Anda di halaman 1dari 7

Analisa Sintesa Tindakan

Nama Pasien /Usia : Tn. I.A


No. RM : 39 92 07
Tanggal Masuk RS : 17-01-2022
Tanggal dan Jam Tindakan : 19-01-2022/14.30 Wita
Diagnosa Medis : Fraktur Dorsalis Pedis

No Kriteria Bobot

1 Diagnosa Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang
Ada beberapa faktor yang muncul pada Frakur yaitu :
- Fraktur traumatik Kekuatan langsung
- Fraktur patologik
- Fraktur beban
(Nurafif, A. H. dan H. Kusuma. 2015)

2 Data Subjektif :
- Klien mengatakan terasa nyeri pada kaki sebelah kiri, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan dirasakan semakin bertambah sakit apabila
klien bergerak
- Klie mengatakan jatuh dari bangunan pada saat sedang bekerja

3 Data Objektif :
- Hasil rongseng terlihat adanya fraktur pada os metatarsal I dan sub caput phalangs proximal digiti I
- KU Baik
- Klien Nampak gelisah
- Ada luka dikaki sebelah kiri
- TTV : TD : 113/61 mmhg
N : 66 x/m
P : 20 x/m
S : 36,1 ֯
- PQRST
P : Nyeri
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Kaki sebelah kiri
S : 4 (0-10)
T : Hilang timbul kuranggggg lebih 3 jam sekali dan berlangsung selama 10-15 menit
- Therapy yang diberikan :
 IVFD RL 20 Tpm
 Ranitidin 1 Amp/IV/12 jam
 Ceftriaxone 1 gr/IV/12 jam
 Keterolac 1 Amp/IV/ 8 jam

4 Langkah-langkah tindakan keperawatan yang dilakukan saat ini (bukan menurut teori)
- *Pantau respon nyeri pasien* tiap 3 jam
- *Pantau TTV*
- *Pantau keadaan umum pasien*
5 Dasar Pemikiran:
- Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu
pengitusan, biasanya patahan lengkap dan fragmen ulang bergeser. Kalau kulit diatasnya masih utuhh, keadaan ini disebut
fraktur tertutup, kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus keadaan ini disebut fraktur terbuka yang cenderung
untuk mengalami kontaminasi dan infeksi (Wijaya, 2016).

- Adanya patahan mengakibatkan tulang atau sendi saling bergesekan atau terjadi pergerakan yang berdampak pada rasa nyeri
yang dialami oleh klien. Oleh karena itu diberikan pembidaian yang bertujuan untuk mengimobilisasi (mempertahankan posisi
bagian patah agar tidak bergerak) sehingga mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan, mengurangi perdarahan dan bengkak
yang timbul, selain itu pembidaian juga mencegah terjainya komplikasi dari fraktur serta mempermudah transfer pasien, untuk
meminilasisakan/mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar tulang yang patah (Nurafif dan Kusuma, 2015)

6 Prinsip Tindakan:
- Bersih
- Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
- Bidai dibungkus agar empuk
- Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan juga terlalu kelonggaran

1) Prosedur kerja
 Spalk sesuai ukuran
 Kasa balutan Panjang
 Elastis verban
 Gunting dan plester
2) Prosedur Tindakan
 Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
 Jika ada luka terbuka maka tungkai terlebih dahulu luka perdarahan. Bersihkan dengan cairan antiseptic dan tekan
perdarahan dengan kasa steril
 Posisikan tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi anatomi. Luruskan posisi korban dan posisi anggota
gerak yang mengalami fraktur maupun dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan
gerakan. Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan pembidaian maka pembidaian dilakukan apa adanya. Pada
trauma sekitar sendi, pembidaian harus mencakup tulang dibagian proksimal dan distal.
 Ukur bidai pada dua sendi
 Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibiadi terutama pada daerah tubuh yang keras.
 Ikatlah bidai diatas tempat fraktur
 Pastikan bahwa bidai telah rapat
 Jika memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
(Smeltzer, Suzanne et al, 2002; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah)
7 Analisa Tindakan Keperawatan:
- Dalam kasus ini dilakukan penanganan yng diberikan dengan mempertahankan prinsip bersih dimulai dengan memposisikan
tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi anatomi. Meluruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang
mengalami fraktur maupun dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan gerakan Nurafif dan
Kusuma (2015)
- Pemasangan bidai pada “Tn.I.A” dilakukan untuk mencegah pergerakan tulang yang patah, mencegah bertambahnya
perlukaan pada patah tulang, mengurangi rsa sakit, mengistirahatkan patah tulang ( Fakhrurrizal A, 2015)
8 Bahaya yang dapat terjadi?
- Bahaya pembidaian biasanya timbul bila kita tidak melakukan pembidaian secara benar, misalnya ;
 Bisa menekan jaringan saraf, pembuluh darah atau jaringan dibawah bidai yang bias memperparah cedera yang sudah
ada bila dipasang terlalu ketat
 Bila bidai terlalu longgar bias menimbulkan kerusakn pada saraf perifer, pembuluh darah, atau jaringan sekitarnya
akibat pergerakan ujung-ujung fregmen patah tulang
 Menghambat aliran darah bila terlalu ketat bias menyebabkan iskemi jaringan
.
9 Hasil yang didapat:
S:
- Pasien mengatakan terasa sakit pada kaki sebelah kiri
- Pasien mengatakan lebih nyaman setelah dibidai
O:
- Kaki kiri pasien terpasang bidai
- KU baik
- TTV : TD : 113/61 mmhg
N : 66 x/m
P : 20 x/m
S : 36
A:
- Masalah teratasi sebagian. Gangguan mobilitas fisik berhubugan dengan kontinuitas jaringan
tulang
P:
- Lanjutkan intervensi
- Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
- Kaji kemampuan melakukan ambulasi
- Evaluasi keluhan nyeri
- Berikan posisi yang nyaman
- Kolaborasi pemberian analgesik
10 Evaluasi Diri:
- Tindakan pembidaian telah dilakukan sesuai dengan prinsip dan prosedur. Pembidaian ini sebaiknya dilakukan secepat
mungkin untuk meminimalkan komplikasi dari fraktur. Dan harus masih membutuhkan keterampilan yang lebih lagi dan
berhati-hati dalam menangani pasien fraktur.

11 Daftar Pustaka :

Nurafif, A. H. dan H. Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Bersarkan Diagnosa

Medis & NANDA NIC NOC . Edisi MediAction. Yogyakarta.

Muttaqin, A. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan. Sistem

Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.

Wijaya, Andra Saferi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori dan

Contoh Askep. Jakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai