Anda di halaman 1dari 11

Analisis Drama Seni Pertunjukan

Proposal Penelitian Sastra

Analisis Unsur instrinsik Drama Teater Suara-suara-Teater Koma

Dita Zulfia Putri

Prodi Sastra Indonesia – Fakultas Sastra

Universitas Pamulang

ditazulfia@gmail.com

ABSTRAK

Analisis unsur instrinsik drama teater Suara-suara, Teater Koma, jurnal, Fakultas Sastra
Indonesia, Universitas Pamulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
yang menjadi unsur instrinsik drama teater Suara-suara, Teater Koma, dan juga mengetahui
struktur pada drama teater tersebut. Sumber data penelitian ini adalah video pementasan
drama teater Suara-suara, Teater Koma yang peneliti tonton di Aplikasi YouTube. Metode
penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif melalui analisis menonton di
YouTube. Hasil penelitian dari drama teater Suara-suara, Teater Koma ada unsur intrinsik
berupa alur, tema, latar, tokoh dan penokohan, dan amanat. Kesimpulan dari drama teater
Suara-suara, Teater Koma yaitu, unsur instrinsik pada drama teater Suara-suara, Teater
Koma : 1) Tema dari drama teater ini yaitu “kesalahan di masa lalu”. 2) Alur dari drama teater
Suara-suara, Teater Koma alur maju, yang terdiri dari : pengenalan cerita, konflik awal,
perkembangan konflik, dan penyelesaian. 3) Latar pada drama teater ini di bagi menjadi :
latar tempat, di ruaang tamu rumah dan halaman depan rumah. Latar waktu, sore dan
malam. Latar ruang ruang tamu rumah dan halaman depan rumah. Latar suasana, gelisah,
rasa takut, rasa cemas, dan rasa senang. 4) Tokoh dan penokohan, ada tiga tokoh dalam
drama teater Suara-suara, Teater Koma yaitu ; Heru, Hamida, dan Sarinda. Penokohannya ada
protagonos, antagonis, dan tritagonis. Protagonist di perankan oleh Hamida, antagonis di
perankan oleh Heru, dan tritagonis di perankan oleh Sarinda. 5) Amanat yang terkandung
dalam drama teater Suara-suara, Teater Koma yaitu : bersikap jujur kepada pasangan,
mengakui kesalahan sendiri, tentang menghargai perempuan, dan kemauan dari diri sendiri
untuk merubah menjadi lebih baik lagi.
Kata kunci : unsur intrinsik, drama teater

