Notulensi Mutu Kelompok 3
Notulensi Mutu Kelompok 3
Di rumah sakit ada kematian > 48 jam dan ada kematian < 48 jam, kematian yang
terjadi < 48 jam diindikasikan jika terjadi adalah semata karena faktor kegawatan
yang berpihak berapa pada pasien, artinya kondisi pasien lebih menentukan
kematiannya. Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa peran proses pelayanan kesehatan
dengan berbagai sumberdayanya dalam kemadian < 48 jam belumlah selesai
dilaksanakan. Obat saja yang kita makan akan bereaksi terhadap tubuh memerlukan
waktu lebih dari 4 jam, itupun jika kita dengan kondisi yang dapat dikatakan sehat.
Sedangkan kematian di atas 48 jam jika terjadi di unit pelayanan kesehatan
dimana proses pelayanan kesehatan sudah diberikan dengan kondisi standarisasi dari
berbagai unsur manajemennya masih perlu dipertanyakan lagi. Kenapa demikian
karena keadaan atau perjalanan penyakt pasien pada saat masuk rumah sakit sudah
sangat akut, sehingga pelayanan medis yang efektifpun tidak berpengaruh terhadap
pasien sehingga terjadi kematian.
Siklus PDSA yang sedang berlangsung akan menjadikan organisasi menjadi lebih
efisien karena mengadopsi PDSA dalam perencanaan mereka akan:
Mengkomunikasikan pencapaian kepada customers internal dan eksternal
Mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan manfaat dan yang sudah
diraih.
Membuat rencana jangka panjang untuk perbaikan tambahan
Perilaku siklus PDSA berulang bila diperlukan
4. Clinical pathway
Jawaban :
Terkait perawatan pasien secara tepat waktu dengan sumber daya dan tatalaksana
sesuai Clinical pathway juga merupakan salah satu instrumen yang mulai banyak
digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mencegah variasi tatalaksana
yang tidak perlu. Instrumen ini juga sering digunakan dalam upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Contohnya dalam kesehatan ibu dan anak sangat diperlukan Clinical pathway
mengingat kematian pada ibu hamil banyak dijumpai pada fase prenatal, antenatal,
hingga post-natal. Selain komplikasi yang terjadi pada ibu, salah satu penyebab
kematian lainnya adalah tatalaksana yang kurang tepat atau tidak runtut dalam tiap
fasenya. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan kerjasama antar tenaga kesehatan seperti
dokter umum, dokter anak, dokter kandungan, bidan, dan juga perawat.