Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOPETENSI MANAJEMEN PUSKESMAS POAC

KELOMPOK 26 DAN 27

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Lailatul Fitriyah

2. Safinatul Udlma

3. Oktavia Dharma S

4. Alefiah Ayu A

5. Anggi Nur A

6. M Zainul Arifin

7. Wanda Jillian A

8. Alfi Dhotul Fatikatin

9. Adzin Ammar D

10. Novri Firman T

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas  adalah unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerja terhadap pembangunan 
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh  derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan kesehatan strata pertama. Upaya kesehatan  yang
diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib  dan upaya kesehatan
pembangunan.Upaya kesehatan wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh
seluruh puskesmas di indonesai. Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan indek pembangunan manusia (IPM),
serta merupakan kesepakantan global maupun nasional.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya keseahtan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan pusksemas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban
wilayah pemberdayaan masyarakat keterpaduan dan rujukan. Agar upaya kesehatan
terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik.
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik  untuk
menghasilkan iuran Puskesmas secara efektif dan efesien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri
dari perencanaan,pelaksanaan  dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban.
Seluruh kegiatan diatas merupakan satu - kesatuan yang paling terkait dan berkesinambungan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui masalah yang ada pada manajemen puskesmas sooko
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui manajemen puskesmas sooko
b) Mengetahui masalah manajemen puskesmas sooko
c) Mengetahui manajemen puskesmas sooko dengan melihat POAC (Planning,
Organizing, Actuating, Controlling)
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Bagaimana manajemen puskesmas sooko ?
2. Apa saja masalah pada manajemen puskesmas sooko?
3. Bagaiman POAC pada manajemen puskesmas sooko?
BAB II
MANAJEMEN PUSKESMAS

