Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

NARKOBA DAN PENCEGAHANNYA

Oleh:

NAMA : ROHANI BR.DATUBARA


KELAS : XIMIA3
MAPEL: BAHASA INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA METHODIST KISARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil tugas bagi para siswa untuk belajar dan mempelajari
lebih lanjut tentang topik narkoba dan pecegahannya. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar kepada siswa, agar kreativitas dan
penguasaan materi dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengetahui tentang berbagai bahaya narkoba dan pencegahannya serta dapat
membentengi diri dan lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam bahaya
narkoba.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari guru mata
pelajaran dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

Kisaran, 21 Maret 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................... 3
D. Manfaat.................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba dan Psikotropika......................................................
..............................................................Error! Bookmark not defined.
B. Sejarah Narkoba....................................................................................... 5
C. Bentuk Narkoba....................................................................................... 5
D. Jenis-Jenis Narkotika Dan Psikotropika................................................... 6
E. Zat Adiktif Lainnya.................................................................................. 8
F. Pengaruh Dan Akibat Pemakaian Narkoba............................................... 9
G. Faktor Yang Mendorong ........................................................................ 10
H. Bahaya Narkoba...................................................................................... 11
I. Dampak Yang Ditimbulkan.................................................................... 11
J. Pencegahan Yang Dilakukan..................................................................... 13
K. Penyelesain Atau Solusi........................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat
dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada
awalnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia
kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan fungsi dan penggunaannya
tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran (Budiarta 2000). Penggunaan berbagai
macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba dewasa ini cukup
meningkat terutama di kalangan generasi muda. Morfin dan obat-obat sejenis yang
semula dipergunakan sebagai obat penawar rasa sakit, sejak lama sudah mulai
disalahgunakan. Orang-orang sehat pun tidak sedikit yang mengkonsumsi obat-
obatan ini. Maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang diakui banyak kalangan menjadi ancaman yang berbahaya bagi bangsa
Indonesia.
Sianipar (2004) mengatakan bahwa berdasarkan survey nasional
penyalahgunaan narkoba yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)
terhadap 13.710 responden yang terdiri dari pelajar SLTP, SLTA dan mahasiswa
pada tahun 2003 diperoleh data bahwa dalam setahun terakhir terdapat 3,9%
responden yang menyalahgunakan narkoba. Penelitian tersebut juga menunjukan
semakin dininya usia penyalahgunaan narkoba, dengan usia termuda adalah 7
tahun. Ditambah pula oleh Sianipar bahwa jenis narkoba yang sering digunakan
adalah inhalan, sementara itu pada usia 8 tahun ada yang sudah menggunakan
ganja dan pada usia 10 tahun telah menggunakan narkoba dengan jenis yang
bervariasi, yaitu pil penenang, ganja dan morphin. Motivasi dan penyebab mengapa
orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat bermacammacam antara lain
sebagai tindakan pemberontakan karena adanya penolakan oleh lingkungan seperti
adanya perasaan minder, latar belakang dari keluarga yang berantakan, patah hati,
atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres
dan depresi, sekedar mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan
menyenangkan, sebagai tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu dan
adanya rasa gengsi atau sebagai tindakan untuk lari dari realita kehidupan.

1
2

Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkoba hanya untuk


mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika
seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta
perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan
penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan dan
teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka akan
penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka sendiri (Staf iqeq 1998).
Menurut Wresniwiro (1999), rehabilitasi merupakan usaha untuk
menolong, merawat dan merehabilitasi korban penyalahgunaan obat terlarang,
sehingga diharapkan para korban dapat kembali ke dalam lingkungan masyarakat
atau dapat bekerja serta belajar dengan layak. Di dalam proses pemulihan,
disamping faktor-faktor dari luar seperti mengikuti programprogram pemulihan di
panti rehabilitasi, ada faktor lain yang tampaknya juga penting, yaitu faktor dari
dalam. Salah satu faktor yang berasal dari dalam adalah adanya keinginan individu
untuk berhenti menggunakan narkoba serta memiliki keyakinan bahwa dirinya akan
mampu melepaskan diri dari pengaruh narkoba tersebut.
Kesadaran yang dimiliki seseorang bahwa mereka telah kecanduan dapat
memakan banyak waktu dari beberapa minggu hingga beberapa bulan atau bahkan
tahunan dan tergantung pada obat yang digunakan dan kemampuan para pecandu
untuk mengatasi kebiasaannya tersebut (McIntosh 2002). Banyak orang yang
mengalami masalah dengan obat-obatan tetap terperosok dalam tahap
perenungan untuk merubah kebiasaan mereka. Perenungan tersebut tetap tidak
berkembang karena mereka merasa tidak mampu untuk lepas dari obat-obatan dan
bahkan mereka tidak berusaha untuk berhenti (Broad & Hall dalam Bandura 1995).
Oleh karena itu, adanya keyakinan dari dalam diri individu bahwa dirinya
mampu untuk melepaskan diri dari ketergantungan obat-obatan ini merupakan
faktor yang dianggap penting dalam proses pemulihan. Istilah keyakinan ini disebut
dengan self-efficacy. Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang mampu
menghadapi situasi tertentu. Self-efficacy tersebut mempengaruhi persepsi,
motivasi dan tindakannya dalam berbagai cara (Zimbardo dan Gerrig 1999).
Schwarzer (dalam Zimbardo dan Gerrig 1999) mengatakan bahwa self-efficacy
mempengaruhi seberapa banyak usaha yang digunakan dan berapa lama seseorang
dapat bertahan Dalam mengatasi situasi kehidupan yang sulit. Disamping itu
3

Kaplan, dkk (1993) menyebutkan self-efficacy ini sebagai sebuah konsep yang
bermanfaat untuk memahami dan memprediksi tingkah laku.
.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian narkotika dan psikotropika?

2. Bagaimana sejarah narkoba?

3. Apa saja bentuk narkoba?

4. Apa saja jenis-jenis narkoba dan psikotropika?

5. Apa saja zat adiktif lainnya?

6. Apa saja pengaruh dan akibat pemakaian narkoba?

7. Apa saja faktor yang mendorong?

8. Apa saja bahaya narkoba?

9. Apa saja dampak yang ditimbulkan?

10. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan?

11. Apa saja penyelesaian atau solusi yang dapat dilakukan?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk
1. Untuk mengetahui pengertian dari narkotika dan psikotropika
2. Untuk mengetahui sejarah narkoba
3. Untuk mengetahui bentuk narkoba
4. Untuk mengetahui jenis-jenis narkotika dan psikotropika
5. Untuk mengetahui zat adiktif lainnya
6. Untuk mengetahui pengaruh dan akibat pemakaian narkoba
7. Untuk mengetahui faktor yang mendorong
8. Untuk mengetahui bahaya narkoba
9. Untuk mengetahui dampak yangditimbulkan
10. Untuk mengetahui pencegahan yang dapat ditimbulkan
4

D. Manfaat
Makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berguna bagi
siswa. Terlebih remaja pada khususnya agar terhindar dari bahaya narkoba
dalam lingkungan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkotika dan Psikotropika
a. Pengertian Narkotika
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi
kejiwaan psikologi seseorang, serta dapat menimblkan ketergantungan
secara fisik dan psikologi.
Menurut UU RI No. 35/2009, Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun
semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
b. Pengertian Psikotropika
Menurut UU RI No. 35/2009, Psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
B. Sejarah Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan
berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di
pedesaan, termasuk bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala masyarakat
juga mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu
golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy
yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden
Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan. Selain istilah Narkoba juga
dikenal istilah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai risiko kecanduan
C. Bentuk Narkoba
Bentuk narkoba yang sering digunakan oleh mereka (pecandu
narkoba) antara lain ialah berbentuk cair, serbuk, pil, atau dengan cara

5
6

memasukan kedalam tubuhnya dengan cara menyuntikan di salah satu


bagian tubuhnya.
D. Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika
1. Narkotika
a. Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunkan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah :
• Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses
kimiawi. Pada mulanya heroin ini digunakan untuk pengobatan
ketergantungan morfin, tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan heroin
justru lebih hebat. Morfin atau heroin disebut juga putaw. Bentuknya
seperti serbuk putih tidak berbau.
• Kokain
Efek dari penggunaan kokain dapat meyebabkan paranoid, halusinasi serta
berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak syaraf di
otak. Selain memperburuk sistem pernafasan, penggunaan yang berlebihan
sangat membahayakan dan bisa membawa kematian. Kokain yang
turunannya putaw sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
• Ganja
Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya
banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi
(keracunan ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa daun, batang dan
biji, namun kemudian disalahgunakan pemakaiannya.
Ganja dapat membuat ketagihan secara mental dan berfikir
menjadi lamban dan pecandunya nampak bodoh karena zat tersebut dapat
mempengaruhi konsentrasi dan ingatan serta kemampuan berfikir menjadi
menurun.
b. Golongan II
7

Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan


dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah :
• Morfin
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran
getah poppy (papaver somary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi
semi sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di dalam dunia
kedokteran, zat ini diguanakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu
dilakukan pembedahan atau operasi. c. Golongan III
narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalma terapi dan
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :
• Kodein
Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang
hingga berat. Efek sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti halnya
senyawa opiat lainnya adalah depresi saluran pernapasan.
2. Psikotropika
a. Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan. Contohnya adalah :
• Ekstasi
Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah
yang paling banyak dikonsumsi di dalam negeri. Selain dari bahan
bakunya mudah di dapat, harga jualnya pun bervariasi. Mulai dari harga
golongan “high class eksekutif”selebritis, diatas
Rp.100.000 hingga harga banting di warung kafe Rp.10.000/butir
b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan
atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan. Contohnya adalah :
8

• Amphetamine
Memiliki nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang
berbentuk bubuk warna putih dan keabuan, dan ada juga yang berbentuk
tablet. Cara penggunaan denga cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk
tablet diminum dengan air.
c. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan
atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
Contohnya adalah :
• Phenobarbital
Phenobarbital merupakan antikonvulsan turunan babiturat yang efektif
dalam mengatasi epilepsi. Phenobarbital menekan korteks sensor,
menurunkan aktivitas motorik, menyebabkan kantuk, efek sedasi, dan
hipnotik.
d. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan
E. Zat adiktif Lainnya
Zat adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif di luar
narkotika dan psikotropika, meliputi :
a. Minuman alkohol yang mengandung etanot etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susuna saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehisdupan
manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan
dengan narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat atau zat
itu di dalam tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol, yaitu :
1. Golongan A dengan kadar alkohol 1-5% (Bir)
2. Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur)
3. Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker)
9

b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagaipelumas mesin. Beberapa yang sering disalahgunakan
adalah lem, tiner, penghapus cat kuku, dan bensin.
c. Tembakau. Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan
NAPZA.
F. Pengaruh dan Akibat Pemakain Narkoba
Efek yang ditimbulkan:

Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan


penglihatan pada malam hari, kerusakan pada hati (liver) dan ginjal, resiko
terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya makin meningkat,
penurunan libido, kebingungan dalam identitas seksual, kematian karena
overdosis. Gejala Intoksitasi (Keracunan):
Konstraksi pupil (dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat) dan
satu (atau lebih) tanda berikut, yang berkembang selama, atau segera setelah
pemakaian opioid, yaitu mengantuk atau koma, bicara cadel, gangguan atensi atau
daya ingat.
Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara
klinis misalnya: euforia awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi
psikomotor, gangguan pertimbangaan, atau gangguan fungsi sosial atau
pekerjaan) yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid.
Gejala Putus Obat:
Gejala putus obat dimulai dalam enam sampai delapan jam setelah dosis terakhir.
Biasanya setelah suatu periode satu sampai dua minggu pemakaian kontinu atau
pemberian antagonis narkotik.
Sindroma putus obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau
ketiga dan menghilang selama 7 sampai 10 hari setelahnya. Tetapi beberapa
gejala mungkin menetap selama enam bulan atau lebih lama.
Gejala Putus Obat ketergantungan:

Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea
lakrimasipiloereksi, menguap, demam, dilatasi pupil, hipertensi takikardia
10

disregulasi temperatur, termasuk pipotermia dan hipertermia. Seseorang yang


ketergantungan opioid jarang meninggal akibat putus opioid, kecuali orang
tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
Gejala residual seperti insomnia, bradikardia (detak jantung melemah, biasanya
akibat demam tinggi), disregulasi temperatur, dan kecanduan opiat mungkin
menetap selama sebulan setelah putus zat. Selama sindroma abstinensi, suatu
suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala
pengguna putus opioid adalah gelisah, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan,
mual, dan muntah.
Efek yang ditimbulkan:

Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian,


belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan maslah. Menghisap
rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan
depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah
serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebtral. Tetapi pemaparan jangka
panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral. Berbeda dengan efek
stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal.
Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia
yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan, karena
paralisis (kegagalan) pernafasan.

G. Faktor yang Mendorong


a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut
motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual)
yang mengenai aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
b. Disamping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan
penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat
dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural, , seperti bawah
ini yang menekan dan mendalam suasana hati dalam diri remaja.

1. Perpecahan unit keluarga


2. Pengaruh media masss
3. Perubahan teknologi yang cepat
11

4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral


5. Meningkatnya waktu menganggur
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi
7. Menjadi manusia untuk orang lain
H. Bahaya Narkoba
a. Menurut efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu,
dapat mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan melihat suatu
hal/benda yang sebenarnya tidak ada/ tidak nyata. Contohnya kokain & LSD
Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan
seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu, dan cenderung membuat
seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi
aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat
pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.
Adiktif, seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan
ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang
cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan
syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya ganja, heroin, putaw
b. Menurut Jenisnya Opioid:
• Depresi berat
• Apatis
• Rasa lelah berlebihan
• Malas bergerak
• Banyak tidur
• Gugup
• Gelisah
I. Dampak yang Ditimbulkan
1. Remaja
12

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan natar masa nak-anak dan
masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam mas aanak-anka dan remaja akan
membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah
bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau
hancurlah msa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-
coba, mengikuti trend dan gaya hidup, setta bersenang-senang. Walaupun semua
kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remja. Masalah
menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari
pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan
kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS.
b. Pelajar

Di Indonesia, pecandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pecandu


narkoba itu pada umumnya berusia antar 11 tahun sampai 24 ahun. Artinya usia
tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karen kebiasaan merokok ini sepertnya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan
pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika
pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi
pecandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)
adalah sebagai berikut :
• Perubahan dalam sikap, perangai, dan kepribadian.
• Sering membolos, menurunnya kedisplinan dan nilai-nilai pelajaran
• Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah
• Sering menguap, mengantuk, dan malas
• Tidak memedulikan kesehatan diri
• Selalu mencuri untuk membeli narkoba
13

J. Pencegahan yang Dapat Dilakukan


1. Pencegahan terhadap diri sendiri
• Belajar untuk mengatakan tidak
• Tidak usah terpancing karena dibilang kuper
• Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, gaul, dan sebagainya
• Bergaul dengan teman yang baik dan jauhi teman yang berperilaku buruk
• Berpikir bahwa narkoba mengakibatkan penderitaan
• Isilah hari-hari dengan kegitan yang positif
• Menambah iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Pencegahan terhadap keluarga
• Pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman
displin yang baik, mengajarkan perbedaan baik dan buruk,
mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab,
dan mengembangkan harga diri anak dengan menghargai jika berbuat baik
atau mencapai prestasi tertentu.
• Ciptakan suasana yanh hangat dan bersahabat sehingga membuat anak
rindu untuk pulang ke rumah.
• Meluangkan waktu untuk kebersamaan
• Orang tua menjadi contoh yang baik
• Kembangkan komunikasi yang baik
• Memperkuat kehidupan beragama
• Orang tua memahami msalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat
berdiskusi dengan anak
3. Pencegahan terhadap lingkungan sekolah
a. Upaya terhadap sekolah
• Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat
penyalahguaan NAPZA
• Melibatkan siswa dalam perencanaan, pencegahan, dan penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA di sekolah
• Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang
positif
14

• Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa (ekstrakulikuler)


• Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling
• Penerapan kehidupan bergama dalam kehidupan sehari-hari
b. Upaya mencegah peredaran NAPZA di sekolah
• Razia dengan cara sidak
• Melarang orang yangtidak berkepentingan untuk tidak masuk ke
lingkungan sekolah
• Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru
• Membina kerja sama yang baik dengan berbagai pihak
• Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang
sekolah
c. Upaya membina lingkungan sekolah
• Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina
hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik
• Mengupayakan kehadian guru secara teratur di sekolah  Sikap
keteladanan guru amat penting
K. Penyelesaian atau Solusi
Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,
penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui
keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak
berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar pemberian
informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang diajukan kepada
remaja langsung dan keluarganya
2. Sekunder
Pada saat peggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: fase penerimaan awal (initialintake) antara
1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan fase
detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1-3 minggu untuk
melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.
15

3. Tersier
Yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas fase stabilisais, antara
3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan
fase sosialisasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba
mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap
ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompokkelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
BAB III
PENUTUP

L. Kesimpulan
Untuk lebih mensosialisasikan tentang bahaya narkoba, mengingat
struktur masyarakat Indonesia yang demikia kompleks dan heterogen,
dengan tingkat intelektual atau daya nalar yang beragam, memang
dibutuhkan sebuah program preventif tentang “drugs education” yang
lebih dan terarah. Karena bagaimanapun, masyarakat atau lingkungan
sekitar mempunyai dampak atau peranan yang cukup signifikan dalam
mempengaruhi kebiasaan maupun karakter seseorang, terutama bagi
seorang anak remaja. Maka, selain edukasi (pendidikan) didalam keluarga
dan sekolah, edukasi di dalam masyarakar pun menjadi hal yang sentral
dan menentukan.

M. Saran
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit

2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia


17

DAFTAR PUSTAKA

Alesana, 23 Februari 2009. Makalah Tentang Narkoba dan Macam-Macam


Narkoba
Gushairon Fadli, Makalah Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba
Rahmita Andareza, 13 Maret 2016, Makalah Bahaya Narkoba

Anda mungkin juga menyukai