Makalah k3 Cici Elga Wafiq Salinan
Makalah k3 Cici Elga Wafiq Salinan
Disusun Oleh:
Kelompok 3:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah “NKRI dan Warga Negara” yang diberikan kepada kami. Kemudian,
sholawat serta salam juga mari kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad SAW,
semoga kita mendapat syafaat Beliau di Yaumil Akhir nanti, Aamiin.
Adapun tujuan utama penulisan ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan semester 2 dengan materi “NKRI dan Warga Negara”.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Fachri Hakim selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan UIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai NKRI dan Warga Negara, dan peng-
aplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari, dalam penulisan
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................4
C. TUJUAN.......................................................................................................................5
D. MANFAAT..................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. PENGERTIAN KONSEP NKRI..................................................................................5
B. ASAS KEWARGANEGARAAN.................................................................................7
C. KEWARGANEGARAAN............................................................................................9
1. Syarat Memperoleh Kewarganegaraan....................................................................10
2. Masalah Terkait Kewarganegaraan.........................................................................11
D. INTEGRASI WARGA NEGARA YANG BAIK DALAM ISLAM..............................14
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................16
C. Kata Penutup..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ialah negara kesatuan yang
kerap disebut sebagai Nusantara, yakni negara kepulauan yang terdiri dari beberapa
pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Di dalamnya, terdapat berbagai
macam ras, budaya, suku, dan agama yang berbeda-beda namun demikian tetap
menjadi satu dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Warga negara secara bahasa merupakan terjemahan dari kata citizens yang
mempunyai arti warga negara, petunjuk dari sebuah kota, sesama warga negara,
sesama penduduk, orang setanah air. Secara istilah, warga negara bermakna seseorang
yang secara hukum sudah menjadi anggota resmi dari sebuah negara tertentu. Sebagai
generasi penerus, kita wajib menjaga sikap dan perilaku dalam mempertahankan dan
menjaga keutuhan NKRI. Hal ini harus diterapkan dalam pola hidup sehari-hari
sebagai bekal NKRI yang lebih maju untuk kedepannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar Belakang tentang Pancasila sebagai dasar negara,maka dapat
kita rumuskan masalah sebagai berikut:
C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang konsep NKRI dan karakteristiknya.
4
2. Mengetahui tentang asas kewarganegaraan.
D. MANFAAT
1. Digunakan sebagai sumber belajar pada mata kuliah PPKn.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
Bentuk Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negara yaitu bentuk
negara federal, lalu menjadi negara kesatuan. Empat pilar utama yang menjadi nilai
dan konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya Republik Indonesia adalah
Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Tujuan NKRI terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-
empat yaitu “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial”.
Dari rumusan tersebut, tersirat adanya tujuan nasional atau negara yang ingin
dicapai sekaligus merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh negara yaitu:
B. ASAS KEWARGANEGARAAN
Warga negara merupakan anggota negara yang memiliki status khusus mengenai
negaranya, memiliki interaksi hak dan kewajiban yang berbentuk timbal balik
mengenai negaranya. Asas kewarganegaraan adalah dasar pemikiran dalam
menentukan masuk atau tidaknya seseorang di dalam warga negara dalam suatu
wilayah negara tertentu. Asas kewarnegaraan diperlukan untuk mengatur status
kewarganegaraan seseorang. Hal ini penting agar seseorang mendapatkan
perlindungan hukum dari negara, serta menerima hak dan kewajibannya. Ketentuan
tentang status kewarganegaraan penting diatur dalam peraturan perundang undangan
7
dari negara. Peraturan perundangan inilah yang kemudian dijadikan asas untuk
penentuan status kewarganegaraan seseorang. Setiap warga negara memiliki budaya,
sejarah, dan tradisi yang berbeda satu sama lain.
i. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan
negara. tempat kelahiran.
ii. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini.
iii. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
iv. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini.
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi dasar
penyusunan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, antara
lain sebagai berikut:
8
b. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga
Negara Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar
negeri.
c. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang
menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan
perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
d. Asas kebenaran substantif adalah prosedur. pewarganegaraan seseorang
tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-
syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan
dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas
dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah alas
yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara
harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
g. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal
ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara
terbuka.
h. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat
mengetahuinya.
Dalam literatur hukum dan dalam praktik, dikenal adanya tiga asas
kewarganegaraan, yaitu asa ius soli, ius sanguinis, dan asas campuran. Dari ketiga
asas itu, yang dianggap sebagai asas yang utama ialah asas ius soli dan ius sanguinis.