Manajemen merupakan suatu pendekatn yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling) terhadap staff, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
1. Perencanaan (Planning)
Puskesmas merupakan organisasi structural dan sebagai unit pelaksana teknik dinas, aspek
fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana
pelayanan kesehetan masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh dinas kesehatan
kabuten/kota, bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah
kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan,
mutu pelayanan, identifikasi mutu, sumber daya manusia, dan provider, serta menetapkan
kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan isi
dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehetan primer dimana visi dan misi
digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas selain itu,
kebijakan system puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program,
kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari puskesmas serta adanya fungsi dan
upaya puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 Tahun 1999,
dan UU No.25 Tahun 1999, PP No.25 Tahun 2000, serta PP No.48 Tahun 2000 dimana
tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi
kemitraan unit kesehatan mandiri akuntabilitas dan teknologi tepat guna. Budgeting dalam
perencanaan manajemen keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara
pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari
pemerintah daerah, retribusi puskesman, swasta atau lembaga social masyarakat, dan
pemerintah adapun paket pembiayaan tersebut ditujukan untuk jenis pembiayaan layanan
kesehatan ciri-ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi,
P2M, dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti
pengobatan individu.
2. Organisasi (Organization)
Dinas kesehatan kabupaten/kota mempunyai tugas dan untuk menentukan atau menetapkan
struktur organisasi puskesmas dengan mempertimbangkan sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama, adapun pola organisasi meliputi kepala,wakil
kepala, tata usaha, unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan
kegiatan yang nantinya berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi dan tata kerja puskesmas:
a. Unsur pimpinan : kepala puskesmas
b. Unsur pembantu pimpinan : tata usaha.
c. Unsur pelaksana : unit I, II, III,IV,V,VI,VII
Tugas Pokok :
a. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat
dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
b. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyrutat serta
pencatatan dan pelaporan.
c. Unit I
Bertugas melaksanaan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan
perbaikan gizi.
d. Unit II
Melaksanankan kegiatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya
imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
e. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
f. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya.
g. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat danpenyuluhan
kesehatan masyarakat, kesehatn remaja dan dana sehat.
h. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap.
i. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
3. Aktualisasi (Actualisasi)
a) Sistem ketenagaan
Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam seorang pekerja. Melalui pendidikan
akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang. Seseorang yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya
sedangkan mereka yang berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk
mempertahankan kondisi yang telah ada. Sistem ketenagaan yang telah ada di puskesmas
dilaksanakan sesuai program yang dikembangkan serta kemampuan dana dengan diketahui
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, kuantitas tenaga didasarkan pada kebutuhan prioritas
pelayanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
layanan kesehatan dan profesionalisme pekerja. Sesuai PP RI no. 32 tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga medis, kesehatan masyarakat
(penyuluhan kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga keperawatan, farmasi dan teknisi
medis (analis dan perawat gigi)
b) Pengembangan staf
Tujuan : kegiatan pengembangan staff di tujukan untuk meningkatkan produktifitas
organisasi.
Jenis jenis pengembangan staf:
1. Pelatihan indikasi
Merupakan indoktrinasi standar dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program,
kebijakan dan peraturan yang diberikan kepada masing masing pekerja selama tiga hari
pertama kerjauntuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja, yujuan dan norma-
norma.
2. Orientasi
Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru
dengan tanggung jawab pekerja, tempat kerja, pelanggan san rekan kerja.
3. Kelanjutan pendidikan
Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakan dibalik program pendidikan
dasar keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
bagi peningkatan bagi praktik keperawatan.
b) Konsep konsep pengembangan staff
1) Daya saing
Ketidak sesuaian yang dapat diukur antara daya saing dengan pekerjaan
seseorang sebenarnya dengan tingkat daya saing yang di inginkan.
2) Minat
Faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang untuk menerima dan
menolak objek, orang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
3) Pertumbuhan pendidikan
Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu
bagi peran tertentu
4) Pembelajaran teknis
Perubahan dalam prilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan
psikomotor yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh
pengajar.
c) Tahapan pengembangan staff
1) Awal usia 20 sampai 25 tahun membuat arah perejaan
2) Usia 20-30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan
mempertanyakan komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga.
3) Akhir usia 30 tahun: mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang
memungkinkan mengungguli.
4) Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing.
5) Usia 50 tahun : pengembangan dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan.
d) Mengorganisir sumber daya dan pengembangan staff
Keberhasilan usaha pengembangan staff tergantung pada penataan sumber daya yang
sesuai. Sumber sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperawatan dapat berupa
pengajar, sumber daya dari konsorsia kesehatan, aviliasi dengan perguruan tinggi,
organisasi keperawatan profesional dan tugas belajar.
e) Motivasi staf
Motivasi adalah karakteristik sikologi manusia yang memberikan kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor faktor yang menyebabkan,
menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang
tepat dapat memajukan dan mengembangkan organisasi. Unsur manusia dalam
organisasin terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manager) dan
orang yang dipimpin (pegawai-pekerja). Manager bertanggung jawab untuk memotivasi
orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi dalam organisasi
kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu : motivasi positif dan motivasi
negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnya
mengun tungkan dan menggembirakan bagi pegawai misalnya
gajih,fasilitas,karir,jaminan hari tua, jaminan kesehatan keselamatan dan lain-lain.
Sedangkan motivasi negatif adalah motifasi yang menimbulkan rasa takut misalnya
ancaman, tekanan, intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat
digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat
dipertahankan dalam waktu yang lama. Standford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur
penting dalam motivasi yaitu antara kebutuhan,dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul
karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun
psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan
adalah akhir dari suatu siklus motivasi.
f) Komunikasi dan management
1. proses komunikasi
Tappen (1995) mendefinisikan komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran,
perasaan dan pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara 2 orang atau
lebih bekerja sama. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun
dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat
mengerti dan menerima.
2. Komunikasi dalam keperawatan
Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan
(massage), penerima pesan (resiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun
nonverbal. Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk
lingkungan internal adalah nilai-nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stres
sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu. Prinsip komunikasi
manager keperawatan
 Tahap komunikasi :
a. manager harus mengerti struktur organisasi agar dapat memahami sasaran dari
pengambilan keputusan
b. komunikasi merupakan proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi.
Manager harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap
orang yang dipimpinnya.
c. komunikasi harus jelas sederhana dan tepan.
d. manager harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan
keakuratan komunikasi.
e. komponen penting lainnya bagi seorang manager adalah menjadi pendengar yang
baik.

4. Kontrol (Controlling)
Controlling dalam manajemn puskesmas merupakan indicator keberhasilan
puskesmas yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi indicator pencapaian sehat meliputi
lingkungan, perilaku masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan meliputi KEP
balita, insiden penyakit berbasis lingkungan, dan kesehatan ibu dan anak. Selain itu juga
merupakan indicator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan keluarga, pelayanan kesehatan tingkat I, meliputi :
a. Evaluasi
Salah satu ukuran pengawan yang digunakan oleh manajer guna mencapai hasil
organisasi adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari
setiap pelaksaaan kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan
Prinsip – prinsip evaluasi :
1) Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja,
orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati.
2) Sampel tingkah laku perawat yang cukup representtative
3) Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksaan kerja dan
bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang.
4) Terdapat strategi pelaksaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan
yang diperlukan.
5) Manajer menjelaskan area mana yang dijadikan prioritas
6) Pertemuan evaluasi antara perawat dan manajer sebaiknya dilakukan dalam
waktu yang tepat
7) Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga
membantu dalam pelaksaan kerja
Alat evaluasi :
1. Laporan tanggapan bebas
2. Pengurutan yang sederhana
3. Checklist pelaksaan kerja
4. Penilaian grafik
b. Kontrol kualitas
Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi
standar profesional dan dapat diterima oleh klien. Pelayanan kesehatan yang bermutu
adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakaian jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang telah
ditetapkan. Kriteria mutu pelayanan kesehatan :
1) Struktur : criteria puskesmas, unit-unit (visi dan misi, konsep puskesmas
sooko)
2) Proses: fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, prespektif
keperawatan professional, praktek keperawatan professional.
3) Tujuan: tingkat kesehatan atau kesejahteraann, kemampuan fungsional,
kepuasan pasien, sumber penggunaan/pengeluaran efektif dan efisien,
kejadian dan proses yang tidak menyenangkan. Syarat pelayanan berkualitas:
 Efficacy (kemanjuran)
 Appropriatennes (kepantasan)
 Accesbility (mudah dicapai)
 Effectiveness (diterima)
 Efficiency (ketepatan)
 Continuity (terus-menerus)
c. Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu
 Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
 Menetapkan penyebab masalah mutu pelaynan kesehatan yang
diselenggarakan.
 Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
 Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan.
 Menyusun sasaran tindak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan
mutu pelayanan.
BAB III
MANAJEMEN PUSKESMAS SOOKO
Dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)

