Anda di halaman 1dari 11

CONTOH KASUS

Klien datang ke IGD RSU Sakina Idaman pada tanggal 08 Maret 2022 pukul 13.43 WIB, rujukan dari
Puskesmas Melati dengan keluhan sesak nafas dan nyeri kepala.

Pengkajian

Identitas klien

Nama/inisial : Ny. S

Umur : 56 Thn

Jenis kelamin : perempuan

Status : Janda

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Alamat : Sendangadi

Penanggung jawab

Nama :N

Umur : 25 th

Hubungan dengan klien : Anak

Pekerjaan : Swasta

ALASAN MRS

Klien datang ke IGD RSU SAKINA IDAMAN pada tanggal 8 maret 2022 pukul 13.43, rujukan dari
puskesmas mlati I dengan keluhan sesak na dan nyeri kepala.

KELUHAN UTAMA

- keluhan sesak nafas dan nyeri kepala.

RIWAYAT KELUHAN SEKARANG

Pengkajian tanggal 9 maret 2022 pada pukul 08.30 wib, klien mengatakan nafas sesak, batuk dan tidak
bias mengeluarkan dahak. Klien mengatakan tidak mau makan dan nafsu makan tidak ada, klien hanya
menghabiskan 3 sendok makan saja. Klien mengatakan tidak bisa tidur dan kurang istirahat, tidur hanya 4
jam dalam sehari, klien mengatakan badan terasa lemas, aktivitas dilakukan di atas tempat tidur dan
dibantu keluarga. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya. TD 110/70 mmHg, Nadi 89
x/menit, pernafasan 28x/menit, suhu 36.0, klien terpasang infus RL 16 tpm di tangan kiri, klien terpasang
oksigen nasal canul 2 liter, klien terpasang pampers.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Klien mengatakan tidak ada riwayat sesak nafas sebelumnya. Klien mengatakan pernah dirawat di RSUD
SLEMAN tahun 2018 dengan riwayat Post Op Katarak, hasil dari pengobatan keduanya klien tidak ada
keluhan dan penglihatan normal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada keluarga yang menaglami penyakit sama dengan klien, keluarga juga tidak memiliki penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi, dll.

RIWAYAT KESEHATAN

Riwayat rawat inap

Pernah opname dengan post op katarak, di RSUD Sleman

RIWAYAT ALERGI

Klien mengatakan tidak ada alergi obat-obatan maupun makanan dan minuman namun alergi dengan
lingkungan yang dingin.

ASSESMEN NYERI

Ringan

RESIKO JATUH

YA

RESIKO DEKUBITUS

STATUS FUNGSIONAL

RESIKO GIZI

HUBUNGAN STATUS PSIKOSOSIAL

KEADAAN UMUM

PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : CM

GCS : 15 E :4 M: 6 V: 5

BB/TB : 47 kg/ 150 cm

TTV
Td : 110/70 S: 36

N : 89X/menit P : 28X/menit

Data Subjektif

 Klien mengatakan napas sesak saat beraktivitas

 Klien mengatakan batuk

 Klien mengatakan tidak mau makan

 Klien mengatakan tidak ada nafsu makan

 Klien mengatakan tidak bisa tidur, tidur hanya 4 jam dalam sehari

 Klien mengatakan kurang istirahat

 Klien mengatakan badan terasa lemas

 Klien mengatakan gerakan ekstremitas terbatas

 Klien mengatakan aktivitas dibantu keluarga

 Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya

 Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit pneumonia

Data Objektif

 Klien tampak terpasang O2 nasal canul 2 liter

 Klien tampak dispnea saat beraktivitas

 Klien tampak batuk tidak berdahak

 Klien tampak berbaring dan aktivitas dilakukan diatas tempat tidur


 Klien tampak lemas aktivitas dibantu keluarga

 Klien tampak tidak nafsu makan

 Klien tampak hanya menghabiskan 3 sendok makan saja

 Aktivitas klien tampak dibantu keluarga

ANALISIS DATA

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif : Sekresi yang tertahan Bersihan jalan
 Klien mengatakan nafas ditandai dengan batuk nafas tidak efektif
sesak tidak efektif.
 Klien mengatakan batuk
dan tidak bisa
mengeluarkan sputum
 Klien mengatakan badan
terasa lemas

Data Objektif :
 Klien tampak terpasang
O2 nasal canul 2 liter
 Klien tampak dispnea saat
beraktivitas, frekuensi napas
28 x/menit
 Suara napas ronchi
 Klien tampak lemas
 Ventolin 3x1

Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak
efektif.
2. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan)

3. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulit tidur.
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d.d merasa lemah.
5. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah
yang dihadapi.

No Diagnosa Keperawatan (SDKI) SLKI SIKI


1 Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Latihan Batuk Efektif
b.d sekresi yang tertahan d.d batuk selama 3 jam, maka Bersihan
tidak efektif. Jalan Napas Meningkat, O
dengan kriteria hasil :  Identifikasi kemampuan
Data Subjektif : batuk
 Klien mengatakan  Batuk efektif meningkat  Monitor adanya retensi
nafas sesak  Produksi sputum menurun sputum
 Klien mengatakan batuk  Dispnea menurun  Monitor dada dan gejala
dan tidak bisa  Frekuensi napas normal infeksi saluran nafas
mengeluarkan sputum 12-20 kali/menit  Monitor input dan output
 Klien mengatakan badan  Pola napas membaik cairan
terasa lemas
T
Data Objektif :  Atur posisi semi Fowler
 Klien tampak terpasang atau Fowler
O2 nasal canul 2 liter  Pasang perlak dan
 Klien tampak dispnea saat bengkok di
beraktivitas, frekuensi pangkuan pasien
napas 28 x/menit  Buang sekret pada tempat
 Suara napas ronchi sputum
 Klien tampak lemas
 Ventolin 3x2 E
 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik nafas
dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
 Anjurkan
mengulangi tarik
nafas dalam hingga
3 kali
 Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung setelah
tarik nafas dalam
yang ke-3
K
 Kolaborasi
pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika
perlu.

Manajemen Jalan Nafas


Manajemen Jalan Nafas

O
 Monitor pola nafas
 Monitor bunyi nafas
tambahan
 Monitor sputum

T
 Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift
(jaw-thrust jika
dicurigai trauma
servikal)
 Posisikan semi-fowler atau
fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada
 Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
 Lakukan
hiperoksigen
si sebelum
penghisapan
endotrakeal
 Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep McGlll
 Berikan oksigen

E
 Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
 Ajarkan teknik batuk
efektif
K
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik jika
perlu.
2 Defisit nutrisi b.d faktor psikologis Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
(keengganan untuk makan) selama 2 jam, maka defisit
nutrisi membaik, dengan O
kriteria hasil :  Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan
 Porsi makan yang intoleransi makan
dihabiskan meningkat  Identifikasi makanan yang
 Pengetahuan tentang disukai
pilihan makanan yang  Identifikasi
Data Subjektif : sehat meningkat kebutuhan kalori
 Klien mengatakan  Frekuensi makan membaik dan jenis nutrien
tidak mau makan  Nafsu makan membaik  Identifikasi perlunya
 Klien mengatakan penggunaan selang
nafsu makan berkurang nasogastrik
 Klien mengatakan badan  Monitor asupan makanan
terasa lemas  Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan
Data Objektif : laboratorium
 Klien tampak tidak
nafsu makan T
 Klien tampak hanya  Lakukan oral hygiene
menghabiskan 3 sendok sebelum makan, jika
makan saja perlu
 Klien tampak lemas  Fasilitasi menentukan
Ranitidine 2x1 pedoman diet
 Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
 Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
 Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogatrik jika asupan
oral dapat ditoleransi

E
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
K
 Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
3 Gangguan pola tidur b.d hambatan Setelah dilakukan intervensi Dukungan Tidur
lingkungan d.d mengeluh sulit selama 2 jam, maka pola tidur
tidur. membaik, dengan kriteria hasil : O
 Identifikasi pola aktivitas
Data Subjektif :  Keluhan sulit tidur dan tidur
 Klien mengatakan menurun  Identifikasi faktor
tidak bisa tidur, tidur  Keluhan sering terjaga pengganggu tidur
hanya 4 jam dalam menurun  Identifikasi makanan
sehari  Keluhan pola tidur dan minuman yang
 Klien mengatakan berubah menurun mengganggu tidur
kurang istirahat  Keluhan istirahat tidak  Identifikasi obat tidur yang
 Klien mengatakan cukup menurun dikonsumsi
mata perih  Kemampuan
beraktivitas T
Data Objektif : meningkat  Modifikasi lingkungan
 Klien tampak berbaring  Batasi waktu tidur siang
di tempat tidur  Fasilitasi menghilangkan
 Klien tampak susah tidur stres sebelum tidur
 TD : 110/70 mmHg  Tetapkan jadwal tidur rutin
P : 89 X/menit  Lakukan prosedur
S : 36,0 untuk
N : 89 x/menit meningkatkan
kenyamanan
 Sesuaikan jadwal
pemberian obat
dan tindakan
untuk menunjang
siklus tidur terjaga

