Anda di halaman 1dari 10

Analitika, 10 (1) Juni (2018) ISSN 2085-6601 (Print) ISSN 2502-4590 (Online)

ANALITIKA
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/ analitika

Pengaruh Bimbingan Kelompok dan Self-Efficacy terhadap


Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa

The Effects between Group Guidance and Self-Efficacy


to Improving Student Social Skills

Muzdalifah & Nur’aini

Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,


Universitas Negeri Medan
*Corresponding author: E-mail: nuraini_as59@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok (BKP) terhadap keterampilan sosial
siswa. Mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap keterampilan sosial siswa. Mengetahui interaksi antara BKP dan
self-efficacy terhadap keterampilan sosial siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan
desain factorial 2x2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Tiram sebanyak 43 orang
yang terdiri dari dua kelompok kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas eksperimen diterapkan BKP Modeling
dan kelas kedua sebagai kelas kontrol diterapkan BKP Homeroom. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu kuesioner yang dinyatakan valid dan reliabel. Data dianalisis menggunakan analisis ANAVA dua jalur. Dari
hasil penelitian diperoleh bahwa siswa yang dibimbing menggunakan bimbingan kelompok modeling memperoleh
nilai rata-rata keterampilan sosial sebesar 50,95 sedangkan siswa yang dibimbing menggunakan bimbingan
kelompok homeroom memperoleh nilai rata-rata keterampilan sosial sebesar 42,59. Hasil analisis varians nilai
signifikan kelas 0.000 lebih kecil daripada nilai ∝ = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
bimbingan kelompok yang signifikan terhadap keterampilan sosial. BKP Modeling sangat baik digunakan dalam
meningkatkan keterampilan sosial siswa.
Kata Kunci: Bimbingan Kelompok Modeling; self-efficacy; ketrampillan sosial

Abstract
This research aims to determine the influence of group guidance on the social skills of students. Know the effect of self-
efficacy on students' social skills. Know the interaction between group guidance and self-efficacy towards students'
social skills. This research was a quasi experimental research with 2x2 factorial design. The subjects of this research
are students VIII class of SMP Negeri 2 Tanjung Tiram as many as 43 people consisting of two class groups, The first
class as the experimental class was applied modeling group guidance and the second class as the control class is
applied Homeroom group guidance. The instrument used in this research was a validated and reliable questionnaire.
Data were analyzed using two-way ANAVA analysis. From the result of the research, it is found that the students who
are guided using modeling guidance group get the average score of social skill as much as 50.95 while the guided
students use the guidance of homeroom group get the average score of social skill 42,59. The result of variance analysis
there is significant group
guidance influence to social skill. BKP Modeling is very well used in improving students' social skills.
Keywords: Modeling Group Guidance, self-efficacy, and Social skills.

How to Cite: Muzdalifah & Nuraini, (2018), Pengaruh Bimbingan Kelompok dan Self-Efficacy terhadap
Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa. Analitika, Vol 10 (1): 21 - 30