A. Hasil Observasi Manajemen Puskesmas Sooko : Planning


1. Visi Puskemas
Terwujudnya puskesmas yang berkualitas dan professional menuju mojokerto sehat.
2. Misi Puskesmas
 Memberikan pelayanan yang berkualitas
 Meningkatnya peran serta masyarakat
 Menyediakan SDM yang professional
 Mengelola lingkungan dengan baik
 Pengelolaan manajemen puskesmas secara efektif dan efisien
 Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas
3. Jenis Program Kegiatan Puskesmas
a. Program kesehatan lingkungan, meliputi
 Pengawasan Perumahan Sehat
 Pengawasan / Inspeksi Sarana Air Bersih (SAB)
 Pengawasan / Inspeksi Jamban Keluarga (JAGA)
 Pengawasan / Inspeksi Sarana Air Limbah (SAL)
 Pengawasan Sampah di TPS
 Pengawasan Tempat Penjualan Pestisida (TP2)
 Pengawasan Tempat – Tempat Umum (TTU)
 Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (PKM)
 Pengawasan Industri rumah Tangga Non Pangan
 Pelayanan Pasien Klinik Sanitasi
 Pengambilan Sampel Air
b. Program Promosi Kesehatan, kegiatan meliputi :
 Penyuluhan
 Siaran keliling
 Pembinaan battra, toga dan Dana Sehat
 Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga
c. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan meliputi :
 Pembinaan TK
 Pembinaan SD
 Pembinaan SMP
 Pe,mbinaan SMA
 Penjaringan TK
 Penjaringan SD
 Pelatihan Dokter Kecil
d. Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
 TB Paru, kegiatannya meliputi : penemuan kasus baru BTA positif, suspect
TBC, konversi.
 ISPA ( Inspeksi Saluran Pernapasan Atas), kegiatannya meliputi: penemuan
kasus baru pneumonia balita.
 Diare, kegiatannya meliputi: cakupan pelayanan, peran serta masyarakat,
kualitas pelayanan.
 Demam Berdarah Dengue (DBD), kegiatannya meliputi: jumlah penderita
DBD dan SSD yang ditemukan, pemeriksaan jentik berkala pada TTU
(Tempat-Tempat Umum) dan KADER dirumah warga. Jumlah pertemuan
pokjanal DBD.
 Malaria, kegiatannya meliputi : penemuan kasus malaria (malaria klinis,
Malaria positif/plasmodium Falcivarum, Malaria positif/Plasmodium Vivax,
Malaria Positif/Plasmodium Ovale, MalariaPositif/Plasmodium Mia).
 Kusta, kegiatannya meliputi : penemuan Kasus
- Pengobatan Kasus
 Rabies, kegiatannya meliputi : penatalaksanaan kasus gigitan Hewan Penular
Rabies (Anjing, Kucing, Kera)
 Surveilens, kegiatannya meliputi : Penyelidikan epidemiologi penyakit
beresiko KLB/wabah tepat waktu, orang dan tempat (W1), pengamatan dan
pelaporan mingguan terhadap kasus penyakit berisiko KLB/wabah tepat
waktu, orang dan tempat (W2), pengamatan dan pelaporan Sistem Surveilans
Terpadu tepat waktu, orang dan tempat.
 Imunisasi, indicator kinerja meliputi: HB 0-7 hari, BCG, DPT-HB1,DPT-
HB2, DPT HB-3, POLIO1, POLIO2, POLIO3, POLIO4,SAMPAK,
TT2+BUMIL, BIAS CAMPAK, BIAS DT-td (DT kelas 1, Td Kelas 2, Td
Kelas 3).
 Kesehatan Haji, kegiatannya meliputi: pemeriksaan kesehatan calon jamaah
haji dalam bidang kesehatan termasuk penyuluhan individu, konsultasi
kesehatan, Follow up rujukan ke RS/dr.spesialis dan pengobatan tahun 2012
(1433H), pemeriksaan kesehatan Calon Jamaah Haji Tahap 2 termasuk
Pemberian imunisasi meningitis dan influenza, kegiatan pelacakan K3JH
pada Jamaah Haji Thun 2012 (1433).