Sehubungan dengan kedua asas tersebut, setiap negara bebas memilih asas yang
hendak dipakai dalam rangka kebijakan kewarganegaraannya untuk menentukan siapa
saja yang diterima sebagai warga negara dan siapa yang bukan warga negara. Oleh
karena itu, di berbagai negara, dapat timbul berbagai pola pengaturan yang tidak sama
di bidang kewarganegaraan. Bahkan, antara satu dengan negara lain dapat timbul
pertentangan atau conflict of law atau pertentangan hukum. Dalam hal itu akan
menimbulkan persoalan bipatride atau dwi-kewarganegaraan, atau sebaliknya
menyebabkan apatride, yaitu keadaan tanpa kewarganegaraan sama sekali. Bipatride
atau dwi-kewarganegaraan timbul ketika menurut peraturan-peraturan tentang
kewarganegaraan dari berbagai negara, seseorang sama-sama dianggap sebagai warga
negara oleh negara-negara yang bersangkutan.
C. KEWARGANEGARAAN
1. Syarat Memperoleh Kewarganegaraan
9
kewarganegaraan Indonesia dapat diajukan oleh pemohon dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Orang Asing yang kawin secara sah dengan Warga Negara Indonesia
“WNI”
10
dipaksa pergi dari tempat tinggalnya sehari-hari. Banyak orang tak
berkewarganegaraan yang dari hari ke hari terus bertambah dan masih harus berjuang
untuk memperoleh hak atas status kewarganegaraannya. Perjuangan mereka itu tidak
lain adalah perjuangan ‘hak untuk mempunyai hak’. Karena mendapatkan status
hukum kewarganegaraan sama halnya memiliki kunci pintu masuk untuk
mendapatkan hak-hak lainnya dari negara.
a. konflik hukum
Konflik hukum yang dimaksud ini adalah konflik hukum terkait dengan
pembatalan kewarganegaraan. Beberapa negara mempunyai hukum kewarganegaraan
yang mengijinkan warganya untuk menanggalkan kewarganegaraannya tanpa terlebih
dahulu memperoleh atau mendapat jaminan perolehan kewarganegaraan lain. Hal ini
sering berakibat pada keadaan tak berkewarnegaraan. Konflik hukum terkait masalah
ini muncul saat salah satu negara tidak mengijinkan pembatalan Kewarganegaraan
dan Tidak Berkewarganegaraan sebelum memperoleh kewarganegaraan lain,
sementara negara lain tersebut tidak mau memberikan kewarganegaraan sebelum
individu tersebut menanggalkan kewarganegaraan sebelumnya.
Walau hanya dibahas sebagian dalam berbagai perangkat dan prinsip hukum
internasional, peralihan wilayah atau kedaulatan suatu negara sudah lama menjadi
penyebab terjadinya ke-tak berkewarganegaraan. Hukum kewarganegaraan dan
pelaksanaannya biasanya berubah saat negara mengalami perubahan wilayah atau
kedaulatan seperti saat negara merdeka dari kekuasaan penjajah, setelah negara bubar,
jika suatu negara atau negara-negara baru muncul setelah negara bubar, atau jika
negara dipulihkan kembali setelah dibubarkan selama beberap waktu. Kejadian-
kejadian ini dapat memicu diberlakukannya hukum atau undang-undang
kewarganegaraan baru dan/atau prosedur administrasi baru. Dalam keadaan demikian,
seseorang dapat menjadi tak berkewarganegaraan jika mereka lalai mengajukan
permohonan kewarganegaraan di bawah hukum/undang-undang yang baru atau
menurut prosedur administrasi yang baru, atau jika mereka ditolak
kewarganegaraannya karena penerjemahan ulang dari hukum dan pelaksanaan aturan-
aturan terdahulu.
c. hukum perkawinan
11
jika setelah ia menerima kewarganegaraan suaminya, mereka lalu bercerai sehingga ia
kehilangan kewarganegaraan yang diperolehnya pada saat menikah, sedangkan
kewarganegaraan aslinya juga tidak dipulihkan secara otomatis.
d. prosedur administrasi
e. Diskriminasi
Salah satu prinsip yang membatasi wewenang negara untuk memberikan atau
menolak kewarganegaraan seseorang adalah larangan terhadap diskriminasi ras.
Prinsip ini tercermin dalam Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Ras maupun dalam perangkatperangkat lain. Melalui Rekomendasi
Umum tentang Diskriminasi terhadap Non Warga tanggal 1 Oktober 2004, Komite
PBB tentang Penghapusan Diskriminasi Ras menyatakan bahwa ‘pembatalan atau
larangan memperoleh kewarganegaraan secara sewenang-wenang karena alasan ras,
warna kulit, keturunan, asal bangsa atau suku seseorang adalah pelanggaran
kewajiban negara untuk menjamin tidak adanya diskriminasi terhadap hak memiliki
kewarganegaraan.’. Namun demikian, terkadang seorang individu tak dapat
memperoleh kewarganegaraan dari suatu negara tertentu meski mempunyai
hubungan/ikatan yang kuat dengan negara tersebut – suatu ikatan yang untuk orang
lain sesungguhnya sudah cukup untuk memperoleh kewarganegaraan. Diskriminasi
berdasarkan ras, warna kulit, suku, agama, jender, pendapat politik, atau faktor-faktor
lain yang dilakukan secara terbuka atau dibuat seenaknya menjadi hukum atau pada
saat pelaksanaannya. Suatu hukum dapat dikatakan diskriminatif jika mengandung
kata-kata yang bersifat prasangka atau jika pelaksanaan hukum tersebut
mengakibatkan perlakuan diskriminatif.
