Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

RHEUMATOID ARTHRITIS
disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Koordinator: Ismafiaty, S.Kep., Ners., M.Kep.,
Dosen Pembimbing: M. Budi Santoso, S.Kep., Ners., M.Kep.,

Disusun Oleh:
Kelompok B
Ketua : Desy Permatasari (213118019)
Scriber 1 : Neng Sri Agustin (213118024)
Scriber 2 : Iqbal Sanjaya (213118022)
Anggota :
Iis Midiawati (213118017) Tasya Anggraini (213118027)
Linda Fitriani (213118018) Ditta Ayu Pratiwi (213118028)
Ayu Dini A.N (213118020) Putri Nur Insani S (213118029)
Gita Eka Fitria T (213118021) Puti Meida (213118030)
Asriyani (213118023) Euis Awang (213118031)
Frisda Auni R.N (213118025) Reyzamasie Dara P (213118032)
Sevia Mariana (213118026)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya pula laporan diskusi kelompok mengenai “Rheumatoid
Arthritis” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan “Rheumatoid Arthritis” dapat
bermanfaat untuk masyarakat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Cimahi, 2 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Batasan Masalah .......................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
D. Tujuan .......................................................................................................... 2
E. Metode Penyusunan .................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 4
A. Skenario Kasus ............................................................................................ 4
B. Pembahasan ................................................................................................. 4
1. Step 1: Klasifikasi Istilah ........................................................................ 4
2. Step 2: Identifikasi Masalah ................................................................... 5
3. Step 3: Analisa Masalah ......................................................................... 5
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 27
A. Simpulan...................................................................................................... 27
B. Saran ............................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan


struktur di sekitarnya yang terdiri lebih dari 100 jenis. Salah satu jenis dari
penyakit reumatik adalah Rheumatoid Arthritis (Nainggolan,2009).
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun progresif dengan
inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat
melibatkan organ dan sistem tubuh secara keseluruhan, yang ditandai
dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang
disertai gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur
(Mclnnes,2011).
Dalam ilmu penyakit dalam Harrison edisi 18, insidensi dan
prevalensi RA bervariasi berdasarkan lokasi geografis dan berbagai grup
etnik yang berkaitan dengan susunan genetik. Prevalensi tertinggi
dilaporkan pada masyarakat asli Amerika, Yakima, Pima, dan suku-suku
Chippewa di Amerika Utara sebesar 7%. Namun prevalensi RA di dunia
relatif konstan yaitu berkisar antara 0,5-1% (Suarjana,2009). Estimasi
prevalensi RA untuk negara dengan pendapatan rendah dan menengah
berdasarkan meta-analisis adalah di Asia Tenggara sebesar 0,4%,
Mediterania Timur sebesar 0,37%, Eropa sebesar 0,62%, dan Amerika
sebesar 1,25%. Prevalensi pada laki-laki lebih rendah yaitu 0,16%
dibandingkan wanita yaitu 0,75% dan dinyatakan signifikan secara
statistik. Sekitar 2,6 juta laki-laki dan 12,21 juta wanita menderita RA
pada tahun 2000 kemudian meningkatmenjadi 3,16 juta laki-laki dan 14,87
juta wanita yang menderita RA pada tahun 2010 (Rudan dkk, 2015).
Data epidemiologi di Indonesia tentang penyakit RA masih
terbatas. Data terakhir dari Poliklinik Reumatologi RSCM Jakarta
menunjukkan bahwa jumlah kunjungan penderita RA selama periode
Januari sampai Juni 2007 sebanyak 203 dari jumlah seluruh kunjungan
sebanyak 1.346 pasien. Nainggolan (2009) memaparkan bahwa provinsi

1
Bali memiliki prevalensi penyakit rematik di atas angka nasional yaitu
32,6%, namun tidak diperinci jenis rematik secara detail. Papua (2,3%),
sedangkan Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara
laki-laki dengan perempuan hampir sama (Kemenkes, 2013).
Walaupun penyebab RA masih belum diketahui secara pasti,
namun banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian RA.
Diantaranya adalah faktor genetik, usia lanjut, jenis kelamin perempuan,
faktor sosial ekonomi, factor hormonal, etnis, dan faktor lingkungan
seperti merokok, infeksi, faktor diet, polutan, dan urbanisasi (Tobon
etal,2009).

