Anda di halaman 1dari 14

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

KEGIATAN BELAJAR 1

ULUM AL-QURAN
DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

Memahami Ulum al-Quran dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan


kajian al-Quran.

Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan

• Menganalisis pengertian Ulum al-Quran


• Menjabarkan ruang lingkup dan pokok-pokok bahasan Ulum
al-Quran
• Menganalisis sejarah perkembangan Ulum al-Quran
• Menganalisis pengertian al-Quran
• Mengidentifikasi nama-nama al-Quran
• Menguraikan garis besar isi kandungan al-Quran
• Menganalisis pengertian wahyu
• Mengidentiikasi macam-macam wahyu yang diterima Nabi
Muhammad Saw.
• Membandingkan perbedaan wahyu, ilham, dan ta’lim.

Pokok-Pokok Materi

• Pengertian Ulum al-Quran


• Ruang lingkup dan pokok-pokok bahasan Ulum al-Quran
• Sejarah perkembangan Ulum al-Quran
• Pengertian al-Quran
• Nama-nama al-Quran garis besar isi kandungan al-Quran
• Pengertian wahyu, macam-macam wahyu yang diterima Nabi
Muhammad Saw. dan perbedaan wahyu, ilham, dan ta’lim.

1
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

URAIAN MATERI

ULUM AL-QURAN DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

A. Pengertian Ulum al-Quran


Pengertian Ulum al-Quran harus ditinjau dari sisi makna
idhafahnya dan makna istilahnya. Dari segi makna idhafahnya
adalah segala yang berkaitan dengan Al-Quran. Maka segala
ilmu yang bersandar kepada Al-Quran termasuk ke dalam Ulum
al-Quran seperti ilmu tafsir, ilmu qira’at, ilmu Rasm al-Quran,
ilmu I’jaz al-Quran, ilmu Asbab al-Nuzul, ilmu nasikh wa al-
mansukh, Ilmu I’rab Al-Quran, ilmu Gharib al-Quran, Ulum al-
Din, Ilmu Lughah dan lain-lain, karena ilmu-ilmu itu
merupakan sarana untuk memahami Al-Quran 1.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa makna Ulum


al-Quran ialah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kajian Al-
Quran seperti ilmu tata cara membaca Al-Quran, ilmu sejarah
turunnya Al-Quran, ilmu tartib al-Kitabah dan tartib al-Tilawah
(urutan penulisan), ilmu sejarah penghimpunan Al-Quran dari
masa nabi Muhammad Saw. sampai masa ‘Usman bin ‘Affan.
Dengan kita mempelajari Ulum al-Quran kita dapat memahami
dan mengenal Al-Quran secara utuh.

B. Ruang lingkup dan pokok-pokok bahasan Ulum al-Quran


Dalam pembelajaran Ulum al-Quran, ada beberapa
pembahasan berdasarkan tema-tema. Ilmu Nuzulul al-Quran2,

1 Teungku Muhammad Hasbi al-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Alquran (‘Ulum al-Quran);


Membahas Ilmu-ilmu Menafsirkan Alquran (Semarang, Pustaka Rizki Putra,
2014), hlm.1
2 Pembahasan ilmu Nuzul al-Alquran ini berkaitan waktu dan tempat
diturunkannya Alquran, ayat-ayat yang diturunkan di Kota Makkah
(Makkiyah) atau di Kota Madinah (Madaniyah), ketika Nabi dalam keadaan safar
atau berdiam (tidak berpergian), diturunkan pada siang hari atau malam hari.

