baris ( a ) pada semua arah garis kerja beban lateral
Spasi antar baris ( b ) pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap
Jarak ujung ( c ). Jarak minimum dari ujung komponen struktur kepusat alat
Jarak tepi ( jarak tepi dengan beban, d, dan jarak tepi tanpa beban, e ). Jarak
minimum dari tepi komponen struktur ke pusat alat pengencang terdekat diambil
sebesar :
Tahanan lateral acuan dari suatu sambungan yang menggunakan paku baja
satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu alat pengencang dan
dipasang tegak lurus sumbu komponen struktur, diambil sebagai nilai terkecil dari
nilai-nilai yang dihitung menggunakan semua persamaan pada Tabel II.5 dan
dikalikan dengan jumlah alat pengencang (n). Untuk sambungan yang terdiri atas
tiga komponen ( sambungan dengan dua irisan ), tahanan lateral acuan diambil
sebesar dua kali tahanan lateral acuan satu irisan yang terkecil.
Untuk sambungan dengan pelat sisi dari baja, persamaan untuk moda
kelelehan Is pada Tabel II.5 tidak berlaku, dan tahanan untuk moda tersebut dihitung
3.3 D t s Fes
Is Z =
KD
3.3 k1 D p Fem
Z = , dengan :
K D (1 + 2 Re )
IIIm
2 Fyb (1 + 2 Re ) D 2
k1 = (−1) + 2 (1 + Re ) +
3 Fem p 2
3.3 k 2 D t s Fem
Z = , dengan :
K D ( 2 + Re )
IIIs
2 (1 + Re ) 2 Fyb (1 + 2 Re ) D
2
k 2 = (−1) + + 2
Re 3 Fem t s
Catatan : Re = Fem
Fes
= 114.45 G 1.84 (N/mm²) dimana G adalah berat jenis kayu kering oven
Nilai kuat tumpu kayu untuk beberapa nilai berat jenis dapat dilihat pada
Tabel II.6. Semakin besar nilai berat jenis suatu kayu, maka semakin besar pula nilai
kuat tumpunya. Umumnya alat sambung paku digunakan pada kayu dengan berat
jenis tidak tinggi mengingat mudahnya paku untuk tekuk (buckling). Tekuk pada
paku juga disebabkan oleh tingginya nilai banding antara panjang dan diameter paku
Tabel II.6 Kuat Tumpu Paku ( Fe ) untuk Berbagai Nilai Berat Jenis Kayu
Nilai kuat lentur paku dapat diperoleh dari supplier atau distributor paku.
Pengujian kuat lentur paku dilakukan dengan metode three-point bending test seperti
pada ASTM (American Standard of Testing Materials) F1575-03. Untuk jenis paku
bulat pada umumnya, kuat lentur paku dapat dilihat pada Tabel II.7 (ASCE
(American Society of Civil Engineers), 1997). Kuat lentur paku menurun dengan
semakin meningkatnya diameter paku. Jenis paku lainnya seperti paku baja
(hardened steel nails) memiliki kuat lentur yang lebih tinggi daripada nilai di Tabel
II.8. Dimensi paku yang meliputi diameter, panjang, dan angka kelangsingan dapat
Untuk sambungan yang terdiri atas tiga komponen ( sambungan dengan dua
irisan ), tahanan lateral acuan diambil sebesar dua kali tahanan lateral acuan satu
acuan dengan faktor – faktor koreksi untuk sambungan paku. Faktor – faktor koreksi
penetrasi diabaikan.
Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor serat ujung, C eg = 0.67,
Untuk kondisi tertentu, penempatan paku pada kayu harus dilakukan secara
miring (tidak tegak lurus). Pada sambungan seperti ini, tahanan lateral acuan
4. Sambungan diafragma, C di
Faktor koreksi ini hanya berlaku untuk sambungan rangka kayu dengan plywood
seperti pada struktur diafragma atau shear wall (dinding geser). Nilai faktor
a . Umum
berlaku untuk bahan baja, yang didasarkan atas kuat leleh alat pengencang pada
penampang intinya. Faktor waktu, λ, harus diambil sama dengan 1.0 untuk tahanan
dalam serat ujung kayu. Tahanan cabut acuan batang pada sambungan dengan paku
Z w = 31.6 DG 2.5 p n f
dimana Z w dalam Newtons (N); G adalah berat jenis komponen pemegang; D adalah
diameter paku dalam mm; n f adalah jumlah alat pengencang; dan p adalah panjang
Tahanan cabut batang paku yang berulir spiral atau yang berulir cincin
dengan faktor koreksi yang berlaku pada tahanan lateral terkoreksi namun faktor
B. Baut
1. Umum
Alat sambung baut umumnya terbuat dari baja lunak ( mild steel ) dengan
kepala berbentuk hexagonal, square, dome atau flat. Diameter baut dipasaran antara
1/4" – 1,25". Pemasangan baut dilakukan dengan cara diputar dengan bantuan
Alat sambung baut digunakan pada sambungan dua irisan dengan tebal
dilengkapi cincin penutup. Alat sambung baut difungsikan untuk menahan beban
tegak lurus sumbu panjangnya. Kekuatan sambungan baut bergantung pada kuat
tumpu kayu, tegangan lentur baut dan angka kelangsingan. Ketika kelangsingan
kecil, baut menjadi sangat kaku dan distribusi tegangan terjadi secara merata.