B. Batasan Masalah

1. Step 1: Klasifikasi Istilah


2. Step 2: Identifikasi masalah
3. Step 3: Analisa masalah

C. Rumusan Masalah

1. Jelaskan bagaimana definisi penyakit Rheumatoid Arthritis!


2. Jelaskan etiologi Rheumatoid Arthritis!
3. Jelaskan tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis!
4. Jelaskan patofisiologi Rheumatoid Arthritis!
5. Jelaskan penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis!
6. Jelaskan pemeriksaan diagnostik Rheumatoid Arthritis!
7. Jelaskan Asuhan Keperawatan Rheumatoid Arthritis!

D. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit Rheumatoid


Arthritis;
2. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi Rheumatoid Arthritis;
3. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis;

2
4. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi Rheumatoid Arthritis;
5. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis;
6. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan diagnostik Rheumatoid
Arthritis;
7. Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan Rheumatoid
Arthritis.

E. Metode Penyusunan

1. Studi Pustaka
Metode studi pustaka yaitu suatu pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara penelusuran buku-buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya
untuk memperoleh informasi..
2. Pencarian Dari Internet
Metode pencarian data dari internet yaitu penelusuran dari berbagai
macam alamat web yang mengenai materi tentang tata tulis karya
ilmiah yang ada di dalam internet untuk memperoleh materi yang
dihadapi.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario Kasus

Seorang wanita berumur 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


adanya kekakuan dan nyeri diarea sendi jari tangan simetris kiri dan kanan.
Keluhan ini biasanya timbul pada pagi hari dengan durasi lebih dari 1 jam.
Dari hasil pengkajian didapat adanya pembengkakan, nodul, kemerahan,
dan nyeri pada area tersebut.
Klien mengatakan mudah lelah, penurunan nafsu makan, penurunan
berat badan, dan keluhan-keluhan ini sudsah dirasakan sejak 6 bulan yang
lalu. Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan kadar Rhematoid Factor 1/80
positif.

B. Pembahasan

1. Step I : Klasifikasi Masalah


a. Rematoid (Iqbal Sanjaya 213118022)
b. Nodul (Iis Midiawati 213118017)

Jawaban:
a. Gangguan inflamasi yang mempengaruhi banyak sendi termasuk di
tangan dan kaki atau biasa disebut dengan rematik. (Sevia Mariana
213118026)
b. Nodul adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal dapat berupa
tonjolan atau benjolan. Nodul dapat tumbuh dan berkembang tepat di
bawah kulit. Nodul juga dapat berkembang pada jaringan kulit yang
lebih dalam atau bahkan dapat tumbuh pada organ tubuh. (Gita Eka
Fitria 213118021)
Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ekstensor atau daerah juksta artikuler. (Euis Awang
213118031)

4
2. Step 2 : Identifikasi Masalah
a. jelaskan tentang gambaran gangguan sesuai kasus, meliputi:
1) Definisi/pengertian penyakitnya
2) Etiologi
3) Tanda dan Gejala
4) Patofisiologi
5) Penatalaksanaan
6) Pemeriksaan diagnostic
b. Buatlah asuhan keperawatan sesuai kasus di atas!

3. Step 3 : Analisis Masalah


a. jelaskan tentang gambaran gangguan sesuai kasus, meliputi:
1) Definisi/pengertian penyakitnya
Rheumatoid artritis merupakan penyakit autoimun yang
menyerang sendi. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada
sendi, jaringan di sekitar sendi, dan dapat mengenai organ lain di
dalam tubuh seperti kulit dan paru. Penyakit ini biasanya muncul
perlahan, bahkan awalnya nyeri di sendi dirasakan tak terlalu
mengganggu. Dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan akan
semakin banyak sendi yang terkena dan peradangan akan semakin
hebat.
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang
etiologinya belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang
simetris dan pada beberapa kasus disertai keterlibatan jaringan
ekstraartikular. Perjalanan penyakit RA ada 3 macam yaitu
monosiklik, polisiklik dan progresif. Sebagian besar kasus
perjalananya kronik kematian dini (Rekomendasi Perhimpunan
Reumatologi Indonesia,2014). (Gita Eka Fitria 213118021 dan
Desy Permatasari 213118019)

