Anda di halaman 1dari 18

Step 5

1. Anatomi vertebrae
Secara medis, tulang belakang dikenal sebagai columna vertebralis.Rangkaian
tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang
yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang, diantara tiap dua ruas tulang
belakang terdapat bantalan tulang rawan.Panjang rangkaian tulang belakang pada
orang dewasa mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas
tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang terpisah dan 9 ruas sisanya dikemudian
hari menyatu menjadi sacrum 5 buah dan cocigius 4 buah.19 Tulang vertebra
merupakan struktur komplek yang secara garis besar terbagi atas 2 bagian.Bagian
anterior tersusun atas corpus vertebra, discus intervertebralis (sebagai artikulasi),
dan ditopang oleh ligamentum longitudinaleanterior dan posterior.Sedangkan
bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus
tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung
columna vertebra. Bagian posterior vertebra anatara satu dan lain dihubungkan
dengan sendi apofisial (faset). Stabilitas vertebra tergantung pada integritas
corpus vertebra dan discus intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong,
yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif). Ruas-ruas tulang belakang
dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempati menurut
Lingling (2014) yaitu :
1. Tulang Punggung Cervical Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil
dengan spina atau procesus spinosus (bagian seperti sayap pada belakang tulang)
yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang procesus spinosusnya pendek.
Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-C7 (C dari cervical), namun
beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis. Setiap
mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun panjang lehernya.
2. Tulang Punggung Thorax Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan
tulang rusuk. Beberapa gerakan memutar dapat terjadi.Bagian ini dikenal juga
sebagai 'tulang punggung dorsal' dalam konteks manusia.Tulang punggung thorax
terdiri dari dua belas tulang.Bagian ini diberi nomor T1 hingga T12.
3. Tulang Punggung Lumbal Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap
konstruksinya dan menanggung beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini
memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan rotasi
dengan derajat yang kecil.
4. Tulang Punggung Sacral Tulang punggung sacral terdapat 5 ruas tulang (S1-
S5). Tulangtulang bergabung dan tidak memiliki celah atau diskus
intervertebralis satu sama lainnya. Tulang punggung sacral biasa dikenal dengan
tulang kelangkang.Tulang kelangkang berbentuk segi tiga dan terletak pada
bagian bawah kolumna vertebralis, terjepit diantara kedua tulang inominata.
5. Tulang Punggung Coccygeal Nama lain dari tulang punggung coccygeal
adalah tulang tungging. Tulang punggung coccygeal terdapat 3 hingga 5 ruas
tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah.
Fungsi kolumna vertebralis adalah menopang tubuh manusia dalam posisi tegak,
yang secara mekanik sebenarnya melawan pengaruh gaya gravitasi agar tubuh
secara seimbang dan tetap tegak. vertebra servikal, torakal, lumbal bila
diperhatikan satu dengan yang lainnya ada perbedaan dalam ukuran dan bentuk,
tetapi bila ditinjau lebih lanjut tulang tersebut mempunyai bentuk yang sama.
Korpus vertebrae merupakan struktur yang terbesar karena mengingat fungsinya
sebagai penyangga berat badan.Prosesus transverses terletak pada kedua sisi
korpus vertebra, merupakan tempat melekatnya otot-otot punggung.Bagian lain
dari vertebrae, adalah “lamina” dan “predikel” yang membentuk arkus tulang
vertebra, yang berfungsi melindungi foramen spinalis.Prosesus spinosus
merupakan bagian posterior dan vertebra yang bila diraba terasa sebagai tonjolan,
berfungsi tempat melekatnya otot-otot punggung.Diantara dua buah buah tulang
vertebrae terdapat diskusi intervertebralis yang berfungsi sebagai bentalan atau
“shock absorbers” bila vertebra bergerak.
Sumber : http://repository.unimus.ac.id/2404/4/BAB%20II.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131568302/pendidikan/Anatomi-
THRUNCUS.pdf

2. Histologi vertebrae
3. Fisiologi vertebrae
Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur
fleksibel yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan,disebut vertebrae.
Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut:
- Cervicales(7)
- Thoracicae(12)
- Lumbales(5)
- Sacroles(5, menyatu membentuk sacrum)
- Coccygeae(4, 3 yang bawah biasanya menyatu)
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis
besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra,
diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum
longitudinal eanterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas
pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus
yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale.
Bagian posterior vertebrae antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi
apofisial(fascet joint).

Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum


dan tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus
vertebrae yang dihubungkan satu samalain oleh diskus fibro kartilago yang
disebut discusin vertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis
anterior dan ligamentum longitudinalis posterior.
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna
vertebralis. Diskus ini paling tebal didaerah cervical dan lumbal, tempat
dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai
sendi dan shock absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadit
rauma.
Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin(Hyalin
Cartilage Plate), nucleus pulposus(gel), dan annulus fibrosus. Sifa tsetengah
cair darin ukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae
dapat mengjungkit kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada
flexi dan ekstensi columna vertebralis.

Diskus intervertebralis, baik annulus fibrosus maupun nucleus


pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Bagian yang merupakan
bagian peka nyeri adalah:
o Lig.Longitudinale anterior
o Lig.Longitudinale posterior
o Corpus vertebra dan periosteumnya
o Articulatiozygoapophyseal
o Lig.Supraspinosum
o Fasia dan otot

Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan


diskus intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum
(pasif)danotot (aktif).Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna
vertebrale ini stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak
kontraksi volunteer dan refleksotot-otot sakrospinalis,abdominal,gluteus
maksimus, dan hamstring.
Dengan bertambahnya usia,kadar air nucleus pulposus menurun dan
diganti oleh fibro kartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan
kurang lentur,dan sukar dibedakan dari anulus.
Masing-masing vertebra memiliki bentuk anatomis dasar yang sama, namun
mempunyai ciri-ciri regional yang khas sesuai dengan fungsi dari masing- masing
vertebra. Menurut Bajpai (1991), masing- masing bagian mempunyai fungsi
khusus, yaitu
a. Korpus vertebra berguna untuk menahan dan menyalurkan berat badan.
b. Foramen vertebra atau kanalis vertebralis sebagai tempat dan perlindungan
medulla spinalis.
c. Prosesus yang menjorok dari arkus neuralis digunakan dalam proses
pergerakan. Prossesus- prossesus ini juga menjadi tempat lekat otot- otot dan
bekerja sebagai sangkutan dari gerak pengungkit dari kerja otot- otot tersebut.

Vertebra servikal merupakan tulang leher yang mempunyai 7 ruas. Mempunyai


badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang
tempat lalunya syaraf yang disebut foramen transversalis (foramen
trasversorium). Ruas pertama disebut Atlas struktur seperti cincin yang tidak
memeliki badan dan prosessus spinosus yang sangat pendek atau vestigial.

a. Vertebra servikal pertama


Vertebra cervicalis pertama dinamakan atlas. Berbeda dengan vertebra yang lain,
atlas tidak mempunyai corpus vertebra tetapi mempunyai massa lateralis atlantis
di kiri dan kanan. Kedua massa lateralis dihubungkan oleh arcus anterior atlantis
dan arcus posterior atlantis. Di pertengahan arcus anterior terdapat tuberculum
anterius dan di belakang terdapat tuberculum posterius . Di bagian belakang
tuberculum anterius terdapat fovea dentis. Pada radiograf proyeksi lateral, akan
tampak kolumna vertebra 1 dari arah lateral, arkus posterior kolumna vertebra
cervical 1, dan diskus intervertebra.

b. Vertebra cervical kedua Disebut dengan axis, mempunyai corpus yang


menonjol ke atas membentuk dens axis. Processus transversus-nya relatif kecil
dan mempunyai tonjolan nyata diujungnya. Menurut Frank, dkk (2012), pada
radiograf cervical lateral, akan menampakkan gambaran processus spinosus,
corpus, dan processus odontoid kolumna vertebra cervical, namunprocessus
odontoid akan terlihat samar, karena processus odontoid superposisi dengan
kolumna vertebra servical 1

c. Vertebra servikal 3 sampai 6 Ciri-ciri dari vertebra cervical 3-6 adalah corpus
kecil dan berbentuk oval dengan diameter transversal yang lebih panjang.
Foramen vertebralis luas dan berbentuk segitiga, pedikelnya kecil dan berbentuk
silinder, lamina panjang dan sempit. Processus spinosus kecil dan menjorok ke
belakang. Ujungnya terbelah dua yang puncaknya menjadi dua tuberkulum.
Facies dari procesus artikularis superior menjorok ke atas dan ke belakang
berlawanan dengan facies artikularis inferior yang facies artikularisnya menjorok
ke bawah dan ke anterior. Processus transversus pendek, ramping, menjorok ke
lateral dan sedikit ke 10 anterior serta ke belakang, tuberkulum anterior dari
vertebra cervical keenam lebih lebar. Menurut Frank, dkk (2012), kolumna
vertebra.

d. Vertebra servikal ke tujuh Vertebra cervicalis ketujuh dinamakan juga


vertebrae prominens, berbeda dengan yang lain karena mempunyai processus
spinosus yang panjang menyerupai vertebra thoracica sehingga mudah diraba dari
luar. Selain itu, tuberculum anterius-nya juga kadang-kadang panjang menyerupai
costa (Wibowo dan Paryana, 2009). Menurut Frank, dkk (2012), kolumna
vertebra cervical 7 akan terlihat jelas apabila pada proyeksi lateral dilakukan
stressing pada bahu.

Sumber : https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/4.BAB%20II
%20P17430111008.pdf
Anatomi Dan Fisiologi Vertebrae 1
Uploaded byAstri Faluna Sheylavontia Date uploadedon Feb 27, 2014: SCRIBD

4. Anatomi dan Histologi Medula Spinalis

5. Mekanisme sistem saraf sensoris


Saraf sensorik adalah sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengubah
rangsangan eksternal dari lingkungan menjadi impuls (rangsangan) listrik
internal. Sel saraf sensorik disebut juga sebagai sel saraf indera, karena berfungsi
sebagai pembawa sinyal dari berbagai indera tubuh menuju otak atau sumsum
tulang belakang.

Fungsi saraf sensorik adalah merespons berbagai jenis rangsangan dari luar pada
otot, sendi, maupun kulit. Rangsangan ini dapat berupa sentuhan, suhu, tekanan,
rasa sakit, posisi tertentu, gerakan, ataupun gerakan.

Cara kerja saraf sensorik


Neuron atau sel saraf berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal dari otak.
Dari ribuan jenis neuron, ilmuwan mengklasifikasikannya menjadi tiga jenis.

Salah satunya adalah sel saraf atau neuron sensorik yang akan bereaksi ketika ada
input sensorik dari lingkungan. Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja
saraf sensorik.
Sebagai contoh, saat tangan terkena air panas, secara otomatis menjauhkan
tangan. Nah, pembawa informasi bahwa tangan terkena air panas ke otak adalah
saraf sensorik.

Otak kemudian memproses informasi tersebut dengan memberi perintah, bahwa


tangan perlu menjauh dari sentuhan panas. Lalu, saraf motorik membawa
informasi dari otak ke tangan dan memicu gerakan untuk menarik tangan.

Jadi, dapat dikatakan bahwa neuron sensorik berfungsi meneruskan impuls saraf
dari reseptor menuju sistem saraf pusat (otak). Mengenal fungsi dan jenis
rangsangan saraf sensorik
Saraf sensorik menjadi bagian dalam sistem saraf tepi atau perifer, yaitu sistem
saraf selain otak dan sumsum tulang belakang.

Sistem neuron sensorik bekerja secara sadar. Artinya, setiap rangsangan pada
saraf ini diketahui oleh pemiliknya. Berbeda dengan saraf otonom, yaitu gerakan
tidak sadar, seperti detak jantung.

Umumnya, fungsi utama neuron sensorik adalah membantu dalam mengenali


rasa, bau, mendengar suara, melihat, juga merasakan suasana.

Terdapat berbagai jenis rangsangan dan fungsi pada saraf sensorik. Beberapa di
antaranya meliputi:

1. Propriosepsi
Propriosepsi atau biasa juga disebut sebagai kinestesia adalah kemampuan tubuh
untuk merasakan lokasi, gerakan, dan juga tindakan. Ini adalah alasan mengapa
bisa bergerak secara bebas.

Selain itu, propriosepsi adalah umpan balik yang terjadi secara terus menerus
antara reseptor dengan sistem saraf sensorik.

Neuron sensorik dapat membantu kita sadar tentang kepemilikan tubuh. Saraf ini
juga membantu mempertahankan postur tubuh dan mengendalikan gerakan.

2. Vestibular
Vestibular adalah bagian dari saraf sensorik yang berhubungan dengan telinga
bagian dalam. Saraf ini membantu tubuh agar tetap seimbang dan memiliki
koordinasi yang baik.

3. Interoception
Interosepsi adalah kemampuan untuk merasakan apa yang terjadi di dalam tubuh.
Kemampuan saraf sensorik ini dapat membuat kita menyadari berbagai sensasi.
Sebagai contoh, rasa panas, dingin, lapar, keinginan buang air, serta emosi.

4. Lima indera
Neuron atau sistem saraf sensorik berfungsi untuk mengaktifkan lima indera.
Nantinya, ini bisa membuat kita dapat merasakan sentuhan, pendengaran, rasa,
bau, serta penglihatan.
5. Termoreseptor
Termoreseptor adalah jenis saraf sensorik yang berfungsi agar tubuh mendeteksi
perubahan suhu pada lingkungan. Beberapa termoreseptor peka terhadap suhu
dingin, ada juga yang peka pada suhu panas.

