NIM : 2004011102899
KEMISKINAN
A. Pengertian
3. Friedman
4. Suparlan
A. Kemiskinan (Proper)
Konsep atau pandangan ini berlaku tidak hanya pada kelompok yang
tidak memiliki pendapatan, akan tetapi dapat berlaku pula pada kelompok
yang telah memiliki pendapatan.
B. Ketidakberdayaan (Powerless)
5. tidak kreatif
mampu.
o Menyalurkan dengan berbagai akses jaminan sosial, seperti
dalam pelaksanaan.
• Pemberian pelatihan
Pelatihan tersebut antara lain:
o Masyarakat harus terlatih dalam kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar.
o Pelatihan kewirausahaan dengan berbagai keterampilan. o
• Aksi Sosial
Yaitu meraih kekuasaan objektif bagi mereka yang tertindas agar
dapat memilih dan memutuskan cara yang tepat guna melakukan aksi.
(Sciences, 2016)
2. Intervensi Sosial
Melalui intervensi sosial pada diri klien akan terjadi perubahan yang
arahnya menuju perbaikan dan kemajuan, atau perubahan yang positif.
Tindakan yang bertujuan untuk membantu orang perorangan atau
kelompok atau keluarga atau komunitas dalam konteks kehidupan sosial
mereka disebut intervensi sosial. Sesuai dengan konsepsi mengenai
keberfungsian sosial, strategi penanganan kemiskinan pekerjaan sosial
terfokus pada peningkatan kemampuan orang miskin dalam menjalankan
tugas-tugas kehidupan sesuai dengan statusnya. Karena tugas-tugas
kehidupan dan status merupakan konsepsi yang dinamis dan multi-wajah,
maka intervensi pekerjaan sosial senantiasa melihat sasaran perubahan
(orang miskin) tidak terpisah dari lingkungan dan situasi yang
dihadapinya. Prinsip ini dikenal dengan pendekatan “personinenvironment
dan person-in-situation”.
3. Intervensi Individual
Dalam melakukan intervensi tingkat individual dari orang miskin,
terlebih dahulu memahami psikologi orang miskin, sebagai acuan untuk
memahami psikologi orang miskin digunakan gagasan lingkaran
kemiskinan. Orang miskin tidak mampu mengendalikan nasib untuk
kedepannya, selain termasuk kelompok minoritas, juga posisi tawarnya
lemah. Contohnya petani tidak mampu menentukan harga beras sesuai
keinginan, sedangkan penjual pupuk mampu mendikte harga kepada petani
sesuai mereka inginkan. Hal ini menjadikan orang miskin tidak mampu
mengendalikan kondisi lingkungannya. Yang harus dilakukan yakni
merubah mindset orang miskin dengan cara memutus lingkaran sedini
mungkin sebelum terjadi perpindahan ke kondisi lebih lanjut. Pemutusan
lingkaran kemiskinan dimaksudkan agar orang miskin tidak terperangkap
dalam lingkaran kemiskinan juga untuk itu mereka diyakinkan mempunyai
kemampuan atau keterampilan tertentu (self- efficacy) yang selanjutnya
akan tumbuh harga dirinya (self-esteem).
4. Intervensi Kultural
Kelompok yang telah lama mengalami kemiskinan (deprivasi) akan
terbentuk budaya kemiskinan yang sering turun temurun dari generasi
kegenerasi. Kultur masyarakat miskin harus diubah dengan kultur
kelompok social ekonomi menengah yang lebih bermartabat agar dapat
keluar dari kultur kemiskinan. Program BLT juga tidak dapat dijadikan
program jangka Panjang karena akan menyebabkan semakin mantapnya
kultur kemiskinan.
5. Intervensi Struktural
Intervensi ini dilakukan karena terdapat asu3msi bahwa kemiskinan
bukan disebabkan karena karakteristik orang miskin terdahulu seperti
malas dan hidup boros. Secara structural ekonomi Indonesia memang
makin berorientasi kapitalistik. Terlihat dari berdirinya berbagai
supermasket juga apartemen mewah namun biayanya tetap tidak
terjangkau oleh masyarakat menengah. Maka dari itu intervensi
pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara struktural yakni dengan
dibukanya akses orang miskin terhadap Kesehatan, pendidikan, listrik,
perumahan, air bersih dan program welfare lainnya.
Referensi
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/24/172143169/kemiskinan-definisi-
jenis-danfaktor-penyebabnya?page=all
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5882126/kemiskinan-pengertian-
penyebab-hinggajenis-jenisnya
Fikri, A. A. hafidh S., Sholeh, M., & Baroroh, K. (2016). Fenomena Kemiskinan
Perkotaan (Urban Poverty) Di Yogyakarta : Suatu Kajian Struktur Dan
Respons Kebijakan. Lumbung Pustaka UNY, 1–15.