5
2) Etiologi
a) Hormon
Radang rematik umumnya dialami wanita terutama karena
adanya tingkat estrogen yang lebih tinggi dalam sistem mereka,
tapi cenderung menyebabkan gejala yang lebih berat di kalangan
penderita laki-laki.
b) Lingkungan
Berdasarkan angka resmi, perokok dan orang-orang setengah
baya lebih rentan terhadap penyakit.
c) Keturunan
Para ahli sebelumnya telah mengajukan bukti yang
menghubungkan gen dengan radang rematik. Namun, penelitian
mereka menegaskan bahwa risiko mewarisi penyakit ini cukup
rendah
d) Infeksi virus atau bakteri
Karena serangan utama terjadi awalnya pada sistem kekebalan
tubuh, maka infeksi tertentu juga diduga memicu penyakit.
(Neng Sri A. 213118024, Sevia 213118026, Tasya 213118027,
Dita Ayu 213118028)

3) Tanda dan Gejala


a) Nyeri Sendi
Nyeri sendi yang berhubungan dengan rheumatoid artritis adalah
rasa sakit yang berdenyut dan sering dirasakan lebih buruk di
pagi hari atau setelah aktivitas terhenti. Rasa nyeri biasanya
muncul di tangan, kaki dan kedua lutut.
b) Kekakuan sendi
Sendi yang terkena rheumatoid artritis bisa terasa kaku. Pada
orang yang menderita penyakit ini akan kesulitan mengepalkan
atau membengkokkan jari sepenuhnya. Seperti nyeri sendi,

6
kekakuan sering kali lebih parah di pagi hari atau setelah
penderita berhenti beraktivitas. Kondisi ini bisa berlangsung
lebih lama dari 30 menit.
c) Pembengkakan
Penyakit rheumatoid artritis adalah penyakit autoimun, oleh
karena itu rentan menyebabkan kerusakan pada sendi. Lapisan
sendi yang terkena rheumatoid artritis akan meradang, sehingga
dapat menyebabkan sendi membengkak dan menjadi panas.
Pada bagian sendi yang bengkak, jaringan kapsul yang melapisi
sendi atau disebut sinovium dan tulang lunak yang melapisi
sendi akan mengalami kerusakan. Peradangan dari jaringan
sinovium yang berlebihan akan membengkak, yang dalam dunia
medis disebut dengan pannus. Selain itu, kondisi ini juga disertai
penghancuran tulang rawan, tulang, tendon, ligamen, dan
pembuluh darah.
d) Kemerahan pada bagian sendi
Akibat peradangan, sendi yang terkena rheumatoid artritis akan
menjadi merah. Selain itu, sendi yang berwarna kemerahan
karena rusak ini menandakan adanya infeksi sendi. Karena
terjadi infeksi, penderita akan mengeluhkan adanya rasa nyeri
dan kesulitan bergerak.
e) Nodul rheumatoid
Nodul rheumatoid adalah benjolan keras yang muncul pada
bagian subkutan (yaitu di bawah kulit). Sekitar 20 persen pasien
dengan rheumatoid artritis mengalaminya. Nodul ini biasanya
terjadi pada sendi yang mengalami trauma, seperti sendi jari dan
siku. Terkadang nodul ini dapat terjadi di tempat lain seperti
bagian belakang tumit dan dapat menyebabkan rasa sakit. (Putri
Nur Insani 213118029, Ayu Dini 213118020, Linda Fitriani
213118018, dan Asriyani 213118023)

7
4) Patofisiologi
RA merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang
sendi. Reaksi autoimun yang terjadi dalam jaringan sinovial.
Kerusakan sendi mulai terjadi dari ploriferasi makrofag dan fibrosis
sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular dan terjadi
ploriferasi sel-sel endotel kemudian terjadi neovaskularisasi.
Pembuluh darah pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh
bekuan kecil atau sel-sel inflamasi. Terbentuknya pannus akibat
terjadinya pertumbuhan yang irregular pada jaringan sinovial yang
mengalami inflamasi. Pannus kemudian meninvasi dan merusak
sendi rawn dan tulang. Respon imunologi melibatkan peran sitokin,
interleukin, proteinase dan faktor pertumbuhan. Respon ini
mengakibatkan destruksi sendi dan komplikasi sistemik (Surjana,
2009). Berikut adalah gambar patofisiologi terjadinya reumatoid
artritis (Surjana, 2009):

(Gambar 1.1 patofisiologi reumatoid arthritis)

