Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis maka disimpulkan hasil

pemetaan geologi daerah Bumisari Kecamatan Cikidang dan sekitarnya,

Kabupaten Sukabumi, Jawabarat adalah sebagai berikut:

4.1. Satuan Geomorfologi

Berdasarkan aspek morfometri, morfografi dan morfogenetik di daerah

penelitian, maka satuan geomorfologi dapat dikelompokkan menjadi 3 (satuan)

satuan geomorfologi, yaitu:

1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Landai

2. Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Agak Curam

3. Satuan Geomorfologi Perbukitan Struktural Sedimen Agak Curam

4.2. Satuan Batuan

Berdasarkan karakteristik batuan, umur, serta lingkungan pengendapan,

maka satuan batuan di daerah penelitian dikelompokan menjadi 5 (lima) satuan

batuan tidak resmi, yaitu:

1. Satuan Tuf Litik (Kt), diduga berumur Pleistosen dengan lingkungan

pengendapan darat.

2. Satuan Breksi Vulkanik (Kbx), diduga berumur Pleistosen dengan

lingkungan pengendapan darat.

98
99

3. Satuan Batupasir Karbonatan (Tmbpk), diduga berumur Miosen Awal-

Tengah dengan lingkungan pengendapan Neritik Luar.

4. Satuan Tuf Kristal (Tmt), diduga berumur Miosen Awal dengan

lingkungan pengendapan Laut.

5. Satuan Batulempung Karbonatan (Tmblk), diduga berumur Miosen Awal

dengan lingkungan pengendapan Neritik Tengah.

4.3. Struktur Geologi

Berdasarkan hasil interpretasi kelurusan sungai, Topografi, Digital

Elevation Model (DEM), penarikan pola jurus yang membentuk anomali arah

jurus batuan, bukti-bukti yang ditemukan di lapangan berupa kekar, data cermin

sesar, dan data lipatan maka struktur geologi yang berkembang di daerah

penelitian, yaitu:

1. Struktur kekar, berupa kekar tarik dan kekar gerus

2. Struktur lipatan, berupa Sinklin Cikarae, Antiklin Ciseupan, dan Sinklin

Cibayawak

3. Struktur sesar, berupa Sesar mendatar Dekstral Ciseupan dan Sesar

mendatar Dekstral Cikareo

4.4. Sejarah Geologi

Sejarah geologi daerah penelitian dimulai dari Kala Miosen Awal hingga

saat ini, kondisi daerah penelitian awalnya lingkungan laut dangkal dimana pada

kala ini diendapkan batulempung karbonatan. Pada kala inipun terjadi aktivitas
100

vulkanik berupa kemunculan gunungapi bawah laut, kemudian terjadi

peningkatan aktivitas vulkanik sehingga diendapkan tuf kristal. Pada Kala Miosen

Awal – Tengah diendapkan endapan turbidit berupa batupasir karbonatan dengan

sisipan batulempung dan juga breksi polimik secara selaras diatas satuan

batulempung karbonatan. Pada kala Miosen Tengah terjadi proses pengangkatan

yang menyebabkan daerah penelitian berubah dari kondisi laut dalam menjadi laut

dangkal. Selanjutnya pada periode ini diendapkan batupasir karbonatan dengan

sisipan batulempung, secara selaras di atas satuan batupasir pada lingkungan

neritik tengah-neritik luar Pengangkatan yang terjadi pada kala Miosen Tengah

diikuti oleh peningkatan aktifitas tektonik berupa kompresi dengan tegasan utama

berarah relatif timurlaut-baratdaya yang mengakibatkan terbentuknya struktur

lipatan serta beberapa sesar di daerah penelitian. Selanjutnya daerah penelitian

mulai berubah dari kondisi laut dangkal menjadi daratan pada periode Pliosen-

Pleistosen. aktifitas vulkanisme mulai berkembang selama kurun waktu ini.

Peningkatan aktivitas vulkanisme ini juga diikuti oleh aktivitas tektonik yang

menyebabkan terbentuknya struktur-struktur lipatan yang lebih muda. Aktivitas

vulkanik semakin aktif pada kala Pleistosen dan selanjutnya diendapkan breksi

vulkanik dan tuf secara tidak selaras di atas sedimen-sedimen Tersier.

4.5. Potensi Geologi

Potensi Sumberdaya geologi berupa batupasir pada dinding-dinding bukit

batupasir dan tuf tersier yang dijadikan konstruksi bahan bangunan dan pengeran
101

jalan. Potensi kebencanaan yang mungkin terjadi adalah gempa bumi, aktivitas

Gunungapi Gede Pangrango, dan longsor.

Anda mungkin juga menyukai