E
 Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman
yang mengganggu
tidur.
 Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur
 Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi
lainnya
4 ketidakseimbangan antara suplai jam , maka toleransi Manajemen energi
dan kebutuhan oksigen d.d merasa aktivitas meningkat,
lemah. dengan kriteria hasil : O
 Identifikasi
Data Sujektif :  Kemudahan dalam gangguan fungsi
 Klien mengatakan melakukan aktivitas tubuh yang
sesak saat beraktivitas sehari-hari meningkat mengakibatkkan
 Klien mengatakan  Dispnea saat setelah kelemahan
aktivitas dibantu keluarga aktivitas menurun  Monitor kelemahan fisik
 Klien mengatakan badan  Perasaan lemah menurun dan emosional
terasa lemas  Frekuensi napas normal  Monitor pola dan jam tidur
12-20 x/menit  Monitor lokasi dan
Data Objektif : ketidaknyamanan selama
 Aktivitas klien melakukan aktivitas
tampak dibantu
keluarga T
 Klien tampak berbaring,  Sediakan lingkungan
aktivitas dilakukan diatas nyaman dan rendah
tempat tidur stimulus
 Klien tampak lemas  Lakukan rentang gerak
pasif/aktif
 Berikan
aktivitas
distraksi
yang
menenangk
an
 Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur

E
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
 Anjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan
K
 Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan.
5 Defisit Pengetahuan b.d kurang Setelah dilakukan intervensi Edukasi Kesehatan
terpapar informasi d.d menanyakan selama 3 jam , maka tingkat
masalah yang dihadapi. pengetahuan O
Data Subjektif : Kriteria Hasil :  Identifikasi
 Klien mengatakan  Perilaku sesuai kesiapan dan
kurang mengetahui anjuran kemampuan
tentang penyakitnya meningkat menerima
 Klien mengatakan  Kemampuan informasi
sebelumnya tidak menjelaskan
pernah menderita pengetahuan tentang T
penyakit pneumonia penyakit yang di derita  Sediakan materi
meningkat dan media
Data Objektif  Pertanyaan tentang pendidikan tentang
 Klien tampak masalah yang penyakit
bingung ketika dihadapi menurun Pneumonia
ditanya tentang  Persepsi yang keliru  Jadwalkan
penyakitnya terhadap penyakit pendidikan
 Klien bertanya menurun kesehatan sesuai
tentang penyebab kesepakatan
penyakitnya  Berikan kesempatan untuk
bertanya

E
Jelaskan pengertian penyakit
pneumonia, penyebab dan cara
pengobatannya.

No Hari No. Dx Implementasi Evaluasi Pa


/ ra
Tanggal/ f
Petugas
1 Rabu/ 9 1 Latihan Batuk Efektif S:
Maret 2022 08.30  Klien mengatakan nafas sesak
WIB O  Klien mengatakan batuk
 Mengidentifika dan tidak bisa
si kemampuan mengeluarkan sputum
batuk  Klien mengatakan badan terasa
 Memonitor adanya lemas
retensi sputum
 Memonitor dada dan O:
gejala infeksi saluran  Klien tampak terpasang O2
nafas nasal canul 2 liter
 Memonitor input  Klien tampak dispnea saat
dan output cairan beraktivitas, frekuensi
napas 28 x/menit
T  Suara napas ronchi
 Mengatur posisi  Klien tampak lemas
semi Fowler
 Memasang perlak dan A : Masalah
bengkok di pangkuan belum teratasi
pasien kemudian buang P : Intervensi
sekret pada tempat dilanjutkan
sputum  Mengidentifikasi kemampuan
batuk
E  Memonitor adanya retensi sputum
 Menjelaskan tujuan  Memonitor dada dan gejala
dan prosedur batuk infeksi saluran nafas
efektif  Memonitor pola nafas
 Menganjurkan tarik  Memonitor bunyi nafas tambahan
nafas dalam melalui  Menganjurkan asupan cairan 2000
hidung selama 4 detik, ml/hari
ditahan selama 2 detik,
 Mengajarkan teknik batuk efektif
kemudian keluarkan
 Memonitor input dan output cairan
dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)  Melakukan fisioterapi dada
selama 8 detik  Pemberian ventolin 2,5 mg 3x1
 Menganjurkan
mengulangi tarik nafas
dalam hingga 3

Anda mungkin juga menyukai