Sumber :
 An Easy Guide to Neuron Anatomy with Diagrams; medical journal;
Medically reviewed by Nancy Hammond, M.D. Written by Carly
Vandergriendt and Rachael Zimlich, RN, BSN on February 28, 2022;
https://www.healthline.com/health/neurons
 https://www.sehatq.com/artikel/seluk-beluk-saraf-sensorik-dan-gangguan-
yang-bisa-menyerangnya

6. Sistem dan jaras upper motor neuron


Sindrom UMN dapat terjadi pada kerusakan sistem saraf piramidal dan
ekstrapiramidal. Kerusakan pada sistem piramidal ditandai dengan gejala berupa
lumpuh, hipertoni, hiper-refleks, dan klonus, serta ditemukan adanya reflek
patologis pada pemeriksaan sistem sensorik. Untuk lesi pada sistem
ekstrapiramidal tidak dijumpai adanya kelumpuhan, tetapi terdapat gangguan
tonus otot, gerakan otot abnormal yang tidak dapat dikendalikan, dan gangguan
pada gerakan otot volunter. Berikut merupakan beberapa contoh penyakit yang
ditandai dengan gangguan UMN antara lain multiple sclerosis, primary lateral
sclerosis, stroke, cedera spine, cedera otak traumatik, dan penyakit Huntington's.
Sumber :
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/SISTEM
%20NEUROMUSKULER.pdf

7. Sistem dan jaras lower motor neuron


Lower motor neuron merupakan saraf yang langsung menginervasi otot, secara luas
mengacu pada kondisi yang secara istimewa mempengaruhi tubuh saraf motorik yang
berasal dari ventral horn dari substansi grissea medulla spinalis, aksonnya,
persimpangan neuromuskuler, dan serat otot. Menurut Bush (2015), LMN menyerang
neuron motorik yang berasal dari sistem saraf pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar
dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan berakhir pada otot
skeletal. Gangguan fungsi unit motorik mengakibatkan berkurangnya fungsi motorik,
misalnya paresis atau kelumpuhan daerah yang terkena, kandung kemih, tonus otot
lembek, dan berkurang atau tidak ada lengkung refleks. Bergantung pada daerah dan
jenis penyakit, perubahan fungsi ini mungkin bersifat regional, seperti
megaoesophagus yang terlihat pada myasthenia gravis fokal, atau digeneralisasi,
seperti tetraparesis dengan kelumpuhan faringeal dan respiratorus respiratorik yang
dapat dilihat pada kasus tick paralysis (Cuddon, 1998; Olby, 2004; Shelton, 2016).
Gangguan LMN dapat terjadi karena berbagai penyebab seperti idiopathic
polyradiculoneuritis, tick paralysis, botulisme, Myasthenia gravis, racun ular, dan
trauma.

Sindrom LMN didapatkan apabila terjadi kerusakan pada neuron motorik dan
neuroaksis neuron motorik bagian bawah dari batang otak dan tulang belakang. Gejala
yang ditimbulkan pada sindrom LMN berupa kelemahan otot, atrofi otot, fasikulasi
otot, penurunan refleks dan tonus otot. Fasikulasi merupakan gerakan lembut dari otot
di bawah kulit dan terjadi akibat adanya denervasi dari saraf motorik. Adanya atrofi
otot pada LMN dikaitkan dengan terjadinya fasikulasi. Penurunan refleks pada
sindrom LMN dikarenakan gangguan dari eferen (motorik) tungkai dari cabang motor
sensoris. Berikut merupakan contoh penyakit yang ditandai gangguan LMN antara
lain Guillain-Barre syndrome (GBS), primary lateral sclerosis, progressive bulbar
palsy, progressive muscular atrophy, spinal muscular atrophy (SMA), Bell’s palsy,
dan poliomielitis.

Sumber :
Indonesia Medicus Veterinus Januari 2020 9(1): 28-36 pISSN : 2301-7848; eISSN : 2477-6637 DOI:
10.19087/imv.2020.9.1.28 online pada http://ojs.unud.ac.id/php.index/imv 28 Studi Kasus: Gangguan
Lower Motor Neuron pada Anjing Lokal (CASE REPORT: LOWER MOTOR NEURON DISEASE IN LOCAL
DOG) Tessa Saputri Marmanto1 , I Gede Soma2 , I Nyoman Suartha2 1Mahasiswa Pendidikan Profesi
Dokter Hewan, 2Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234; Telp/fax. (0361)
223791 e-mail: tessaputri7@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai