Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan PBL ini, Oleh karena
itu dengan kerendahan hati penyusun mengharapkan semoga hasil laporan PBL ini dapat memenuhi
syarat sebagaimana yang dimaksudkan serta bermanfaat bagi pembaca umum. Serta kritikan dan saran
yang membangun agar penyusunan laporan PBL ini untuk kedepan nantinya dapat ditingkatkan lagi.
Wahzudin Wahid
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Al Quran dan Metode Memahaminya ............................................. 1
1.2 Metode-metode Memahami Al-Quran ............................................ 6
1.3 Contoh metode memahami Al-Quran ............................................. 6
Syaikh Muhammad al-Ghazâlî dalam bukunya “ Berdialog dengan Al-Qur’an” membagi metode
memahami Al-Qur’an menjadi dua, yaitu metode klasik dan metode modern.
Ada juga metode filosofis dengan tokohnya seperti al-Ghazâlî dan Ibnu Rusyd. Walaupun keduanya
pernah terlibat polemik berkepanjangan, tetapi perlu diingat bahwa keduanya adalah filosof yang
ternama dan sama-sama memberikan argumen dan visi terhadap pemikiran Islam pada zamannya.
b. Metode Modern Memahami Al-Qur’an
Menurut Syaikh Muhammad al-Ghazâlî, ada beberapa kajian terhadap Al-Qur’an : ada yang
menggunakan pendekatan Atsariyyîn atau disebut juga dengan tafsir bil Ma’tsûr. Kajian semacam ini
dapat kita lihat dalam kitab tafsir Ibnu Katsir. Metode ini pernah digunakan oleh Ibnu Jarir Ath-
Thabarî.
Ada juga tafsir yang mengambil spesialisasi fiqhiyyah yang membahas ayat-ayat hukum untuk
menyimpulkan metode-metode pengambilan hukum. Dengan kata lain, hanya menitikberatkan pada
masalah-masalah hukum syar’ie saja.
Ada juga tafsir yang bercorak dialogis, seperti yang pernah dilakukan oleh Ar-Râzî dalam tafsirnya at-
Tafsîr al-Kabîr. Tafsir ini banyak menyajikan tema-tema menarik, namun sebagian dari tema tafsir
tersebut sudah keluar dari batasan tafsir itu sendiri, yang menjadi acuan kebanyakan penafsir Al-
Qur’an.
Az-Zamakhsyarî bersama Abû Su’ud dan Al-Baidhâwî memiliki corak penafsiran tersendiri yang
bersifat penjelasan.
Alquran merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Seorang Muslim hendaknya
mengakrabkan diri dengan Alquran. Ada berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk mempelajari
dan memahami kandungan Kitabullah itu.
Pertama, memahami Alquran dengan Alquran itu sendiri. Ini disebut sebagai tafsir quran bil
quran. Alquran merupakan penjelas yang membenarkan satu bagian dengan bagian lainnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Allah menurunkan kitab-Nya untuk saling membenarkan satu sama lain"
(HR Bukhari).
Contoh ayat yang ditafsirkan dengan ayat lain adalah sebagai berikut. Dalam surah al-Fatihah
ayat 7, disebutkan, "(Yaitu) orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka." Dalam
ayat ini, tidak dijelaskan siapakah orang-orang yang diberikan nikmat itu.
Maka, Allah SWT menjelaskan dalam surah An-Nisa ayat 69, artinya, "Dan barangsiapa yang
menaati Allah dan Rasul(Nya) mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah
sebaik-baik teman."
Kedua, memahami Alquran dengan Sunnah Nabi SAW yang shahih. Ibnu Taimiyyah berkata,
"Cara yang paling sahih dalam memahami Alquran adalah menafsirkan Alquran dengan Alquran.
Jika engkau tidak menemukan itu, engkau mengambil sunnah karena ia (sunnah) adalah penjelas
Alquran."
Imam Syafi'i mengatakan, seluruh yang dihukumkan oleh Rasulullah SAW adalah dari apa
yang beliau peroleh dari Alquran. Contoh pemahaman Alquran dengan sunah sebagai berikut.
