http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS JURNAL FORUM ILMU SOSIAL
KENAKALAN REMAJA AKIBAT KELOMPOK PERTEMANAN SISWA
Elly Malihah, Wilodati, Gytha Larasati Jerry
Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi Dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI, Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung
Info Artikel Abstrak
Sejarah Artikel Remaja sebagai generasi penerus bangsa yang nantinya akan menentukan Diterima Mei 2014 nasib bangsa di masa yang akan datang sepertinya akan sulit untuk Disetujui Juni 2014 diwujudkan dengan melihat kenyataan yang terjadi pada saat ini. Perilaku Dipublikasikan Juni 2014 nakal dan menyimpang di kalangan remaja saat ini cenderung mencapai titik yang mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan karena remaja kurang selektif Keywords : dalam memilih kelompok pertemanan yang mereka masuki, serta ikut Juvenile Delinquency, Friendship menjalankan norma yang diciptakan oleh kelompok sendiri tanpa Group of Students. berpedoman kepada norma-norma yang berlaku secara umum.Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui penyebab kelompok pertemanan siswa memiliki pengaruh dalam memicu terjadinya tindak kenakalan remaja.Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif.Menggunakan wawancara dan observasi sebagai alat pengumpul data yang dilakukan peneliti terhadap informan penelitian. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil, bahwa remaja akan mematuhi norma dan perilaku kelompok pertemanannya karena ia mendapatkan keuntungan-keuntungan dari kelompoknya tersebut dan akan mendapatkan hukuman jika tidak menjalankan norma dan perilaku kelompok.
Abstract
Hopeteenageras the future generation that determines the fate
of the nationin the future seems contrary to the reality of the matterat this time. Delinquency anddeviant behavior among young people today tendre ache salarming point. This is because teensare lessselective in choosinga group of friends that they're in, and come running norm screated by the group it self without referring to the prevailing normsin general. The purpose of this study to determine the cause of the friendship groups of students have an influence in triggering the occurrence of acts of juvenile delinquency. This study use sa case study with a qualitative approach. Using interview sandobservation asa data collection tool to there searc her who conducted the study informants. From there search that has
Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014 15
been done can the result sobtained, that adole scents will comply with the normsand behavior of a friendship group because he is getting the benefit sof the group and will be punished if it does not run the norms and group behavior.
2014 Universitas Negeri Semarang
* Alamat korespondensi ellyms70@gmail.com
PENDAHULUAN bangsa yang menentukan kualitas negara di
masa yang akan datang sepertinya sulit untuk Masalah kenakalan remaja merupakan diwujudkan. Perilaku nakal dan menyimpang salah satu bagian dari masalah-masalah dikalangan remaja saat ini cenderung sosial yang dihadapi oleh masyarakat. mencapai titik kritis. Telah banyak remaja Kenakalan remaja dapat dikategorikan yang terjerumus ke dalam kehidupan yang sebagai perilaku menyimpang, karena suatu dapat merusak masa depannya. Salah satu perbuatan mengabaikan norma sosial yang faktor penyebab terjadinya tindak kenakalan berlaku secara umum. remaja adalah pergaulan remaja dengan Remaja merupakan generasi penerus kelompok pertemanan yang menyimpang. bangsa yang diharapkan dapat menggantikan Banyaknya kelompok-kelompok remaja generasi-generasi terdahulu dengan kualitas yang melakukan perilaku menyimpang kinerja dan mental yang lebih baik. semakin meyakinkan kita bahwa lingkungan Remajalah yang nantinya akan memajukan pertemanan memiliki andil yang cukup besar bangsa. Menurut Monks, dkk (2002) dalam dalam menimbulkan terjadinya tindak Jurnal Nilai Budaya Jawa dan Perilaku Nakal kenakalan. Kelompok-kelompok remaja Remaja Jawa (Rachim dan Nashori, 2007:32) tersebut dengan mudahnya melakukan menyatakan bahwa “Batasan usia remaja perbuatan-perbuatan yang dianggap adalah di antara 12-20 tahun”. Sehingga bertentangan dengan nilai dan norma yang dapat disimpulkan bahwa individu usia berlaku di masyarakat. sekolah masih secara umum dikategorikan Manusia adalah makhluk sosial yang sebagai remaja. menyebabkan manusia tersebut saling Banyaknya jumlah remaja di Indonesia membutuhkan satu sama lainnya. Secara tentu saja akan menjadi asset negara jika naluriah manusia akan hidup berkelompok. remaja tersebut memperlihatkan potensi diri Kelompok-kelompok sosial yang terbentuk yang positif namun sebaliknya akan menjadi berasal dari berbagai faktor. bencana bagi bangsa ini jika remaja tersebut Masa remaja adalah salah satu tahap di menunjukkan perilaku yang negatif bahkan mana individu akan merasa sangat butuh sampai terlibat dalam kenakalan remaja. untuk membentuk maupun memasuki suatu Namun, melihat kondisi remaja saat ini, kelompok untuk mempelajari orang lain dan harapan remaja sebagai generasi penerus menemukan jati dirinya sendiri. Pemilihan
16 Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014
kelompok yang akan dimasuki oleh remaja 6. Berkelahi. tersebut pun berdasarkan oleh kesamaan- 7. Kabur dari sekolah. kesamaan yang mereka miliki, termasuk rasa 8. Menyimpan gambar porno di dalam nyaman berada di dalam kelompok tersebut, handphone. sehingga konformitas dalam berkelompok 9. Meminum-minuman keras. menjadi hal yang paling penting bagi remaja. 10. Bergabung dengan genk motor yang Kelompok memberikan sugesti menyimpang. kepada tiap anggota kelompoknya untuk memunculkan norma kelompok di dalam diri Kenakalan remaja yang terjadi lebih mereka masing-masing, apalagi pada diri sering dilakukan secara berkelompok, karena remaja yang masih berupaya mencari konsep remaja merasa mendapatkan penguatan dari dirinya, mereka akan sangat mudah untuk kelompoknya dan menjadi lebih berani.Pada tersugesti terhadap hal apa saja yang menurut umumnya, siswa berasal dari keluarga mereka membuat dirinya nyaman dan dengan tingkat ekonomi menengah kebawah, bernilai. namun mereka tetap ingin bergabung dengan SMK Vijaya Kusuma merupakan salah kelompok-kelompok pertemanan yang ada satu Sekolah Menengah Kejuruan yang walaupun harus mengeluarkan uang dalam berada di Kota Bandung, sekolah ini menjalankan kegiatan kelompoknya. memiliki 2 jurusan kompetensi keahlian, Pelanggaran yang dilakukan oleh siswa yaitu jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Vijaya Kusuma tetap saja terjadi, (Otomotif) dan Teknik Komputer Jaringan padahal sekolah ini terletak di wilayah yang (TKJ). Siswa laki-laki di sekolah ini lebih ramai, dan berada di sekitar Kampus UPI banyak jumlahnya dibandingkan siswa yang mencetak para pendidik bangsa.Hal ini perempuan.Pelanggaran terjadi di sekolah memperlihatkan bahwa masyarakat sekitar ini yang pada umumnya di lakukan oleh belum bisa berperan menjadi pengontrol siswa laki-laki dari jurusan Teknik sosial yang baik dalam mencegah terjadinya Kendaraan Ringan (Otomotif). Berdasarkan tindak kenakalan remaja. Jika tindak pencatatan pada buku kasus sekolah, kenakalan ini terus menerus dibiarkan beberapa jenis kenakalan yang pernah terjadi terjadi, maka mungkin saja remaja ini akan adalah sebagai berikut: tumbuh menjadi individu dengan ke- 1. Bolos sekolah. Siswa bolos dari sekolah pribadian yang buruk. selama 16 hari bahkan ada pula siswa Kenakalan remaja yang terjadi ini yang tidak masuk sekolah selama memperlihatkan mulai bobroknya moral sebulan. generasi penerus bangsa. Jika dari remaja 2. Kabur pada saat jam pelajaran. saja individu sudah melakukan tindakan 3. Merokok di sekitar wilayah sekolah dan kenakalan, lalu nanti di setiap tahapan kamar mandi sekolah. kehidupannya ia akan dengan mudah 4. Terlambat datang ke sekolah. melakukan penyimpangan atau pelanggaran 5. Nongkrong hingga menginap di terhadap aturan dan norma yang berlaku di warnet/playstation. masyarakat. Selain itu, tindak kenakalan
Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014 17
yang terjadi ini juga berpengaruh terhadap konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan pembelajaran siswa. Siswa yang melakukan atas sikap atau tindakan yang dipelajari dari tindak kenakalan memiliki motivasi dan norma-norma yang menyimpang, terutama minat belajar yang rendah, sehingga banyak dari subkultur atau di antara teman-teman siswa yang membolos dari sekolah bahkan sebaya yang menyimpang”. dalam jangka waktu yang sangat lama. Teori pertukaran di dalam penelitian ini Berdasarkan pencatatan buku kasus sekolah, sesuai dengan fenomena pembentukan pernah ada siswa yang bolos dari sekolah kelompok-kelompok sosial, dengan teori pertukaran ini dapat mengkaji dan meng- hingga satu bulan lamanya. Perilaku ini pun analisis mengenai kelompok-kelompok lama kelamaan bisa saja menular kepada sosial yang ada. siswa lainnya, karena interaksi antar siswa (Salim, 2008:46) mengungkapkan yang terjadi saling mempengaruhi satu sama bahwasanya: lain. Teori pertukaran dimulai dari sebuah Semakin meningkatnya kasus ke- hubungan persahabatan yang dibangun nakalan remaja yang terjadi pada saat ini, sekurang-kurangnya dua orang. Orang biasanya memiliki sahabat yang paham akan membuat kita semakin khawatir pula dengan seluk-beluk keberadaan masing-masing. masa depan bangsa Indonesia. Dengan Orang yang bersahabat tadi sebetulnya telah memperhatikan salah satu faktor penyebab melakukan pertukaran untuk dapat bertahan terjadinya kenakalan itu adalah tergabung- pada nilai persahabatan mereka.dalam hal nya remaja tersebut ke dalam sebuah ini, kedua orang yang bersahabat tadi kelompok yang memiliki norma dan perilaku sebenarnya telah mempraktikkan adanya kelompok yang menyimpang. pertukaran dalam hubungan antarpribadi. Terbentuknya kelompok pertemanan Kenakalan remaja membawa kita pada disebabkan oleh adanya proses pertukaran dua kata yang saling berhubungan yakni sosial antar individu. Perilaku kelompok Juvenile dan Delinquency. Juvenile berarti dilakukan oleh anggotanya dan mendapat- muda, atau belum dewasa; dan delinquency kan penghargaan dari kelompoknya. artinya adalah kelalaian atau kealpaan. Hassan (Willis, 2010:89) mengungkapkan Hubungan yang akrab terbentuk akibat bahwa“Kenakalan remaja itu ialah kelakuan adanya proses pertukaran dalam hubungan atau perbuatan anti sosial dan anti mereka tersebut. Teori pertukaran ini terjadi normative”. Dalam penelitian ini kenakalan setidaknya pada dua orang individu yang remaja merupakan suatu bentuk pe- saling memberikan penghargaan satu sama nyimpangan sosial. Salah satu teori lain, sehingga hubungan mereka menjadi penyimpangan sosial, yaitu teori diferensiasi sebuah hubungan persahabatan. assosiasi yang menyatakan bahwa pergaulan Homans seorang ahli teori pertukaran dengan kelompok yang menyimpang akan (Ritzer, 2010:357) mengungkapkan menyebabkan individu melakukan pe- bahwasanya: nyimpangan pula. Menurut Sutherland Seorang sosiolog perilaku sangat tertarik pada hadiah (penguat) dan ongkos (Setiadi dan Kolip, 2011:237) mengungkap- (hukuman). Hadiah ditentukan oleh kan bahwa: “penyimpangan adalah
18 Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014
kemampuannya memperkuat perilaku, juga memahami faktor-faktor yang me- sedangkan biaya mengurangi ke- nyebabkan siswa mau mematuhi perilaku mungkinan perilaku. Behaviorisme pada dan norma kelompoknya walaupun hal umumnya, dan gagasan tentang hadiah dan tersebut menyimpang. biaya pada khususnya, besar pengaruhnya terhadap teori pertukaran awal. METODE PENELITIAN Menurut Homans 1967:60 (Ritzer, 2010:359) konsep sosiologi tentang norma Metode penelitian yang digunakan pada teori pertukaran, sebagai berikut: dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus Contoh besar fakta sosial adalah norma dengan pendekatan kualitatif. Metode studi sosial dan norma kelompok yang pasti kasus digunakan karena penelitian ini memaksakan kecocokan perilaku terhadap mengkaji mengenai kasus kenakalan remaja banyak orang. Persoalannya bukanlah yang dilakukan oleh siswa yang tergabung keberadaan paksaan tetapi penjelasan- dalam sebuah kelompok pertemanan. nya…. Norma tidak secara otomatis Instrumen utama dalam sebuah penelitian memaksa; individu menyesuaikan diri, jika mereka berbuat demikian, karena mereka kualitatif adalah peneliti itu sendiri, karena merasa mendapatkan keuntungan dengan peneliti lah yang terjun langsung ke lapangan menyesuaikan diri itu dan psikologilah dengan wawancara dan observasi yang menjelaskan pengaruh perilaku yang (pengamatan). dianggap menguntungkan Prosedur pada penelitian ini meliputi: Dapat disimpulkan bahwa individu 1. Persiapan akan berperilaku sesuai dengan penghargaan Pada tahap persiapan, peneliti pada sebagai penguat dalam berperilakunya, dan awalnya membuat surat izin penelitian hukuman jika ia tidak melakukan perilaku yang akan diserahkan kepada Badan kelompok tersebut. Hubungan yang ter- Kesatuan Bangsa dan Kesatuan bentuk didasarkan pada proses pertukaran Masyarakat, setelah itu peneliti men- awal yang terjadi pada antar individu, dan dapatkan surat pengantar dari Badan menciptakan norma serta perilaku kelompok. Kesatuan Bangsa dan Kesatuan Secara umum, tujuan penelitian ini Masyarakat untuk meminta surat izin adalah untuk memahami tentang tindak penelitian kepada Dinas Pendidikan kenakalan remaja yang diakibatkan oleh Kota Bandung. Setelah surat izin kelompok pertemanan yang dimasuki siswa. penelitian didapatkan dari Dinas Dalam penelitian ini peneliti melakukan Pendidikan Kota Bandung, peneliti studi kasus pada siswa SMK Vijaya Kusuma memberikan surat izin penelitian Bandung, sehingga, dengan dilakukannya kepada Kepala Sekolah SMK Vijaya penelitian ini kita tidak hanya mengetahui Kusuma Bandung. bahwa kelompok pertemanan yang dimasuki 2. Pengumpulan Data siswa memiliki andil yang cukup besar Sebelum dilakukan penelitian, peneliti terhadap timbulnya kenakalan remaja, tetapi telah menyusun kisi-kisi instrumen
Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014 19
penelitian yang kemudian dikembang- Lokasi penelitian merupakan salah kan menjadi pedoman wawancara dan satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kota pedoman observasi, yang sesuai Bandung, sekolah ini memiliki dua jurusan dengan masalah yang sedang ber- kompetisi keahlian, yaitu Jurusan Teknik kembang dilapangan, selain itu peneliti Kendaraan Ringan atau Otomotif, dan juga melakukan studi literatur. Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Wawancara dilakukan kepada siswa Sekolah berada pada wilayah padat sebagai informan pokok, dan Kepala penduduk, dengan pemukiman warga, Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, serta Secapa AD, sekolah-sekolah lainnya, dan Guru BK sebagai informan pangkal. kos-kosan mahasiswa UPI. Jumlah siswa Wawancara dilakukan berkali-kali agar laki-laki di sekolah ini jumlah nya lebih besar mendapatkan jawaban yang meyakin- dibandingkan siswa perempuan, karena pada kan. Untuk observasi dilakukan kepada saat penulis melakukan penelitian di sekolah seluruh kegiatan, interaksi, dan ini, siswa perempuan hanya ada pada jurusan perilaku siswa.Penelitian berlangsung TKJ. Berdasarkan pencatatan buku kasus selama 4 bulan, dari bulan November sekolah serta observasi penulis, maka dapat hingga bulan Februari. dikatakan bahwa siswa berjenis kelamin laki- 3. Analisis Data laki lah yang sering melakukan pelanggaran. Untuk analisis data terdiri dari tiga alur Siswa yang sering melakukan pe- kegiatan yang terjadi secara bersamaan langgaran tata tertib sekolah adalah siswa yaitu: reduksi data, penyajian data, yang berasal dari tingkat 1 dan tingkat 2, penarikan simpulan/verifikasi biasanya karena pada tingkat 1 siswa masih 4. Pengujian keabsahan data yang membawa kebiasaan buruknya ketika SMP, digunakan di dalam penelitian ini dan siswa tingkat 2 merasa bahwa ia sudah adalah sebagai berikut: mengenali lingkungannya, sehingga dapat - Pengecekan anggota (member dengan leluasa melakukan tindak pe- chek) langgaran. - Triangulasi Bentuk kenakalan remaja yang terjadi adalah terlambat datang ke sekolah, tidak HASIL DAN PEMBAHASAN lengkapnya pemakaian atribut sekolah, bolos sekolah, berkelahi, berkeliaran pada saat jam Hasil pelajaran, tidak mengerjakan tugas-tugas Penelitian ini dilaksanakan pada siswa sekolah, merokok, berbohong, dan berkata- otomotif yang pernah melakukan tindak kata yang tidak sopan. Selain bentuk kenakalan remaja sehingga tercatat pada pelanggaran status yang terjadi, siswa juga buku kasus sekolah dan tergabung dalam melakukan tindak kenakalan lainnya seperti kelompok-kelompok pertemanan.Subjek pelanggaran terhadap tata tertib lalu lintas, yang terlibat dalam penelitian ini adalah meminum-minuman keras, dan bergabung sebanyak 7 orang siswa, dan 3 orang pihak menjadi anggota geng motor yang sekolah. berperilaku menyimpang. Intensitas tindak
20 Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014
kenakalan yang dilakukan oleh siswa melakukan kunjungan kepada geng motor sekolah ini terus terjadi, namun tetap berada yang sama namun berada didaerah lain, pada kategori sedang.Siswa mengaku bahwa maka tamu akan mendapatkan jamuan yang mereka lebih sering melakukan tindak luar biasa, dan salah satunya adalah dijamu kenakalan di luar lingkungan sekolah dengan berbagai minuman keras, seperti daripada di lingkungan sekolah. Siswa vodka. bergabung dengan kelompok-kelompok Berdasarkan hasil penelitian, dapat pertemanan di luar lingkungan sekolah yang disimpulkan bahwa pada lingkungan sering melakukan perilaku-perilaku yang sekolah saat ini, sebenarnya banyak terdapat negatif. kelompok-kelompok kecil pertemanan Setelah melakukan penelitian di siswa, namun tidak terlalu dinampakkan sekolah ini, berdasarkan hasil wawancara secara jelas oleh siswa, dan tiap individu penulis menemukan bahwa siswa jurusan juga mempunyai kelompok-kelompok Otomotif banyak yang bergabung menjadi pertemanan sendiri di luar lingkungan anggota genk motor. sekolah. Remaja beranggapan bahwa teman- Wujud perilaku dan norma yang teman di sekolah banyak yang bersifat egois, dibentuk oleh kelompok-kelompok per- sehingga kualitas pertemanan mereka tidak temanan adalah perilaku dan norma yang sebaik kualitas pertemanan dengan anak- dibentuk berdasarkan keinginan masing- anak di luar lingkungan sekolah. Kelompok- masing tiap kelompok, tanpa harus kelompok kecil tersebut memiliki perilaku disesuaikan dengan norma-norma yang dan norma yang bervariasi. berlaku dimasyarakat, yang penting ke- Wujud perilaku dan norma yang biasaan dan norma itu dapat menyatukan ditampakan tidak hanya perilaku dan norma kelompok dan memberikan kesenangan bagi yang bersifat negatif, namun terdapat pula tiap anggota kelompok yang menjalaninya. perilaku dan norma yang bersifat positif. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh Berdasarkan hasil penelitian, dapat kelompok remaja adalah kebiasaan yang disimpulkan bahwa siswa juga memiliki dapat memberikan kesenangan dengan tidak kelompok yang anggotanya sering harus memikirkan dampak positif atau mengadakan belajar bersama, olahraga atau negatif dari kebiasaan-kebiasaan tersebut. mengadakan hiking, aktif mengikuti Remaja tergabung dengan geng motor kegiatan organisasi sekolah, dan kelompok dan kelompok pertemanan bersama teman- yang senang dengan hal-hal yang teman di sekolah. Jika sedang bersama berhubungan dengan Jepang, sehingga kelompok geng motornya, kegiatan yang mereka mempelajari berbagai macam sering dilakukan adalah konvoi di jalanan, tentang Jepang. meminum-minuman keras, merokok, dan Hariz (E-Jurnal Dinas Pendidikan nongkrong-nongkrong hingga tengah Kota Surabaya Vol.2:4) menyatakan bahwa malam. Selama bergabung dengan genk “…konformitas teman sebaya yang negatif motor, banyak pengalaman yang didapatkan. dan keluarga yang tidak harmonis Ketika geng motor yang dimasuki ditenggarai akan berperan menyebabkan
Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014 21
remaja cenderung melakukan kenakalan”. timbulnya kenakalan remaja selain faktor Wujud perilaku dan norma tiap-tiap keluarga. Di dalam lingkungan pertemanan kelompok yang dibentuk oleh remaja baik ini, remaja mulai mencari jati diri sendiri di kelompok di sekolah maupun kelompok di dalam kelompok, dan di dalam kelompok itu luar lingkungan sekolah bervariasi, dari lah ia akan memperlihatkan jati dirinya perilaku dan norma yang bersifat positif sendiri, dan tidak ada larangan yang kuat hingga perilaku dan norma yang bersifat dalam kelompok tersebut terhadap apapun negatif. Namun, perilaku dan norma yang yang dilakukan anggotanya. Bagaimana dibentuk oleh kelompok remaja lebih banyak kebiasaan dan perilaku lingkungan yang bersifat negatif, karena mereka ingin dimasuki remaja mencerminkan pula melakukan segala hal yang mereka inginkan bagaimana kebiasaan dan perilaku remaja dan menyenangkan menurut mereka. Pada tersebut. Selain itu, remaja masih memiliki usia remaja anak-anak sedang berada dalam perasaan yang labil dan tingkat penasaran masa pencarian identitas, dan untuk yang begitu tinggi, sehingga akan sangat menemukan identitas tersebut mereka akan mudah sekali untuk terpengaruh dengan membentuk maupun bergabung dengan lingkungan pertemanannya. kelompok petemanan dan mencoba segala Remaja lebih sering melakukan tindak hal yang baru. Lalu, kelompok remaja ini kenakalan bersama teman-teman kelompok- menciptakan peraturan, norma, dan ke- nya, dibandingkan melakukannya seorang biasaan sesuka hati mereka saja tanpa diri saja.Ia lebih sering menghabiskan memikirkan norma yang berlaku dalam waktunya bersama teman-teman kelompok- masyarakat, dikarenakan pada masa remaja nya, sehingga banyak pula perilaku negatif itu adalah masa-masa penuh dengan yang ia dan kelompoknya lakukan. Perilaku- egosentrisme, maka mereka akan selalu perilaku negatif yang remaja dan kelompok- menganggap bahwa diri mereka selalu benar. nya lakukan adalah suatu kesenangan Faktor-faktor yang menyebabkan tersendiri bagi mereka. Remaja selalu individu mau mematuhi norma dalam melakukan hal-hal yang negative bersama kelompok pertemanannya adalah perasaan teman-teman kelompoknya tanpa ia sadari. nyaman yang ia dapatkan di dalam Tindak kenakalan yang remaja lakukan kelompok, penghargaan-penghargaan yang lebih sering bersama teman-teman di dapatkan di dalam kelompok, solidaritas kelompok-nya dibandingkan seorang diri, yang terjadi dalam kelompok, adanya karena solidaritas kelompok yang ia junjung ancaman dari anggota kelompok lainnya jika tinggi. Intensitas tindak kenakalan lebih ia tidak mematuhi norma kelompok, sanksi tinggi dilakukan bersama teman-teman dan hukuman dari anggota lainnya jika ia kelompok dibandingkan tindak kenakalan tidak mematuhi norma kelompok, dan yang dilakukan seorang diri saja.Ketika perasaan ingin dianggap dalam kelompoknya melakukan tindak kenakalan atau pelanggar- itu. an bersama-sama maka untuk diberi Lingkungan pertemanan memiliki hukuman atau sanksi pun akan menjalankan- andil yang cukup besar dalam memicu nya bersama-sama pula, dan menjadi lebih
22 Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014
berani melakukannya.Kelompok-kelompok Delinquent berasal dari kata Latin pertemanan remaja menciptakan norma dan “delinquere” yang berarti mengabaikan, aturan tersendiri sekehendak hatinya saja. melanggar, dan kejahatan. Kenakalan remaja Kebanyakan perilaku yang remaja lakukan adalah perbuatan mengabaikan dan bersama kelompoknya adalah perilaku yang melanggar norma-norma yang berlaku, yang tidak sesuai dengan norma-norma yang dilakukan oleh remaja. berlaku di masyarakat. Remaja (Widyatech Jurnal Sains dan Kelompok-kelompok pertemanan Teknologi Vol. 11 no 3 April 2012:4) yang remaja masuki memiliki andil yang menyatakan bahwa “Tingkat kerawanan cukup besar dalam tindak kenakalan yang manusia untuk berperilaku menyimpang remaja lakukan, karena adanya rasa adalah pada tahap pra-konvensional dan kebersamaan dan solidaritas dalam tahap konvesional, yaitu pada usia 9 sampai kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh yang dengan 20 tahun”. diberikan oleh kelompok-kelompok Perbuatan remaja yang melanggar pertemanan remaja turut berperan dalam norma dan peraturan yang berlaku di pembentukan kepribadian, kebiasaan, serta masyarakat dapat digolongkan sebagai suatu tingkah laku remaja. tindak kenakalan remaja. Bentuk-bentuk Wahidin dkk (2012:90) dalam Jurnal tindak kenakalan remaja dapat dibagi yang berjudul Pemahaman Remaja Tentang menjadi beberapa hal sebagai berikut ini: Kenakalan dan Partisipasi Masyarakat dalam 1. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah Mengatasi Kenakalan Remaja di Kecamatan 2. Pelanggaran peraturan lalu lintas Mamajang Makasar, meng-ungkapkan 3. Penyalahgunaan narkoba dan obat- bahwa “Lingkungan merupakan yang dapat obatan terlarang mempengaruhi perilaku. Erat kaitannya 4. Seks bebas dengan kedekatan lingkungan, orang cenderung menyenangi mereka yang tempat Kenakalan remaja adalah salah satu tinggalnya berdekatan”. Jadi, selama remaja bentuk perilaku menyimpang. perilaku yang masih tergabung ke dalam kelompok yang dikategorikan menyimpang tidak hanya menyimpang, maka kenakalan remaja pun perilaku yang dikategorikan perilaku besar akan terus menerus terjadi. seperti membunuh, mencuri, dan meng- aniaya orang lain. Tindakan menyimpang Pembahasan juga dapat berupa perilaku-perilaku kecil, Kenakalan remaja ini merupakan seperti berkelahi dengan teman, meludah di sebuah bentuk pelanggaran terhadap norma sembarang tempat, berpacaran hingga larut dan aturan yang berlaku di masyarakat, malam, merokok ditempat umum, dan sehingga sebuah tindakan pelanggaran tata sebagainya. tertib sekolah dapat dikategorikan sebagai Salah satu penyebab terjadinya tindak tindak kenakalan remaja. Juvenile berasal kenakalan remaja adalah akibat pengaruh dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya kelompok pertemanan yang mereka masuki. adalah anak-anak, anak muda, sementara itu Remaja akan melakukan interaksi dengan
Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014 23
anggota kelompoknya dengan tingkat oleh tiap individu di dalam kelompok. keakraban yang berbeda-beda, jika remaja Dengan peran dan norma yang dijalankan melakukan interaksi dengan tingkat anggota kelompok, remaja akan merasa keakraban yang tinggi, yaitu menghabiskan bangga dan senang berada di dalam watu bersama dengan cukup lama, kelompok tersebut. Sehingga setiap perilaku melakukan aktivitas-aktivitas bersama- kelompok akan dianggap rasional oleh setiap sama, komunikasi yang intensif, dan hal itu anggota kelompok. Delinkuensi sistematik dilakukan dengan remaja-remaja lainnya ini pelanggarannya terorganisir atau bersifat yang berperilaku menyimpang dengan sistematis. lingkungan sekitar yang buruk, jelas akan Sebuah kelompok terbentuk karena membentuk pola kenakalan remaja adanya beberapa faktor yang melatar- situasional karena mereka memiliki belakanginya. Faktor yang pertama adalah subkultur sendiri. Hal tersebut menjelaskan kedekatan anggota kelompok secara bahwa pada awalnya anak tidak lah sebagai geografis, mereka sama-sama berada dalam individu yang menyimpang, namun setelah suatu wilayah yang sama atau berdekatan, mengalami interaksi dengan kelompok- sehingga interaksi yang mereka lakukan kelompok yang memiliki norma dan perilaku lebih sering dibandingkan dengan ber- kelompok yang menyimpang, maka anak pun interaksi dengan individu yang berada akan berperilaku seperti itu. diwilayah luar. Faktor kedua, tiap anggota Teori penyimpangan sosial meng- dalam kelompok merasakan adanya ungkapkan bahwa pergaulan yang salah akan kesamaan-kesamaan antara mereka, menyebabkan individu terpengaruh kepada misalnya kesamaan minat, bakat, usia, dan perilaku yang menyimpang. Teori ini hal-hal lainnya, yang menyebabkan dinamakan sebagai teori diferensiasi timbulnya rasa keanggotaan dalam assosiasi yang diungkapkan oleh Sutherland. kelompok. Remaja juga membutuhkan Penyimpangan merupakan tindakan dari untuk masuk dalam suatu kelompok yang mempelajari norma-norma yang me- memiliki kesamaan-kesamaan dengan nyimpang, yang bisa berasal dari lingkungan dirinya, baik kesamaan minat, bakat, ataupun yang buruk atau kelompok pertemanan yang kesamaan pandangan dan ideologi. menyimpang. Kelompok pertemanan, kelompok Bergabungnya siswa menjadi anggota teman sebaya, atau kelompok sepermainan genk motor termasuk ke dalam salah satu dapat dikategorikan sebagai kelompok jenis kenakalan remaja lainnya, yang disebut primer.Kelompok primer adalah kelompok sebagai Delinkuensi Sistematik, yaitu tindak yang anggotanya saling mengenal secara kenakalan remaja yang tergabung dan dekat dan akrab, sehingga jalinan terbentuk dalam satu organisasi atau genk hubungannnya bersifat pribadi. Pada usia remaja. Dalam kelompok tersebut tingkah remaja anak-anak sedang berada dalam masa laku anggotanya memiliki norma yang sudah pencarian identitas, dan untuk menemukan diciptakan bersama-sama. Selain itu, identitas tersebut mereka akan membentuk terdapat peranan tertentu yang dijalankan maupun bergabung dengan kelompok
24 Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014
petemanan dan mencoba segala hal yang akan selalu menjadi anggota kelompok baru. Salah satu ciri umum masa remaja tersebut dan mematuhi norma yang adalah masa remaja merupakan masa diciptakan oleh kelompok. Secara naluriah pencarian identitas. setiap individu membutuhkan penghargaan Kelompok memiliki norma dan dari orang lain untuk dirinya sendiri, agar ia perilaku kelompok tersendiri. Norma dalam merasa bahwa keberadaanya dianggap oleh sebuah kelompok pertemanan dibentuk oleh orang lain. anggota kelompok itu sendiri.Norma itu Norma kelompok yang dijalankan oleh sendiri merupakan pedoman perilaku dalam anggota kelompok adalah sebuah keharusan kehidupan sehari-hari anggota kelompok selama ia berada di dalam kelompok sosial. Individu yang mau mematuhi norma tersebut. Dalam sebuah kelompok ada tiga dalam kelompoknya memiliki faktor-faktor konsep utama yang dapat mendeskripsikan- pendorong dan penarik yang menyebabkan nya, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh individu menjalankan norma tersebut. anggota kelompok, lalu interaksi antar Norma-norma sosial yang ada ini lah yang anggota kelompok, dan perasaan-perasaan nantinya akan mengatur tingkah dan perilaku yang ditimbulkan dengan adanya interaksi masyarakat. Tanpa ada nya norma ini dalam dan kegiatan yang dilakukan anggota kehidupan bermasyarakat, akan menimbul- kelompok, ketiga konsep itu berkaitan satu kan sebuah kekacauan pada masyarakat itu sama lain dan membentuk suatu sistem sosial sendiri, karena pada norma-norma sosial ini kelompok tersebut. bisa ditentukan perilaku seperti apa yang Kelompok pertemanan merupakan layak dan yang tidak layak dilakukan. wadah bagi remaja untuk bersosialisasi, dan Faktor-faktor yang menyebabkan nilai-nilai yang berlaku dalam interaksi individu mau mematuhi norma dalam tersebut bukanlah nilai yang yang di- kelompok pertemanannya adalah perasaan pedomani oleh orang dewasa, tetapi nilai nyaman yang ia dapatkan di dalam yang mereka ciptakan sendiri untuk kelompok, penghargaan-penghargaan yang mendapatkan kesenangan dan pengalaman di dapatkan di dalam kelompok, solidaritas yang menarik bagi mereka. Dengan adanya yang terjadi dalam kelompok, adanya kelompok pertemanan tersebut remaja akan ancaman dari anggota kelompok lainnya jika menghabiskan waktunya di sana dan ia tidak mematuhi norma kelompok, sanksi bergantung kepada kelompok tersebut. dan hukuman dari anggota lainnya jika ia Bergabungnya remaja dengan geng motor tidak mematuhi norma kelompok, dan menyebabkan mereka mengikuti norma dan perasaan ingin dianggap dalam kelompoknya kebiasaan kelompok yang negatif. Geng juga itu. Individu mendapatkan keuntungan ketika merupakan salah satu macam dari kelompok ia bergabung dengan sebuah kelompok pertemanan. Geng dibentuk dengan adanya sosial, keuntungan yang ia dapatkan itu dapat peranan yang jelas seperti ketua geng dan berupa keuntungan materi (uang), peng- yang lainnya, yang mana ikatan kelompok hargaan, rasa peduli, kasih sayang, atau cinta geng itu akan terbentuk dengan kuat akibat dari anggota kelompok, dengan begitu ia adanya konflik dengan geng yang lainnya.
Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014 25
Untuk menunjukkan kepopularitasan meminum-minuman keras, melakukan kelompoknya, anggota geng akan berusaha tawuran dengan anggota geng lain, serta untuk melakukan norma yang sudah dibentuk melakukan aksi brutal yang dapat meng- oleh kelompoknya itu sendiri, sehingga ganggu masyarakat sekitar. terlihat berbeda, unik, dan hebat. Faktor-faktor yang menyebabkan Safitri (2012) mengungkapkan bahwa individu mau mematuhi norma dalam “lingkungan eksternal merupakan faktor kelompok pertemanannya adalah perasaan yang cukup berpengaruh dalam membentuk nyaman yang ia dapatkan di dalam perilaku remaja terhadap lingkungannya”. kelompok, penghargaan-penghargaan yang Lingkungan pertemanan yang dimasuki di dapatkan di dalam kelompok, solidaritas siswa memiliki andil yang cukup besar dalam yang terjadi dalam kelompok, adanya perkembangan ke-pribadian dan psikologis ancaman dari anggota kelompok lainnya jika siswa itu sendiri, sehingga dapat dikatakan ia tidak mematuhi norma kelompok, sanksi bahwa bagaimana perilaku kelompok yang dan hukuman dari anggota lainnya jika ia muncul mencerminkan pula perilaku tidak mematuhi norma kelompok, dan individu-individu sebagai anggotanya. perasaan ingin dianggap dalam kelompoknya itu. Reward dan hukuman yang didapatkan PENUTUP oleh anggota kelompok juga menyebabkan anggota mau mematuhi norma dalam Wujud perilaku dan norma yang kelompok pertemanannya. dibentuk oleh kelompok-kelompok Kelompok pertemanan yang dimasuki pertemanan yang dimiliki siswa terbagi remaja memiliki andil yang cukup besar menjadi perilaku yang negatif dan perilaku dalam memicu timbulnya kenakalan remaja. yang positif. Perilaku negatif merupakan Adanya proses pertukaran di dalam perilaku yang tidak sesuai dengan norma kelompok menyebabkan terjadinya perilaku yang berlaku pada masyarakat secara umum. menyimpang, akibat terdapatnya norma yang Kelompok pertemanan remaja ini menyimpang di dalam kelompok itu yang hanya memikirkan kesenangan yang harus dijalankan anggotanya agar mendapat- didapatkan tanpa berpedoman kepada norma- kan penghargaan dari kelompok. Selain itu, norma masyarakat. Perilaku dan norma adanya rasa kebersamaan dan solidaritas tersebut adalah mengadakan pertemuan rutin kelompok juga menyebabkan kelompok dan nongkrong hingga larut malam. Remaja memiliki andil yang cukup besar dalam yang tergabung sebagai anggota geng motor mempengaruhi perilaku anggotanya. akan mengikuti perilaku dan norma yang dibentuk oleh gengnya itu sendiri. Anggota geng motor akan mengikuti ospek sebelum benar-benar bergabung sebagai anggota resmi, ospek yang dilalui pun memiliki cara- cara yang berbeda tiap gengnya, selain itu anggota genk motor akan melakukan konvoi,
26 Forum Ilmu Sosial, Vol. 41 No. 1 Juni 2014
DAFTAR PUSTAKA Salim, A. (2008). "Pengantar Sosiologi Mikro". Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hariz, S.A. "Hubungan Antara Persepsi Setiadi, E.M. dan Kolip, U. (2011). K e h a r m o n i s a n K e l u a rg a D a n "Pengantar Sosiologi". Jakarta: Konformitas Teman Sebaya Dengan Kencana Kenakalan Remaja". Surabaya: E- Wahidin, dkk. (2012). "Pemahaman Remaja Jurnal Dinas Pendidikan Kota Tentang Kenakalan dan Partisipasi Surabaya Vol. 2 Masyarakat dalam Mengatasi Rachim, R. L. dan Nashori, H. F. (2007). Kenakalan Remaja di Kecamatan "Nilai Budaya Jawa dan Perilaku Mamajang Makasar". J. Analisis Juni Nakal Remaja Jawa". Indigenous, 2012. Vol. 1 No. 1.FISIP Universitas Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 9 Hasanuddin Makassar. No. 1, Mei 2007. Fakultas Psikologi Willis, S.S. (2010). "Remaja dan dan Ilmu Sosial Budaya UII. Masalahnya". Bandung: Alfabeta. Remaja, I.G. (2012). "Faktor Kriminogen Kenakalan Remaja Dan Akibat Hukumnya". Widyatech Jurnal Sains Dan Teknologi Vol.11 No. 3. FH Unipas Singaraja. Ritzer, G., dan Goodman, J.D. (2010). "Teori Sosiologi Modern". Jakarta: Kencana. Safitri, A. (2012). "Pengaruh Budaya Hedonisme Terhadap Timbulnya Vandalisme Siswa SMK Tri Dharma 3 Dan SMK YKTB 2 Kota Bogor". Jurnal Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana UIKA Bogor, Vol. 2 No. 2 Tahun 2012.