2
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

Ilmu Asbab al-Nuzul3, Ilmu Tarikhun Nuzul (awwalu ma nuzila


wa akhiru ma nuzila) 4 , ilmu yang berkaitan sanad Al-Quran
seperti ilmu qira’at yang mutawatir dan syaj5. Ilmu yang terkait
tata cara membaca Al-Quran, seperti ilmu waqaf wa al-Ibtida,
imalah, mad, idgham, ikhfa, dan lain-lain. Ilmu yang
membahas masalah kalimat al-Faz (lafaz-lafaz). Seperti
masalah-masalah gharaib, mu’rob, majaz, musytarak, isti’arah
dan tasybih. Masalah makna Al-Quran yang berkaitan dengan
lafadz ‘am yang tetap dalam keumumnya, ‘am yang
dimaksudkan khusus, ‘am dikhususkan dengan sunah, ‘am
yang mengkhususkan sunah, nash yang zhahir, mujmal,
mufashshal, manthuq, mafhum, muthlaq, muqayyad, muhkam,
mutasyabih, musykil, nasikh dan mansukh, muqoddam,
muakhkhar dan lain-lain. Masalah makna-makna Al-Quran
yang berkaitan dengan fashl dan washl, ijaz dan ithnab, thiwal,
dan qashr.

Ruang lingkup Ulum al-Quran dapat dibagi menjadi dua


kajian. Pertama, dirasah ma fil al-Quran. Ilmu-ilmu ini
berkaitan dengan materi yang terdapat dalam Al-Quran seperti
kajian tafsir Al-Quran. Kedua, dirasah ma haulal Al-Quran. Di
samping itu, ilmu ini juga berkaitan dengan Ilmu-ilmu terkait
materi-materi di luar Al-Quran seperti seperti ilmu Asbab al-
Nuzul, muhkamat dan mutasyabihat, al-Qira’at dan hukum-
hukum membacanya6.

C. Sejarah Perkembangan Ulum al-Quran


Pada Abad Ke I dan ke II Hijriah, Rasulullah Saw., Abu
Bakar al-Shiddiq ra., dan Umar ibn al-Khattab, ilmu ulum al-
Quran belum dibukukan karena pada umumnya para sahabat
memahami Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar Al-Quran.
Bila ada yang belum mereka fahami, mereka dapat bertanya

3 Tema ini berkaitan dengan penjelasan sebab-sebab diturunkannya Alquran.


4 Tema ini berkenaan dengan ayat-ayat yang pertama-tama diturunkan dan
terakhir diturunkan, diturunkan berulang-ulang, diturunkan tidak berurutan
dan diturunkan dalam satu kesatuan.
5 Ilmu beragam bacaan Alquran (qira’at Nabi), para perawi, dan hufadz al-

Alquran, kaifiyat al-Tahammul wa al-Ada’ (cara penerimaan riwayat).


6 Acep Hendrawan, ‘Ulumul Alquran Ilmu untuk Memahami Wahyu (Bandung:

Rosda, 2016), hlm. 10-12.

3
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

langsung kepada Rasulullah Saw. atau para sahabat yang


pernah bertemu dengan beliau.

Pada Masa Khalifah Usman bin Affan mulai terjadi


perbedaan bacaan di dalam tubuh umat Islam karena agama
Islam telah menyebar sampai keluar tanah Arab. Khalifah
Utsman bin ‘Affan mengambil kebijaksanaan sehingga
penulisan ayat-ayat Al-Quran diseragamkan dan dinamakan
Mushaf Usman.

Pada masa khalifah Ali bin Abi Talib makin banyak non
Arab yang masuk Islam dan mereka tidak menguasai Bahasa
Arab sehingga terjadilah salah baca karena ayat-ayat Al-Quran
belum diberi harakat/baris, belum bertitik, dan belum ada
tanda bacanya. Khalifah Ali bin Abi Thalib mengambil
kebijaksaan pula dengan memerintahkan kepada salah
seorang ilmuannya Abu al-Aswad al-Duali (w. 691 H) agar
menyusun kaidah-kaidah Bahasa Arab yang tersusun di dalam
bahasa Al-Quran. Kebijaksanaan Ali bin ‘Abi Thalib itu
dianggap sebagai perintis lahirnya ilmu nahwu dan I’rab al-
Quran.

