Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERAN AKTIF BANGSA INDONESIA PADA MASA

PERANG DINGIN

GURU PEMBIMBING

Drs. RN. Priyo Saptomo

Disusun Oleh

Muhamad Ichsanudin

XII IPS / 13

SMA N 1 BANDONGAN 2020/2021


LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah diterima dan disetujui sebagai tugas akhir ujian praktik sejarah peminatan
tahun ajaran 2020/2021 pada:

Hari:

Tanggal:

Disetujui oleh:

Guru Pembimbing

Drs. RN. Priyo Saptomo

NIP. 19621208 198803 1008

i
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah Swt Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia nikmatNya
saya dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “Peran Aktif Bangsa Indonesia pada Masa
Perang Dingin” dengan baik. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas akhir ujian
praktik Sejarah Peminatan yang diampu oleh Bapak Drs. RN. Priyo Saptomo.

Dalam proses penyusunannya tidak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meskipun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan, dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran dari pembaca.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Magelang, 3 Maret 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

LEMBAR
PENGESAHAN...................................................................................................................................
...............................i

KATA
PENGANTAR......................................................................................................................................
...................................ii

DAFTAR
ISI......................................................................................................................................................
..................................iii

BAB 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................
.....................................1

1.1 Latar
Belakang...........................................................................................................................................
..............1

1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................................................................
..........2

1.3 Tujuan
Penulisan..........................................................................................................................................
..............2

BAB 2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................
....................................3
2.1 Konferensi Asia
Afrika.............................................................................................................................................3

2.2 Gerakan
Nonblok............................................................................................................................................
...............5

2.3 Organisasi Kerjasama


Islam.................................................................................................................................7

2.4
ASEAN...............................................................................................................................................
..................................8

2.5 Jakarta Informal


Meeting................................................................................................................................11

BAB 3
PENUTUP..........................................................................................................................................
.....................................12

3.1
Kesimpulan.......................................................................................................................................
...............................12

3.2 Lampiran
Gambar.............................................................................................................................................
........12

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara yang baru merdeka setelah berakhirnya Perang Dingin II, Indonesia juga tidak
luput dari pengaruh yang ditimbulkan Perang Dingin. Negara-negara yang baru merdeka
menjadi ajang dari perebutan hegemoni antara negara-negara adidaya. Sejak proklamasi
kemerdekaan, Indonesia menerapkan kebijakan politik luar negeri “bebas aktif”. Kebijakan ini
menegaskan bahwa Indonesia tidak ikut dalam blok mana pun karena cita-cita bangsa
Indonesia adalah mewujudkan perdamaian dunia. Berdasarkan semangat tersebut, Indonesia
bersama beberapa negara lainnya, yaitu Mesir, Yugoslavia, India, dan Ghana mempelopori
pembentukan Gerakan NonBlok.

Dalam Gerakan NonBlok, presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi salah
satu pemrakarsa, bersama-sama dengan Presiden Yugoslavia Joseph Broz Tito, Perdana Menteri
India Pandit Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Ghamal Abdul Nazer, dan Perdana Menteri
Ghana Kwame Nkrumah. Gerakan ini lahir sebagai solusi dari munculnya banyak kekisruhan di
dunia internasional era 1950-an karena kekuatan negara-negara adidaya mulai memperebutkan
negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, seperti Malaysia,
Indonesia, dan Thailand. Selain itu, negara-negara yang memiliki banyak sumber energi, seperti
Qatar, Uni Emirat Arab, dan Kuwait juga tidak luput dari perhatian negara adidaya.

Indonesia juga berperan dalam “balance of power” di kawasan Asia Tenggara dan
mempelopori pembentukan ASEAN. Sikap ini ditunjukkan ketika Indonesia dengan tegas
menolak pendirian pangkalan militer NATO di wilayah Indonesia dan tidak mendukung
keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.

1
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu Konferensi Asia Afrika ?

b. Apa itu Gerakan NonBlok ?

c. Apa itu Organisasi Kerjasama Islam ?

d. Apa itu ASEAN ?

e. Apa itu Jakarta Informal Meeting ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Kita dapat mengetahui apa itu Konferensi Asia Afrika.

b. Kita dapat mengetahui apa itu Gerakan NonBlok.

c. Kita dapat mengetahui apa yang Organisasi Kerjasama Islam.

d. Kita dapat mengetahui apa yang ASEAN.

e. Kita dapat mengetahui apa yang Jakarta Informal Meeting.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Konferensi Asia Afrika

A. Latar Belakang

Ada beberapa latar belakang terselenggaranya KAA dan berkumpulnya negara-negara Asia
Afrika, antara lain:

1. Rasa Senasib dan Sepenanggungan

Perasaan senasib dan sepenanggungan di sini berkaitan dengan persamaan bahwa hampir
seluruh negara Asia Afrika adalah bekas negara jajahan. Baik itu sebagai negara jajahan Bangsa-
Bangsa Eropa dan penjajahan Jepang saat Perang Dunia kedua. Perasaan yang sama, senasib
dan sepenggungan, membuat negara-negara Asia Afrika ingin bersatu mengatasi masalah
bersama.

