,
I .,, OflllCl:,. cxa I� • 'I ffl:, c,c_n,11,-.,"'
lne,J,..,IIC'(i IL.I Ulf•
: on 1><,,f,k i- -"- �1 J.l.S,IIJ ...,
l ltl pr1>f1k,.., _...._ JI,1<il,J;,9U ,r.
, J ffWll-ffl UH"'alff Inc! JS!.J1 ffl r.:!) ,n ,•,
i ,,...,mum ,..,,._,
,r.d .lQ.1.1} "' 1"6:-7 ffl • , • •
•-1n:1no11< .. oru.
201
Hl��H
� !H - J
v +---
1 �· m/d:.
S.; v
I
,..,-....... ��-
JV
.
GAMBAR 8.2. : Saluran pengarah aliran dan arnbang pengatur debit pada
sebuah bangunan pelimpah.
_
:ii, Salur:in ternuka.
•• J ••
r=>:
·a-�
r-
/
......... \". .
tr:ic�siurr:.
202
Untuk ambang berbentuk persegi empat dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
dirnana :
Q = Debit banjir ( m3/det )
D = Kedalaman air teninggi didalam saluran pengarah aliran
(m)
C = Koefisien pengaliran masuk ke saluran pengarah
(penampang setengah lingkaran C = I dan c penampang
persedgi empat C = 0,82) pengarah (m)
A = Penampang basah didalam saluran pengarah (m2)
Vo = Kecepatan rata-rata aJiran didalam saluran pengarah (m/
det)
203
(I) Rumus debit :
Q =C L H 3/2 (8.5)
Kcmirin;::ln
lc�n.::
dcpan J:1
"=•
dc;,,:an
vertlkal
:,20t�!�'�j'
' IO ' !O
L ., , 7//;. :;,,,
:.10. ·-,--,,
, ,.fu,';1 , _----,
r, "'"-:, . -, --.,:--:-"'. -C , .:
: -c;,cr , -----,-.--;;::.10
14//1/.f ',1j; , : :1: !
I /./1 1 u u �ll 70SO 100 zc .;u•o
211:11,11 �·-. •
''I I ,!'',,oo H,h - . . . . . . . .
�-,11,�---,--'--'-''' - '
1t�il
:!.00
t�'E �"1
11
1·!•;: �'a .. on1r..·�
p !�'-....
1
I ' I ::-:•·...,;!•· Q: Dcbi1).. mdimp:ah di :at31 bcndun�(ml/dtJ
;
t- ,
C: Koellsie:i. Lmi,:ib:an
i 1,90'
;
: ! : : I
!!,9C
b: P:l.nJ:an; bendun!: {m)
o,: o.s 0,71,0
Ho: Tina, tcl:m:an h!'drosiati: :.:it.d Ji .H�s mcm,
--PJH,
IOm,1un olch llu11!der hcndun; Im}
P: Tinr:p Dcndun;C,n)(p-::rba.l;;.in
C:anyon Fm:al Repam. eln:i.si �"° n.;rcu bcn-
Ebi;,:an IV, Bull, l) d1111i ibn �l"-r saluran
pca�r.:ihl
204
dimana : L = Lebar effektif bendung (m)
L = Panjang bendung yang sesungguhnya (m)
N = Jumlah pilar-pilar diaras mercu bendung
Kp = Koeffisien kontraksi pada pilar
Ka= Koeffisien kontraksi pada dinding samping
H = Tinggi tekanan total diatas mercu bendung (m)
205
R .. 0,2H,
R «esn,
�, xi.as .. 2H,o.uy
·,
Poros bendungan
3. Saluran Peluncur
Dalam merencanakan aluran peluncur (flood Way) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
* Agar air yang mengalir dari pelimpah
* Agar konstruksi saluran peluncur cukup kokoh dan stabil dalam
menerima saluran beban yang timbul
* Agar biaya konstruksinya diusahakan eekonomis mungkin.
(!) Perhitungan hidrolika untuk saluran peluncur.
a. Perhitungan sisitim coba-coba banding pertama, Rumus kekekalan
energi dalam aliran (Rumus Bernoulli) adalah sebagai berikut :
206
dimana :
Z = Elevasi dasar saluran pada suatu bidang vertikal
d = Kedalarnan air pada bidang tersebut (rn)
h2 = Tinggi tekanan kecepatan pada bidang tersebut (rn)
h2 = Kehilangan tinggi tekanan yang terjadi diantara dua buah
bidang vertikal yang ditentukan (rn)
(I I Ill
"· • I .
2-2
V2 V2 nV
he= _L + -...:..L +-=- x !)." ·······················•··························· (8.11)
2g 2g R413
dan
dimana:
h, = Perbedaan elevasi perrnukaan air pada bidang I dan bidang 2
v, = Kecepatan aliran air pada bidang -(I) (rn/det)
207
,.,
VI+ V2
V=----
2
V2
- 1 2 V2
+d1 +lio t,.' = - - + d2 + he··················-··············· ....... (8.14)
2, 2,
dimana : A1 =
Jarak horizontal antara bidang -1 dan bidang 2 (m)
he =
Kehilangan tinggi tekanan (m)
m,Ac =
Kehilangan tinggi tekanan per-unit jarak horizontal
. (m)
V1V2= Kecepatan-kecepatan aliran berturut-turut pada
bidang -1 dan -2
So = Kemiringan dasar saluran peluncur.
208
Dengan earn seperti tersebut diatas, maka akan didapatkan kecepatan
aliran pada suatu bidang tersebut dapat dihitung sesuai dengan bentuk
penampang saluran.
(3) Bagian yang berbentuk terompet pada ujung hilir saluran primer saluran
peluncur pada hakekatnya methode perhitungan untuk merencanakan
bagian saluran yang berbentuk terompet ini belum ada, akan tetapi
disarankan agar sudut pelebaran O tidak melebihi besarnya sudut yang
dikperoleh dari rumus sebagai berikut :
I "
tan 0 = -- : (8.17)
3F
v
F =--
gd
209
, t} 1
1
v ';.__)£����
�;..:i,-�-----. ----------
. F I
4. Peredam Energi
Sebelum aliran air yang melintasi bangunan pelimpah dikembalikan lagi
kedalam sungai, maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi aliran-
aliran sub kritis. Dengan demikian kandungan energi dengan daya penggerus
yang sangat kuat tersebut harus diredusit hingga mencapai tingkat yang normal
kembali, sehingga aliran tersebut kembali kedalam sungai tanpa membahayakan
kestabilan alur sungai yang bersangkutan.
Guna meredusir energi yang terdapat didalam aliran tersebut, maka diujung
hilir saluran peluncur biasanya dibuat suatu bangunan yang disebut peredam
energi pencegah gerusan (scour protection stilling basin).
210