Pada Abad ke III dan IV Hijriah para ulama selain menulis


tafsir dan ilmu tafsir, menulis beberapa ilmu yang terkait Al-
Quran seperti Ali bin al-Madini (w. 234 H) menulis ilmu Asbab
al-Nuzul. Abu Ubaid Qasim bin Salam (w. 224 H) menulis ilmu
Nasikh dan Mansukh (ayat-ayat yang dapat dihapus tetapi
tetap hukumnya berlaku). Muhammad Ayub Idris (w. 309 H)
menulis Ilmu Makkiyah dan ilmu Madaniyah (Rasulullah Saw.
di Makkah dan Madinah), sementara Muhammad bin Khalaf
Murzaban (w. 309 H) menulis buku Alhawi fi Ulum al-Quran.
Karya ini terdiri dari 27 jilid.

Pada Abad ke IV mulai disusun ilmu-ilmu Gharaib al-


Quran yang menerangkan keajaiban yang terdapat dalam ayat-
ayat Al-Quran. Abu Bakar al-Sijistani (w. 330 H) menulis
Gharaib al-Quran. Abu Bakar Muhammad bin Qasim dari
Anbar (w. 328 H) menulis ‘Ajaib al-Quran. Abu al-Hasan al-
Asy’ari (w. 324 H) menulis Mukhtashar fi Ulum al-Quran
(ringkasan ilmu-ilmu Al-Quran). Abu Muhammad Kasab,

4
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

Muhammad bin Ali al-Karakhi (w. 360 H) menulis Nukat al-


Quran, dalalah ‘ala al-Bayani, fi ‘anwa ulum al-Quran wa
ahkam al-munbiati ‘an ikhtilaf al-anam (butir-butir Al-Quran
yang menunjukkan penjelasan mengenai bermacam-macam
ilmu dan hukum yang timbul karena perbedaan bacaan).
Muhammad bin Ali al-Adwafi (w. 388 H) menulis al-Istighna’ fi
ulum al-Quran.

Pada Abad Ke V dan ke VI Hijriah Ali bin Ibrahim bin said


al-Khufi (w. 430 H) menulis buku I’rab al-Quran (Ilmu tentang
ilmu penguraian jabatan kata dalam ayat Al-Quran). Beliau
juga menulis buku al-Burhan fi Ulum al-Quran yang terdiri dari
tiga puluh jilid. Abu al-Qasim bin Abd. al-Rahman Suhaili (w.
581 H) menulis Mubhamat al-Quran (ayat-ayat yang belum
tuntas pengertianya sehingga memerlukan penjelasan
selanjutnya). Ibnu al-Jauzi (w. 579 H) menulis Funun al-Afnan
fi ‘Ajaibi al-Quran (beberapa pengetahuan mengenai keindahan
Al-Quran) dan al-Mujtaba fi ‘ulum allati yata’allaqu bi al-Quran
(yang dipilh dari ilmu-ilmu yang bertalian dengan Al-Quran).

Pada Abad ke VII dan VII Hijriah Ibnu ‘Abd. Salam (w. 660
H) menulis Ilmu Majaz Al-Quran (ilmu yang mengenai majaz
dalam Al-Quran). Dinamakan al-Majaz (pemakaian kata tidak
dimaksudkan dengannya yang tersurat tetapi yang tersirat).
Alauddin al-Sakhawi (w. 643 H) menulis ilmu qira’at bernama
Jamalu al-Qurra wa Kamalu al-Iqra (keindahan berbagai
bacaan dan kesempurnaan iqra). Abu Syamah (w. 655 H)
menulis al-Mursyid al-Wajizu fi ma yata’allaqu bi al-Quran
(petunjuk ringkas mengenai hal-hal yang bertalian dengan al-
Quran).

Pada Abad ke VII Hijriah bermunculan ulama baru


mengenai Al-Quran seperti Ibnu Abi al-Isba’ dengan Ilmu
Baqi’u al-Quran. Ibnu al-Qayyim dengan Ilmu Aqsamil al-
Quran. Najmuddin al-Thufi dengan Ilmu Hujaji al-Quran. Abu
Hasan Mawardi dengan Ilmu Amtsal al-Quran. Badruddin al-
Zarkasyi dengan al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran.