A. Pendahuluan
Sastra adalah karya seni yang melibatkan pemikiran dan gaya kreatif
mempertanyakan keberadaan tertentu yang terjadi di bumi ini melalui penggunaan media
bahasa yang luar biasa. Karya sastra adalah karangan manusia yang mengacu pada nilai-nilai
kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan gambaran yang unik
tentang masalah manusia, sosial, dan intelektual, sehingga pembaca diperbolehkan
menafsirkan teks sastra menurut gagasannya sendiri.
Sastra dibagi menjadi 3 jenis, yaitu drama, puisi, dan prosa (cerpen, novel). Puisi,
cerpen, novel, dan drama merupakan jenis karya sastra, dalam menulis sebuah karya sastra
tentunya bertujuan untuk mengeluarkan karya tulis yang berupa tindakan atau gerakan sosial
yang memiliki makna.
Berbicara tentang drama teater, drama sudah di kenal oleh masyarakat. Seperti
acara di Televisi, sinetron, komedi, dan lain sebagainya. Kita sebut sebagai seni pertunjukan.
Sebenarnya drama memiliki dua dimensi karakter yaitu, genre sastra dan sebagai seni
bermain, acting dan seni pertunjekan. Hasanudin (1996:1). Pada dimensi sastra, makna drama
lebih menekankan pada naskah dialog yang dinikmati, dipahami, dan dimengerti dengan cara
membacanya. Sedangkan sebagai seni pertunjukan drama dibangun melalui unsur-unsur
pembangun karya seni pertunjukan yang didalamnya berupa; seni gerak, seni vocal, seni tari,
seni music, seni rupa, dan sebagainya.
Seni pertunjukan adalah melibatkan kegiatan individu atau kelompok disuatu tempat
dan waktu tertentu. Menurut Murgiyanto (1995) seni pertunjukan adalah suatu pertunjukan
yang memiliki nilai seni dimana pertunjukan tersebut disajikan sebagai suatu pertunjukan di
depan penonton. Drama menurut salah satu ahli yang bernama Moulton dalam (Harymawan,
1988:3) mengartikan bahwa drama adalah kehidupan yang digambarkan dengan gerakan.
Dengan demikian, drama adalah tentang menyaksikan kehidupan orang-orang yang diwakili
dalam kehidupan nyata. Pandangan lain di sampaikan oleh Hamilton dan Koning (Dewojati,
2012:8), ia mengatakan drama sebagai karya sastra yang ditulis dalam dialog dan
dimaksudkan untuk nantinya diperankan oleh actor.
Definisi drama yang diuraikan diatas tidak menunjukan bahwa rumusan tersebut
mengarah kepada konsep drama pada makna sastranya, tetapi hanya pada aspek seni
lakonnya. Meskipun drama ditulis untuk tujuan dipertunjukan, tidak berarti juga semua
drama yang ditulis oleh penulis harus dipertunjukan atau ditampilkan. Meski tidak
dipentaskan, karya sastra drama harus di pahami, di mengerti, dan di nikmati. Tentu saja
dinikmatinya dengan lebih kea rah genre sasra, bukan kepada seni lakonnya.
Dalam konteks seni pertunjukan ini berupan seni pertunjukan drama teater Suara-
suara, Teater koma. Teater drama ini menceritakan sosok sepasang suami istri yang hidup
bahagia. Sekitar tiga tahun mereka hidup bersama semua keadaan baik-baik saja, namun
sekitar tiga bulan ini sang suami yang bernama Heru ini mulai merasa aneh terhadap dirinya
sendiri. Ketika suara-suara itu sering muncul ketika ia sedang sendirian. Suara-suara itu
seperti menghantui Heru, selalu datang disaat ia tenang. Ingin berteriak, tetapi di rasa
percuma karena suara-suara itu semakin keras.
Namun sang istri Hamida tetap tenang menyikapi suaminya yang belakangan ini
bersikap aneh, tidak biasanya. Bertingkah aneh, seperti orang yang tidak waras bisa kita yang
melihat. Kemudia heru bercerita tentang keluh kesahnya terhadap Hamida, tentang
gangguan suara-suara itu dan hal yang menggangunya tiga bulan nelakangan ini. Semua isi
kepalanya ia ceritakan kepada sang istri Hamida, kemudian sang istri sangat khawatir tentang
kesehatan mental sang suami, ia ingin mengajaknya untuk memeriksa kejiwaan suaminya.
Tetapi Heru cukup yakin, ia bukan gila, tetapi ia juga tidak tahu sebenarnya dirinya ini
mengapa. Selalau datang suara-suara ancaman, ketakutan, dan hanya ia yang dapat
mendengarnya. Hamida sangat khawatir tentang keadaan Heru suaminya itu. tentang rasa
takut yang Heru sering keluhkan ke Hamida, di suatu saat Hamida menanyakan tentang masa
lalu Heru, kemungkinan saja suara-suara itu datang dari kesalahan di masa lalunya. Tentang
pernah atau tidak ia menyakiti orang, terutama perempuan.
Ketika Hamida menanyakan tentang itu, wajah Heru berubah menjadi panik. Ada
kecemasan yang terlihat raut wajahnya, tetapi Hamida tidak menyadari itu. Heru menjawab
dengan intonasi yang sedikit terbata-bata, tetapi meyakinkan Hamida bahwa dirinya tidak
melakukan kesalahan apapun di masa lalunya. Kemudia Hamida percaya dengan suaminya,
dengan perkataan dan pengakuan suaminya itu.
Lalu apakah Heru mengakui kesalahannya di masa lalu kepada Hamida? Atau
mengakui kesalahannnya dimasa lalu oleh dirinya sendiri? Disini peneliti akan mengkaji unsur-
unsurnya dan merobek tuntas bagaimana pesan yang dapat kita ambil dari drama teater
Suara-suara, Teater Koma.
Di dalam drama juga terdapat unsur instrinsiknya, kita bisa mengkaji bagaimana
struktur tersebut ada dalam drama yang kita telliti. Peneliti menemukan beberapa unsur
instrinsik dalam drama teater Suara-suara, Teater Koma. Diantara lainya, alur, tema, latar,
tokoh dan penokohan, dan amanat.
Dalam penelitian ini peneliti mengkaji apa saja yang ada dalam drama teater Suara-
suara, Teater Koma ini guna untuk mengetahui apa saja unsur-unsur instrinsik pada drama
teater Suara-suara, Teater Koma. Agar pembaca dapat mengetahu pesan yang ingin di
sampaikan pada drama teater tersebut. Dan juga mengetahui struktur dari unsur-unsur
instrinsik drama.
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis ambil yaitu metode penelitian kualitatif yaitu jenis
penelitian yang hasilnya tidak di peroleh melalui statistika dan berusaha memahami suatu
peristiwa secara keseluruhan dan memahami makna peristiwa secara keseluruhan.
Peneliti ingin mengetahui unsur intrinsic pada drama teater berjudul Suara-suara, Teater
koma.
Oleh karena itu peneliti mengumpulkan data dengan menonton drama teater
tersebut di YouTube secara berulang hingga menemukan data yang ingin dikaji. Agar
peneliti dapat memahami unsur instrinsik drama pada teater berjudul Suara-suara, Teater
koma ini di kaji dengan benar secara keseluruhannya. Mengkaji bagaimana unsur intrinsic
tersebut pada drama teater Suara-suara, Teater koma.
2. Data dan Sumber Data
Sumber data adalah segalanya yang mampu menghasilkan data atau dapat
memeberikan data arahan ke tempat. Sumber data yang di pilih berdasarkan jenis
informasi yang sesuai arah yang terkandung dalam rumusan masalah. (Sutopo, 2002:143).
Yang menjadi sumber data pada penelitian ini yaitu teater yang peneliti lihat di YouTube,
drama teater berjudul Suara-suara, Teater koma tersebut tersedia di Aplikasi itu dan
dapat di akses masyarakat. Teater koma ini memiliki chanel YouTube yang bisa kalian
akses, disana banyak sekali teater yang sangat bagus, dan memiliki pesan-pesan yang
tersirat maupun tersurat. Contohnya salah satu drama teater yang peneliti ingin kaji, yaitu
Suara-suara, Teater koma. Sumber datanya yaitu :
Judul : Suara-suara
Naskah : N. Riantiamo
Di poskan : Teater Koma
Sutradara : Budi Ros
Tahun pementasan : 28 April 2021
Sumber data : Menonton Drama Teater di Aplikasi YouTube
Link YouTube : https://youtu.be/6sLqK_JnbdU

C. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
Hasil penelitian pada drama teater yang berjudul Suara-suara, Teater koma yaitu
diperoleh memamparkan usnusr instrinsik dari drama teater Suara-suara, Teater koma.
Hasil pembahasan akan di lampirkan menjadi, alur, tema, latar, tokoh dan penokohan,
dan amanat pada drama teater Suara-suara, Teater koma.
Unsur insriksik menjadi penghubung antara satu unsur dan unsur lainnya. Unsur yang
terdapat dalam drama ada alur, tema, latar, tokoh dan penokohan, amanat, gaya bahasa
dan setting. Peneliti hanya mengambil hanya beberapa bagian dari semua unsur-unsur
drama. Pada drama teater Suara-suara, Teater koma yang di analisis yaitu, alut, tema
latar, tokoh dan penokohan, dan amanat.
2. Pembahasan
Unsur instrinsik pada drama teater yang berjudul Suara-suara, Teater koma akan
dibahas dalam bagian ini. Meliputi, alur, tema, latar, tokoh dan penokohan, dan amanat
pada drama teater Suara-suara, Teater koma.
a. Tema
Tema dalam drama teater yang berjudul Suara-suara, Teater koma ini menceritakan
tentang kesalahan di masa lalu, yaitu Heru tokoh laki-laki yang berperan sebagai suami
dari Hamida. Setelah tiga tahun menikah, rumah tangga mereka terlihat baik-baik saja.
Harmonis dan juga bahagia, menyenangkan satu sama lain. Tetapi tiga bulan belakangan
ini Heru di ganggu oleh suara-suara yang mengancam, suara-suara itu terus
menggangunya di tiga bulan belakangan ini.
Setelah cukup lama diganggu oleh suara-suaramengancam itu, hari itu Heru baru
bercerita kepada istrinya, Hamida tentang kegelisahannya kepada suara-suara yang
muncul ketika ia sedang sendirian. Heru belum pernah menceritakan kesalahannya di
masa lalu kepada istrinya, Hamida. Begitu juga pada diri Heru bahwa dia sendiri pun tidak
bisa mengaku kesalahannya di masa lalu.
Dari sekilas cerita di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tema yang ada dalam drama
teater Suara-suara, Teater koma adalah “Kesalahan di masa lalu” mengapa peneliti dapat
menyimpulkan seperti itu? karena dilihat dari aspek masalah yang membahasa tentang
kesalahan di masa lalu tokoh Heru, dan perkara suara-suara yang menghantuinya itu
menonjolkan bahwa konflik pada drama teater Suara-suara, Teater koma yaitu
“kesalahan di masa lalu”.
b. Alur
Alur yang digunakan pada drama teater Suara-suara, Teater koma ini yaitu alur maju,
walaupun ada bahasan masa lalu yang mengambarkan tokoh Heru tentang kesalahannya,
tetapi adegan yang di tampilkan merupakan adegan yang ber alur maju.
Menurut Boulton (dalam Saltoto, 2016:50) alur maju yaitu peristiwa dalam sebuah
karya sastra berurutan secara kronologis dari awal hingga akhir cerita. Tahapan alur
drama terdiri atas: eksposisi, komplikasi, klimaks, dan resolusi.
Berikut tahapan dalam drama teater Suara-suara, Teater koma
1) Pengenalan Cerita
Pengenalan cerita adalah tahapan pengenalan informasi yang berfungsi
sebagai pengantar. Pada tahap ini mulai di kenalkan cerita, latar belakang
masalah, waktu, tempat, karakter dan situasi yang akan mengarah kepada
konfliknya.
Dalam drama teater Suara-suara, Teater koma tahap pengenalannya yaitu
tokoh Heru sedang sendirian di ruang yang mengakibatkan suara-suara yang
menggangunya itu muncul. Meneriaki Heru, yang pada awalnya kita sebagai
penonton tidak tahu apa maksudnya. Dan kemdian di rumahnya ia bercerita
tentang kegelisahan kepada suara-suara yang sering ia dengar saat sendirian
kepada istrinya Hamida.
Hamida yang bingung mengapa suaminya ini mengeluh tentang suara-suara
aneh yang terus menghantuinya. Heru pun tidak tahu siapa yang mengeluarnya
suara-suara itu terus menerus. Begitu pun sang istri Hamida yang tidak
mengetahu asal muasalnya, apakah itu hanya imajinasi suaminya saja, atau bukan.
2) Konflik Awal
Pada tahap ini peristiwa-peristiwa yang menyebabkan konflik sudah terlihat.
Pada drama teater Suara-suara, Teater Koma konflik yang ada pada jalan cerita
tersebut terlihat Heru yang di ganggu oleh suara-suara yang menggangunya sekitar
tiga bulan belakangan ini dan kesasalan heru di masa lalunya yang tidak di beri tahu
kepada sang istri, Hamida. Juga tentang dirinya sendiri yang merasa selalu benar,
tidak mempunyai kesalahan I masa lalu.
Tenpak kepanikan Heru dan kegelisahannya, memperlihatkan bahwa dirinya
benar-benar terganggu oleh suara-suara itu. dan begitu pun istrinya, Hamida yang
cemas akan keadaan Heru yang mengeluh kepadanya tentang rasa takut dan
kecemasan.
3) Perkembangan Konflik
Pada tahan ini mulai lah berkembangnya konflik pada drama teater tersebut.
Tentang masa lalu Heru yang senang mempermainkan perasaan perempuan.
Yang selalu menduakan saat ia dahula punya pacar. Tetapi dari dirinya sendiri
tidak mau mengakui itu semua. Di kesendirian Heru yang sedang membaca buku,
datanglah sosok lain dari dirinya berwujud perempuan. Dia bernama Sarinda, ia
ternyata asal muasal dari suara-suara yang di dengar Heru belakangan ini.
Ternyata ia datang untuk menyadarkan heru akan kesalahan yang ia sudah
perbuatan, menyakiti hari perempuan. Mengakui kesalahan kepada dirinya sendiri
tentang masa lalunya dulu, awalnya heru tetap tidak mau mengakui. Ia selalu
menggap dirinya tidak pernah berbuat salah.
Namun setelah terus menerus di desak oleh Sarinda, akhirnya Heru pun mau
mengakui kesalahannya itu, mengakui bahsa dirinya pada saat itu memang salah.
4) Resolusi