21
Muzdalifah & Nur’aini, Pengaruh Bimbingan Kelompok dan Self-Efficacy terhadap Peningkatan

PENDAHULUAN tersebut didukung hasil penelitian yang


Berdasarkan Hasil observasi dan dilakukan Atieka (2015) bahwa layanan
wawancara pada guru pembimbing. bimbingan kelompok yang menfasilitasi
Diperoleh informasi dari SMP N 2 Tanjung remaja panti asuhan untuk belajar
Tiram bahwa siswa tidak memiliki ciri-ciri bersosialisasi, belajar untuk memecahkan
keterampilan sosial. Hal ini dapat dilihat masalah, serta menghargai dirinya dan
dari gejala-gejala yang tampak seperti orang lain.
etika berbicara yang tidak baik, Menurut Corey (dalam
kehangatan yang tidak tampak saat Nurkhomisah, 2015) Pendekatan
beinteraksi, dan tidak adanya keterbukaan bimbingan kelompok behavioral
satu sama lain. Terdapat 80% siswa yang merupakan terapi tingkah laku yang
cenderung diam ketika diberi kesempatan merupakan penerapan aneka ragam
untuk bertanya dalam kegiatan belajar- teknik dan prosedur yang berakar pada
mengajar. Hanya 20% siswa yang mampu berbagai teori tentang belajar. Pendekatan
berkomunikasi dengan baik dan banyak ini telah memberikan penerapan yang
siswa yang mengalami kesulitan sistematis tentang prinsip-prinsip belajar
berkomunikasi. Juga diperoleh informasi dan pengubahan tingkah laku ke arah
tentang layanan bimbingan kelompok di cara-cara yang lebih adaptif. Menurut
SMP N 2 Tanjung Tiram yang dilaksanakan Latipun (2006) teknik modeling dapat
hanya satu jam pelajaran dalam satu digunakan untuk membentuk tingkah laku
minggu untuk masing-masing kelasnya. baru pada anak didik, dan dapat
Hal ini dinilai kurang intensif memperkuat tingkah laku yang sudah
pelaksanaannya. Seharusnya bimbingan terbentuk. Dalam hal ini pembiming
kelompok dilaksanakan secara rutin dan menunjukkan pada siswa tentang tingkah
berkelanjutan. laku model, dapat menggunakan model
Membentuk keterampilan sosial audio, model fisik, model hidup atau
dapat dilakukan dengan bimbingan oleh lainnya yang teramati dan dipahami jenis
orang tua di rumah atau guru di sekolah. tingkah laku yang hendak dicontoh.
Di sekolah dapat dilakukan sebuah Teknik modeling dapat digunakan
aktivitas bimbingan secara individu atau untuk membentuk tingkah laku baru pada
berkelompok tergantung kompleksitas siswa, dan dapat memperkuat tingkah
masalah yang ingin dipecahkan. Untuk laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini
efesiensi waktu bimbingan dapat pembimbing menunjukkan pada siswa
dilakukan secara berkelompok. Menurut tentang tingkah laku model, dapat
Wibowo (2005) bimbingan kelompok menggunakan model audio, model fisik,
adalah suatu kegiatan kelompok dimana model hidup atau lainnya yang teramati
pimpinan kelompok menyediakan dan dipahami jenis tingkah laku yang
informasi-informasi dan mengarahkan hendak dicontoh (Latipun, 2006).
diskusi agar anggota kelompok menjadi Kecakapan-kecakapan sosial tertentu bisa
lebih sosial atau untuk membantu diperoleh dengan mengamati dan
anggota-anggota kelompok untuk mencontoh tingkah laku model-model
mencapai tujuan-tujuan bersama. Hal yang ada. Reaksi-reaksi emosional yang