Pada Abad ke IX dan ke X Hijriah semakin bertambah


Ulama yang menulis Ilmu-ilmu Al-Quran seperti Jalaluddin

5
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

Baiquni menulis Mawaqi’u al-‘Ulum min Mawaqi’i al- Nujun.


Muhammad bin Sulaiman menulis al-Taisir fi Qawaidu al-
Quran. Al-Suyuthi menulis al-Tahbir fi ‘ulum al-Tafsir.

Pada abad ke XIV Hijriah semakin banyak lahir kitab-


kitab baru yang membahas ilmu-ilmu Al-Quran seperti Thahir
al-Jaza’iri menulis al-Tibyan fi ‘Ulum al-Quran. Jamaluddin al-
Qasimi menulis Mahasin al-Takwil. Muhammad Abd. Al-Azhim
al-Zarqani menulis Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Quran.
Muhammad ‘Ali Salamah menulis Manhajul Qur’an fi ‘Ulumil al-
Quran. Thanthawi Jauhari menulis al-Jawahiru fi Tafsir al-
Quran. Muhammad Shadiq Rafi’i menulis ‘Ijaz al-Quran.
Musthafa al-Maraghi menulis Jawazi Tarjamatu al-Quran7.

D. Pengertian Al-Quran
Secara etimologi Al-Quran berasal dari kata ‫قَ َراَ يَ ْقَرأ قَِراءَة‬
‫َوق ْرآن‬ yang artinya mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun

(al-dhammu) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke


bagian yang lain secara teratur. Dikatakan Al-Quran karena ia
berisikan inti sari dari semua kitabullah dan inti sari dari ilmu
pengetahuan8.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa


Al-Quran adalah sebuah kitabullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw. sebagai penyempurna dari kitab-kitab
sebelumnya. Dengan Al-Quran kita dapat ilmu pengetahuan
seperti yang dikemukakan diatas Al-Quran adalah inti sari dari
ilmu penetahuan. Selain sebagai penyempurna dari kitab-kitab
terdahulu dan intisari ilmu pengetahuan, Al-Quran adalah
sebagai Kalam Allah Swt., dimana kita dapat berdialog dengan
Allah Swt. selain dengan menjalankan sholat, kita dapat
membaca Al-Quran sebagai pedoman hidup kita.

7 Kahar Masyhur, Pokok-Pokok Ulumul Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, 1992),


hlm. 34-45
8 Manna Khalil al-Qaththan, Mabahits fi Ulum Al-Qur’an (Riyadh: Maktabah,

1981), hlm.20

6
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

E. Nama-nama Al-Quran
Allah memberikan Al-Quran beberapa nama seperti Al-
Quran, al-Kitab, al-Furqan, al-Dzikr, dan Tanzil.

1. Al-Quran
َّ ُ ُ ِ ُ ُ َّ ُ َّ
‫إِن هذا ٱلقرءان يهدِي ل ِل ِِت ِِه أقوم ويب ِّش ٱلمؤ ِمن ِني ٱَّلِين‬
َّ َّ ُ
٩ ‫ت أن ل ُهم أجرا كبِيا‬ ِ ‫يعملون ٱلصل ِح‬
Artinya;
Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada
orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa
bagi mereka ada pahala yang besar (Q.S. al-Isra’;9)

2. al-Kitab
ُ ُ ُ
١٠ ‫لقد أنزلا إِلكم كِتبا فِيهِ ذِك ُركم أفَل تعقِلون‬
Artinya;
Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah
kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan
bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya (Q.S. al-
anbiya’;10)

3. al-Furqan
ً ُ ُ َّ َّ
١ ‫تبارك ٱَّلِي نزل ٱلفرقان َع عب ِده ِۦ ِلكون ل ِلعل ِمني نذِيرا‬
Artinya;
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al-
Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam (Q.S. al-Furqan;1)

4. al-Dzikr
ُ َّ ِ َّ
٩ ‫إِنا ن ُن ن َّزلا ٱَّلِكر ِإَونا ُلۥ لح ِفظون‬
Artinya;
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al-
Hijr;9)

7
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

5. al-Tanzil

١٩٢ ‫ب ٱلعل ِمني‬ِ ُ ‫ِإَونَّ ُهۥ َل‬


ِ ‫زنيل ر‬
ِ
Artinya;
Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh
Tuhan semesta alam. (Q.S. Asy-Syu’ara;192)

Al-Quran dan al-Kitab lebih populer dari nama-nama


yang lain. Dalam hal ini Muhammad Abdullah Daraz “ditulis”
dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang
sesuai dengan kenyataannya. Penamaan Al-Quran dengan
kedua nama ini memberikan isyarat bahwa selayaknya Al-
Quran dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan. Jika salah
satunya melenceng, maka lainnya meluruskannya.

Dengan penjagaan ganda ini, oleh Allah Swt. telah


ditanamkan ke dalam jiwa umat Nabi Muhammad Saw. untuk
mengikuti langkah Nabinya, maka Al-Quran tetap terjaga
dalam benteng yang kokoh9.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Al-Quran diberi nama


sesuai dengan fungsinya. Seperti al-Furqan sebagai pembeda,
dengan pembeda ini kita dapat membedakan mana yang benar
dan mana yang salah.

F. Maqâshid al-Quran
Materi yang terkandung dalam Al-Quran sangat banyak
dan beragam. Dimulai dari hubungan manusia kepada Allah
Swt. (Hablum mina Allah). Hubungan antar manusia (Hablum
mina al-Nas). Sebagian ulama memberikan intisari dari
kandungan Al-Quran menjadi tiga hal, yaitu pengetahuan
tentang akidah, pengetahuan tentang syari’ah, dan
pengetahuan tentang akhlak.

Ada beberapa ulama lain mengatakan bahwa isi


kandungan Al-Quran ada tiga macam yaitu mengatakan
ketauhidan/ma’rifatullah, Hukum mu’amalah, dan pemberi
kabar gembira dan peringatan. Selain itu mereka memandang

9 Manna Khalil al-Qaththan, Mabahits …, hlm. 18-20

8
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

bahwa surat al-Fatihah menjadi surat pembuka Al-Quran yang


mengandung intisari atau ringkasan dari pada Al-Quran 10.

Menurut penulis, memang masih banyak lagi isi


kandungan Al-Quran itu sendiri. Seperti Al-Quran berisikan
tentang ilmu pengetahuan, sebagai ketauhidan kepada Allah
Swt., peringatan dan pemberi kabar gembira. Dan banyak lagi
isi kandungan atau garis-garis besar Al-Quran seperti masalah
akidah, akhlak, sejarah, hukum, ibadah, mu’amalat, ilmu
pengetahuan, dan lain lain, karena Al-Quran adalah sebagai
sumber ilmu pengetahuan.

Isi pokok kandungan Al-Quran yang pertama, Aqidah11;


Kedua, Ibadah, 12 ; hukum-hukum, 13 ; al-Tadzkir, 14 ; kisah-
kisah15; dan menyerukan untuk berpikir.16

10 Departemen Agama RI, Mukadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta:


Lembaga Percetakan AlAlquran Departemen Agama, 2009), hlm. 9
11 Sebagai sebuah ilmu yang mengajarkan manusia tentang kepercayaan yang

pasti, wajib dimiliki oleh setiap orang di muka bumi ini. Alquran mengajarkan
akidah tauhid kepada kita dengan menanamkan keyakinan terhadap Allah Swt.
yang Esa (satu) yang tidak pernah tidur, tidak melahirkan, dan dilahirkan.
12 Merupakan bentuk sifat menyerah, tunduk, patuh, dan taat. Menurut

pengertian “ahli Fuqaha”, ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang


dijalankan atau dikerjakan untuk mendapat ridha dari Allah Swt. Dasar-dasar
ibadah yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat lima waktu, membayar
zakat, puasa di bulan suci Ramadhan, dan beribadah Haji bagi yang mampu
menjalankannya.
13 Hukum-hukum yang ada di dalam Alquran adalah memberi perintah

kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan hukuman pada
seseorang yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Alquran
dan al-Sunah. Ada beberapa jenis hukum seperti jinayat, mu’amalat,
munakahat, faraidh, dan jihad.
14 Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada

manusia kepada Allah Swt. seperti siksa neraka atau al-Waid. Tadzkir juga bisa
berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan
balasan berupa nikmat syurga.
15Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik

yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah Swt. serta ada juga yang
mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah Swt. Dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang
baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikhtibar.
16 Di dalam Alquran banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang

memerlukan pemikiran manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga


membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta. Lihat Didik
Ahmad Supadie, Pengantar Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), hlm. 71

9
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

G. Pengertian Wahyu
Kata wahyu berasal dari bahasa Arab yang berarti
tersembunyi dan cepat. Dikatan‚ wahaitu ilaihi atau auhaitu.
Bila kita berbicara kepada seseorang agar tidak diketahui
orang lain. Wahyu adalah isyarat yang cepat. Itu terjadi
melalui pembicaraan atau rumus dan lambang dan terkadang
melalui suara semata dan terkadang pula melalui isyarat
dengan anggota badan.

Kata al-Wahyu adalah bentuk masdar (infinitive), dan


materi kata itu menunjukkan dua makna dasar, yaitu
tersembunyi dan cepat. Oleh sebab itu, wahyu adalah
pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus
diberikan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui orang
lain17.

Menurut pendapat penulis, wahyu adalah isyarat yang


sangat cepat. Khususnya wahyu yang selalu mengiringi
Rasulullah Saw. Karena setiap tingkah laku dari Rasulullah
adalah merupakan wahyu dari Allah Swt., Rasulullah berbuat
bukan dengan hawa nafsu tetapi dengan wahyu atau petunjuk
dari Allah Swt.

H. Macam-macam Wahyu
Macam-macam wahyu ada dua. Pertama Al-Quran, karna
Al-Quran adalah Wahyu yang Allah Swt berikan kepada Nabi
Muhammad Saw. melalui perantara malaikat Jibril dan
dijadikan pedoman hidup. Kedua, hadis Nabi Saw. Hadis
adalah ucapan, perbuatan, dan pernyataan Nabi Saw18.

Segala perbuatan atau tingkah laku Nabi adalah timbul


dari wahyu/petunjuk dari Allah Swt., bukan perbuatan yang
didasarkan oleh hawa nafsu.

I. Perbedaan Wahyu, Ilham, dan Ta’lim

17 Anshori Lal., Ulumul Qur’an; Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan


(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 46
18 Kahar Masyhur, Pokok-Pokok …, hlm. 55.

10
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

Perbedaan antara wahyu dan ilham adalah ilham itu


intuisi yang diyakini jiwa manusia sehingga terdorong untuk
mengikuti apa yang diminta tanpa mengetahui dari mana
datangnya. Hal seperti ini serupa dengan perasaan lapar, haus,
sedih, dan senang19.

Wahyu adalah suatu isyarat yang cepat, seperti terdapat


pada diri Rasulullah Saw., sedangkan Ilham adalah sebuah
dorongan yang ada dalam alam bawah sadar kita untuk
melakukan sesuatu seperti ketika kita merasakan lapar, kita
ada dorongan untuk makan. Adapun wahyu berlaku pada Nabi
dan Rasul. Akan tetapi ilham berlaku untuk manusia biasa.
Ta’lim adalah proses belajar mengajar atau interaksi antara
sesama manusia dan tidak melalui perantara malaikat20.

Oleh karena itu menurut pendapat penulis perbedaan


antara wahyu, ilham dan ta’lim adalah wahyu adalah firman
Allah Swt. yang disampaikan kepada para Nabi, sedangkan
ilham isyarat yang cepat yang khusus Allah Swt. pada orang-
orang sholeh dan ta’lim adalah proses belajar dan mengajar
seperti kita sedang melaksanakan perkuliahan untuk mencari
ilmu.