Patofisiologi rheumatoid arthritis ditandai dengan adanya


peradangan dan hiperplasia sinovial, produksi autoantibodi (faktor
rheumatoid dan antibodi protein anti-citrullinated [ACPA]), serta
kerusakan tulang dan/atau tulang rawan serta tampilan sistemik

8
yang dapat menimbulkan gangguan kardiovaskular, paru,
psikologis, dan skeletal. Penyebab pasti dari keadaan ini masih
belum diketahui namun RA melibatkan interaksi yang kompleks
antara faktor genetik, faktor lingkungan, dan beberapa faktor
predisposisi. (Isbagio H dkk:2014).
Pada patofisiologi rheumatoid arthritis, terjadi migrasi sel
inflamasi yang dipicu oleh aktivasi endotel pada pembuluh darah
mikro sinovial yang meningkatkan ekspresi molekul adhesi
(termasuk integrin, selektif, dan anggota superfamili
imunoglobulin) dan kemokin serta menimbulkan proliferasi
leukosit pada kompartemen sinovial. Keadaan ini sebagian besar
melibatkan sistem imun adaptif dan dimediasi oleh sel T-helper
tipe 1 (Th-1). Terjadi aktivasi makrofag oleh sitokin Th-1, seperti
interferon-g (IFN-g), interleukin 12 (IL-12), dan IL-18, yang
menyebabkan aktivasi sel T oleh antigen presenting cells.
Makrofag juga dapat diaktivasi melalui kontak langsung dengan sel
T, kompleks imun, atau produk bakterial di cairan sinovial.
Aktivasi makrofag ini melepaskan beberapa sitokin dan mediator
inflamasi seperti interleukin, faktor nekrosis tumor (TNF),
transforming growth factor-β (TGF-β), fibroblast growth factor
(FGF), platelet-derived growth factor (PDGF), dan interferon (IFN-
α dan IFN-β). (McInnes B dan Schett G:2011). (Iqbal Sanjaya
213118022 dan Iis Midiawati 213118017)

5) Penatalaksanaan
a) Terapi Non-Farmakologis
Terapi Non-Farmakologis menurut Rekomendasi Ikatan
Reumatologi Indonesia tahun 2014 yaitu:
i. Edukasi Pasien.

9
Edukasi pasien meliputi penjelasan mengenai penyakit RA
terhadap pasien, bagaimana perjalanan penyakitnya, dan
kondisi pasien saat ini. Pasien juga diberitahu tentang
resiko dan keuntungan pemberian obat.

ii. Diet dan terapi komplementer.


Pengaruh diet tidak berpengaruh terhadap perjalanan
penyakit, namun disarankan untuk diet banyak makan
sayuran, buah, ikan serta mengurangi konsumsi lemak atau
daging merah.
iii. Latihan atau program rehabilitasi.
Pada saat terdiagnosis RA direkomendasikan untuk
melakukan latihan fisik aerobik. Latihan fisik disesuaikan
secara individual berdasarkan kondisi penyakit dan
komorbiditas yang ada.
iv. Terapi fisik dengan menggunakan laser
kekuatan rendah dan TENS (transcutaneos electrical
nerve stimulation), efektif mengurangi nyeri dalam jangka
pendek.
v. Terapi psikologis yang diberikan seperti relaksasi,
mengatasi stres, dan memperbaiki pandangan hidup yang
positif, dapat membantu pasien RA menyesuaikan hidup
dengan kondisi mereka.

b) Terapi FarmakologisTujuan dari pengobatan RA yaitu untuk


(Suarjana, 2009) :
i. Menghilangkan gejala inflamasi baik lokal maupun sistemik.
ii. Mencegah terjadinya destruksi jaringan.
iii. Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi
persendian agar tetap dalam keadaan baik.

10
iv. Mengembalikan kelainan fungsi organ dan persendian yang
terlibat agar dapat menjadi normal kembali

6) Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan penunjang yang membantu dalam diagnosis
rheumatoid arthritis meliputi hasil laboratorium seperti faktor
rheumatoid dan penanda inflamasi seperti CRP dan studi radiologi
demonstrasi sinovitis dan erosi periartikular.
a) Pemeriksaan darah
Temuan yang mungkin ada pada pemeriksaan laboratorium
darah adalah: Peningkatan LED, protein C-reaktif atau
viskositas plasma Anemia normokromik normositik,
trombositosis reaktif, dan peningkatan ringan alkali fosfatase
dan gamma-GT umum ditemukan pada keadaan akut.
b) Lakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan elektrolit untuk menjadi
nilai dasar sebelum inisiasi terapi serta pemeriksaan asam
urat/cairan sinovial untuk menyingkirkan kemungkinan gout
polyarticular
c) Pemeriksaan mikroskopis urin dapat menunjukan adanya
penyakit jaringan konektif Faktor rheumatoid – positif pada 70-
80% pasien.
d) Radiologi
Temuan radiologi yang mungkin didapatkan adalah X-ray:
osteopenia dan/atau erosi periartikular. Lakukan pula foto polos
dada untuk menyingkirkan keterlibatan paru. USG dan MRI
memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi sinovitis, erosi
serta tanda inflamasi yang mungkin tidak terdeteksi dengan X-
ray. Puti Meida (213118030)

11
b. Buatlah asuhan keperawatan dari kasus tersebut

1) Data Fokus (Euis Awang 213118031)

DS :
1. klien mengeluh adanya kekakuan dan nyeri di area sendi jari
tangan simetris kiri dan kanan
2. Klien mengatakan keluhan ini biasanya timbul pada pagi hari
dengan durasi lebih dari 1 jam
3. Klien mengatakan mudah lelah
4. Klien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan dan keluhan-keluhan ini sudah
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu

DO:
1. Klien berusia 55 tahun
2. adanya pembengkakan, nodul, kemerahan dan nyeri di area
sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
3. kadar Rhematoid Factor 1/80 positif.

2) Analisa Data (Euis Awang 213118031)

NO PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATA
N
1 DS: Agen Nyeri kronis
1. klien mengeluh pencedera (D.0078)
adanya kekakuan fisiologis
dan nyeri di area 
sendi jari tangan Inflamasi/keru
simetris kiri dan sakan jaringan
kanan 

12
2. Klien mengatakan Merangsang
keluhan ini resepttor nyeri
biasanya timbul 
pada pagi hari Pelepasan zat
dengan durasi gradikinin,
lebih dari 1 jam serotin dan
3. Klien mengatakan histamine
mudah lelah disampaikan
DO: ke pusat saraf
1. adanya 
pembengkakan, Rangsangan
nodul, kemerahan pada thalamus
dan nyeri di area 
sendi jari tangan Nyeri
simetris kiri dan dipersepsikan
kanan di cortex
2. kadar Rhematoid cerebri
Factor 1/80 positif. 
Nyeri
2 DS : Agen Gangguan
1. klien mengeluh pencedera mobilitas fisik
adanya kekakuan fisiologis (D.0054)
dan nyeri di area 
sendi jari tangan Inflamasi/keru
simetris kiri dan sakan jaringan
kanan 
2. Klien mengatakan Merangsang
keluhan ini resepttor nyeri
biasanya timbul 
pada pagi hari Pelepasan zat

13
dengan durasi gradikinin,
lebih dari 1 jam serotin dan
3. Klien mengatakan histamine
mudah lelah disampaikan
4. Klien mengatakan ke pusat saraf
mengalami 
penurunan nafsu Rangsangan
makan, penurunan pada thalamus
berat badan dan 
keluhan-keluhan Nyeri
ini sudah dipersepsikan
dirasakan sejak 6 di cortex
bulan yang lalu cerebri

DO : Nyeri dan kaku
1. adanya 
pembengkakan, Keengganan
nodul, kemerahan bergerak
dan nyeri di area

sendi jari tangan
Gangguan
simetris kiri dan
mobilitas fisik
kanan
2. kadar Rhematoid
Factor 1/80 positif.
3 DS : Agen Ketidakseimbang
1. Klien mengatakan pencedera an nutrisi: kurang
mengalami fisiologis dari kebutuhan
penurunan nafsu  tubuh
makan, penurunan Inflamasi/keru (D.00002)
berat badan dan sakan jaringan
keluhan-keluhan

