Oleh :
H1A016 012
Pembimbing:
2021
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Indrawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 01-07-1956 (65 tahun)
Alamat : Selat, Narmada, Lombok Barat
Agama : Islam
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No MR : 171746
Tanggal periksa : 12 April 2021
B. Anamnesis
RPS : pasien datang ke RSUDP NTB rujukan dari RS awet muda pada
minggu, 4 April 2021 sekitar pukul 19:00 dengan keluhan nyeri tangan
kiri dan bahu kiri. Nyeri dirasakan terus menerus dan bertambah nyeri bila
digerakkan. Pasien mengalami kecalakan lalu lintas pada minggu, 4 April
2021 sekitar pukul 15:00. Pada saat itu pasien jalan kaki dan akan
menyeberang jalan kemudian dari arah barat atau dari sisi kiri pasien
datang motor yang melaju kencang dan menabrak pasien dari sebelah kiri
pasien. Kemudian pada saat itu pasien jatuh ke tanah dan tidak sadarkan
diri. Pasien kemudian ditolong warga sekitar dan terlihat tulang lengan
kiri bagian atas pasien tampak menonjol namun tidak terlihat adanya
tulang yang menembus kulit. Riwayat kehilangan kesadaran dan
pertolongan pertama dilakukan di RS awet muda. Keluhan penyerta
seperti mual, muntah disangkal oleh pasien.
B. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran/GCS : Kompos mentis GCS E4V5M6
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 90 kali/menit, reguler, kuat angkat
Frekuensi napas : 18 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Kepala
§ Bentuk kepala simetris
§ Ukuran kepala normosefali
§ Vulnus Laceratum post hecting pada regio parietal sinistra
Toraks Inspeksi
§ Bentuk dan ukuran dinding dada simetris, tidak tampak
adanya jejas, massa (-).
Palpasi
§ Nyeri tekan (-), massa (-), krepitasi (-), edema (-),
pergerakan dinding dada simetris.
Perkusi
§ Perkusi sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi
§ Pulmo: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-.
§ Cor : S1dan S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen Inspeksi
§ Dinding abdomen : distensi (-), massa (-), jejas (-)
Auskultasi
§ Bising Usus (+), mettalic sounds (-)
Perkusi
§ Perkusi timpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi
§ Nyeri tekan (-), massa (-)
Status Lokalis
Regio Clavicula Sinistra
a) Look : Jejas (+), darah (-), edema (-), deformitas (-)
b) Feel : suhu sama dengan daerah sekitarnya, nyeri tekan (+), krepitasi (-),
sensibilitas (+)
c) Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, nyeri bila digerakkan (+),
tampak gerakan terbatas (+)
Regio Humerus sinistra
a) Look : Jejas (-), darah (-), edema (-), deformitas (+), tampak penonjolan
abnormal, vulnus laceratum (-)
b) Feel : suhu sama dengan daerah sekitarnya, nyeri tekan (+), krepitasi (-),
sensibilitas (+), CRT < 2 detik, pulsasi arteri (+)
c) Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, nyeri bila digerakkan (+),
tampak gerakan terbatas (+)
a. Laboratorium (4/4/2021)
Jenis Pemeriksaaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Laboratorium (12/4/2021)
Jenis Pemeriksaaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin/Hb 7.5 g/dL 14,0 – 18,0
Leukosit 10520/µL 4000 – 10000
Eritrosit 2.64 juta/µL 3.50 – 5.50
Trombosit 346000 150000 – 400000
Hematokrit/Ht 21% 25 – 42
MCV 80,7 fL 80.0 – 100.0
MCH 28.4 pg 26.0 – 34.0
MCHC 35,2 g/dL 32.0 – 36.0
Basofil 0.4% 0.0 – 1.0
Eosinofil 0.9% 1.0 – 26.0
Neutrofil 86.7% 50.0 – 70.0
Limfosit 7.2% 20.0 – 40.0
Monosit 4.8% 2.0 – 8.0
b. Pemeriksaan Radiologi
Kesan :
- Fraktur komplit mid-klavikula kiri
- Fraktur komplit pada 1/3 tengah os humerus kiri. Aposisi & alignment
kurang baik
- Caput humeri kiri masih tampak berada pada cavum glenoid
b) foto Thorax AP sinistra (4/4/2021)
Kesan :
- Fraktur komplit pada mid klavicula kiri
- Suspek kardiomegali
- Elongasio aorta
- Gambaran bronkopneumonia
- Fibrosis pada lapangan bawah paru kanan
- Emfisema subkutis pada lateral hemithorax kiri
C. Resume
- Seorang perempuan, usia 59 tahun datang dengan keluhan nyeri pada bahu
kiri dan lengan kiri setelah ditabrak motor saat menyebrang jalan. Pada
saat itu pasien ditabrak dari arah barat atau dari sisi kiri pasien. Kemudian
pasien terjatuh dan tidak sadarkan diri.
- Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien baik dengan
kesadaran compos mentis, tanda vital dalam batas normal.
- Pada pemeriksaan status lokalis pada regio clavicula sinistra terdapat jejas
(+), nyeri tekan (+), tampak gerakan terbatas (+). Pada regio humerus
sinistra terdapat deformitas (+), penonjolan abnormal (+), nyeri tekan (+),
dan gerakan terbatas (+).
D. Assesment
E. Planning Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap
- Ro Thorax AP
- Ro Humerus AP
F. Planing Terapi
Farmakologi saat di IGD
- IVFD 20 tpm
- O2 2 lpm
- Ceftriaxon 1 g/12 jam (IV)
- Ketorolac 1 amp/8 jam (IV)
- Ranitidin 1 amp/12 jam (IV)
- Citicolin 250 mg/8 jam
Farmakologi saat di Ruangan
- IVFD 20 tpm
- O2 2 lpm
- Ceftriaxon 1 g/12 jam (IV)
- Paracetamol/8 jam (IV)
- Omeprazole/24 jam (IV)
Monitoring :
- Monitoring keadaan umum
- Tanda vital
Tindakan Bedah
- ORIF Humerus (tanggal 12/4/2021)
- ORIF Clavicula
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Fraktur
3.1.1 Definisi Fraktur
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor) atau jika tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit
Paget).
3.1.3 Klasifikasi fraktur2
a) Berdasarkan Penyebab
1. Fraktur traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan kekuatan
yang besar. Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga terjadi
fraktur.
2. Fraktur patologis
Disebabkan oleh kelemahan tulang, yang disebabkan oleh kelainan
patologis di dalam tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerah-daerah tulang
yang telah menjadi lemah karena tumor atau proses patologis lainnya. Tulang
sering kali menunjukkan penurunan densitas. Penyebab yang paling sering
dari fraktur patologis adalah tumor, baik primer maupun metastasis.
3. Fraktur stres
Disebabkan oleh trauma yang terus-menerus pada suatu tempat tertentu.
b) Berdasarkan Derajat Garis Patahannya
1. Fraktur Komplit : Bila tulang benar-benar patah menjadi dua fragmen atau
lebih
2. Fraktur inkomplit : bila tulang terpisah secara tak lengkap dan periosteum
tetap menyatu. Contohnya pada fraktur greenstick tulang bengkok atau
melengkung, umunya terjadi pada anak-anak, yang tulangnya lebih elastis
dari pada tulang orang dewasa. Reduksi biasanya mudah dan
penyembuhannya cepat.
c) Berdasarkan Klinis
Manifestasi dari kelainan akibat trauma pada tulang bervariasi. Klinis yang
didapatkan akan memberikan gambaran pada kelainan tulang. Secara umum
keadaan patah tulang secara klinis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Fraktur tertutup (close fracture)
Fraktur tertutup adalah fraktur di mana kulit tidak ditembus oleh fragmen
tulang sehingga lokasi fraktur tidak tercemar oleh lingkungan atau tidak
mempunyai hubungan dengan dunia luar.
2. Fraktur terbuka (open fracture)
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia
luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk dari dalam
(from within) atau dari luar (from without).
3. Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)
Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi
misalnya malunion, delayed union, nonunion, serta infeksi tulang.
d) Berdasarkan Gambaran Radiologis
Klasifikasi fraktur berdasarkan gambaran radiologisnya adalah sebagai
berikut:
1. Fraktur transversal: Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap
sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen
tulang yang patah direposisi atau direduksi kembali ke tempatnya
semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya dikontrol
dengan bidai gips.
2. Fraktur kuminutif: Fraktur dengan garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
3. Fraktur oblik: Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap
tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
4. Fraktur segmental: Dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang
menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. Fraktur
semacam ini sulit ditangani. Biasanya, satu ujung yang tidak memiliki
pembuluh darah akan sulit sembuh dan mungkin memerlukan
pengobatan secara bedah.
5. Fraktur impaksi atau fraktur kompresi: Terjadi ketika dua tulang
menumbuk tulang yang berada di antaranya, seperti satu vertebra
dengan dua vertebra lainnya (sering disebut dengan brust fracture).