Rangkuman

Ulum al-Quran dalam adalah ilmu yang mencakup berbagai


kajian yang berkaitan dengan kajian-kajian Al-Quran seperti
pembahasan Asbab al-Nuzul, pengumpulan Al-Quran dan
penyusunannya, masalah makkiyah dan madaniyah, nasikh dan
mansukh, muhkam dan mutasyabihat dan lain-lain sebagainya21.

Ruang lingkup Ulum al-Quran adalah objek utama dari


kajian Ulum al-Quran itu sendiri dari semua aspeknya. Ulum al-
Quran memiliki sejumlah cabang ilmu yang memiliki pokok-pokok
bahasan sangat banyak seperti ilmu Asbab al-Nuzul (sebab-sebab

19 Manna Khalil al-Qattan, Mabahits ..., hlm. 38


20 Anshori Lal., Ulumul Qur’an …, hlm. 49
21 Manna Al-Qathan, Mabahits …, hlm.15-16

11
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

turun), ilmu munasabah (ilmu tentang kolerasi surat, ayat, dan


lain-lain tentang Al-Quran), ilmu tafsir dan lain sebagainya22.

Pada masa Rasulullah Saw. Al-Quran belum dibukukan. Hal


ini berlangsung terus sampai beliau wafat23. Pada abad ke I dan ke
II Hijriyah, Abu Bakar dan Umar ibn al-Khattab istilah Ulum al-
Quran belum muncul. Hanya proses penulisan Al-Quran sudah
dimulai. Selanjutnya masa Utsman bin Affan mulai diseragamkan
bacaan untuk menjaga persatuan umat Islam. Selanjutnya pada
abad ke II dikenal dengan masa pembukuan, khususnya dalam
pembukuan hadits dengan beragam babnya, lalu tafsir Al-Quran
baik rujukannya dari Rasulullah, sahabat, maupun tabi’in.

Dimulai abad ke III dan ke IV Hijriyah sampai X pada abad


ini masa-masa produktif penulisan Ulum al-Quran terus
berkembang. Abad ke XIV Hijriyah pada abad ini penulisan Ulum
al-Quran dengan berbagai macam ilmunya mulai berkembang
kembali24.

Al-Quran secara etimologi berasal dari Bahasa Arab yaitu


Qora’a, Yaqra’u, Qira’atan, atau Qur’anan yang berarti
mengumpulkan atau menghimpun huruf-huruf atau kata-kata
dari beberapa bagian secara teratur 25 . Secara Istilah, Al-Quran
adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw. melalui perantara malaikat Jibril dan diperuntukkan untuk
umat Islam yang dijadikan sebagai pedoman hidup26.

Nama-nama Al-Quran diantaranya al-Furqan (memisahkan


atau membedakan), artinya Al-Quran membedakan antara
kebenaran dan kebatilan. al-Dzikr berarti kemuliaan dan al-Tanzil
yang berarti wahyu yang diturunkan Allah Swt. ke dalam hati
Rasulullah Saw27.

22 Manna Al-Qathan, Mabahits …, hlm. 24


23 Al-Shadr, Muhammad Bakir, al-Madrasah al-Qur’aniyyah (Iran: Syariat, 1426
H), hlm.213
24 Asep Hermawan, Ulumul Qur’an (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal 6.
25 Manna Khalil al-Qattan, Mabahits …, hlm.2
26 Abdul wahab khalaf, ilmu ushul fiqh, (Jakarta: Dar al-manar, 1973), hlm.23.
27 Subhi al-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur’an, cet. 16 terj. dari Mabahits Fi

Ulumil Qur‟an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004), hlm. 8

12
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

Wahyu dinamakan al-Kitab yang menunjukkan pengertian


bahwa wahyu itu dirangkum dalam bentuk tulisan yang
merupakan kumpulan huruf-huruf dan menggambarkan ucapan
(lafadz). Dan wahyu itu pemberitahuan yang bersifat rahasia28.