2. Persamaan Masalah Negara Berkembang

Karena kebanyakan negara Asia Afrika adalah negara baru merdeka, maka semua termasuk
negara berkembang. Negara yang belum maju di segala bidang. Negara yang masih harus
bebebah diri untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Persamaan ini juga melatarbelakangi
pertemuan KAA, membuat semua negara ingin bekerja sama di segala bidang.

3. Kedekatan Keturunan, Agama, dan Latar Belakang Sejarah

Latar belakang selanjutnya adalah kedekatan hubungan keturunan. Ini dilihat dari ciri-ciri orang
Asia yang hampir mirip sesamanya. Begitu pula degan orang Afrika. Agama yang dianut orang
Asia afrika kebanyakan juga hampir sama, yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Sementara
latar belakang sejarah, hampir bisa dipastikan mirip sesuai latar belakang pertama.

4. Letak Geografis
Sesuai dengan sebuatan negara Asia Afrika, otomatis negara-negara peserta KAA mempunyai
letak geografis yang berdekatan dan hampir mirip. Kondisi alam yang hampir mirip satu sama
lain akan mudah diatasi jika bekerja sama.

B. Tujuan

Beberapa tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika antara lain adalah sebagai berikut.

1) Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-negara


Asia dan Afrika

2) Menjalin kerukunan antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika

3) Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja sama dunia

4) Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing

5) Melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet dan negara imprialis
lainnya.

C. Peranan

1) Ide pembentukan KAA lahir ketika Ali Sastroamidjojo menjabat sebagai perdana menteri
Republik Indonesia.

2) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika


yang berlangsung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung. Dalam
Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, antara lain: Ketua
Konferensi: Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani, Ketua
Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno.

2.2 GNB (Gerakan Non Blok)


A. Latar Belakang

1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni
Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.

2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang,


sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.

3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito
(Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan
mempersatukan negara-negara non blok.

4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara besar-
besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.

5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB, yaitu:

a) Presiden Soekarno (Indonesia)

b) PM Jawaharlal Nehru (India)

c) Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir)

d) Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)

e) Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)

B. Tujuan

1) Mendukung perjuangan dekolonisasi dan memegang teguh perjuangan melawan


imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, zionisme.

2) Merupakan wadah perjuangan sosial politik negara-negara yang sedang berkembang.

5
3) Mengurangi ketegangan antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok
Timur yang di pimpin oleh Uni Soviet.

4) Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan senjata.

C. Peranan

1) Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno menjadi salah satu pemrakarsa
berdirinya Organisasi tersebut bersama dengan 4 kepala negara sahabat lainnya, yaitu Presiden
Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana menterii India Pandit Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir
Gamal Abdul Nasser, dan Perdana Menteri Ghana Kwame Nkrumah.

2) GNB lahir sebagai suatu solusi atas beberapa kekisruhan yang terjadi di dunia internasional di
sera tahun 1950-an, dimana pada waktu itu telah terjadi perang dingin antara Amerika Serikat
dan uni Soviet yang membawa dampak besar bagi beberapa negara, seperti Jerman, Vietnam,
serta semenanjung Korea.

3) Salah satu alasan terjadinya perang dingin diantara 2 negara adikuasa tersebut adalah untuk
memperebutkan negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur serta Asia Tenggara seperti
Indonesia, Malaysia, thailand, serta negara-negara yang banyak menghasilkan energi dunia
seperti Qatar, Uni Emirat Arab, serta Kuwait.

Awal berdirinya Gerakan Non Blok adalah ketika terjadi Konferensi Asia afrika (KAA) di
Bandung pada tahun 1955 dimana kurang lebih 29 kepala negara di kawasan Asia dan Afrika
berkumpul guna melakukan identifikasi serta pendalaman berbagai masalah yang menimpa
dunia kala itu, serta mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi
kedua blok yang sedang bertikai tersebut.

2.3 OKI (Organisasi Kerjasama Islam)


A. Latar Belakang

Beberapa hal berikut inilah yang melatar belakangi berdirinya OKI (Organisasi Konferensi Islam):

1) Terjadinya pembakaran masjidil Aqsha oleh Israel.

2) Israel menduduki negara-negara jazirah Arab yang menyebabkan perang Arab-Israel pada
tahun 1967.

3) Isreal menduduki Yarussalem.

B. Tujuan

Selain itu tujuan utama dibentuknya OKI (Organisasi Konferensi Islam) adalah sebagai berikut:

1) Melenyapkan perbedaarn diskriminasi, kolonialisme dan rasial.

2) Memperteguh dan menjunjung tinggi perjuangan umat islam.

3) Membantu dan mendukung Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan.

4) Meningkatkan solidaritas antar negara-negara islam.

5) Melindungi tempat-tempat suci dan ibadah agama.

C. Peranan

1) Indonesia memfasilitasi upaya penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina (GRP) dengan
Moro National Liberation Front dengan mengacu kepada Final Peace Agreement/ Perjanjian
Damai 1996. Memberantas ekstremisme, kekerasan, dan terorisme.

2) Indonesia memberikan dukungan bagi kemerdekaan Palestina dengan Yerussalem sebagai


ibu kota negara.
3) Berkenaan dengan isu Islamofobia, Pemerintah Indonesia menekankan mengenai perlunya
mengajak pihak Barat dalam proses penciptaan, proses dialogis lintas agama dan kebudayaan
yang konstruktif.

2.4 ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

A. Latar Belakang

Faktor-faktor yang melatarbelakangi beridirnya ASEAN antara lain:

1) Persamaan geografis.

2) Persamaan nasib yang pernah dijadikan negara jajahan dan kolinasasi.

3) Persamaan budaya.

4) Persamaan kepentingan di berbagai bidang.

Seperti yang kita ketahui, baik negara Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Malaysia
memang terdapat di benua yang sama yakni Asia Tenggara. Hal ini tentunya memicu
persamaan geografis yang juga diikuti oleh persamaan budaya yang berkembang di masyarakat.
Selain itu persamaan kepentingan untuk memajukan sektor sektor negara di berbagai bidang
juga menjadi latar belakang berdirinya ASEAN.

B. Tujuan

1) Mempercepat kemajuan dan pertumbuhan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan
Asia Tenggara.

2) Meningkatkan kerjasama antar negara di Asia Tenggara demi mencapai kepentingan


bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan administrasi.

3) Meningkatkan stabilitas nasional agar tercipta perdamaian.


4) Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pelatihan, pendidikan serta penelitian di Asia
Tenggara.

5) Memelihara kerjasama ditengah tengah organisasi regional maupun organisasi internasional


yang ada.

C. Peranan

1. Sebagai salah satu pendiri ASEAN

Indonesia adalah salah satu dari lima negara pemrakarsa berdirinya ASEAN. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas bahwa dasar berdirinya ASEAN adalah deklarasi Bangkok, dimana deklarasi
tersebut ditanda tangani oleh menteri luar negri dari kelima negara pendiri ASEAN, Yaitu :

- Adam Malik dari Indonesia

-Narsisco Ramos dari Filipina

-Tun Abdul Razak dari Malaysia

-Rajaratnam dari Singapura

-Thanat Koman dari Thailand

2. Sebagai Salah Satu Pemimpin ASEAN

Pada Zaman Orde Baru yaitu pada masa kepemimpinan Presiden Suharto (tahun 2004),
Indonesia menjadi pemimpin ASEAN, dimana dengan gaya kepemimpinannya Indonesia mampu
menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

3. Sebagai Tuan Rumah KTT Asean


Indonesia telah mendapatkan kepercayaan untuk mengadakan beberapa kali Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Adapun KTT ASEAN yang pernah diselenggarakan di Indonesia
antara lain adalah :

- KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23 hingga 24 Februari 1976 di Bali. Dalam KTT
tersebut terdapat kesepakatan tentang pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di
Jakarta dengan Sekretaris Jendral (Sekjen) pertamanya adalah putra Indonesia yang bernama
H.R. Dharsono

- KTT ASEAN ke-9 yang dilaksanakan pada 7 hingga 8 Oktober 2003 di Bali. Dalam KTT tersebut,
Indonesia mengusulkan pembentukan Komunitas Asean (Asean Community) yang mencakup
bidang ekonomi, sosial, budaya, serta keamanan.