Untuk baut jarak tepi, jarak ujung dan spasi alat pengencang yang diperlukan
Tabel II.9 Jarak tepi, jarak ujung dan persyaratan spasi sambungan baut
1. lm adalah panjang baut pada komponen utama pada suatu sambungan atau panjang
2. Diperlukan spasi yang lebih besar untuk sambungan yang menggunakan ring.
3. Spasi tegak lurus arah serat antar alat – alat pengencang terluar pada suatu
sambungan tidak boleh melebihi 127 mm, kecuali bila digunakan alat penyambung
Untuk lebih jelasnya mengenai jarak tepi, jarak ujung, spasi dsalam baris alat
pengencang dan jarak baris antar alat pengencang dapat dilihat pada gambar berikut.
(A)
SambunganVertikal
Berdasarkan PKKI NI-5 2002 tahanan acuan dari suatu sambungan yang
menggunakan alat pengencang baut satu irisan atau menyambung dua komponen
diambil sebagai nilai terkecil dari nilai-nilai yang dihitung menggunakan semua
Tabel II .10 Tahanan lateral acuan untuk satu baut untuk dengan satu irisan
MODA
TAHANAN LATERAL ( Z )
KELELEHAN
Im 0,83Dt m Fem
Z=
Kθ
Is 0,83Dt s Fe s
Z=
Kθ
IIIs 1,04k 3 Dt s Fe m
Z=
( 2 + Re ) K θ
Catatan :
Re + 2 Re (1 + Rt + Rt ) + Rt Re − Re (1 + Rt )
2 2 2 3
k1 = …………………..( 2.5 )
(1 + Re )
2 Fby (1 + 2 Re ) D 2
k 2 = (- 1 ) + 2(1 + Re ) + 2
…………………..( 2.6 )
3Fem t s
2(1 + Re ) 2 Fby (2 + Re ) D
2
k 3 = (- 1 ) + + 2
…………………..( 2.7 )
Re 3Fem t s
Tahanan lateral dua irisan pada sambungan baut berbeda dengan tahanan
lateral acuan dua irisan pada sambungan paku yang hanya mengalikan dengan dua
nilai tahanan lateral acuan satu irisan yang terkecilnya. Pada sambungan baut
tahanan lateral acuan dua irisan dihitung sesuai dengan rumus – rumus yang telah
MODA
TAHANAN LATERAL ( Z )
KELELEHAN
Im 0,83Dt m Fem
Z=
Kθ
Is 1,66 Dt s Fe s
Z=
Kθ
IIIs 2,08k 4 Dt s Fe m
Z=
( 2 + Re ) K θ
IV 2,08 D 2 2 Fem Fyb
Z =
Kθ 3(1 + Re )
Catatan :
2(1 + Re ) Fby (2 + Re ) D
2
k 4 = (- 1 ) + + 2
……………..( 2.8 )
Re 3Fem t s
t
Rt = m .....................( 2.9 )
ts
F
Re = em .....................( 2.10 )
F es
Dimana Fem dan Fes adalah kuat tumpu kayu utama dan kuat tumpu kayu samping.
Untuk sudut sejajar serat dan tegak lurus serat, nilai kuat tumpu kayu adalah Fe// =
acuan yang terkecil dengan faktor – faktor koreksi. Beberapa faktor koreksi pada
1. Faktor geometri
dimana (CΔ) dalah nilai terkecil dari faktor – faktor geometri yang dipersyaratkan
Jarak ujung. bBila jarak ujung yang diukur dari pusat alat pengencang ( a ) lebih
besar atau sama dengan ( aopt) pada tabel 14 maka CΔ = 10. Bila aopt / 2 ≤ a < aopt,
maka CΔ = a / aopt.
Spasi dalam baris alat pengencang. Bila Spasi dalam baris alat pengencang ( s )
lebih besar atau sama dengan sopt maka CΔ = 1,. Jika 3D ≤ s < sopt, maka
CΔ = s / sopt .
kurva beban dan sesaran baut, jumlah baut, spasi alat sambung dalam satu baris.
nr
1
Cg =
nf
∑a
i =1
i
Dimana :
(
m 1 − m 2 ni ) 1 + R EA
( )
ai = 2 ni ......................( 2.12 )
1 + REA m (1 + m ) − 1 + m 1 − m
ni
m = u- u 2 − 1 ......................( 2.13 )
• a i adalah jumlah alat pengencang efektif pada baris alat pengencang i yang
• n i adalah jumlah alat pengencang dengan spasi yang seragam pada baris
ke – i .
• γ adalah modulus bebab atau modulus gelincir untuk satu alat pengencang.
• S adalah spasi dalam baris alat pengencang jarak pusat kepusat antar alat
• (EA)m dan (EA)S adala kekakuan aksial kayu utama dan kayu samping.
• R EA =
(EA)min .
(EA)max
(EA)min adalah nilai yang terkecil antara (EA)m dan (EA)S
BAB III