Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGARUH DAN PERKEMBANGAN SEKTE BAHA'IYAH DALAM TAFSIR

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ad-dhahil fi tafsir

Dosen pengampu : bapak Yusni Amru Ghozali

Disusun oleh :

1. Kudsiyyah 4. Umi Ade prastika

2. Dewi Rahmawati. 5. Nurija

3. Nita Febrianti

FAKULTAS USHULUDDIN PROGRAM STUDI ILMU AL Qur'an DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL IMAN

PARUNG - BOGOR

1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat

yang begitu banyak serta memberikan kami kekuatan dan petunjuk untuk

menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolonganNya mungkin kami tidak bisa

menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Ad – Dakhil Fi Tafsir olrh dosen pengampu Bpk.

Yusni Amru Ghazali M. Ag. Makalah ini memuat tentang “Pengaruh dan perkembangan

Sekte baha'iyah dalam tafsir”.

Makalah ini sengaja disusun untuk dipelajari lebih dalan. Butuh waktu

untuk menyeesaikanmakalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan pada

waktu yang sudah dutentukan. Kami selaku penyusun mengucakan banyak

terimakasih kepada Bpk Yusni Amru Ghazali M.Ag, karena sudah membina kami

menjadi mahasiswa yang kreatif dan berintegritas tinggi. Semoga makalah yang

kami buat ini bisa dinilai dengan baik dan bermanfaat bagi para pembaca dan

terkhusus bagi diri sendiri walaupun makalah ini masih mempunyai banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang baik

guna penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang
A. Pengertian

al-Bahaiyah adalah sebuah gerakan yang lahir dari aliran Syi’ah pada tahun 1260 H -1844 M dibawah
pengayoman penjajah Rusia, Yahudi internasional dan penjajah Inggris dengan tujuan merusak akidah
Islam dan memecah belah barisan kaum muslimin.

B. Pendirian dan tokoh -tokoh penting

Pendirinya adalah Mirza Ali Muhammad Ridha asy-Syirazi, 1235-1266/ 1819-1850 M, belajar dari para
syaikh aliran Syaikhiyah, sebuah sekte Syi’ah, pada saat berusia enam tahun, lalu dia berhenti dan
menyibukkan diri dengan berdagang.

Dalam umur enam belas dia kembali belajar, menyibukkan diri mempelajari kitab-kitab aliran sufi sambil
melakukan latihan-latihan rohani serta amalan-amalan kebatinan yang melelahkan.

Pada tahun 1259 H, dia pergi ke Baghdad dan dia mulai rajin menghadiri majlis seorang imam aliran
Syaikhiyah di zamannya seperti Kazhim ar-Rasyati, dia mempelajari pemikiran-pemikirannya dan
pemikiran-pemikiran aliran Syaikhiyah. Di majlis ar-Rasyati, seorang intelejen Rusia Keynazd Ghorky
mengenalnya, orang ini berpura-pura masuk Islam dengan nama Isa an-Nukarani, selanjutnya orang ini
mulai mempengaruhi hadirin di majlis ar-Rasyati bahwa Mirza Ali Muhammad asy-Syirazi ini adalah
Imam Mahdi yang ditungg-tunggu dan dia merupakan Bab (pintu) –dari sini maka aliran ini disebut
dengan Babiyah- yang menghubungkan kepada hakikat ilahiyah, sang intelejen ini berbuat demikian
karena dia melihat bahwa Mirza asy-Syirazi ini mempunyai kapasitas untuk mewujudkan strateginya
yaitu memecah belah kaum muslimin.

Akhirnya pada malam Kamis, 5 Jumadil Ula 1260, Maret 1844 M, Mirza asy-Syirazi ini mengumumkan
dirinya sebagai Bab, pintu penghubung dengan Tuhan seperti apa yang diyakini oleh Syi’ah Syaikhiyah
bahwa dia memang akan lahir setelah wafatnya ar-Rasyati, dia juga mengumukan dirinya sebagai
seorang rasul seperti Musa dan Isa bahkan lebih unggul dari keduanya.

Maka murid-muris ar-Rasyati beriman kepadanya, orang-orang awam tertipu dengannya, lalu dia
mengangkat delapan belas pembawa berita gembira yang bertugas menyebarkan dakwahnya. Namun
pada tahun 1261 H dia tertangkap dan dia mengaku bertaubat di masjid al-Wakil setelah sebelumnya dia
dan para pengikutnya membuat kerusakan besar di muka bumi berupa pembunuhan terhadap kaum
muslimin.