Resolusi adalah bagian dari alur yang menjelaskan penyelesaian masalah atau
menemukan jalur ke pemecahan masalah. Bagian resolusi dari drama teater Suara-
suara, Teater koma ini adalah ketika Heru pulang kerja dan Hamidaah istrinya
memberikan hadiah bahwa , Hamida sudah hamil. Dan Heru yang mendengarnya
lantas membeku, perasaanya campur aduk, kemudian senang karena sebentar lagi
dia akan punya seorang anak dari Hamida.
c. Latar
Latar adalah satuan ruang dan waktu, seperti yang di tegaskan Semi
(1993:46), adalah tempat terjadinya peristiwa, termasuk tempat atau ruang yang
dapat diamati. Dalam drama teater Suara-suara, Teater Koma latar yang akan di kaji
yaitu :
1) Latar tempat
Latar tempat pada drama teater Suara-suara, Teater Koma ini ada dua
tempat. Yaitu pada ruang tamu rumah dan ruang tempat duduk yang Heru
membaca buku. Dalam latar tempat sudah sangat jelas bahwa Hamida dan Heru
sedang ber dialog di ruang tamu rumahnya. Dan satu lagi latar tempat yang saat
Heru bertemu dengan Sarinda (bagian lain dari dirinya), seperti di halaman rumah
depan, karena terlihat ada satu bangku dan meja untuk duduk di luar.
2) Latar Waktu
Pada latar waktu ini di drama teater Suara-suara, Teater Koma ada dua,
malam hari dan sore. Terlihat ketika Heru sedang bersantai di halaman rumahnya
dan Heru pulang kerja, pada bagian akhir pertunjukan.
3) Latar Ruang
Pada bagian latar ruang pada drama teater Suara-suara, Teater Koma
menempatkan ruang di ruang tamu rumah Heru dan Hamida. Juga halaman
rumah Heru dan Hamida.
4) Latar Suasana
Pada drama teater Suara-suara, Teater Koma ini latar zuasana yang terjadi
adalah gelisah, rasa takut, rasa cemas, dan rasa senang. Bisa kita lihat pada
bagian Heru bercerita kepada Hamida tentang gegelisahannya karena sering
mendengar suara-suara yang mengancam dirinya. Rasa cemas hamida kepada
Heru saat mendengar keluhhan Heru tentang suara-suara yang menganggu
suaminya tiga bulan belakangan ini. Rasa cemas juga di rasakan Heru karena
penyakit di saat waktu mudanya kembali datang akhir-akhir ini. Ketika Sarinda
datang, ekspresi Heru berubah jadi takut karena ia memgingatkan kisah lamanya
tentang perempuan-perempuan yang ia sakiti tetapi Heru tidak pernah mau
mengakui kesalahannya itu. kemudian rasa senang saat Hamida memberi tahu
kepada Heru Bahwa dirinya tengah hamil anak mereka. Situasi yang sangat
gembira sangat terlihat di keduanya.
d. Tokoh dan Penokohan
Di bagian tokoh dan penokohan drama teater Suara-suara, teater koma ada
tiga tokoh yang berperan penting di teater tersebut. Heru sebagai suami dari Hamida,
Hamida yang berperan sebagai istri Heru, dan juga ada Sarinda yang berperan
sebagai sisi lain Heru yang berwujud seorang Wanita.
Setelah ada tokoh, ada juga penokohan di dalam drama teater Suara-suara,
Teater Koma tersebut. Biasanya penokohan yaitu; protagonis atau tokoh yang
berperan baik pada alur cerita, antagonis sebagai tokoh pemarah yang bersifat jahat,
dan tritagonis biasanya sebagai tokoh penengah dari perkara yang muncul.
Di sini dapat kita lihat bahwa tokoh Hamida berperan sebagai protaginis,
karena dia berperan baik, sopan, dan berbicara lembut kepada Heru sang suami.
Peran antaginis dapat kita lihat kepada tokoh Heru, karena dia sudah menyakiti
perempuan-perempuan di masa lalunya dan meninggal perempuan-perempuan itu
begitu saja tanpa merasa bahwa dirinya salah. Dan peran tritagonis ada pada tokoh
Sarinda, yaitu sisi lain dari Heru yang berwujud perempuan. Karena Sarinda mampu
menyadarkan Heru untuk mengakui kesalahan yang ia perbuat dahulu, dan menjadi
penengah bagi konflik permasalahan Heru tentang suara-suara yang muncul untuk
menggangu Heru.
e. Amanat
Di setiap karya pasti menyisipkan pesan untuk para pembaca atau penikmatnya,
sebagai contoh yang dapat di lakukan di kehidupan. Pesan moral dalam drama teater
Suara-suara, Teater Koma ini sangat banyak pelajaran yang kita ambil. Berguna juga di
terapkan di kehidupan sehari-hari bagi penontonnya.
Amanat drama teater Suara-suara, Teater Koma, yaitu :
1. Bersikap jujur kepada pasangan kita, sikap jujur sangat penting di terapkan di
kehidupan. Sesakit apapun kejujuran yang ingin kamu katakana, katakana lah
kepada pasanganmu.
2. Mengakui kesalahan sendiri, kita manusia memanglah tempatnya dosa. Entah itu
di masa lalu, kesalahan yang baru kita lakukan, dan semacamnya. Mengakui
kepada diri sendiri bahwa itu salah adalah hal yang wajar, bukan ingin
merendahkan diri sendiri, tetapi sadar bahwa kesalahan itu dapat kita perbaiki di
hari kedepannya.
3. Tentang menghargai perempuan. Perempuan termasuk mahkluk yang sangat
perasa, ia mudah sayang, dan juga mudah sekali menutupi apa pun yang sedang
ia rasakan. Sebagai laki-laki hendaknya mengerti dan menghargai perempuan,
dan jangan seenaknya menyakiti dan menganggap bahwa sebenarnya
perempuan itu benar-benar tiak apa-apa.
4. Kemauan dari diri sendiri untuk merubah menjadi lebih baik lagi. Masa lalu
biarkan untuk kita jadikan pelajaran bagi kehidupan. Bila ada kemauan untuk
berubah, tidak ada salahnya mencoba perbaiki yang salah. Karena manusia
tempatnya salah dan dosa.
Itu beberapa amanat yang dapat kita ambil dari drama teater Suara-suara, Teater
Koma yang dapat kita terapkan di kehiupan kita yang menonton. Bahwa masa
lalu yang buruk bisa kita ubah menjadi masa depan yang baik, jika dari diri
sendirilah kita mau bangkit.

D. Kesimpulan
Dari kesimpulan yang penelitian yang peneliti sudah analisis pada drama teater Suara-suara,
Teater Koma ini, yaitu :
Unsur instrinsik pada drama teater Suara-suara, Teater Koma :
1. Tema dari drama teater ini yaitu “kesalahan di masa lalu”.
2. Alur dari drama teater Suara-suara, Teater Koma alur maju, yang terdiri dari : pengenalan
cerita, konflik awal, perkembangan konflik, dan penyelesaian.
3. Latar pada drama teater ini di bagi menjadi : latar tempat, di ruaang tamu rumah dan
halaman depan rumah. Latar waktu, sore dan malam. Latar ruang ruang tamu rumah dan
halaman depan rumah. Latar suasana, gelisah, rasa takut, rasa cemas, dan rasa senang.
4. Tokoh dan penokohan, ada tiga tokoh dalam drama teater Suara-suara, Teater Koma
yaitu ; Heru, Hamida, dan Sarinda. Penokohannya ada protagonos, antagonis, dan
tritagonis. Protagonist di perankan oleh Hamida, antagonis di perankan oleh Heru, dan
tritagonis di perankan oleh Sarinda.
5. Amanat yang terkandung dalam drama teater Suara-suara, Teater Koma yaitu : bersikap
jujur kepada pasangan, mengakui kesalahan sendiri, tentang menghargai perempuan,
dan kemauan dari diri sendiri untuk merubah menjadi lebih baik lagi.

Itulah beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil peneliti saat menganalisis drama teater
Suara-suara, Teater Koma

DAFTAR PUSTAKA

Koma, T. (Director). (2021). Suara-suara [Motion Picture].

Krisma Jayanti, B. D. (2021). Analisis unsur Instrinsik naskah Drama Pinangan Karya Anton Checkoc
Saduran Suyatna Anirun. Jurnal Pendidikan Seni, 92-98.

Rulita. (2017, agustus 2o). Pengertian seni pertunjukan menurut para ahli. Retrieved agustus 20, 2017,
from Pengertian seni pertunjukan menurut para ahli: http://ilmuseni.com

Anda mungkin juga menyukai