Disusun Oleh:
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan pada tuhan yang maha esa karena berkat
rahmat dan karunianya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Tentang Gerakan
Intelektual Islam Pada Masa Abbasiyah” dengan baik meski masih jauh dari kesempurnaan
karena kami hanyalah manusia biasa. Dan kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan
dengan baik.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian agar kami dapat
memperbaiki kesalahan dari makalah yang telah kami buat.Maka Untuk itu, semoga
makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua termasuk penulis.Amin ya rabbalalamin.
Jambi, 08 Nov
2021
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
Murji’ah
Seperti halnya kaum khawarij, golongan ini pada mulanya muncul karena masalah politik.
Sebagaimana disebutkan TENTANG Peristiwa tahkim ANTARA Kelompok Mu’awiyah Dan
Kelompok Ali, Kelompok Ali terbelah dua, sebagian mendukung Ali which are memunculkan
Kelompok Syi’ah Dan sebagian menentangnya which are memunculkan Kelompok Khawarij.
Kedua kelompok ini sama-sama dan mengkafirkan Mu’awiyah, hanya dengan motifnya yang
berbeda.
Dalam suasana seperti inilah, timbul suatu golongan baru yang ingin netral-tidak mau ikut serta
dalam praktek yang terjadi antara golongan yang bertentangan itu. Bagi mereka sahabat-sahabat
yang bertentangan itu merupakan orang-orang yang dapat dipercaya dan tidak keluar dari jalan
yang benar. Oleh karena itu mereka tidak mengeluarkan pendapat tentang siapa yang sebenarnya
salah, dan memandang lebih baik menunda penyelesaian masalah ini ke hari perhitungan di
depan Tuhan. Nama murji’ah itu sendiri berasal dari kata arja’a yang berarti menunda.
Pada umumnya kaum murjiah dapat dibagi dalam dua golongan besar, golongan moderat dan
golongan ekstrim. Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang besar kecewa dan tidak
kekal dalam neraka, tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang
memungkinkan, dan ada kemungkinan Tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh itu tidak akan
masuk neraka sama sekali. Sedangkan golongan yang ekstrim berpendapat bahwa orang islam
yang percaya pada Tuhan dan menyatakan kekufuran secara lisan, lisan mennjadi kafir, karena
iman dan kafir tidak hanya dalam hati, bukan dalam bagian yang lain dari manusia.
Jabariyah
Paham ini diajarkan dan dikembangkan oleh Jaham bin Safwan yang memperoleh banyak
pengikut, sehingga ajaran ini juga dikenal dengan madzhab Jahamiyah. Golongan ini menganut
paham bahwa manusia tidak memiliki ikhtiar atau pilihan dan kebebasan dalam menentukan
nasib dan perbuatannya dalam kehidupan di dunia ini. Segala sesuatu telah digariskan Allah di
atasnya sejak zaman azali.
Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengadung arti paksa. Dalam istilah inggris
paham ini disebut fatalism atau predestination. Perbuatan-perbuatan manusia telah ditentukan
dari semula oleh kada dan kadar Tuhan.
Qadariyah
Pemuka mazhab ini adalah Ghailan al-Dimasqi, Golongan ini disebut Qadariyah adalah karena
pendapatnya tentang kedudukan manusia diatas bumi. Golongan ini mengatakan bahwa manusia
memiliki iradah yang bebas dan kuasa penuh dalam menentukan amal perbuatan yang dilakukan
dan karenanya ia bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan. Jika amalnya baik,
balasannya juga baik, dan jika buruk, maka balasannya juga buruk. Artinya nasib manusia
ditentukan oleh manusia sendiri dan Tuhan tidak ada kuasa campur tangan dalam hal tersebut.
Selain hal tersebut diatas, golongan ini juga mengatakan hal-hal sebagai berikut :
A. Menafikan sifat-sifat Allah, karena sifat kepemimpinan itu identik dengan dzat, bukan sesuatu
yang berbeda dengan dzat.
B. Menafikan bahwa al-Qur’an itu qadim
C. Tentang politik, khalifah atau imam boleh dilantik dari selain kaum quraisy.
Mu’tazilah
Penulis Islam klasik, seperti syarastani, al-baghdadi, ar-Razi, ibn Khilikan dan lain-lain
menyatakan bahwa golongan mu’tazilah lahir dari majlis pengajian Hasan al-bashri di Bashrah.
Beliau adalah seorang pemuka tabiin yang terkenal dan merupakan seorang imam dan guru yang
mengajar agama di Masjid Agung Bashrah pada waktu itu. Nama mu’tazilah diberikan pertama
kali pada Washil bin ‘Ata pada saat terjadi dialog tentang nasib orang mukmin yang melakukan
dosa besar, apakah masuk neraka atau tetap dalam surga.
Golongan ini memiliki lima ajaran, yang terkenal dengan istilah lima prinsip ( )ل الخمسة, yaitu :
A. Tauhid (Keesaan Tuhan), yakni pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, seperti
yang telah digariskan dalam kalimah tauhid.
B. Al-‘Adlu (keadilan Tuhan), yakni Allah wajib membalas orang mukmin yang taqwa
dengan memasukkan mereka ke dalam surga dan wajib memasukkan orang kafir ke neraka.
C. Al-Manzilah bain al-Manzilatain (suatu tempat antara dua tempat), yakni pelaku dosa
besar bukan orang mukmin yang mutlak dan juga bukan orang kafir yang mutlak.
D. Al-Wa’du wa al-wa’id (janji baik dan buruk), yakni Allah wajib memberikan pahala
kepada orang mukmin yang taat dan memberikan balasan siksa orang mukmin yang durhaka.
Golongan mu’tazilah menolak adanya syafaat yang diberikan kepada orang mukmin yang
durhaka.
e. Amar makruf dan nahi munkar, yakni menyuruh yang makruf dan melarang yang
mungkar.
BAB III
KESIMPULAN
Teologi (Theos=Tuhan dan Logos=Ilmu) merupakan rangkaian ilmu tentang Tuhan atau
keTuhanan. Istilah teologi lebih sering dipakai oleh penulis-penulis barat, oleh penulis-penulis
Islam sendiri teologisnya memiliki kesamaan dengan ilmu Kalam. Awal mula lahirnya ilmu
kalam menumbuhkan beberapa aliran teologi sebagai akibat dari masalah-masalah politik yang
muncul pada saat inspirasi Ali bin Abi Thalib menggantikan Usman bin Affan sebagai khalifah.
Pada perkembangannya aliran-aliran teologi tersebut hanya bertahan sampai sekarang seiring
dengan perkembangan pemikirannya masing-masing.
Aliran-aliran utama dalam teologi Islam (aliran kalam) di antaranya adalah aliran Khawarij,
Murji’ah, Mu’tazilah, Jabariyah, Qadariyah, Asy’ariah dan Maturidiyah ( Ahli Sunnah wal
Jama’ah ) yang masing-masing memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan terhadap pemikiran-
pemikiran paham mereka.