12
f. Tidak mempunyai surat kelahiran
Perjanjian Internasional tentang Hak Sipil dan Politik dan Konvensi Hak Anak
menyatakan bahwa setiap anak, dimanapun dilahirkan, harus segera didaftarkan
setelah lahir. Kewarganegaraan seorang anak akan ditentukan menurut hukum dari
negara yang bersangkutan; dan semua negara memerlukan penjelasan tentang dimana
anak itu dilahirkan dan dari siapa dilahirkan. Tanpa bukti kelahiran ini, atau tanpa
adanya pendaftaran kelahiran yang diakui, maka sulit bagi anak untuk menegaskan
identitas diri serta memperoleh kewarganegaraan.
Dalam Islam sendiripun, sudah diatur mengenai kriteria warga negara yang
demokratis dalam QS. An-Nisa ayat 59, yang berbunyi :
ۡو ِلNَّس ُ ُر ُّد ۡوهُ اِلَى هّٰللا ِ َوالرNَ ۡى ٍء فNٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡۤوا اَ ِط ۡيـعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ۡيـعُوا ال َّرس ُۡو َل َواُولِى ااۡل َمۡ ِر ِم ۡن ُك ۚمۡ فَا ِ ۡن تَنَاز َۡعتُمۡ فِ ۡى َش
ۡ َاِ ۡن ُك ۡنـتُمۡ تُ ۡؤ ِمنُ ۡونَ بِاهّٰلل ِ َو ۡاليَ ۡـو ِم ااۡل ٰ ِخ ِر ؕ ٰذ ِلك
خَي ٌر َّواَ ۡح َسنُ ت َۡا ِو ۡياًل
13
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad),
dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu,
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
Dalam ayat tersebut terdapat makna tersirat dan tersurat, yakni untuk
mengembalikan pada Qur'an dan Hadits, juga melalui musyawarah saat dihadapkan
pada suatu permasalahan untuk diselesaikan. Adapun pesan tersuratnya yakni untuk
senantiasa patuh pada pemimpin yang baik dan bijaksana sebagai wujud kriteria
warga negara yang demokratis dalam sudut pandang Islam.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memiliki konsep Negara Kesatuan (unitaris),
yang bermakna bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan yang menggunakan
sistem desentralisasi melalui otonomi daerah yang di dalamnya terdapat warga negara
yang memiliki status kewarganegaraan. Kewarganegaraan sendiri memiliki suatu asas
yang bermakna dasar pemikiran dalam menentukan masuk atau tidaknya seseorang di
dalam warga negara dalam suatu wilayah negara tertentu. Asas kewarnegaraan
diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan seseorang yang didalamnya juga
mengandung Undang-Undang yang diatur secara kompleks untuk membahas
mengenai permasalahan sekaligus cara memperolehnya. Meski demikian, Indonesia
tidak selalu memiliki asas kewarganegaraan yang sama dengan negara lainnya karena
setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas
kewarganegaraannya sendiri. Sebagai warga negara Islam, kita juga perlu menerapkan
pesan tersirat dan tersurat seperti yang telah dipaparkan di QS. An-Nisa ayat 59
diatas.
B. Saran
Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya kita paham dan mengerti akan
konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), hal ini merupakan pengetahuan
dasar bagi setiap warga negara untuk melek akan masalah otonomi daerah hingga
14
wewenang pemerintah pusat. Sebaiknya, kita yang memiliki kewarganegaraan
Indonesia ini senantiasa memperbaiki diri untuk selalu berubah ke arah yang lebih
baik dalam hal ini, kita hendaknya senantiasa patuh pada pemimpin yang baik dan
bijaksana sebagai wujud kriteria warga negara yang demokratis dalam sudut pandang
Islam. Namun, apabila menemui suatu permasalahan tidak lantas menyikapi dengan
berapi-api tetapi dengan jalan tengah yakni musyawarah untuk mufakat yang sesuai
dengan nilai ajaran Islam maupun nilai dasar Pancasila.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aju. 2017. J.C Oevaang Oeray Dari Federasi Ke NKRI. Pontianak : Derwati Press.
Megawangi ,Ratna . 2004. Pendidikan karakter , solusi yang tepat untuk membangun
bangsa . Jakarta : Indonesia Heritage Fundation
Suparyanto, Yudi. 2018. Otonomi Daerah Dalam Kerangka NKRI. Klaten : Cempaka
Putih.
16