6. Fraktur spiral: Terjadi bila garis fraktur berbentuk spiral, umumnya
timbul akibat torsi pada ekstremitas. Fraktur-fraktur ini khas pada
cedera terputar sampai tulang patah. Jenis fraktur ini hanya
menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak dan cenderung cepat
sembuh dengan imobilisasi luar.
3.2.3 Tatalaksana
Penatalaksanaan fraktur humerus midshaft secara historis konservatif, yang
berarti reduksi dan bidai. Ada sekitar 90% tingkat keselarasan dan penyatuan yang
tepat dengan manajemen konservatif. Belat fraktur humerus menghadirkan
tantangan untuk imobilisasi karena lokasinya. Pilihan belat yang tepat untuk
fraktur humerus termasuk belat coaptation dengan gendongan, gips lengan
gantung, belat lengan panjang, atau immobilizer bahu.3
Pengobatan non bedah kadang tidak memuaskan pasien karena pasien harus
dirawat lama. Itulah sebabnya pada patah tulang batang humerus dilakukan
operasi dan pemasangan fiksasi interna. Terdapat beberapa indikasi untuk
manajemen operasi termasuk cedera neurovaskular, patah tulang terbuka, patah
tulang kominutif, ketidakmampuan untuk mentolerir bidai / gips untuk waktu
yang lama, trauma dengan beberapa patah tulang, patah tulang lain pada lengan
yang sama, atau gagal pengobatan konservatif dengan nonunion dari situs fraktur.
Perawatan konservatif dikaitkan dengan waktu penyembuhan hingga sepuluh
hingga 12 minggu dengan fraktur transversal atau kominutif yang membutuhkan
waktu lebih lama untuk sembuh dari pada fraktur spiral atau miring. Manajemen
operatif, bagaimanapun, menjadi semakin populer di luar indikasi ini karena
waktu penyembuhan yang lebih cepat.3
3.2.4 Komplikasi
Komplikasi Awal
a) Cedera vaskuler
Jika ada tanda-tanda insufisiensi vaskuler pada ekstremitas, kerusakan
arteri brakhialis harus disingkirkan. Angiografi akan memperlihatkan tingkat
cedera. Hal ini merupakan kegawatdaruratan, yang memerlukan eksplorasi
dan perbaikan langsung ataupun cangkok (grafting) vaskuler. Pada keadan ini
internal fixation dianjurkan.1,4
b) Cedera saraf
Radial nerve palsy (wrist drop dan paralisis otot-otot ekstensor
metacarpophalangeal) dapat terjadi pada fraktur shaft humerus, terutama
fraktur oblik pada sepertiga tengah dan distal tulang humerus. Pada cedera
yang tertutup, saraf ini sangat jarang terpotong, jadi tidak diperlukan operasi
segera.1,4
Pergelangan tangan dan telapak tangan harus secara teratur digerakkan
dari pergerakan pasif putaran penuh hingga mempertahankan (preserve)
pergerakan sendi sampai saraf pulih. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikkan
dalam 12 minggu, saraf harus dieksplorasi. Pada lesi komplit, jahitan saraf
kadang tidak memuaskan, tetapi fungsi dapat kembali dengan baik dengan
pemindahan tendon.1,4
Jika fungsi saraf masih ada sebelum manipulasi lalu kemudian cacat
setelah dilakukan manipulasi, hal ini dapat diasumsikan bahwa saraf sudah
mengalami robekan dan dibutuhkan operasi eksplorasi.7,9
c) Infeksi
Infeksi luka pasca trauma sering menyebabkan osteitis kronik. Osteitis
tidak mencegah fraktur mengalami union, namun union akan berjalan lambat
dan kejadian fraktur berulang meningkat. Jika ada tanda-tanda infeksi akut dan
pembentukan pus, jaringan lunak disekitar fraktur harus dibuka dan
didrainase. Pilihan antibiotik harus disesuaikan dengan hasil sensitivitas
bakteri.1,4
Komplikasi Lanjut
a) Delayed Union and Non-Union
Fraktur transversa kadang membutuhkan waktu beberapa bulan untuk
menyambung kembali, terutama jika traksi digunakan berlebihan (penggunaan
hanging cast jangan terlalu berat). Penggunaan teknik yang sederhana
mungkin dapat menyelesaikan masalah, sejauh ada tanda-tanda pembentukkan
kalus (callus) cukup baik dengan penanganan tanpa operasi, tetapi ingat untuk
tetap membiarkan bahu tetap bergerak. Tingkat non-union dengan pengobatan
konservatif pada fraktur energi rendah kurang dari 3%. Fraktur energi tinggi
segmental dan fraktur terbuka lebih cenderung mengalami baik delayed union
dan non-union.1,4
3.3. Fraktur Clavicula
3.3.1 Definisi
Fraktur klavikula cukup umum, terhitung hingga 10% dari semua fraktur.