 HIV/AIDS, kegiatannya meliputi : peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang HIV/AIDS dengan cara melakukan : penyuluhan penyakit HIV/AIDS
dan IMS ke sekolah, melaksanakan survey pengetahuan tentang HIV/AIDS
pada usia 15-24 BULAN (koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Rekapitulasi,
Analisa Data dilakukan Dinas Kesehatan)
e. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), kegiatannya meliputi : Pelaynan pada
bayi muda (MTBM) dan Pelayanan pada Bayi dan Balita (MTBS)
f. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), kegiatan meliputi:
pembinaan keluarga rawa, menurut sasaran : maternal, bayi, balita, usia lanjut
(Usila), penderita penyakit kronis, tidak lanjut kasus keperawatan. Dan kegiatan
kunjungan rumah keluarga rawan KIA/Gizi/Penyakit Menular /penyakit kronis.
g. Program Kesehatan Mata, kegiatannya meliputi: pelayanan/pemeriksaan penyakit
mata dan pemeriksaan refraksi mata anak SD (kelas IV, V, VI).
h. Program Kesehatan Jiwa, kegiatannya meliputi : penemuan kasus baru gangguan
jiwa, pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas (Deteksi Dini, Konseling, Pengobatan
pda kunjungan kasus baru dan lama termasuk rujukan), rujukan kasus penderita
gangguan jiwa ke RS Jiwa/dokter spesialis, pendampingan rujukan jiwa oleh
petugas jiwa Puskesmas baik ke RS Jiwa atau konsultasi dokter spesialis jiwa di
Puskesmas Sei Besar.
i. Program Pemulihan Kesehatan dan Rujukan Pengobatan, kegiatannya meliputi :
melakukan kegiatan pelayanan pada semua pasien yang berkunjung ke poliklinik
(umum dan anak, tindakan), puskesmas keliling, pemeriksaan kesehatan, rujukan.
j. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kegiatannya meliputi : pelayanan ibu
hamil, persalinan, neonates, bayi, nifas.
k. Program Keluarga Berencana (KB), kegiatannya meliputi : pelayanan KB aktif.
l. Program Gizi, kegiatannya meliputi : penimbangan balita, pemberian vitamin A
bayi, pemberian vitamin A balita, pemberian vitamin A pada ibu nifas, pemberian
Fe1 pada bumil, pemberian Fe3 bumil, pemantauan garam beryodium, distribusi
obat cacing, pojok gizi.
m. Program Kesehatan Gigi dan Mulut, kegiatannya meliputi : pelayanan dalam
gedung (penduduk di wilayah kerja puskesmas Banjarbaru), pelayanan luar gedung
meliputi TK yang ada di wilayah kerja Banjarbaru, SD, Posyandu.
n. Program Laboratorium, kegiatannya meliputi: pemeriksaan darah, pemeriksaan
urine, pemeriksaan tinja, pemeriksaan BTA (lain-lain), Rujukan.
B. Hasil Observasi Manajemen Puskesmas Sooko : Organizing
a) Unsur Kepemimpinan
Kepala Puskesmas : (TDD Manager)
b) Unsur Pembantu Umum
Tata Usaha : (POKJA I)
c) Unsur Pelaksana
Unit I : (POKJA VIII, POKJA III, POKJA IV) KIA-KB, Anak, MTBS
Unit II : (POKJA VI, POKJA X, POKJA XI) Laboratorium, P2M, KESLING
Unit III : (POKJA VII) Poli Gigi
Unit IV : (POKJA II) Poli Umum
Unit V : (POKJA II) Poli Umum
Unit VI : (POKJA II) Poli Umum
Unit VII : (POKJA IX) Apotik
C. Hasil Observasi Manajemen Puskesmas Sooko : Actuating
a. Sistem ketenagaan
1. Jumlah tenaga di Puskesmas
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Puskesmas Sooko menurut golongan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

Jumlah PNS Menurut Golongan Jumlah


Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol
III.d III.C III.b III.a II.d II.c II.b II.a
11 12 11 1 7 11 2 2 57

Jumlah Tenaga di Puskesmas Sooko Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan


S2 S1 DIV DIII DI SL SLT SD
TA P
2 15 2 22 4 11 0 1 57 PNS
3 2 1 6 PTT
1 2 3 Kontrak

Jumlah jabatan yang ada di Puskesmas Sooko

No Jabatan Jumlah
1 Dokter umum 5 orang
2 Dokter gigi 2 orang
3 Perawat 11 orang
4 Bidan 10 orang
5 Perawat gigi 5 orang
6 Sanitarian / kesling 4 orang
7 Farmasi 4 orang
8 Nutrisionis / gizi 3 orang
9 Analis kesehatan 2 orang

b. Pengembangan staff
1. Pelatihan induksi
Poli KIA KB : Pelatihan yang pernah diikuti
 Pelatihan KB 2 orang
 Seminar IBI (IUD)
 Jumlah bidan yang ada di poli KIA KB 13 orang
Poli MTBS : Pelatihan yang pernah diikuti
 Bimtek save injeksion (2 orang)
 Refresing tentang penyelidikan epidemiologi (2 orang)
 Perkesmas
 Pemetaan
 Askep
 Pelatihan TB
Ruang dokter : pelatihan yang pernah diikuti
 Penatalaksanaan DM (2 orang)
 ACLS (2 orang)
 Hiperkes (1 orang)
 Simposium penyakit dalam
 MTBS (4 orang)
Apotik
 1 orang mengikuti pelatihan
Laboratorium
 3 orang mengikuti pelatihan tentang workshop pharmaceutical care penyakit
kardiovaskuler
Imunisasi
 Pelatihan tentang save injeksion 1 orang / tahun
2. Kelanjutan pendidikan
Dari data yang didapatkan yang tubel (tugas belajar) ada 3 orang yang terdiri dari
1. Kesehatan masyarakat (1 orang)
2. Kedokteran (1 orang)
3. Akper (1 orang)
c. Konsep-konsep pengembangan staff
1. Daya saing (-)
2. Minat
Minat semua staff sesuai dengan keahliannya
3. Kebutuhan pendidikan
Ada 3 orang yang melanjutkan pendidikan
4. Pembelajaran teknis
d. Tahapan pngembangan staff

No Usia Jumlah
1 Awal usia 20 – 25 8 orang
tahun
2 Usia 20 – 30 tahun 17 orang
3 Akhir usia 30 tahun 20 orang
4 Usia 40 tahun 22 orang
5 Usia 50 tahun 3 orang
e. Motivasi staff
- Secara keseluruhan motivasi staff pada setiap poli baik
f. Komunikasi
- Komunikasi yang dilakukan pada setiap staff di poli berjalan dengan lancar, selalu
ada feedback dari masing-masing staff.

D. Hasil Observasi Manajemen Puskesmas Sooko : Controlling


a) Struktur
 Kategori Puskesmas
 Visi
Terwujudnya puskesmas yang berkualitas dan profesional dalam pelayanan untuk
menuju Banjarbaru sehat.
 misi
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas untuk :
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat
3. Mentediakan sumber daya manusia yang profesional
4. Mengelola lingkungan dengan baik
5. Mengelola managemen puskesmas yang efektif dan efisien.
6. Menyediakan sarana prasarana yang memadai dan berkualitas.
 Poli-poli pelayanan
1. Pelayanan poli umum
2. Pelayanan poli anak
3. Pelayanan pusling
4. Pelayan posyandu usila
5. Pelayanan di pustu
6. Pelayanan poli gigi
b) Proses
Metode Pengorganisasian (TERLAMPIR)
c) Tujuan
1. Kemanjuran : Puskesmas sooko cukup terkenal di wilayah kerjanya.
Terlihat dari banyaknya pengujung pada saat kelompok
mengadakan PBL

2. Kepantasan : Terlihat dari bangunan yang kokoh, baru, dan bersih.


pembagian tempat sampah yang sudah dibagi berdasarkan
kategori medik, organik, non organik.

3. Mudah dicapai : puskesmas Banjarbaru letaknya strategis sehingga mudah


dicapai oleh warga.
4. Diterima :Program puskesmas diterima dengan baik oleh masyarakat,
seperti program kesehatan lingkungan yang dapat
melibatkan langsung peran serta masyarakat secara aktif.

5. Keberhasilan : dari 14 program puskesmas ditemukan bahwa hampir


seluruh program dilaksanakan dengan baik selama 1 tahun
terakhir.
6. Ketepatan : sasaran program puskesmas sudah tepat yaitu di
lingkungan kerjanya.

7. Terus-menerus : program yang dicanangkan oleh puskesmas sooko secara


terus-menerus seperti yang tertera di laporan tahunan
puskesmas sooko tahun 2012 yang menyatakan bahwa
program kesehatan lingkungan terlaksana pada setiap
bulannya.

Anda mungkin juga menyukai