Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS FALETEHAN

PROPOSAL TERAPI BERMAIN KEPERWATAN


ANAK

DI KAVLING CITRA PELAMUNAN INDAH

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Alis Sholihatul Imamah


Andri Wahyu Wijaya
Daniati
Deni Fauzi
Desta Rini Dwi Pertiwi

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan proposal ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul “Terapi
tebak gambar dengan anak usia sekolah di kavling citra pelamuna indah” proposal
ini berisikan tentang preplaining terapi bermain yang akan diberikan oleh
kelompok kepada anak sekolah Taman Kanak-kanak.
Diharapkan proposal ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain
tebak gambar. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir.

Serang, 22 Februari 2022

                                                                                                           

  Kelompok 1  
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami
berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang
ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak
akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan. Tujuan bermain pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan
fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan
kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain
sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak sehat (Wong, 2009).

Berdasarkan pemeriksaan DDST menebak gambar pada anak


usiapreschool (3-6 tahun) dapat melatih kognitif. Kerakteristik bermain pada
anak usia preschool adalah meniru orang lain yang lebih besar, anak
bermainbersama dengan jenis permainan yang terorgainisasi dan terencana

Bermain ini menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan


keterampilan anak yang diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil
dalam sebagai hal. Sifat permainan ini adalah sifat aktif dimana anak selalu
ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu seperti bermain
dalam gambar, disni anak selalu dipacu untuk selalu terampil dalam
meletakkan gambar yang telahdi bongkar.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak hospitalisasi
pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan anak.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan  perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak
usia pra sekolah
b. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal menebak gambar makan
sehat dan tidak sehat
c. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehingga
anak tidak kehilangan waktu bermain.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. BERMAIN
1. Definisi
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi,
memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani
Sudono, 2000).

Berdasarkan pemeriksaan DDST menebak gambar pada anak


usiapreschool (3-6 tahun) dapat melatih kognitif. Kerakteristik bermain pada
anak usia preschool adalah meniru orang lain yang lebih besar, anak
bermainbersama dengan jenis permainan yang terorgainisasi dan terencana

2. Manfaat
a. Anak dapat mengatur strategi dan kecermatan.
b. Anak dapat mengenal tanda – tanda anak bergizi baik
c. Anak dapat mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan
permaina
d. Anak dapat berlatih bersosialisasi dengan teman – temannya
e. Anak dapat berlatih bersikap sportif
f. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.

B. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRE-SCHOOL


1. Perkembangan Biologi
 BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5 tahun).
 Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm.
 Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih :Umur (dalam tahun) x 2 +
8                                
2. Perkembangan Motorik Kasar
Usia 36 bulan
 Pakai dan ganti baju sendiri
 Berjalan mundur
 Naik turun tangga berganti-ganti kaki
 Berdiri sesaat dengan 1 kaki
Usia 4 tahun
 Melompat dengan satu kaki
 Memanjat dan melompat
 Melempar bola cukup banyak
 Naik tangga dengan lancar

Usia 5 tahun
 Melompat-lompat dengan 1 kaki
 Berlari tanpa kesulitan
 Bermain lompat tali
 Mainan tangkap
 Naik turun tangga dengan lancar

Usia 6 tahun
 Berlari dengan baik
 Berlari dan bermain secara bersamaan
 Naik sepeda
 Menggambar orang lengkap
 Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar

3. Perkembangan Motorik Halus


Usia 36 bulan
 Memasang manik-manik besar
 Melukis tanda silang dan bulat
 Membuka kancing depan dan samping
 Menyusun 10 balok tanpa jatuh

Usia 4 tahun
 Menggunting gambar sederhana
 Menggambar bujur sangkar
Usia 5 tahun
 Memukul kepala paku dengan palu
 Mengikat tali sepatu
 Dapat menulis beberapa huruf alphabet

Usia 6 tahun
 Suka menggambar, menulis dan mewarnai.

4. Perkembangan Kognitif
Fase prekonseptual
 Memory span increase
 entre on one aspect of situation
 Classify object according to one characteristic

Fase intuitive
 Attention span increase
 Classify object in terms of their use
 Egosentric interpretation of events
 Irreversible thought

5. Perkembangan Moral
 Orientasi pda hukum dan kepatuhan
 Anak berorientasi pada hal sebenarnya

6. Perkembangan Bahasa
Usia 3 tahun
 Banyak bertanya
 Berbicara saat ada atau tidak ada orang
 Menggunakan bahasa telegravis
 Menggunakan konsonan d,b,t,k,y
 Menghilangkan w dari pembicaraan
 Pembedaharaan kata 900 kata
 Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l)

Usia 4 tahun
 Perbendaharaan kata 1500 kata
 Menghitung 1 s/d 3
 Menceritakan cerita jantung

Usia 5 tahun
 Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata
 Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua
bagian bicara.
 Menyebutkan empat atau lebih warna
 Mengetahui nama-nama hari.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan anak sakit →perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan→lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

D. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi: Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermai
2. Tahap permainan: Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap
permainan
3. Tahap bermain sungguhan: Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun: Merupakan tahap terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya

E. PRINSIP BERMAIN
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan

F. HAMBATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.

G. ANTISIPASI HAMBATAN
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS FALETEHAN

SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan          : Terapi Bermain dengan kegiatan tebak gambar


Sub Pokok Bahasan   : Terapi Barmain Anak Usia Pra Sekolah
Tanggal / Jam             : Hari / Tanggal : Senin 28 Februari 2022
Jam / Durasi    : Pkl. 09.00 WIB / 45 menit
Tempat Bermain        : Ruang kelas TK
Peserta                         : Siswa-Siswi TK

Sarana dan Media


1. Sarana:
a. Ruangan tempat bermain
b. Meja untuk anak
c. Karpet untuk duduk
2. Media:
a. Gambar makanan sehat dan tidak sehat

Tujuan:
a. Tujuan Umum
Anak mampu mengembangkan kemampuan kognitif dan dapat
membedakan makanan sehat dan tidak sehat dengan mengelompokkan
gambar makanan yang tidak sehat dan sehat yang telah disediakan.

b. Tujuan Khusus
1. Anak mampu menebak dan mengelompokkan gambar makanan
sehat dan tidak sehat dengan benar
2. Anak mengetahui jenis-jenis makanan sehat dan tidak sehat.
3. Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
4. Anak tidak ragu-ragu dalam melaksanakan permainan
Pengorganisasian
1. Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
2. Mengunpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan Co leader, fasilitator dan
observer
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung

Leader : Deni Fauzi


Co Leader : Desta Rini Dwi Pertiwi
Vasilitator : Andri Wahyu
Observer : Alis Sholihatul Imamah
Dokumentasi : Daniati

Pembagian tugas sebagai berikut:


a. Leader, tugasnya:
1. Membuka acara permainan
2. Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.
3. Mengarahkan permainan.
4. Memandu proses permainan.
b. Co Leader, tugasnya :
1. Membantu leader mengatur jalannya permainan\
2. Membantu memberi motivasi pada peserta bersama dengan leader
3. Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses bermain
c. Fasilitator, tugasnya:
1. Membimbing anak bermain.
2. Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mewarnai
3. Memperhatikan respon anak saat bermain.
4. Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya.
d. Observer, tugasnya:
1. Mengawasi jalannya permainan.
2. Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan.
3. Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
4. Menyusun laporan dan menilai hasil permainan

Rancangan Bermain : Permainan yang dilakukan mengelompokkan makanan


sehat dan makanan tidak yang sebelumnya gambar berada di keranjang yang
sudah di acak. Dan disusun secara benar. Kemudian leader memimpin jalannya
permaianan dengan mengintruksikan kepada anak-anak untuk mengelompokkan
atau menyusun gambar yang disediakan dengan benar. Co leader, fasilitator,
observer melakukan tugas masing-masing.
Susunan Acara Bermain

No Waktu Kegiatan Bermain Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan : 1.
1.      Leader membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
2.      Leader memperkenalkan nama terapis Mendengarkan
yang lain.
3.      Leader menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
permainan
2 15 Pelaksanaan :
menit 1. Leader dibantu oleh co leader dan Berpindah posisi
fasilitator untuk mengatur posisi  setiap
tanak
2.
3. Fasilitator memberikan contoh Fasilitator
permainan memperaktekkan
4.
3aanak mengelompokkan dan menebak
gambar makanan sehat dan tidak sehat Mulai mencari dan
secara benar mengelompokkan
gambar
4.
3 10 Evaluasi :
menit 1. Menanyakan kepada anak tentang Beri pertanyaan
makanan sehat dan tidak sehat
2.      Menanyakan tentang perasaan anak
setelah mengelompokkan gambar dan
menebaknya.
4 5 menit Terminasi :
1.      Leader menutup acara permainan Memperhatikan
dengan memberikan reward kepada
seluruh peserta
2.      Salam penutup Memberi salam

Setting Tempat

Keterangan
: Leader, sebagai pembawa acara dalam terapi bermain.
: Co Leader, sebagai penyaji dan membantu acara bermain.
: Fasilitator/ Mahasiswa/ Tim Penilai.
: Anak
: Dokumentasi

: Observer

Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
 Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
 Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
 Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain
dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
 Leader dibentu co leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir
kegiatan
 Respon anak baik selama proses bermain berlangsung
 Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung
 Anak mau dan dapat melukis dengan baik didampingi oleh fasilitator
 Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain
 Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan
baik
 Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
3. Evaluasi Hasil
 Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
 Anak dapat melakukan pemilihan tema dan warna sesuai dengan yang
disukainya
 Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir
DAFTAR PUSTAKA

Erlita., 2006, Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak. Terdapat


Padahttp://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 10 Maret 2016
Foster and Humsberger., 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB
sauders Company, Philadelpia USA.
Hurlock, E B., 1991, Perkembangan Anak Jilid I., Erlangga : Jakarta.
Kliegman, Robert M., 2000, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa
Indonesia: A. Samik Wahab-Ed.15 EGC : Jakarta
Markum, dkk., 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : Jakarta
Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC: Jakarta
Wong, Donna L. ,2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4., EGC:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai