Anda di halaman 1dari 21

POLTEKAD KODIKLATAD

JURUSAN TEKNIK MESIN

LAPORAN PRAKTEK STABILITAS KENDARAAN

REM ABS

Disusun Oleh:

1. SERTU ACEP NANA K NOSIS 20190442-E


2. SERTU TOMMY W F NOSIS 20190444-E
3. SERDA DEDID E R NOSIS 20190446-E
4. SERDA DENNY P P NOSIS 20190448-E
5. SERDA M HABIBI NOSIS 20190450-E
6. SERDA DJOKO I P NOSIS 20190452-E
7. SERDA HAFIDH M NOSIS 20190454-E
8. SERDA PERNANDO NOSIS 20190456-E
9. SERDA JULIAN AJI P NOSIS 20190458-E
10. SERDA JOHAN F NOSIS 20190460-E

PRODI OTOMOTIF RANPUR D4 ANGKATAN IV


TP 2019 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkankehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kemudahan dan kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Pembuatan laporan ini utamanya adalah untuk memenuhi kewajiban mahasiswa
dalam menempuh mata kuliah Kemudi Rem Suspensi. Dengan demikian diharapkan agar
semua ilmu yang telah didapatkan selama menuntut ilmu di perkuliahan dapat dituangkan
dalam bentuk tulisan, sehingga bisa menambah wawasan.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran
sangat diharapkan demi penyempurnan laporan ini. Tidak lupa kami sampaikan permohonan
maaf apabila terdapat kata – kata yang kurang berkenan dalam laporan ini. Dan akhirnya
kami mengucapkan selamat membaca.

Batu, Maret 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rem merupakan salah satu sistem penting pada kendaraan, sebagai fungsi
keamanan dan kenyamanan berkendara untuk memperlambat dan menghentikan laju
kendaraan. Sehingga sistem rem perlu diupayakan sebaik mungkin dalam
pelayanannya memperlambat dan menghentikan laju kendaraan. Untuk itu salah
satunya diciptakanlah sistem ABS (Anit-lock Brake System). Sebagai penyempurna
kerja sistem rem saat melakukan pengereman mendadak. Maka dari itu sebagai
mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif dan sistem ini masuk dalam kompetensi yang
perlu dimiliki, maka mahasiswa perlu mempelajari ilmu ABS (Anit-lock Brake
System).

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari ABS (Anit-lock Brake System) ?
2. Apakah keuntungan penggunaan ABS (Anit-lock Brake System) ?
3. Apa sajakah macam-macam jenis ABS (Anit-lock Brake System) ?
4. Bagaimanakah kerja dari ABS (Anit-lock Brake System) ?
5. Bagaimanakah perawatan ABS (Anit-lock Brake System)?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Sistem ABS (Anti-lock Brake System) merupakan penyempurnaan sistem


pengereman pada kendaraan agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi
pengereman mendadak. ABS merupakan sistem yang didesain untuk menghindari
terjadinya selip (skidding) karena roda terkunci (locked) pada saat pengereman yang
mana hal ini akan dapat menimbulkan bahaya karena roda yang selip akan
menyebabkan kendaraan tidak dapat dikendalikan. Roda yang selip juga akan dapat
memperpanjang jarak pengereman, karena koefisien gesek ban yang selip lebih kecil
dari pada ban yang menggelinding.

Gambar 1. Sistem ABS

Sistem ini bekerja apabila terjadi pengereman mendadak pada kendaraan


sehingga menyebabkan sebagian atau semua roda berhenti sementara mobil masih
melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali. Ketika sensornya
mendeteksi ada roda mengunci, maka control modul memerintahkan motor ABS
untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar.
Proses itu berlangsung sangat cepat. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan
dan jarak pengereman makin efektif.

B. Komponen-Komponen, Fungsi, dan Cara Kerjanya


Sistem ABS merupakan kombinasi dari sistem elektronik dan hidrolik untuk
mengatur pengereman masing-masing roda agar menghindari roda terkunci.
Komponen utama ABS secara umum adalah :
1. Wheel Speed Sensor
a. Fungsi
Wheel Speed Sensor berfungsi untuk mendeteksi kecepatan roda dan
mendeteksi terjadinya slip pada roda kendaraan yang nantinya data yang diterima
diinformasikan ke ABS Control Modul.
b. Cara Kerja
Wheel speed sensor terdiri dari sensor dan rotor. Di dalam sensor terdapat
magnet yang menghasilkan garis gaya magnet dan pada rotor terdapat roda gigi.
Saat rotor berputar roda gigi yang berputar memotong garis gaya magnet sehingga
menghasilkan gaya induksi elektromotif bolak-balik sesuai dengan kecepatan
rotor. Oleh sensor gaya induksi elektromotif bolak-balik ini dubah menjadi sinyal
gelombang sinus tegangan kemudian dikirimkan ke ABS Control Modul.

Gambar 2. Wheel Speed Sensor

2. ABS Control Modul


a. Fungsi
Perangkat ini berfungsi untuk mengolah informasi kecepatan yang dikirim
oleh speed sensor dan memberikan perintah kepada masing-masing valve untuk
mengontrol tekanan pengereman
ABS Control Modul adalah unit yang memproses semua sensor untuk
mengendalikan kerja sistem rem ABS dengan cara mengatur kerja setiap solenoid
yang ada didalam hidrolik unit.
Selain fungsi tersebut ABS Control Modul sebagai:
 Fungsi Self Diagnosis, adalah fungsi untuk mendiagnosa sistem dan
komponen rem pada berbagai kondisi dan hasilnya diinformasikan dalam DTC
dengan penyalaan lampu peringatan ABS.
 Fungsi Fail-Safe, adalah fungsi keamanan dimana jika terjadi masalah pada
fungsi ABS, maka sistem ABS akan off dan sistem rem akan kembali pada
sistem rem konvensional (tanpa ABS).
 Sirkuit Pembentuk Gelombang, merubah sinyal output dari wheel speed sensor
berupa gelombang sinus (analog) yang frekuensinya berubah-ubah
berdasarkan perubahan kecepatan roda menjadi sinyal pulsa (digital) sehingga
dapat diproses oleh micro komputer.
 Micro Computer Unit (MCU), mendeteksi kecepatan roda, percepatan atau
perlambatan kecepatan roda dan kecepatan kendaraan sesuai dengan sinyal
digital yang dikirim dari sirkuit pembentuk gelombang sehingga kondisi slip
kendaraan dapat dideteksi setiap waktu. Saat perlambatan kecepatan roda
menurun drastis hingga dibawah kecepatan yang ditentukan, MCU
menentukan angka slip tinggi dan mengirim sinyal untuk menahan atau
mengurangi tekanan rem. Sebaliknya saat percepatan kecepatan roda
meningkat hingga pada batas yang telah ditentukan, MCU menentukan angka
slip rendah mengirim sinyal untuk menaikkan tekanan rem.
 Sirkuit Solenoid Control, sirkuit ini menggunakan power transistor dan
mengontrol arus yang mengalir ke solenoid valve didalam hidrolik unit.
 Sirkuit Fail- safe, sirkuit ini memonitor kerja dari sensor, solenoid dan ABS
control modul. Bila terdapat unit atau sistem yang tidak berfungsi sirkuit akan
menghentikan kerja dari semua solenoid dan motor, dan sistem rem akan
berfungsi secara konvensional, lampu peringatan ABS pada panel instrumen
akan menyala.

Gambar 3. ABS Control Modul


b. Cara kerja
Kerja utama dari control unit ini adalah menerima input sinyal dari
sensor - sensor kemudian memprosesnya sehingga di dapat output yang di
gunakan untuk memerintahkan actuator untuk bekerja sesuai fungsi dalam
berbagai kondisi.
3. Hydraulic control unit
a. Fungsi
Hydraulic control unit untuk mengatur bekerjanya tekanan minyak rem dari
master silinder ke tiap silinder disc brake, serta pengontrolan pompa minyak rem.
Hydraulic Control Unit bertugas membebaskan pengereman atau memberikan
tekanan minyak rem dari master silinder ke tiap silinder piringan rem (disc brake
cylinder). Perintah tersebut sesuai dengan sinyal-sinyal yang diterima dari Control
Module. Sehingga putaran roda saat pengereman sama dan tidak terjadi
penguncian.
b. Cara Kerja
Kerja actuator dibedakan menjadi dua yaitu saat ABS tidak digunakan
dan saat pengereman darurat, yaitu jika terjadi slip pada salah satu roda.
Cara kerja actuator adalah: System kerja dibawah diterangkan ini
menggunakan roda depan sebagai contoh.
 Selama pengereman biasa (ABS tidak bekerja)
Gambar 4. Hidroulic control unit saat ABS belum bekerja

ABS tidak bekerja selama pengereman biasa, dan


control module tidak mengalirkan arus listrik ke solenoid. Oleh
karena itu, katup 3 posisi ditekan kebawah oleh sebuah pegas
pengembali dan port A terbuka dan port B tertutup. Bila pedal
rem ditekan, tekanan minyak pada master silinder meningkat
dan minyak rem mengalir dari port A ke port C di dalam katup
solenoid dikirim ke disc brake cylinder. Minyak rem dicegah
mengalir ke dalam pompa oleh katup pengontrol No 1 (check
valve no 1) yang terletak pada sirkuit pompa. Bila pedal rem
dibebaskan/dilepas, minyak rem kembali dari silinder piringan
rem ke master silinder rem melalui port C ke port A dan katup
pengontrol no 3 di dalam katup solenoid.

 Saat pengereman ABS digunakan


Bila salah satu dari keempat roda kira-kira akan
mengunci pada waktu pengereman secara tiba-tiba, actuator
ABS mengontrol tekanan minyak rem yang bekerja pada roda
tersebut sesuai dengan sinyal yang dikirim oleh Control
Module. Roda ini akan tercegah dari penguncian. Adapun
mode-mode yang bekerja pada actuator adalah:
- Mode Pengurangan Tekanan
Apabila suatu roda hampir mengunci, ECU akan
mengalirkan arus listrik (5A) ke solenoid coil yang
membangkitkan tenaga magnet yang kuat. Katup tiga posisi
bergerak ke atas dan port A menutup serta port B membuka.
Akibatnya, minyak rem dari silinder disc brake akan
mengalir melalui port C ke port B dalam katup solenoid tiga
posisi dan masuk ke dalam reservoir. Pada waktu yang
bersamaan motor pompa dihidupkan oleh sinyal dari
Control module, dan minyak rem dikirim kembali dari
reservoir ke master silinder. Sebaliknya, minyak rem yang
keluar dari master silinder, dicegah masuk ke dalam katup
solenoid oleh port A yang tertutup dan oleh check valve No
1 dan No 3. Hasilnya tekanan hidrolis akan berkurang, dan
mencegah penguncian atas roda. Tingkat pengurangan
hidrolis diatur oleh pengurangan dari mode-mode
“Pengurangan tekanan” dan “Penahanan mode”.
Gambar 5. Hidraulic control unit saat mode pengurangan tekanan

- Mode Penahanan (Holding Mode)


Ketika tekanan di dalam silinder disc berkurang atau
bertambah, dan sensor kecepatan mengirim sinyal yang
menunjukan bahwa kecepatan sudah mencapai tingkat yang
dituju (kecepatan roda sudah sama) Control Module
memberi arus (2A) ke solenoid coil untuk menahan agar
tekanan didalam silinder disc brake berada pada tingkatan
tersebut. Ketika arus yang diberikan ke solenoid dikurangi
dari 5A (baca mode pengurangan tekanan halaman diatas)
menjadi 2A (dalam mode penahanan) tenaga magnet yang
dibangkitkan dalam solenoid coil juga berkurang. Maka
selanjutnya katup solenoid bergerak ke bawah ke posisi
tengah oleh tenaga pegas pembalik, sehingga port B akan
tertutup.
Gambar 6. Hidraulic control unit saat mode penahanan

- Mode Penambahan Tekanan


Ketika tekanan dalam silinder disc brake perlu ditambah
untuk memberikan tenaga rem yang lebih kuat, Control
Module menghentikan pengiriman arus ke solenoid coil.
Hal ini akan membuka port A dan menutup port B. Dengan
demikian minyak rem di dalam silinder dapat mengalir dari
port C dalam katup solenoid ke silinder disc brake.
Penambahan tekanan hidrolis dikontrol oleh pengulangan
mode-mode (baca mode penambahan tekanan dan mode
penahanan tekanan)
Gambar 7. Hidraulic control unit saat mode penambahan tekanan

C. Jenis – Jenis ABS (Anti-lock Brake System)


Pada sistem rem yang menggunakan ABS terdapat bebrapa jenis ABS, dintaranya :
1. 4-Sensor 4-Chanel
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FF (Front engine Front drive) yang
memakai X-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan kontrol roda
belakang biasanya mengikuti select-low logic agar mobil bisa stabil saat ABS
bekerja.
Jenis ABS ini mempunyai empat wheel sensor dan 4 hydraulic control channel
dan masingmasing mengontrol secara tersendiri. Sistem ini mempunyai tingkat
keamanan dan jarak pemberhentian yang lebih pendek di berbagai macam kondisi
jalan. Namun apabila permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara kanan dan
kiri yang tidak rata akan mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi
kendaraan sehingga bisa mengurangi kestabilan. Karena itulah, kebanyakan mobil
yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS memasukkan satu select low logic
pada roda belakang agar mobil tetap stabil, di berbagai macam kondisi jalan.

2. 4-Sensor 3-Chanel
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FR (Front engine Rear driving) yang
memakai H-brake lines. Roda depan dikontrol tersendiri dan roda belakang
dikontrol secara bersamaan pada brake pipe dengan dasar select-low logic.
Dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving), kebanyakan berat kendaraan
terpusat di roda depan dan berat titik tengah kendaraan saat direm juga berpindah
ke depan hampir 70%, gaya pengereman ini dikontol oleh roda depan. Artinya
adalah kebanyakan tenaga pengereman dibangkitkan oleh roda depan, sehingga
agar ABS bisa efektif, maka diperlukan pengaturan tersendiri (independent
control) pada roda depan. Namun demikian, roda belakang yang gaya
pengeremannya lebih sedikit, juga sangat penting untuk memastikan kendaraan
aman saat dilakukan pengereman. Karena itulah apabila saat ABS roda belakang
bekerja di permukaan jalan yang licin, maka independent control pada roda
belakang mengatur agar gaya pengereman roda belakang tidak merata sehingga
mobil mengalami yawing.
Untuk menhindari gerakan yawing ini dan untuk menjaga agar mobil tetap
aman saat ABS bekerja di berbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda
belakang diatur berdasarkan kecenderungan roda mana yang mengalami lock-up.
Konsep pengaturan ini dikenal dengan ‘Select-low control’.
3. 3-Sensor 3-Chanel
Roda depan dikontrol tersendiri namun untuk roda belakang dikontrol secara
bersamaan oleh satu wheel speed sensor (khususnya differential ring gear).Mobil
yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem kontrol ABS jenis
ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang. Roda
belakang dikontrol bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake line
system, diperlukan 2 channels (2 brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur
roda belakang dikarenakan masing-masing roda belakang mempunyai jalur rem
yang berbeda.
4. 1-Sensor 1-channel
Hanya mengatur tekanan roda belakang oleh satu sensor. Dipakai Untuk mobil
yang dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk mengontrol tekanan
roda belakang.Pada rear diffirential dipasang satu wheel speed sensor yang
berfungsi untuk mendeteksi kecepan roda. Cara kerjanya adalah saat dilaukan
pengeraman mendadak roda depan akan terkunci, sehingga kestabilan kemudi
mobil akan hilang dan jarak henti pada permukaan jalan yang mempunyai daya
gesek rendah juga akan bertambah jauh. Sistem ini hanya akan membantu untuk
penghentian lurus.
D. Cara Kerja Rem ABS
Sensor kecepatan akan membaca kecepatan mobil setiap saat, dan menyampaikan
data kecepatan tersebut ke pada kontroler. Untuk mobil berhenti secara normal di
kecepatan 100 kilometer perjam, akan diperlukan waktu selama 5 detik. Tentunya pada saat
anda melakukan pengereman normal, tidak akan terjadi penguncian roda kendaraan. Lain
ceritanya jika dilakukan pengereman mendadak, maka roda akan terkunci. Waktu yang
diperlukan untuk roda terkunci kurang lebih 1
detik.
Karena kontroler telah di program, untuk dapat menghentikan kendaraan
secara maksimal, terkuncinya roda saat pengereman tidak boleh terjadi. Sebelum roda
terkunci, kontroler akan mendapatkan data dari sensor kecepatan dan akan
memerintahkan katup menghalangi tekanan, sesuai perintah dari kontroler. Setelah
putaran roda terdeteksi oleh sensor kecepatan, kontroler akan memerintahkan katup
untuk mengambil posisi dimana membuat tekanan minyak rem kembali dan
diteruskan ke rem. Cara kerja rem ABS diatas terjadi sangat cepat, rata-rata sistem
ABS pada mobil sekarang, mampu melakukan 15 kali proses tersebut dalam 1 detik.
Demikianlah dasar cara kerja rem ABS, tentunya disetiap mobil memiliki sistem dan
komponen yang berbeda

E. Pemeriksaan Pada Sistem ABS


1. ABS Hydraulic Unit
a. Memeriksa Solenoid valve
 Putar kunci kontak ke posisi OFF
 Lepaskan sambungan kabel ke solenoid
 Periksa resistance solenoid valve
b. Memriksa Motor Pump
 Putar kunci kontak ke posisi OFF
 Lepaskan sambungan kabel ke motor
 Periksa resistance motor
 Antara terminal : 1 Ω
 Antara terminal dan body motor : 1 MΩ
 Hubungkan positif (+) battery keterminal 1 dan negatif (-) battery ke
terminal 2. Kemudian periksa apakah motor bekerja (adanya suara), jika
pada pemeriksaan 1-3 tidak sesuai ganti hydraulic unit
2. ABS Control Module
ABS control module terdiri dari parts yang sangat presisi, jangan membongkar
ABS Control Module, hanya di perkenankan memeriksa tegangan – tegangan
outputnya saja
3. Speed Sensor
a. Memeriksa output voltage
 Putar kunci kontak ke posisi OFF
 Dongkrak kendaraan
 Lepaskan sambungan kabel ke speed sensor
 Hubungkan volt meter ke connector kabel speed sensor
 memutarkan roda, periksa voltage pada speed sensor
 Bila menggunakan Oscilloscope, periksa voltage peak to peak, apakah
sesuai dengan spesifikasi
 Misal : Voltage peak to peak 1 putaran / detik : 210 mV / lebih
b. Memeriksa speed sensor
 Periksa sensor dari kerusakan
 Periksa resistance
 Misal : Resistance terminal : 1,2 - 1,6 kΩ
 Resistance antara terminal dan body sensor : (Misal)1 mΩ / lebih, jika ada
kelainan, ganti sensor
c. Memeriksa putaran rotor
 Periksa gigi-gigi rotor dari keruskan (aus /pecah)
 Putar drive shaft dan periksa apakah rotor berputar dengan lancar
4. ABS Fail - Safe Relay
Memeriksa
 Lepaskan kabel negatif (-) dari battery
 Lepaskan fail-safe relay dari relay box
 Periksa resistance antara kedua terminal
 Antara 1 dan 3 : 78 - 96Ω
 Antara 2 dan 5 : terhubung
 Antara 4 dan 5 : tidak ada hubungan
 Hubungkan battery ke terminal 1 dan 3, kemudian periksa hubungan
antara terminal 4 dan 5
 Jika dalam pemeriksaan langka 1 – 4 tidak sesuai spesifkasi, ganti relay.
5. ABS Pump Motor Relay
a. Memeriksa
 Lepaskan kabel negatif dari battery
 Lepaskan pump motor relay dari relay box
 Periksa resistance antara setiap terminal
 Antara 2 dan 4 : 70 – 90 Ω
 Antara 1 dan 3 : tidak ada hubungan
 Periksa apakah ada hubungan antara terminal 1 dan 3, jika battery di
hubungakan ke terminal 2 dan 4.
 Jika dalam pemriksaan langkah 3 dan 4 tidak sesuai dengan spesifikasi,
ganti relay.

F. Perkembangan Teknologi ABS


1. ABS ditambah dengan sistem EBD (Electronic Brake Force Distribution)
a. Pengertian dan Fungsi EBD
EBD atau kepanjangan dari electronic brake distribution adalah suatu piranti
yang membagi pengereman dari tiap roda agar mobil tetap dalam keadaan
terkendali dan bergerak secara linear dengan kata lain sistem ini akan membagi
tekanan pengereman lebih besar kepada roda yang membutuhkan gaya
pengereman yang lebih besar.
b. Cara Kerja
Tugas EBD sebagai subsistem dari sistem ABS untuk mengontrol adhesi
pemanfaatan yang efektif oleh roda belakang. Tekanan roda belakang didekati
dengan distribusi kekuatan rem yang ideal dalam operasi pengereman parsial.
Untuk melakukannya, desain rem yang konvensional diubah dalam arah
overbraking poros belakang, dan komponen ABS digunakan EBD mengurangi
ketegangan pada kekuatan rem hidrolik katup proporsi dalam kendaraan EBD
mengoptimalkan desain rem berkaitan dengan: pemanfaatan adhesi(gaya tarik
menarik antar molekul yang tidak sejenis)