22
Analitika, 10 (1) (2018): 21 - 30

yang terganggu yang dimiliki seseorang tingkah laku model yang ada. (3) Reaksi-
bisa dihapus dengan cara orang itu reaksi emosional yang terganggu bisa
mengamati orang lain yang mendekati dihapus dengan mengamati orang lain
objek-objek atau situasi-situasi yang yang mendekati obyek atau situasi yang
ditakuti tanpa mengalami akibat-akibat ditakuti tanpa mengalami akibat
yang menakutkan dengan tindakan yang menakutkan dengan tindakan yang
dilakukannya. Pengendalian diripun bisa dilakukannya. (4) Pengendalian diri
dipelajari melalui pegamatan atas model dipelajari melalui pengamatan atas model
yang dikenai hukuman. Status dan yang dikenai hukuman. (5) Status
kehormatan model amat berarti dan kehormatan sangat berarti. (6) Individu
orang-orang pada umumnya dipengaruhi mengamati seorang model dan dikuatkan
oleh tingkah laku model-model yang untuk mencontohkan tingkah laku model.
menempati status yang tinggi dan (6) Modeling dapat dilakukan dengan
terhormat dimata mereka sebagai model symbol melalui film dan alat visual
pengamat. lainnya.
Berdasarkan penjeasan di atas Hasil penelitianWidaryanti (2013)
bimbingan kelompok pendekatan menyimpulkan bahwa ada pengaruh
behavioral teknik modeling adalah positif bimbingan kelompok terhadap
bimbingan kelompok dengan terapi efikasi diri (self-efficacy). Menurut Baron
tingkah laku yang sistematis tentang (dalam Pratama, 2013) self-efficacy
prinsip-prinsip belajar dan pengubahan merupakan penilaian individu terhadap
tingkah laku menggunakan model yang kemampuan atau kompetensinya untuk
mendemostrasikan tingkah laku yang melakukan suatu tugas, mencapai suatu
ingin dibentuk. Pada prinsipnya, terapi tujuan, dan menghasilkan sesuatu.
behavior itu sendiri bertujuan untuk Merujuk pada penelitian terdahulu dan
memeroleh perilaku baru, mengeliminasi teori di atas dapat dikatakan bahwa self-
perilaku lama yang merusak diri dan efficacy dipengaruhi oleh bimbingan
memperkuat, serta mempertahankan kelompok yang dilakukan disekolah.
perilaku yang diinginkan yang lebih sehat. Sebelumnya juga diungkapkan bahwa
Tujuan pendekatan behavioral dengan bimbingan kelompok juga mempengaruhi
teknik modelling adalah untuk merubah keterampilan sosial, dengan demikian
perilaku dengan mengamati model yang diduga ada pengaruh self-efficacy terhadap
akan ditiru agar siswa memperkuat keterampilan sosial. Pada penelitian ini
perilaku yang sudah terbentuk. Menurut self-efficacy akan diurai menjadi dua yaitu
Komalasari (2011) mengemukakan bahwa siswa yang memiliki self-efficacy tinggi dan
prinsip-prinsip modeling adalah sebagai siswa yang memiliki self-efficacy rendah.
berikut: (1) Belajar bisa memperoleh Kemudian dianalisis bagaimana
melalui pegalaman langsung maupun tidak pengaruhnya terhadap keterampilan
langsung dengan mengamati tingkah laku sosial siswa. Disamping hal-hal yang
orang lain berikut konsekuensinya. (2) diungkapkan diatas juga akan dianalisis
Kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh bagaimana interaksi antara bimbingan
dengan mengamati dan mencontoh kelompok dengan self-efficacy dalam

23
Muzdalifah & Nur’aini, Pengaruh Bimbingan Kelompok dan Self-Efficacy terhadap Peningkatan

meningkatkan keterampilan sosial siswa. Langkah-langkah yang ditempuh


Namun Khan (2013) dalam penelitiannya sebagai berikut; Pertama, Tahap persiapan
menyatakan bahwa self efficacy tidak penelitian meliputi: membuat perumusan
berpengaruh terhadap kinerja guru. Dalam masalah, menentukan variabel penelitian,
kinerja guru mengharuskan adanya membuat studi pustaka agar diperoleh
keterampilan sosial dengan demikian landasa teori yang tepat dari variabel
kesimpulan Khan menyatakan self efficacy penelitian, menentukan dan menyusun
tidak berpengaruh terhadap keterampilan serta menyiapkan instrument yang akan
sosial. Ternyata masih terdapat perbedaan digunakan dalam penelitian dan
hasil penelitian terkait pengaruh self pengurusan administrasi yang dilakukan
efficacy terhadap keterampilan sosisal, dengan mengajukan surat izin penelitian
sehingga perlu dilakukan penelitian dari program Pasca Sarjana Universitas
terkait variabel ini. Medan Area; Kedua, tahap pelaksanaan
diawali dengan memberikan angket
METODE PENELITIAN selfefficacy kepada kedua kelompok
Penelitian ini dilaksanakan di SMP belajar yaitu kelas eksperimen yang
Negeri 2 Tanjung Tiram, Jl. Manunggal V dibimbing dengan BKP modeling dan kelas
Desa Ujung Kubu, Kecamatan Tanjung kontrol yang dibimbing dengan BKP
Tiram, Kabupaten Batu Bara. Subjek dalam homeroom. Angket ini diberikan untuk
penelitian ini adalah siswa SMPN 2 mengetahui siswa mana yang memiliki self
Tanjung Tiram. Pada penelitian ini efficacy tinggi dan yang memiliki self
dibatasi pada kelas VIII yang terdiri dari 6 efficacy rendah. Memberikan angket
kelas yang berjumlah 180 siswa. Dalam keterampilan sosial untuk mendapatkan
penelitian ini yang menjadi subjek nilai Pretes kedua kelas yaitu kelas
sebanyak dua kelas yaitu Kelas VIII-A eksperimen dan kelas kontrol.
sebagai kelas pertama dan kelas VIII-B Membimbing siswa kelas eksperimen dan
sebagai kelas kedua. Kelas sampel pertama kelas kontrol sebanyak delapan
diberi perlakuan dengan BKP modeling pertemuan dengan perlakuan yang
dan kelas sampel kedua diberi perlakuan berbeda. kelas eksperimen yang dibimbing
dengan BKP homeroom. dengan BKP modeling dan kelas kontrol
Jenis penelitian ini adalah quasi yang dibimbing dengan BKP homeroom.
eksperiment. Desain penelitian yang Adapun tema setiap pertemuan adalah
digunakan adalah desain pretes dan sebagai berikut: (1) Percaya Diri, (2)
postes. Rancangan penelitian disajikan Berkomentar, (3) Medengarkan, (4)
dengan desain faktorial 2 x 2 dengan Mengizinkan, (5) Menyanggah, (6)
teknik analisis varians 2 jalur. Meluruskan, (7) Pergaulan, (8)
Menghargai diri dan orang lain.
Tabel 1. Desain penelitian ANAVA 2 x 2 Memberikan angket keterampilan sosial
BKP
Modeling Homeroom
untuk mendapatkan nilai postes kedua
Self-efficacy kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
Tinggi KS1 KS2 kontrol. Menginput seluruh angket ke
Rendah KS3 KS4
computer degan menggunakan Microsoft