Macam-macam wahyu yang diterima Nabi Muhammad Saw.


Pertama, mimpi yang benar. Inilah cara wahyu pertama yang
diterima Rasulullah Saw. Wahyu dalam bentuk mimpi yang benar
ini ternyata tidak hanya terjadi pada masa-masa awal kenabian
Muhammad Saw., akan tetapi juga setelah beliau lama menjadi
Nabi Saw. Kedua, Jibril menghembuskan wahyu ke dalam jiwa
Nabi Muhammad Saw., sedangkan Nabi sendiri tidak melihat
malaikat jibril. Ketiga, wahyu itu datang kepada Nabi Muhammad
Saw. bagaikan gemerincingnya suara lonceng dengan amat
kerasnya. Keempat, malaikat jibril menyampaikan wahyu kepada
Nabi Muhammad Saw. dengan menjelma sebagai manusia29.

Ada perbedaan antara wahyu, ilham, dan ta’lim. Wahyu


adalah sebuah isyarat yang cepat atau pemberitahuan secara
sembunyi-sembunyi dan cepat yang khusus ditunjukan kepada
orang-orang yang menerimanya dan tanpa diketahui orang lain.
Ilham adalah penyampaian suatu makna, fikiran atau hakikat di
dalam jiwa atau hati yang meminta supaya dikerjakan oleh orang
yang menerimanya. Ta’lim adalah memberikan pelajaran dan
harus bersandarkan pengetahuan melalui proses pembelajaran30.

28Subhi al-Shalih, Membahas …, hlm 8


29Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, cet. 1 (Jakarta: Rajawali pers, 2013),
hlm, 85-86.
30Manna Khalil Al-Qattan, Pengantar studi ilmu Al- Qur’an, (Jakarta, Pustaka al-

Kautsar, 2012), hlm,42

13
MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2021

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zaid, Nasr Hamid, Tektualitas Al-Quran: Kritik terhadap Ulum


al-Quran, tj. Khoiron Nahdliyyin dari MAfhum an-Nas
Dirasah fi Ulum al-Quran, Yogyakarta: LKiS: 2003.
Al-Khalidy, Salah. Kisah-kisah Al-Quran; Pelajaran dari Orang-
orang Dahulu, Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
Al-Munawar, Said Agil. Al-Quran; Membangun Tradisi Kesalehan
Hakiki, Jakarta; Ciputat Press, 2002.
Anshori. Ulumul Qur’an Kaidah-kaidah memahami Firman Tuhan,
Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
As-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum Al-Quran, Beirut; Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 2004.
Ath-Tharawanah, Sulaiman. Rahasia Pilihan Kata dalam Al-Quran,
Jakarta: Qisthi Press, 2004.
Az-Zarkashiy, al-Burhan fi Ulum, Beirut: Dar al-Fikr, 2001.
Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005.
Djalal, Abdul. Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.
Hermawan, Acep. ‘Ulum al-Quran Ilmu untuk Memahami Wahyu,
Bandung: Rosdakarya, 2016.
Husin M, Said Agil. Al-Quran; Membangun Tradisi Kesalehan
Hakiki, Ciputat Pers, Jakarta; 2002.
Musafa’ah, Suqiyah. Studi Alqur’an, Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Press, 2011.
Nahar, Syamsu. Studi Ulum al-Quran, Medan: Perdana Publishing,
2015.
Qatthan, Manna’ Khalil. Mabahits fii Ulumil Qur’an, Riyadh: Al
Ma’had Aly Lil Qodlo.
Quttub, Sayyid. at-Taswir al-Fanny fi al-Quran, Bairut: Dar al
Kutub, t.t.
Shihab, Umar. Kontektualitas Al-Quran; Kajian Tematik atas Ayat-
ayat Hukum dalam Al-Quran, Jakarta; Penamadani, 2005.

14

Anda mungkin juga menyukai