Fraktur klavikula merupakan fraktur yang paling umum pada masa kanak-kanak.
Jatuh ke bahu lateral paling sering menyebabkan fraktur klavikula. Radiografi
mengkonfirmasi diagnosis dan membantu dalam evaluasi dan pengobatan lebih
lanjut. Sementara sebagian besar patah tulang klavikula dirawat secara
konservatif, patah tulang yang sangat tergeser atau kominutif mungkin
memerlukan fiksasi bedah.5,6
3.3.2 Etiologi
Dalam 87% kasus yang dilaporkan, fraktur klavikula terjadi karena jatuh
langsung ke bahu lateral. Lebih jarang, patah tulang dapat terjadi akibat trauma
langsung pada klavikula atau karena jatuh ke tangan yang terulur atau karena
benturan langsung berenergi tinggi ke tulang. 5
3.3.3 Epidemiologi
Fraktur klavikula mewakili 2% sampai 10% dari semua fraktur. Fraktur
klavikula mempengaruhi 1 dari 1000 orang per tahun. Mereka adalah patah tulang
yang paling umum selama masa kanak-kanak, dan sekitar dua pertiga dari semua
patah tulang klavikula terjadi pada laki-laki. Ada distribusi bimodal dari fraktur
klavikula, dengan 2 puncaknya adalah pria yang lebih muda dari 25 tahun (cedera
olahraga) dan pasien yang lebih tua dari 55 tahun (jatuh). Sekitar 20% wanita dan
lebih dari sepertiga pria dengan fraktur klavikula berusia antara 13-20 tahun.
Fraktur sepertiga tengah klavikula terjadi pada 69% kasus, sepertiga bagian distal
pada 28% kasus, dan sepertiga proksimal pada 3% kasus.5
3.3.4 Tatalaksana
Pada fraktur klavikula midshaft, manajemen konservatif adalah
pendekatan yang paling umum. Pengobatan patah tulang ini terdiri dari tindakan
suportif atau reduktif. Perawatan suportif melibatkan penempatan selempang
(sling) atau selempang dan balutan, sedangkan perawatan reduktif mencakup
penggunaan figure-of-eight brace. Pada fraktur midshaft nondisplaced tanpa
komplikasi, pasien yang diobati secara nonoperatif dengan tindakan konservatif
ini memiliki komplikasi yang lebih sedikit dan pemulihan yang lebih cepat dari
pada yang diobati secara operatif. Namun, pada pasien dengan risiko nonunion
yang lebih tinggi (karena perpindahan fraktur, pemendekan klavikula, atau
kominusi fraktur) fiksasi bedah menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan manajemen nonoperatif. Fiksasi bedah dicapai dengan reduksi terbuka
dengan plate fixation atau intramedullary fixation.5,6
Open reduction internal fixation (ORIF) menggunakan plates and screws
dianggap sebagai standar emas saat ini untuk manajemen operatif dari fraktur
klavikula midshaft yang tergeser dan/atau memendek. Data menunjukkan bahwa
ORIF menggunakan plates and screws menghasilkan pengembalian fungsi normal
yang lebih cepat dibandingkan dengan pengobatan konservatif. Oleh karena itu,
pengembalian fungsi bahu setelah enam minggu mungkin memainkan peran
dalam memilih manajemen operatif.5,6
BAB IV
PEMBAHASAN
Daftar Pustaka
1. Apley Apley, A. 2010. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Widya
Medika: Jakarta.
2. Helmi, Noor Zairin. 2013. Trigger Finger. Buku Ajar Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Halaman 236-238
3. Bounds EJ, Frane N, Kok SJ. Humeral Shaft Fractures. [Updated 2020 Aug
24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2021 Jan-. Available from: https://ebkzqrklbbjdidk4ctbpro2ium-
ac4c6men2g7xr2a-www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/books/
NBK448074/
4. Kenneth J, dkk. 2002. Fractures Of The Shaft Of The Humerus In Chapter 43:
Orthopedic; In: Handbook of Fracture second edition. Wolters Klunser
Company : New York
5. Bentley TP, Hosseinzadeh S. Clavicle Fractures. [Updated 2020 Nov 18]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://ebkzqrklbbjdidk4ctbpro2ium adv7ofecxzh2qqi-www-
ncbi-nlm nihgov.translate.goog/books/NBK507892/