24
Analitika, 10 (1) (2018): 21 - 30

Office Excel 2007 kemudian memindahkan Tabel 3. Data Pretes Kelas BKP Homeroom dan
data tersebut ke SPSS untuk diolah; Ketiga, BKP Modeling

Sebelum melakukan analisis data lebih BKP Homeroom BKP Medeling


Rata- Rata-
lanjut peneliti melakukan beberapa hal Skor F
rata
Skor f
rata
yang berhubungan dengan data yang 34 3 33 5
diperoleh dari tempat penelitian. Diantara 35 4 34 3
kegiatan yang dilakukan pada tahap 36 5 35 2
analisis data meliputi: pemeriksaan 37 5 36 3
36,27 35,48
kembali semua data yang telah 38 4 37 5
dikumpulkan, memberikan skor terhadap 39 1 38 2
subjek penelitian serta memberikan kode 39 1
hasil ukur untuk memudahkan Total 22 21
pengelolaan data dan analisis data,
membuat tabulasi data hasil penskoran Deskripsi data postes sebagai
dan melakukan pengujian analisis dengan berikut:
analisis varian (ANAVA) dua jalur Tabel 4. Data Postes Kelas BKP Homeroom dan
BKP Modeling
menggunakan program SPSS.
BKP Homeroom BKP Medeling
Rata- Rata-
HASIL DAN PEMBAHASAN Skor f Skor F
rata rata
Deskripsi data variabel moderat self 39 1 46 1
efficacy sebagai berikut: 40 1 48 1
Tabel 2. Data self efficacy Seluruh Sampel 41 2 49 3
Total 43 42 5 50 3
Mean 71,2 43 8 42,59 51 4 50,95
Std. Deviation 8,42 44 3 52 4
Minimum 54 45 2 53 3
Maximum 92 54 2
Total 22 Total 21
Nilai SE yang berada di bawah nilai
rata-rata SE 71,2 termasuk dalam kategori Data Perbandingan Rata-rata
rendah sedangkan nilai SE yang berada di keterampilan sosial berdasarkan desain
atas nilai rata-rata SE 71,2 termasuk penelitian ANAVA dua jalur:
dalam kategoti tinggi. Pengelompokkan
tingkat SE digunakan untuk membagi data Tabel 5. Rata-rata keterampilan sosial berdasarkan
desain penelitian ANAVA dua jalur
tes hasil belajar menjadi dua kategori pada
masing-masing kelas sampel.
Deskripsi data pretes sebagai Std.
berikut: BKP LevelSE Mean Deviation N
BKP HR Rendah 42.7 1.25137 14
BKP HR Tinggi 42.2 1.83225 8
BKP Mdl Rendah 51.0 1.50504 12
BKP Mdl Tinggi 50.7 2.68225 9