Pada tahun 1266 Mirza asy-Syirazi ini mengaku bahwa Tuhan bersemayam pada dirinya, namun
akhirnya dia berpura-pura bertaubat setelah para ulama mengecamnya dan membuka kedoknya,
namun para ulama tersebut tidak mempercayai taubatnya, karena dia terkenal penakut dan tidak berani
berhadapan langsung, akhirnya dia dihukum mati pada 27 Sya’ban tahun 1266 H.

Tokoh kedua adalah Qurratul Ain, nama aslinya adalah Ummu Salma, lahir di Qazwin tahun 1233 H dari
bapak bernama Mulla Muhammad Shalih al-Qazwini, salah seorang ulama Syi’ah di masanya. Qurratul
Ain ini belajar ilmu-ilmu kepada bapaknya dan dia cenderung kepada akidah Syaikhiyah karena pengaruh
pamannya Mulla Ali asy-Syaikhi, sehingga dia menjadi pengagum akidah dan pemikirannya. Wanita ini
berkawan dengan Mirza asy-Syirazi selama belajar kepada Kazhim ar-Rasyati di Karbala, sampai ada yang
berkata bahwa wanita ini adalah perancang pemikiran-pemikiran Mirza, karena dia adalah wanita orator
yang berpengaruh, dia seorang satrawan dan berlisan fasih di samping dia memang sangat cantik dan
menarik, namun dia seorang wanita fajir, pengagum kehidupan seks bebas, sehingga suaminya berlepas
diri darinya termasuk anak-anaknya.

Dia berperan besar dalam persekutuan rahasia untuk membunuh Syah Nashiruddin al-Qajari, maka dia
ditangkap dan pengadilan menetapkan hukuman bakar hidup-hidup atasnya, akan tetapi para algojo
terlanjur mencekiknya sebelum dibakar pada awal Dzul Qa’dah tahun 1268 H.

Mirza Yahya Ali, saudara Mirza yang bergelar Shubh Azal, Mirza menyerahkan kepemimpinan setelahnya
kepadanya, kawan-kawannya disebut dengan Azaliyin, tetapi saudaranya yang lain Mirza Husain al-Baha
tidak menerima hal itu, dia berusaha merebut kepemimpinan, kerasulan dan ketuhanan darinya,
sehingga kedua orang ini berusaha untuk meracuni yang lain. Pertengkaran antara para pengikut Azal
dengan al-Baha terus berlangsung, sehingga pemerintah Khilafah Usmaniyah membuang al-Baha dengan
para pengikutnya ke Akka, sedangkan Shubh Azal bersama para pengikutnya dibuang ke Qubrus, di
sanalah dia mati dalam usia delapan dua tahun pada 28 April 1012 M, sebelum dia telah mengangkat
anaknya untuk menggantikannya, namun anaknya ini masuk Kristen sehingga para pengikutnya
meninggalkannya.

Mirza Husain Ali yang berjuluk Bahaullah, lahir tahun 1817 M, orang ini bersaing dengan saudaranya
Shubh Azal memperebutkan kepemimpinan aliran. Dia mengumukan di Baghdad di depan para
pengikutnya bahwa dia adalah utusan Allah di mana ruh ilahi bersemayam pada dirinya.

Mirza Husain ini berusaha membunuh saudaranya, Shubh Azal, dia mempunyai jalinan erat dengan
orang-orang Yahudi di Turki. Pada tahun 1892 M, sebagian Azaliyin membunuhnya dan dia dikubur di
Akka, dia meninggalkan buku berjudul al-Aqdas yang menyerukan agar kaum Yahudi Zionis bersatu di
Palestina.

Abbas Afandi yang bergelar Abdul Baha, lahir tahun 1844 H, bapaknya al-Baha mewasiatkannya sebagai
penerusnya, Abbas ini adalah orang yang berkepribadian gigih, sehingga sebagian ahli sejarah
menyatakan bahwa kalau bukan karena Abbas ini niscaya Babiyah tidak akan tegak dan bertahan. Para
pengikut aliran ini mengakuinya ma’shum (terjaga dari dosa), dia memberikan gelar rububiyah kepada
bapaknya sehingga dia mampu mencipta.

Dia menjalin hubungan akrab dengan Zionis, dia hadir dalam muktamar Yahudi tahun 1911 M, dia
berusaha membentuk kekuatan baru di tengah-tengah bangsa Arab untuk mendukung kaum Zionis,
karena upaya-upayanya dalam mendukung Yahudi di Palestina, pemerintah Inggris memberinya gelar Sir
di samping gelar-gelar kehormatan lainnya.
Orang ini aktif berkeliling, dia mengunjungi London, Amerika, Jerman, Iskandariyah dan kota-kota
lainnya untuk berdakwah, dia mendirikan pusat terbesar bagi aliran ini di Chicago, sebelum akhirnya dia
mati di Kairo Mesir pada tahun 1340 H atau 1921 M.