14
ini sudah 
dirasakan sejak 6 Merangsang
bulan yang lalu resepttor nyeri
2. klien mengeluh 
adanya kekakuan Pelepasan zat
dan nyeri di area gradikinin,
sendi jari tangan serotin dan
simetris kiri dan histamine
kanan disampaikan
3. Klien mengatakan ke pusat saraf
keluhan ini 
biasanya timbul Rangsangan
pada pagi hari pada thalamus
dengan durasi 
lebih dari 1 jam Nyeri
DO : dipersepsikan
1. Klien berusia 55 di cortex
tahun cerebri
2. adanya

pembengkakan,
Nyeri dan kaku
nodul, kemerahan

dan nyeri di area
Penurunan
sendi jari tangan
nafsu makan
simetris kiri dan

kanan
Ketidakseimba
3. kadar Rhematoid
ngan nutrisi:
Factor 1/80 positif.
kurang dari
kebutuhan
tubuh

15
4 DS: Agen Gangguan citra
1. klien mengeluh pencedera tubuh
adanya kekakuan fisiologis (D.0083)
dan nyeri di area 
sendi jari tangan Inflamasi/keru
simetris kiri dan sakan jaringan
kanan 
2. Klien mengatakan Reaksi
keluhan ini peradangan
biasanya timbul 
pada pagi hari Synovial
dengan durasi menebal
lebih dari 1 jam 
DO: Nodul
1. Klien berusia 55

tahun
Deformitas
2. adanya
sendi
pembengkakan,

nodul, kemerahan
Gangguan citra
dan nyeri di area
tubuh
sendi jari tangan
simetris kiri dan
kanan
3. kadar Rhematoid
Factor 1/80 positif.

3) Diagnosa Keperawatan (Euis Awang 213118031)

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
perubahan patologis oleh arthritis rheumatoid ditandai

16
dengan :
DS:
1. klien mengeluh adanya kekakuan dan nyeri di area
sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
2. Klien mengatakan keluhan ini biasanya timbul pada
pagi hari dengan durasi lebih dari 1 jam
3. Klien mengatakan mudah lelah
DO:
1. adanya pembengkakan, nodul, kemerahan dan nyeri di
area sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
2. kadar Rhematoid Factor 1/80 positif.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan
sendi ditandai dengan:
DS :
1. klien mengeluh adanya kekakuan dan nyeri di area
sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
2. Klien mengatakan keluhan ini biasanya timbul pada
pagi hari dengan durasi lebih dari 1 jam
3. Klien mengatakan mudah lelah
4. Klien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan dan keluhan-keluhan ini sudah
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
DO :
1. adanya pembengkakan, nodul, kemerahan dan nyeri di
area sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
2. kadar Rhematoid Factor 1/80 positif.
3 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan reaksi inflamasi/kerusakan jaringan,
ditandai dengan:
DS :

17
1. Klien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan dan keluhan-keluhan ini sudah
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
2. klien mengeluh adanya kekakuan dan nyeri di area
sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
3. Klien mengatakan keluhan ini biasanya timbul pada
pagi hari dengan durasi lebih dari 1 jam
DO :
1. Klien berusia 55 tahun
2. adanya pembengkakan, nodul, kemerahan dan nyeri di
area sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
3. kadar Rhematoid Factor 1/80 positif.
4 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuh, sendi, bengkok, Deformitas ditandai
dengan:
DS:
1. klien mengeluh adanya kekakuan dan nyeri di area
sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
2. Klien mengatakan keluhan ini biasanya timbul pada
pagi hari dengan durasi lebih dari 1 jam
DO:
1. Klien berusia 55 tahun
2. adanya pembengkakan, nodul, kemerahan dan nyeri di
area sendi jari tangan simetris kiri dan kanan
3. kadar Rhematoid Factor 1/80 positif.

18
4) Rencana Asuhan Keperawatan (ayu dini amelia 213118020,
putri nur insani septi 213118029, euis awang 213118031)

NO DIAGNOSA PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWAT KEPERAWATAN

AN

NOC NIC

1 Gangguan rasa No Dx Kep (SDKI) 1. Lakukan


D. 0077 pengkajian nyeri
nyaman nyeri
1. Pain level, secara
berhubungan
2. Pain control komprehensif
dengan 3. Comfort level termasuk lokasi,
Kriteria hasil : karakteristik,
perubahan
1. Mampu durasi, frekuensi,
patologis oleh
mnegontrol nyeri kualitas dan factor
arthritis ( tahu penyebab prespitasi
nyeri, mampu 2. Observasi reaksi
rheumatoid
menggunakan nonverbal dari
ditandai
teknik ketidaknyamanan
dengan : nonfarmakologi 3. Kaji kultur yang
untuk memperngaruhi
DS:
mengurangi respon nyeri
1. klien
nyeri, mencari 4. Kurangi factor
mengeluh
bantuan) prespitasi nyeri
adanya
2. 2. Melaporkan 5. Evaluasi
kekakuan
bahwa nyeri pengalaman nyeri
dan nyeri di
berkurang masa lampau
area sendi
dengan 6. Pilih dan lakukan

19
jari tangan menggunakan penanganan nyeri
simetris kiri manajemen nyeri (farmakologi,
dan kanan 3. Mampu nonfarmakologi
2. Klien mengenali nyeri dan inter personal)
mengatakan (skala, intensitas, 7. Ajarkan teknik
keluhan ini frekuensi dan nonfarmakologi
biasanya tanda nyeri) 8. Tingkatkan
timbul pada 4. Menyatakan rasa istirahat
pagi hari nyaman setelah 9. Evaluasi
dengan nyeri berkurang keefektifan control
durasi lebih nyeri
dari 1 jam
3. Klien
mengatakan
mudah lelah
DO:

1. adanya
pembengkak
an, nodul,
kemerahan
dan nyeri di
area sendi
jari tangan
simetris kiri
dan kanan
kadar

2. Rhematoid

Factor 1/80

positif.

20
2 Gangguan 1. 1. Kaji faktor
penyebab
mobilitas fisik
a. Trauma (mis,
b.d kekakuan
robekan,kartilago,f
sendi ditandai raktur, amputasi)
b. Prosedur
dengan:
pembedahan (mis,
DS :
perbaikan letak
1. klien sendi,reduksi
mengeluh fraktur,bedah
adanya vaskuler)
kekakuan c. Penyakit yang
dan nyeri di melemahkan (mis,
area sendi diabetes,kanker,
jari tangan artritis reumatoid,
simetris kiri skeloris
dan kanan multipel,stroke)
2. Klien 2. Kaji kekuatan otot
mengatakan pasien
keluhan ini 3. Kaji skala nyeri
biasanya 4. Tingkatkan
timbul pada mobilitas
pagi hari ekstremitas :
dengan a. Menginstruksikan
durasi lebih klien untuk
dari 1 jam melakukan latihan
3. Klien ROM aktif pada
mengatakan ekstremitas yang
mudah lelah sehat sedikitnya
4. Klien tiga kali sehari
mengatakan b. Lakukan ROM

21
mengalami pasif pada
penurunan ekstremitas yang
nafsu sakit
makan, c. Upayakan
penurunan memasukan latihan
berat badan ROM kejadwal
dan keluhan- kesehatan klien
keluhan ini d. Berikan kompres
sudah hangat untuk
dirasakan meredakan rasa
sejak 6 bulan nyeri
yang lalu 5. Lakukan
DO : mobilisasi
progresif :
1. adanya
a. Bantu pasien
pembengkak
bangkit ke
an, nodul,
posisi duduk
kemerahan
secara perlahan
dan nyeri di
b. Berikan
area sendi
kesempatan
jari tangan
pasien
simetris kiri
menggantungk
dan kanan
an tungkainya
2. kadar
disisi tempat
Rhematoid
tidur selama
Factor 1/80
beberapa menit
positif.
sebelum berdiri
c. Anjurkan
latihan
ambulasi
dengan

22
melakukan
jalan-jalan
yang sering
dan singkat
6. Anjurkan
penggunaan
esktremitas yang
sakit
7. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan
8. Memberikan
penyuluhan
kesehatan sesuai
indikasi
3 Ketidakseimban 1. Intake nutrisi 1. Kaji status nutrisi
gan nutrisi: tercukupi pasien.
kurang dari 2. Asupan makanan 2. Kaji kebersihan
kebutuhan tubuh dan cairan mulut, anjurkan
berhubungan tercukupi untuk selalu
dengan reaksi 3. Tidak terjadi melakukan oral
inflamasi/kerusa penurunan berat hygiene.
kan jaringan, badan yang 3. Delegatif
ditandai dengan: berarti pemberian nutrisi
DS : 4. Tidak ada tanda- yang sesuai dengan
1. Klien tanda malnutrisi kebutuhan pasien :
mengatakan pasien kanker.
5. Pasien
mengalami 4. Beri informasi
mengalami
penurunan yang tepat
peningkatan BB .
nafsu terhadap pasien
makan, tentang kebutuhan
penurunan nutrisi yang tepat