25
Muzdalifah & Nur’aini, Pengaruh Bimbingan Kelompok dan Self-Efficacy terhadap Peningkatan

Hasil uji Hipotesis ANAVA disajikan Hasil penelitian yang diperoleh


pada Tabel berikut: bahwa siswa yang dibimbing
Tabel 6. Hasil uji ANAVA kedua kelas menggunakan bimbingan kelompok
modeling memperoleh nilai rata-rata
Source F Sig.
Corrected Model
keterampilan sosial sebesar 50,95
77.499 .000
Intercept 27588.523 .000 sedangkan siswa yang dibimbing
BKP 223.591 .000 menggunakan bimbingan kelompok
LevelSE .559 .459 homeroom memperoleh nilai rata-rata
BKP * LevelSE .042 .839 keterampilan sosial sebesar 42,59. Hasil
Error analisis varians nilai signifikan kelas 0.000
Total
Corrected Total
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
bimbingan kelompok yang signifikan
Berdasarkan kriteria pengujian/
terhadap keterampilan sosial.
pengambilan keputusan menggunakan
Wibowo (2005) mengungkapkan
SPSS: Probabilitas < 0.05 (Santoso,
bimbingan kelompok adalah suatu
2005:312). Berarti; Ada pengaruh
kegiatan kelompok dimana pimpinan
bimbingan kelompok (BKP) terhadap
kelompok menyediakan informasi-
keterampilan sosial siswa SMP N 2
informasi dan mengarahkan diskusi agar
Tanjung Tiram; Tidak ada pengaruh self-
anggota kelompok menjadi lebih sosial
efficacy terhadap keterampilan sosial
atau untuk membantu anggota-anggota
siswa SMP N 2 Tanjung Tiram; Tidak ada
kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan
interaksi antara BKP dan self-efficacy
bersama. Dalam penelitian yang dilakukan
terhadap keterampilan sosial siswa.
Atieka (2015) menyimpulkan bahwa
Analisis Post Hoc Test dengan uji
layanan bimbingan kelompok yang
tukey. Hasil yang diperoleh disajikan pada
menfasilitasi remaja panti asuhan untuk
tabel berikut ini:
Tabel 7. Hasil Analisis Post Hoc Test dengan Uji
belajar bersosialisasi, belajar untuk
Tukey memecahkan masalah, serta menghargai
(I) Interaksi (J) Interaksi Sig. dirinya dan orang lain. Berdasarkan teori
HR Rendah HR Tinggi 0.907 dan penelitian sebelumnya di atas diduga
Modeling Rendah 0.000 bimbingan kelompok akan dapat
Modeling Tinggi 0.000 mempengaruhi dan meningkatkan
HR Tinggi HR Rendah 0.907 keterampilan sosial siswa.
Modeling Rendah 0.000 Bimbingan kelompok pendekatan
Modeling Tinggi 0.000 behavioral teknik modeling dan
Modeling bimbingan kelompok teknik homeroom
Rendah HR Rendah 0.000 yang diterapkan di dua kelas yang
HR Tinggi 0.000 berbeda. Menurut Corey (dalam Atmaja,
Modeling Tinggi 0.980 2016) Pendekatan behavioral merupakan
Modeling
Tinggi HR Rendah 0.000 terapi tingkah laku yang merupakan
HR Tinggi 0.000 penerapan aneka ragam teknik dan
Modeling Rendah 0.980 prosedur yang berakar pada berbagai