EBD dapat bekerja dalam hubungannya dengan ABS dan Electronic Stability
Control ("ESC") untuk meminimalkan percepatan yaw selama bergantian. ESC
membandingkan sudut roda kemudi untuk menilai kendaraan memutar
menggunakan sensor tingkat yaw. "Yaw" adalah rotasi kendaraan sekitar pusat
vertikal gravitasi (belok kiri atau kanan). Jika sensor yaw mendeteksi lebih / yaw
kurang dari sudut roda kemudi harus menciptakan, mobil understeering atau
oversteering dan ESC mengaktifkan salah satu depan atau rem belakang untuk
memutar mobil kembali ke kursus yang dimaksudkan. Sebagai contoh, jika mobil
adalah membuat berbelok ke kiri dan mulai understeer. ESC mengaktifkan rem
belakang kiri, yang akan membantu mengubah mobil kiri. Sensor sangat sensitif,
dan aktuasi yang begitu cepat bahwa sistem dapat memperbaiki arah sebelum
pengemudi bereaksi. ABS membantu mencegah roda lock-up dan EBD membantu
kekuatan rem berlaku tepat untuk membuat ESC bekerja secara efektif.
Gambar 8. Electronic Brakeforce Distribution

2. ABS ditambah dengan sistem BA (Brake Assist)


a. Pengertian dan Fungsi Brake Assist
Brake Assist (BA) atau Emergency Brake Assist (EBA) adalah sebutan
umum untuk sebuah teknologi pengereman mobil yang bekerja dengan
meningkatkan tekanan pengereman dalam situasi darurat. Aplikasi ini pertama
kali dikembangkan Daimler-Benz bersama dengan TRW / LucasVarity.
Tehnologi Lahir berdasarkan hasil Penelitian yang dilakukan pada tahun 1992
di Laboraterium Simulator Mercedes-Benz di Berlin yang mengungkapkan
bahwa lebih dari 90% pengemudi gagal mengerem dengan kekuatan yang
cukup dalam situasi darurat. Teknologi ini bekerja berdasarkan sensor yang
didapat dari kecepatan dan kekuatan pada waktu seseorang melakukan panic
braking. Sistem kemudian akan mendeteksi jika pengemudi sedang mencoba
untuk melakukan pengereman darurat, Sistem ini kemudian akan bekerja
sinergi dengan Anti-lock Braking System (ABS).
b. Cara Kerja

Gambar 9. Brake Assist


Seperti Penjelasan didepan sistem BA melibatkan serangkaian sensor2
elektronik yang dirancang untuk mendektesi sewaktu ada pengereman darurat
yang secara otomatis meningkatkan upaya pengereman kendaraan yang
bertujuan meningkatkan keselamatan penumpang, menurut survai dan
penelitian Sistem Brake Assist dapat mengurangi jarak henti hingga 21 meter
pada kecepatan 201 km/jam.
Dalam Perkembangannya kemudian ada beberapa sistem tambahan
yang juga memperhitungkan kecepatan ketika pedal gas dilepaskan, sewaktu
ada keadaan darurat pengereman kita akan dengan cepat mengangkat kaki dari
pedal gas untuk kemudian menginjak pedal rem . Secara Keseluruhan
berdasarkan hasil studi dan penelitian dengan sistem Brake Assist telah
terbukti mengurangi jarak berhenti dengan margin yang signifikan, hingga
20%.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem ABS (Anit-lock Brake System) merupakan salah satu inovasi dalam
sistem rem guna mengoptimalkan fungsi keamanan pada sistem rem. Karena sistem
ini membantu pengendalian ketika dilakukan pengereman mendadak atau tiba – tiba
yang menyebabkan terkuncinya salah satu atau semua roda. Hal ini dapat berdampak
pada hilangnya kendali kendaraan ,sehingga sistem ini sangatlah penting untuk
diaplikasikan pada setiap kendaraan bermotor.

B. Saran
Sistem ABS sekarang sudah menjadi sistem yang sangat penting guna
menunjang kerjs dari sistem rem. Sehingga diharapkan setiap kendaraan bermotor
kedepannya semua menggunakan sistem ini. Untuk kendaraan yang telah
menggunakan sistem ABS ini diharapkan pula untuk melakukan perawatan secara
berkala, agar kinerja rsistem ABS dapat optimal.

C. Daftar Pustaka http://asrilarif99.blogspot.com/2013/12/laporan-abs.html


http://sapar1378skanda.files.wordpress.com/2012/10/18699666-modemode-
pengereman-abs-hydraulic-control-unit.pdf
http://yamatoikwan.blogspot.com/2013/09/brake-assist-emergency-brake-
assist.html

Anda mungkin juga menyukai