Syauqi Afandi, dia penerus kakeknya Abdul Baha dalam usia dua puluh empat tahun pada tahun 1340
H/1921 M. Dia meneruskan perjuangan kakeknya dalam menyusun kembali para pengikut di seluruh
dunia, dia mati di London karena serangan jantung dan dia dimakamkan di sebuah wilayah khusus
hadiah dari pemerintah Inggris kepada aliran Bahaiyah ini.

C. Keyakinan dan pemikirannya

1- Pengikut aliran ini meyakini bahwa Mirza Ali Muhammad Ridha asy-Syirazi yang berjuluk al-Bab
adalah pencipta segala sesuatu dengan kalimatnya, dialah awal dari segala sesuatu.

2- Mereka meyakini akidah hulul, ittihad dan reinkarnasi, bahwa azab hanya berlaku untuk arwah

mirip dengan khayalan.

3- Meyakini Budha adalah yang benar, Konghucu adalah agama langit, Zeroaster adalah agama yang
lurus, para tokoh India, Cina dan Persia adalah para nabi.

4- Meyakini bahwa Isa al-Masih disalib.

5- Mentakwilkan al-Qur`an dengan takwil-takwil kebatinan agar sejalan dengan hawa nafsu mereka.

6- Mengingkari mukjizat para nabi, para malaikat, jin, surga dan neraka.

7- Mengharamkan hijab atas wanita, menghalalkan nikah mut’ah, meyakini bahwa harta dan wanita
adalah milik bersama.

8- Agama Mirza Ali Muhammad menasakh agama Muhammad saw.

9- Shalat dengan sembilan rakaat sebanyak tiga kali, wudhu dengan air kembang, jika tidak ada maka
bismilahnya dengan mengucapkan, Bismillah al-Athhar al-Athar lima kali. Tidak ada shalat jamaah selain
shalat janazah dengan enam takbir, setiap takbir mengucapkan Allah Abha.

10- Jihad dan mengangkat senjata haram hukumnya, hal ini karena aliran ini merupakan pelayan
penjajah barat.

11- Tidak mengakui bahwa Muhammad saw adalah nabi penutup, meyakini bahwa wahyu belum
terputus, mereka menulis kitab-kitab yang menentang al-Qur`an yang penuh dengan kekeliruan dan
bahasa yang rendah dan menggelikan.

12- Haji bukan ke Makkah akan tetapi ke kuburan Bahaullah di Akka Palestina.

D. Sejarah perkembangannya
Baru-baru ini, heboh pernyataan Menag Yaqut Cholil Qoumas yang memberi ucapan selamat kepada
pengikut agama Baha’i ramai di media sosial dan ditanggapi dengan pro-kontra. Sebenarnya ucapan
selamat itu sudah basi karena hari raya Nawruz yang disebut Menag itu sudah lama jatuh tanggal 21
Maret 2021. Namun barangkali bocornya sambutan singkat itu baru beredar luas sekarang di tengah
melonjaknya kasus Covid19 dan kebijakan pemerintah yang disoroti oleh masyarakat luas.

Agama Baha’i yang disebut Menag itu sebenarnya adalah kelanjutan sekte Al-Babiyah. Sekte Al-
Babiyah sendiri adalah pecahan dari sekte Syiah Itsna ‘Asyariyah (Syiah dua belas imam) dari negeri
Persia yang muncul pada awal abad ke-19 M. Nama sekte Al-Babiyah ini ditujukan kepada para
pengikut Al-Bab: Mirza Ali Muhammad al-Syairazi (1819-1850 M), meskipun mereka lebih suka
menyebut dirinya dengan Ahlu al-Bayan. Sekte ini muncul saat negeri Iran sedang galau menunggu
datangnya ‘juru selamat’ (paham mesianistik) yang akan menyelamatakan mereka dari situasi dan
kondisi yang buruk.

Mirza Ali Muhammad memproklasaikan dirinya sebagai Al-Bab atau pintu bagi imam yang
bersembunyi. Kata Al-Bab sendiri adalah istilah yang dipakai oleh pengikut Syiah sejak awal periode
kemunculannya. Berdasar riwayat hadis popuer yang palsu, “Aku (Nabi Muhammad) adalah kota ilmu
dan Ali adalah pintunya”. Jadi Al-Bab merupakan tingkatan dalam derajat spiritual di kalangan sekte
Ismailiyyah dan pernah digunakan di masa daulah Fathimiyah di Mesir. Tingkatan Al-Bab adalah
tingkatan kedua setelah Al-Imam dan darinyalah ilmu dan ajaran diterima secara langsung.

Mirza Ali Al-Bab menyatakan tentang dirinya, “Aku bersaksi bahwa tiada seorangpun selain aku di
barat dan timur yang bisa mengaku sebagai Al-bab yang akan mengantarkan manusia kepada
ma’rifatullah. Tidak ada bukti dariku atas semua itu kecuali bukti yang ditunjukkan kebenaran
Muhammad Rasulullah.” Di Isfahan, Mirza Ali memproklamirkan dirinya sebagai nabi dan Allah telah
menurunkan kepadanya kitab suci yang dinamakan Al-Bayan. Setelah ia ditangkap oleh otoritas
setempat, para tokoh sekte Al-Babiyah menggelar pertemuan di desa Badasyt, yang dihadiri pentolan
utamanya yaitu:

Mulla Husain Al-Basyrui yang dijuluki ‘Bab Al-Bab’, Mulla Muhammad Ali Al-Barfarusyi yang dijuluki
‘Al-Quddus’, Mirza Yahya yang dijuluki ‘Subhu Al-Azal’, Zurain Taj Qurratul Ain yang dijuluki ‘al-
Thahirah’, dan Mirza Husain Ali Al-Mazandarani yang dijuluki Al-Baha’ (tokoh sentral pendiri
Bahaiyah, pelanjut sekte Babiyah) pada tahun 1848 M mengumumkan penghapusan syariat Islam dan
mendirikan agama baru dengan nama Al-Babiyah. Setelah itu Mirza Ali Al-Bab dieksekusi mati pada
tanggal 9 Juli 1850 dan jasadnya dikubur di gunung Karmel.

E.Kantong aliran

Mayoritas Bahaiyin hidup di Iran, sebagian dari mereka juga ada di negeri-negeri Arab lainnya seperti
Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina, di negara yang terakhir inilah markas mereka berada dibawah
naungan Zionis Yahudi.

Mereka juga mempunyai pengikut di Mesir, namun pemerintah Mesir membubarkan mereka dengan
keputusan presiden no. 263 tahun 1960 M.
Mereka juga mempunyai beberapa cabang di Afrika: di Ethiopia, Adis Ababa, Kampala Uganda, Lusaka
Zambia, di kota terakhir ini dilangsungkan muktamar tahunan mereka, dari 23 Mei sampi 13 Juni 1989
M. Aliran ini juga mempunyai cabang di Karachi Pakistan.

Di Eropa: London, Wina dan Frankfrut terdapat cabang-cabang mereka, di Sidney Australia juga ada.

Di Amerika, di Chichago terdapat tempat ibadah terbesar milik mereka, di kalangan mereka dikenal
dengan Musyriq al-Adzkar, dari sini majalah Najm al-Gharb diterbitkan. Mereka juga mempunyai
perkumpulan-perkumpulan besar di kota-kota besar Amerika seperti Los Angles, Brooklyn, New York. Di
Amerika sendiri terdapat kurang lebih enam ratus organisasi Baha`i dengan dua juta anggota.

Aliran ini juga berhasil menyusupkan orang-orangnya di PBB, mereka mempunyai wakil di markas PBB di
Jenewa, mereka mempunyai orang di badan sosial dan ekonomi PBB dan di Unicef, duta PBB untuk
Afrika adalah orang mereka.

F. Fatwa ulama dunia

Fatwa Ulama Dunia Islam

Untuk memberikan bimbingan Islam kepada ummat menyikapi fenomena agama Baha’i ini, Lembaga-
lembaga fatwa dan ulama dunia telah meresponsnya. Di antara fatwa ulama dunia Islam adalah:

1.Fatwa Syekh Salim Al-Bisyri, Grand Syekh Al-Azhar, Mesir: penganut Baha’i adalah KAFIR.

2.Fatwa Darul Ifta Mesir tahun 1939 dan Komisi Fatwa di Al-Azhar, Mesir tahun 1947: muslim yang
mengikuti agama Baha’i adalah murtad.

3. Fatwa Syekh Gad el-Haq, Grand Syekh Al-Azhar, Mesir tahun 1981: tidak sah alias batal pernikahan
Muslimah dengan lelaki penganut agama Baha’i. Pernikahan itu batal menurut syariat dan hubungan
suami-isteri itu haram seperti perzinahan

Anda mungkin juga menyukai