Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ayu Puspita Sari

Kelas : 3A Deli Serdang


Nim : 855843388
Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

Tugas Tutorial 1

1. Jelaskan hakikat bahasa berdasarkan pengertian, fungsi, ragam bahasa!


Jawaban :
 Pengertian Bahasa, secara umum bahasa dapat diartikan sebagai sarana
menyampaikan informasi. Bahasa juga dapat dimaknai sebagai sarana untuk
menyampaikan atau mengungkapkan pikiran, ide, aspirasi, gagasan, pendapat,
inspirasi, kreasi seni, religi dan teknologi kepada orang lain. Salah satunya dapat
disampaikan lewat bahasa.
 Fungsi Bahasa diantaranya yaitu :
1. Sebagai pemersatu, khususnya di Indonesia sebagai Negara kepulauan ada
banyak potensi pemicu konflik sosial. Baik itu yang disebabkan oleh perbedaan
bahasa, budaya dan budaya masyarakat. Dengan kata lain, potensi terjadinya salah
komunikasi lebih berpeluang besar. Jika pun terjadi miskomunikasi, maka dapat
diminimalisir dengan bahasa yang dapat dipahami oleh semua daerah. Bahasa
pemersatu yang dimaksud adalah bahasa ibu, yaitu Bahasa Indonesia. Nah adapun
bahasa internasional yaitu bahasa inggris
2. Sebagai sarana mengungkapkan emosi, hakikat fungsi bahasa dapat dijadikan
sebagai sarana mengungkapkan emosi seseorang. Berbicara emosi,tidak melulu
emosi negative berupa amarah, kekerasan dan semacamnya. Tetapi juga termasuk
emosi positif yang bisa berbentuk semangat, optimism, bahagia perasaan baik dan
lainnya.
3. Sebagai sarana komunikasi, hakikat bahasa berfungsi sebagai sarana
komunikasi. Kalau dapat dibayangkan apabila kita berjumpa orang yang tidak kita
kenal. Tetapi kondisi kita harus meminta bantuannya karna kita tidak tahu alamat
yang sedang kita tuju. Kita tidak akan pernah sampai apabila tidak bertanya.
Seperti pepatahnya “malu bertanya sesat dijalan” nah dapat disimpulkan penting
nya komunikasi itu.
4. Mengembangkan ilmu pengetahuan, hakikat bahasa berfungsi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang
jika tidak mengenal bahasa. Ilmu pengetahuan dapat tersebar dan dapat dipahami
oleh semua orang karena berkat bahasa
5. Sebagai alat control sosial, berkat bahasa kita tahu yang disebut norma sosial.
Dari norma sosial yang dibentuk oleh bahasa inilah yang mampu mengontrol
masyarakat agar tidak melakukan ini dan itu yang bersifat menentang dari norma
sosial
 Ragam bahasa adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaian. Ragam
bahasa tidak berfungsi sebagai atribut tetap seorang pembicara-bahasawan yang
kompeten biasanya menguasai berbagai jenis ragam bahasa dan mampu menyesuaikan
ragam yang dipakai dengan situasi dan tujuan berbahasa.

2. Jelaskan hakikat pembelajaran bahasa!


Jawaban :
Mampu untuk berkomunikasi adalah tujuan dari pembelajaran bahasa. Dengan adanya
pembelajaran diharapkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan dapat meningkat. Pembelajaran bahasa disekolah dasar juga diarahkan untuk
mempertajam belajar siswa terhadap segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Siswa
tidak hanya di harapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas
atau secara langsung, melainkan juga yang disampaikan secara terselubung atau tidak
langsung.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar saat ini telah mencakup seluruh aspek
kebahasaan, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Goodman
(1984) dalam Suparti (2007, hlm 28), siswa akan lebih mudah belajar bahasa jika
pembelajarannya bersifat nyata, relevan, kontekstual dan bermakna. Dengan paripurnanya
pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa mampu berkomunikasi secara efektif,
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi formal, memahami bahasa
Indonesia dan menggunakannya dengan tepat, serta bangga menjadikan bahasa Indonesia
sebagai budaya Indonesia.

3. Jelaskan pemerolehan bahasa pertama dengan bahasa kedua serta tahapan


pemerolehannya!
Jawaban :
 Bahasa pertama (B1) adalah bahasa yang pertama kali di pelajari dan dikuasai oleh
seorang anak. Bahasa pertama itu bisa hanya satu bahasa atau dua bahasa yang dikuasai
anak secara bersamaan. Sementara itu, bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai anak
setelah menguasai bahasa pertama. Dalam menguasai dua bahasa atau lebih, anak dapat
melakukannya secara serempak atau berurut. Pemerolehan serempak dua bahasa
(simultaneous bilingual acquisition) terjadi pada anak yang dibesarkan dalam masyarakat
bilingual (dua bahasa) atau multingual (lebih dari dua bahasa). Anak mengenal,
mempelajari dan menggunakan kedua bahasa tersebut sama baiknya secara bersamaan.
Pemerolehan berurut dua bahasa (successive bilingual acquisition) terjadi apabila
penguasaan anak atas dua bahasa atau lebih terjadi dalam rentang waktu yang berjauhan.
 Tahapan pemerolehan bahasa yaitu:
 Tahap pralinguistik, pada tahap ini bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan
semakin mendekati bunyi vocal atau konsonan tertentu. Tetapi, umumnya bunyi-
bunyi tersebut belumlah mengacu pada kata atau kalimat dengan makna tertentu.
Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumur sekitar 12 bulan
 Tahap satu-kata atau holofrasis, fase ini berlangsung ketika anak berusia 12-
18 bulan. Pada tahap ini, anak menggunakan satu kata yang bermakna mewakili
keseluruhan ide yang disampaikannya. Tegasnya, satu kata yang diucapkan anak
mewakili satu frasa, kalimat atau wacana.
 Tahap dua-kata, fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18-24 bulan.
Pada tahap ini kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat, seiring
dengan kematangan otak dan alat ucapnya. Dalam bertutur anak-anak mulai
menggunakan dua kata: papa ikut, mama main, mau bobo dan sebagainya.
 Tahap telegrafis, antara usia 2-3 tahun anak telah menghasilkan ujuran dalam
bentuk kalimat-kalimat pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini
bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk kata
yang sudah mulai muncul. Namun demikian, pada fase ini anak belum
menggunakan kata tugas dalam bertutur. Oleh karena itu, perkembangan bahasa
anak pada fase ini di sebut dengan tahap telegrafis.

4. Jelaskan pendekatan, metode, teknik pembelajaran bahasa, pembelajaran materi dan


pembelajaran lintas kurikulum !
Jawaban :
 Pendekatan, ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab
itu, pendekatannya bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi
kebenarannya. Di dalam pengajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan,
filsafat atau kepercayaan tentang hakikat bahasa, dan pengajaran bahasa yang di
yakini oleh guru bahasa.
 Metode, pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya
pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan metode
pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah di
tetapkan. Meliputi: pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan, dan pengulangan
bahan.
 Teknik, sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoritis karena
masih ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Alat itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat
yang digunakan guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru,
usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan
langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik
ini bersifat implementasional.
 Pembelajaran terpadu lintas materi, pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI atau
jenjang SMP, atau SMA dimulai dengan pemilihan tema, misalnya lingkungan. Jadi,
belajar bahasa tidak mungkin tanpa tema. Tema ini merupakan wadah untuk belajar
bahasa. Untuk melatih keempat keterampilan berbahasa dimulai dengan
pemilihan/penentuan tema, setelah itu baru kita merencanakan langkah-langkah
pembelajarannya. Jika yang menjadi fokus pembelajaran adalah keterampilan
membaca maka waktu dalam pertemuan di kelas dialokasikan membaca yang lebih
banyak daripada keterampilan yang lain.
 Pembelajaran terpadu lintas kurikulum, di samping pembelajaran terpadu lintas
materi dalam suatu mata pelajaran (memadukan materi keterampilan berbahasa),
keterpaduan tersebut dapat juga dilaksanakan lintas kurikulum. Artinya yang
dipadukan di antara beberapa mata pelajaran, misalnya pelajaran bahasa Indonesia
dipadukan dengan sains.
Pada hakikatnya, belajar apapun modal utamanya yang harus dimiliki siswa adalah
keterampilan baca-tulis (dua aspek keterampilan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia). Kemampuan dan keterampilan baca-tulis, khususnya keterampilan
membaca, harus segera dikuasai oleh para siswa di SD karena kemampuan dan
keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD.

5. Jelaskan hakikat kurikulum serta aspek-aspek pembelajaran bahasa!


Jawaban :
 Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus di tempuh. Dari
dunia atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata
pelajaran tertentu yang harus di tempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai
untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah. Menurut john dewey, kurikulum sesungguhnya
tidak lain dari pengalaman, pengalaman ras, dan pengalaman anak yang di rekonstruksi
terus-menerus menjadi sejumlah pengetahuan atau bidang studi. Sedangkan menurut
Hilda taba kurikulum tersusun dari unsur-unsur tertentu. Suatu kurikulum biasanya
terdiri dari pernyataan-pernyataan mengenai tujuan (umum dan spesifik), seleksi dan
organisasi bahan, strategi belajar maupun mengajar, dan suatu program evaluasi. Nah
dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan sekolah
untuk siswa. Melalui program yang direncanakan itu siswa melakukan berbagai kegiatan
belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan
pendidikan yang telah di tentukan.
 Aspek-aspek pembelajaran bahasa yaitu:
1. Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah,
bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah,
kotbah, pidato, pembicaraan narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman dan
sebagainya.
2. Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan,
dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga,
masyarakat, serta mengapresiasi dan berekspresi serta melalui kegiatan melisankan
hasil sastra berupa dongeng dan lainnya.
3. Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraph berbagai teks
bacaan.
4. Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normative dengan tulisan rapid an jelas
dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca,
dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk
serta mengapresiasi dan berekspresi serta melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa
cerita dan puisi.

Anda mungkin juga menyukai