23
berat badan dan sesuai.
dan keluhan- 5. Anjurkan pasien
keluhan ini mengkonsumsi
sudah makanan tinggi zat
dirasakan besi seperti
sejak 6 bulan sayuran hijau dan
yang lalu juga perbanyak
2. klien asupan buah-
mengeluh buahan.
adanya 6. Anjurkan pasien
kekakuan makan sedikit
dan nyeri di demi sedikit tapi
area sendi sering.
jari tangan 7. Anjurkan pasien
simetris kiri untuk makan selagi
dan kanan hangat.
3. Klien 8. Timbang BB
mengatakan pasien jika
keluhan ini memungkinkan
biasanya dengan teratur
timbul pada 9. Kolaborasi dengan
pagi hari ahli gizi untuk
dengan menentukan
durasi lebih jumlah kalori dan
dari 1 jam nutrisi yang
DO : dibutuhkan pasien
1. Klien 10. Monitor
berusia 55 lingkungan selama
tahun makan
2. adanya
pembengkak

24
an, nodul,
kemerahan
dan nyeri di
area sendi
jari tangan
simetris kiri
dan kanan
3. kadar
Rhematoid
Factor 1/80
positif.
4 Gangguan citra No Dx Kep (SDKI) 1. Kaji secara verbal
tubuh b.d D. 0083 dan non verbal
perubahan 1. Body image respon klien
penampilan 2. Self esteem terhadap tubuhnya
tubuh, sendi, 2. Monitor frekuensi
bengkok, Kriteria hasil: mengkritik dirinya
Deformitas 1. Body image 3. Jelaskan tentang
ditandai dengan: positif pengobatan,
DS: 2. Mampu perawatan,
1. klien mengidentifikasi kemajuan, dan
mengeluh kekuatan prognosis penyakit
adanya personal 4. Dorong klien
kekakuan 3. Mendiskripsikan mengungkapkan
dan nyeri di secara faktual perasaannya
area sendi perubahan fungsi identifikasi arti
jari tangan tubuh pengurangan
simetris kiri 4. Mempertahankan melalui alat bantu
dan kanan interaksi sosial 5. Fasilitasi kontak
2. Klien dengan individu
mengatakan lain dalam

25
keluhan ini kelompok kecil
biasanya
timbul pada
pagi hari
dengan
durasi lebih
dari 1 jam
DO:

1. Klien
berusia 55
tahun
2. adanya
pembengkak
an, nodul,
kemerahan
dan nyeri di
area sendi
jari tangan
simetris kiri
dan kanan
3. kadar
Rhematoid
Factor 1/80
positif.

26
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit yang bersifat
progresif, yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendih serta
jaringan lunak. Rheumatoid arthritis merupakan penyakit multisistem yang
keronis karena dapat menyebabkan sejumlah gejala diseluruh tubuh dengan
manifestasi sistemik yang bervariasi.

B. Saran
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan
angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini
berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa Indonesia dan
meningkatnya jumlah penduduk golongan usia lanjut. Demikian makalah
artritis reumatoid dapat diuraikan semoga bermanfaat.

27
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013).
Nursing Interventions Classification. Jakarta: Elsevier.
Etal, Tobon. 2009. Peningkatan Kenyaman dengan Nyeri Rheumatoid Arthritis.
[pdf]. Sumber: https://jik.ub.ac.id
Isbagio H, dkk. 2014. Analisis Penyebab Rheumatoid Arthritis. [pdf]. Sumber:
http://ejournal.helvetia.ac.id
Kemenkes. 2013. Rheumatoid Arthritis .Jakarta: Salemba Medika
Mclnness dan Schett. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Reumatoid
Arthritis pada Lansia di Puskesmas Kassi. [pdf]. Sumber:
http://eprints.ums.ac.id
Mclnness. 2011. Rheumatoid Arthritis .Gema Teknik Vol 2: 28-29
Nainggolan. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
NANDA International Inc. Nursing Diagnoses: Definition & Classifications,
2015-2017, Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jogjakarta:
MediAction
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definis dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Rudan, dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Rheumatoid
Arthritis .Volume 10, No. 2, Juli 2015
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC. 2002.
Surjana. 2009. Tingkat Pengetahuan Terhadap Penanganan Penyakit Reumatoid
Arthritis. [pdf]. Sumber: http://jurnal.untad.ac.id
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

28

Anda mungkin juga menyukai