- KTT ASEAN ke-18 yang dilaksakan pada tanggal 4 hingga 8 Mei 2011 di Jakarta

- KTT ASEAN ke-19 yang dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 19 Nopember 2011 di Bali. Dalam
Konferensi tersebut didapat kesepakatan tentang Kawasan bebas senjata nuklir di Asia
tenggara atau yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)

4. Mampu menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara

Indonesia telah banyak membantu menjaga perdamaian khususnya di kawasan Asia Tenggara,
antara lain:

- Pada tahun 1987, Indonesia menjadi penengah saat terjadinya konflik antara Kamboja dan
Vietnam yang pada akhirnya pada tahun 1991 dalam Konferensi Paris, kedua negara tersebut
menyepakati adanya perjanjian damai.

- Indonesia menjadi penengah antara Moro National Front Liberation (MNFL) dengan
pemerintah Filiphina, yang pada akhirnnya diselesaikan dengan damai

10

2.5 JIM (Jakarta imformal Meeting)


A. Latar Belakang

Invasi (serbuan) yang terjadi kepada Kamboja yang dilakukan pada tahun 1978 segera menarik
perhatian dunia. Negara-negara Barat yang dipelopori oleh Amerika Serikat mengutuk invasi
Vietnam tersebut, sedangkan negara-negara Blok Timur yang dipelopori oleh Uni Soviet
mendukung sikap Vietnam itu.

B. Tujuan

Untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai atau berperang di kamboja dengan cara
mempertemukan mereka dalam suatu perundingan. Akhirnya dibentuklah jakarta informal
meeting(JIM).artinya pertemuan tidak resmi yang diadakan di Jakarta tahun 1988.

Jakarta Informal Meeting (JIM) adalah upaya ASEAN yang bertujuan untuk menyelesaikan
konflik antara Thailand dan Kamboja. Konflik ini berlangsung pada tanggal 4-6 Februari 2011,
yang menewaskan 8 orang dan mencederai beberapa orang.

Pertemuan ini digelar pada tanggal 22 Februari 2011 di Jakarta yang digelar Informal Foreign
Minister’s Meeting (Pertemuan Infromal Para Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN)
dengan agenda tunggal yaitu penyelesaian konflik antara Kamboja dan Thailand.

Dua masalah yang dianggap penting dalam penyelesaian masalah Kamboja yang ditemukan
pada pertemuan ini adalah sebagai berikut:

1) Penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja akan dilaksanakan dalam kaitannya dengan
penyelesaian politik menyeluruh. Vietnam mulai memberikan janji dan bersedia menarik
pasukannya dari Kamboja.

2) Munculnya upaya untuk mencegah kembalinya rezim Pol Pot, yang semasa berkuasa di
Kamboja telah melakukan pembantaian keji terhadap jutaan rakyat.

11

C. Peranan
Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting ternyata mendapat
apresiasi dari Dewan Keamanan PBB. Seluruh anggota Dewan keamanan PBB menyetujui upaya
pembentukan pemerintahan transisi di Kamboja dengan membentuk United Nation Transitional
Authority in Cambodia (UNTAC) tanggal 28 Februari 1992 berdasarkan Resolusi Dewan
Keamanan PBB Nomor 745.

Pasca pembentukan UNTAC, Indonesia mengambil peran dengan mengirimkan pasukan


Kontingen Garuda XII A – XII D untuk menjaga transisi pemerintahan di Kamboja. Bahkan jumlah
pasukan Kontingen Garuda Indonesia di UNTAC sebanyak 2.000 personil militer ataupun polisi.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian kekayaan
alam dan perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi saling ketergantungan
antara bangsa dan negara yang berbeda.Karena hubungan dan kerjasama ini terjadi terus
menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat dalam
pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling pengertian antar bangsa di
dunia. Politik luar negeri adalah strategi yang digunakan suatu negara dalam hubungannya
dengan negara-negara lain. Maka politik luar negeri berhubungan erat dengan kebijakan yang
akan dipilih oleh suatu negara. Hal ini terkait dengan politik luar negeri yang diterapkan
Indonesia. Kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif tentunya merupakan strategi
politik yang diterapkan Indonesia dalam politik global. Agar prinsip bebas aktif ini dapat
dioperasionalisasikan dalam politik luar negeri Indonesia maka setiap periode pemerintahan
hendaklah menetapkan landasan operasional politik luar negeri Indonesia yang senantiasa
berubah sesuai dengan kepentingan nasional.

12

3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari
pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penyusun miliki
pada saat ini. Penyusun sangat mengharapkan kritikan terutama dari guru pembimbing,
pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun yang bisa melengkapi makalah
ini di masa mendatang.

3.3 Lampiran Gambar

Anda mungkin juga menyukai