Dalam Alquran, ada beberapa ayat yang memerintahkan shalat. Namun, penjelasan bagaimana
melakukan shalat hanya akan kita temukan dalam sunnah. Rasulullah SAW bersabda, "Shalatlah
kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat."
Ketiga, memahami Alquran dengan pemahaman para sahabat dan tabiin. Imam Ibnu
Taimiyyah mengatakan, "Jika engkau tidak menemukan tafsir dalam satu ayat Alquran, tidak juga
dalam sunah, maka engkau harus mencarinya dalam perkataan para sahabat. Mereka paling
mengetahui hal itu karena mereka melihat (qarain) situasi yang terjadi pada saat Alquran itu
diturunkan. Ditambah dengan ketinggian kemampuan bahasa dan kejernihan pemahaman mereka."
Contohnya, pemahaman mereka terhadap ungkapan "jalan yang lurus" dalam surah al-Fatihah
ayat 6. Maksudnya adalah, Islam atau Alquran atau sunnah Nabi atau sunah Khulafaur Rasyidin.
Adapun langakah-langkah yang dapat ditempuh menurut Dr. H. M. Sa’ad Ibrahim, M.A, adalah:
a. Merumuskan tema dan sup topik bahasan. b. Menghimpun ayat-ayat yang setema dan relevan
dengan tema. c. Menghimpun Hadits Nabi SAW. yang setema dan relevan dengan tema. d.
Menghimpun tafsir ayat-ayat tersebut. e. Menghimpun syarah (Penjelasan) Hadits. f. Menghimpun
teori-teori ilmiah. g. Mengorganisir tema berdasarkan tema dan sub topik. h. Mengolaborasikan
dengan teori-teori ilmiah. i. Menyimpulkan ajaran Al-Qur’an tentang tema sesuai dengan topik. j.
Mengakhiri dengan menulis Dalam rangka pengembangan metode tafsir maudhu’i dan langkahlangkah
dalam menafsirkan Qur’an dengan menggunakan metode ini, Dr Qurais Shihab mempunyai beberapa
catatan, antara lain: a. Penetapan Masalah yang dibahas Penetapan masalah yang dibahas harus sudah
ditetapkan, untuk menghindari keterikatan yang dihasilkan oleh metode tahlili, akibat pembahasan-
pembahasan yang bersifat sangat teoritis, maka beliau memberikan pandangan, hendaklah yang
dibahas itu diprioritaskan pada persoalan yang menyentuh masyarakat dan diarsakan langsung oleh
mereka. Mufassir dengan menggunakan metode maudhu’i
Sebelum kegiatan inti dilaksanakan maka perlu dipersiapkan dulu langkah langkah sebagai
berikut :
a. Menyiapkan Peserta didik secara Psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
( Berdoa, mengecekkehadiransiswa ).
b. Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan tentang materi tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang dipelajari.
c. Mengantarkan perserta didik kepada suatu permasalahan / tugas yang akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran / KD yang akan di capai.
d. Menyampaikan garis besar materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik untuk menyelasaikan masalah atau tugas.
Kegiatan Inti
Sintaks / Prosedur Waktu
KegiatanPembelajaran / Keterkaitandengan
No Projec Based
PengalamanBelajar 5M
Learning
1 Guru dan siswa Siswa bersama-sama Guru curah Mengamati dan
menentukan topik pendapat untuk menentukan menanya
“keterkaitan beriman topik “Al Qur’an dan Cara
kepada Rasul-rasul Memahaminya”
Allah Swt. dengan
perilaku saling
Menolong”
Dengan demikian perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut untuk mendapatkan pemahaman yang
utuh terkait Al-Qur’an dan Metode Memahaminya
a. Guru bersama-sama dengan pesertadidik dan / atau sendiri membuat rangkuman / simpulan
pelajaran.
b. Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram ( akanlebihbaikjikamenggunakan Learning Log ).
c. Memberikan umpan balik terhadap proses terhadap hasil pembelajaran.
d. Merencanakan kegiatan tindaklanjut remidi, pengayaan, layanan konseling dan / atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai hasil belajar peserta didik.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuanb erikutnya.
Daftar Pustaka
Modul KB 1 Al Qur’an Hadits PPG Guru PAI Tahun 2022