26
Analitika, 10 (1) (2018): 21 - 30

teori tentang belajar. Pendekatan ini telah dilakukan Yunianti (2016) menunjukkan
memberikan penerapan yang sistematis bahwa ada perbedaan yang signifikan
tentang prinsip-prinsip belajar dan antara hasil belajar matematika siswa
pengubahan tingkah laku kearah cara-cara kelompok yang memiliki self-efficacy tinggi
yang lebih adaptif. Menurut Latipun dan siswa yang memiliki self-efficacy
(2006) teknik modeling dapat digunakan rendah pada model pembelajaran problem
untuk membentuk tingkah laku baru pada base learning dan kooperatif.
siswa, dan dapat memperkuat tingkah Keterampilan sosial merupakan hasil
laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini belajar yang juga diharapkan salam proses
pembimbing menunjukkan pada siswa belajar. Dengan demikian penelitian
tentang tingkah laku model, dapat Yunianti (2016) menyimpulkan self-
menggunakan model audio, model fisik, efficacy berpengaruh positif terhadap
model hidup atau lainnya yang teramati keteramplan sosial siswa. Kedua,
dan dipahami jenis tingkah laku yang penelitian yang dilakukan Khan (2013)
hendak dicontoh. Selanjutnya menurut dalam menyatakan bahwa self-efficacy
Prayitno (1995) homeroom dapat tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.
diartikan sebagai teknik menciptakan Dalam kinerja guru mengharuskan adanya
suasana kekeluargaan yang digunakan keterampilan sosial dengan demikian
untuk mengadakan pertemuan dengan kesimpulan Khan menyatakan self-efficacy
sekelompok siswa baik di dalam kelas tidak berpengaruh terhadap keterampilan
maupun di luar kelas pada saat jam sosial. Perbedaan hasil kedua penelitian
pelajaran atau di luar jam-jam pelajaran tersebut sudah terjawab pada peneltian ini
untuk membicarakan beberapa hal yang bahwa self-efficacy tidak berpengaruh
dianggap perlu terutama bidang belajar, terhadap keterampilan sosisal.
sosial, peribadi dan karir. Dalam penelitian Selanjutnya hasil analisis varians
yang dilakukan Widaryanti (2013) pada Tabel 4 diperoleh nilai signifikan
menyimpulkan bahwa ada ada pengaruh BKP * LevelSE 0,839 lebih besar dari pada
positif konseling/bimbingan kelompok
terhadap efikasi diri (self-efficacy). bahwa hasil pengujian hipotesis menerima
Dengan kata lain bimbingan kelompok H0 atau menolak Ha dalam taraf alpha 5 %
akan mampu membentuk keterampilan - artinya tidak ada interaksi antara BKP
keterampilan yang diinginkan dengan self-efficacy terhadap keterampilan
pembimbing. sosial siswa.
Selanjutnya hasil penelitian yang Pertama, Kelompok siswa yang
dilakukan pada tabel 4.19 bahwa hasil dibimbing dengan BKP Homeroom yang
analisis varians nilai signifikan self eficacy memliki self efficacy rendah dibandingkan
dengan BKP Homeroom yang memliki self
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak efficacy rendah. Keterampilan sosial siswa
ada pengaruh self eficacy yang signifikan yang memiliki self eficacy rendah tidak
terhadap keterampilan sosial siswa. berbeda hasilnya dengan siswa yang
Berdasarkan perbedaan penelitian memiliki self eficacy tinggi pada BKP
sebelumnya; pertama penelitian yang Homeroom. Hal ini mendukung peneltian

27
Muzdalifah & Nur’aini, Pengaruh Bimbingan Kelompok dan Self-Efficacy terhadap Peningkatan

Khan (2013) self-efficacy tidak rendah. Hal ini mendukung penelitian


berpengaruh terhadap keterampilan Atieka (2015) menyimpulkan bahwa
sosial. Hal ini menjelaskan tidak terdapat layanan bimbingan kelompok
pengaruh Self Eficacy secara signifikan mempenaruhi keterampilan sosial siswa.
pada BKP Homeroom dalam Hal ini dikarenakan beda perlakuan
mempengaruhi keterampilan sosial siswa kepada kedua kelompok tersebut. Self
untuk siswa dengan tingkat Self Eficacy efficacy tidak mempengaruhi keterampilan
rendah dan Self Eficacy tinggi. Hal ini sosial siswa namun BKP Modeling lebih
dikarenakan self eficacy memang tidak besar pengaruhnya dibandingkan BKP
berpengaruh terhadap peningkatan Homeroom. Perbedaan keterampilan
keterampilan sosial siswa sebagaimana sosial terjadi akibat diterapkannya BKP
telah dijelaskan sebelumnya. Modeling.
Kedua, Kelompok siswa yang Keempat, Kelompok siswa yang
dibimbing dengan BKP Homeroom yang dibimbing dengan BKP Homeroom yang
memliki self efficacy rendah dibandingkan memliki self efficacy tinggi dibandingkan
dengan BKP Modeling yang memliki self dengan BKP Modeling yang memliki self
efficacy rendah. Keterampilan sosial siswa efficacy rendah. Keterampilan sosial siswa
yang dimimbing dengan BKP Modeling yang dimimbing dengan BKP Modeling
yang memiliki self eficacy rendah berbeda yang memiliki self eficacy rendah berbeda
dengan siswa yang dibimbing dengan BKP dengan siswa yang dibimbing dengan BKP
Homeroom yang memiliki self eficacy Homeroom yang memiliki self eficacy
rendah. Hal ini mendukung penelitian tinggi. Hal ini mendukung penelitian
Atieka (2015) menyimpulkan bahwa Atieka (2015) menyimpulkan bahwa
layanan bimbingan kelompok layanan bimbingan kelompok
mempenaruhi keterampilan sosial siswa. mempenaruhi keterampilan sosial siswa.
Hal ini dikarenakan beda perlakuan Hal ini dikarenakan beda perlakuan
kepada kedua kelompok tersebut. Self kepada kedua kelompok tersebut. Self
efficacy tidak mempengaruhi keterampilan efficacy tidak mempengaruhi keterampilan
sosial siswa namun BKP Modeling lebih sosial siswa namun BKP Modeling lebih
besar pengaruhnya dibandingkan BKP besar pengaruhnya dibandingkan BKP
Homeroom. Perbedaan keterampilan Homeroom. Perbedaan keterampilan
sosial terjadi akibat diterapkannya BKP sosial terjadi akibat diterapkannya BKP
Modeling. Modeling.
Ketiga, Kelompok siswa yang Kelima, Kelompok siswa yang
dibimbing dengan BKP Homeroom yang dibimbing dengan BKP Homeroom yang
memliki self efficacy rendah dibandingkan memliki self efficacy tinggi dibandingkan
dengan BKP Modeling yang memliki self dengan BKP Modeling yang memliki self
efficacy tinggi. Keterampilan sosial siswa efficacy tinggi. Keterampilan sosial siswa
yang dibimbing dengan BKP Modeling yang dimimbing dengan BKP Modeling
yang memiliki self eficacy tinggi berbeda yang memiliki self eficacy tinggi berbeda
dengan siswa yang dibimbing dengan BKP dengan siswa yang dibimbing dengan BKP
Homeroom yang memiliki self eficacy Homeroom yang memiliki self eficacy

28
Analitika, 10 (1) (2018): 21 - 30

tinggi. Hal ini mendukung penelitian antara keduanya, dimana rata-rata


Atieka (2015) menyimpulkan bahwa keterampilan sosial siswa BKP Modeling
layanan bimbingan kelompok lebih tinggi dari pada rata-rata BKP
mempenaruhi keterampilan sosial siswa. Homeroom. Yaitu 50.95 dengan 42,59;
Hal ini dikarenakan beda perlakuan Tidak ada pengaruh self efficacy terhadap
kepada kedua kelompok tersebut. Self keterampilan sosial siswa SMP Negeri 2
efficacy tidak mempengaruhi keterampilan Tanjung Tiram. Rata-rata keterampilan
sosial siswa namun BKP Modeling lebih sosisal siswa yang memiliki self-eficacy
besar pengaruhnya dibandingkan BKP tinggi sama dengan self efficacy rendah.
Homeroom. Perbedaan keterampilan Yaitu 46,76 dengan 46,62l; Tidak Ada
sosial terjadi akibat diterapkannya BKP interaksi antara BKP dengan self-efficacy
Modeling. terhadap keterampilan sosial siswa SMP
Keenam, Kelompok siswa yang Negeri 2 Tanjung Tiram. Yang artinya
dibimbing dengan BKP Modeling yang secara bersama-sama antara BKP dan self
memliki self efficacy rendah dibandingkan efficacy tidak mempengaruhi keterampilan
dengan BKP Modeling yang memliki self sosial siswa.
efficacy tinggi. Keterampilan sosial siswa Berdasarkan simpulan yang telah
yang memiliki self eficacy rendah tidak dikemukakan diatas, sesuai dengan hasil
berbeda hasilnya dengan siswa yang penelitian yang diperoleh, maka peneliti
memiliki self eficacy tinggi pada BKP memberikan saran bagi siswa untuk
Modeling. Hal ini mendukung peneltian memilih bimbingan kolompok teknik
Khan (2013) self-efficacy tidak modeling saat ingin meningkatkan
berpengaruh terhadap keterampila`n keterampilan sosial dan Bagi peneliti yang
sosial. Hal ini menjelaskan tidak terdapat ingin melakukan penelitian lebih lanjut
pengaruh Self Eficacy secara signifikan agar memilih sampel yang lebih dewasa
pada BKP Modeling dalam mempengaruhi seperti siswa setingkat SMA atau
keterampilan sosial siswa untuk siswa mahasiswa. Kemudian dalam mengukur
dengan tingkat Self Eficacy rendah dan Self variabel self efficacy dan keterampilan
Eficacy tinggi. Hal ini dikarenakan self sosial dilakukan secara observasi dengan
eficacy memang tidak berpengaruh rekamam video yang dapat diputar ulang
terhadap peningkatan keterampilan sosial untuk penilaian yang lebih akurat. Bagi
siswa sebagaimana telah dijelaskan guru pembimbing dapat mengukur sebuah
sebelumnya. keterampilan seperti keterampilan sosial
dengan observasi untuk penilaian yang
Simpulan lebih efektif. Bagi kepala sekolah
Berdasarkan pengolahan data dan diharapkan dapat mempasilitasi guru
pembahasan hasil penelitian yang pembimbing agar keterampilan sosial
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan; Ada siswa meningkat. Bagi wali kelas
pengaruh bimbingan kelompok teknik diharapkan bekerja sama dengan guru
modeling dan homeroom terhadap pembimbing untuk meningkatkan
keterampilan sosial siswa SMP Negeri 2 keterampilan sosial siswa
Tanjung Tiram. Terdapat perbedaan

29
Muzdalifah & Nur’aini, Pengaruh Bimbingan Kelompok dan Self-Efficacy terhadap Peningkatan

DAFTAR PUSTAKA Nurkhomisah. (2015). Makalah Konseling


Atieka, N. (2015). Self Efficacy Remaja Panti Behavioral.https://nurukomisa.
Asuhan dan Peningkatannya Melalui wordpress.com/2015/07/02/makalah-
Pendekatan Bimbingan Kelompok. Jurnal konseling-behavioral/ (diakses Maret 2017)
Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Prayitno. (1995). Layanan bimbingan dan
Konseling.Volume 5 No 2 Desember 2015. Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia
ISSN 2088-9623 Indonesia.
Atmaja, J.R. (2016). Tahapan dalam Bimbingan Santoso. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatf
Konseling kelompok. http://jati- dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
rinakriatmaja.blogspot.co.id/ Wibowo, M. E. (2005). Konseling Kelompok
2014/10/tahapan-dalam-bimbingan-dan- Perkembangan. Semarang: UNNES Press
konseling.html (Diakses Maret 2017) Widaryati, S. (2013). Efektivitas Pengaruh
Khan. (2013). Academic Self-Efficacy, Coping, and Konseling Kelompok Terhadap Efikasi Diri
Academic Performance in College. Siswa. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal
International Journal of Undergraduate Bimbingan dan Konseling 2013, Vol. 2, No. 2
Research and Creative Activities ISSN : 2301-6167
Komalasari, G. (2011). Teori dan Teknik Konseling, Yunianti, E., Jaeng, M., Mustamin, (2016).
Jakarta : PT. Indeks. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Self-
Latipun. (2006). Psikologi Konseling. Malang: Efficacy Terhadap Hasil Belajar Matematika
Universitas Muhammadiyah. Siswa Sma Negeri 1 Parigi. e-Jurnal Mitra
Sains, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm
8-19 ISSN: 2302-2027

30

Anda mungkin juga menyukai