HALUSINASI
DISUSUN OLEH :
Rangga Prayoga
KHGD21085
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah:
1. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu
masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.
2. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
C. DATA YANG PERLU DIKAJI
Manifestasi Klinis
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
4. Tidak dapat memusatkan perhatian
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungan)
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung (Budi Anna Keliat, 2005)
Akibat
Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Keliat, B.A, 2006).
Menurut Townsend, M.C suatu keadaan dimana seseorang melakukan
sesuatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri
sendiri maupuan orang lain. Seseorang yang dapat beresiko melakukan
tindakan kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan
perilaku :
Data subjektif :
a. Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam
b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
Data objektif :
a. Wajah tegang, merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot rahang mengatup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sosial: Halusinasi
2. Isolasi sosial: Menarik Diri
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
(3) Terminasi:
(a) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan D setelah latihan ini?”
(b) Evaluasi Objektif
”Jadi sudah ada berapa cara yang D pelajari untuk mencegah
suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau D
mengalami halusinasi lagi”.
(c) Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian D.
Mau jam berapa latihan bercakpa-cakap? Nah nanti lakukan
secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi
saya akan ke mari lagi”.
(d) Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu
melakukan aktivitas terjadwal?
Tempat : “Mau di mana. Di sini lagi?”
Waktu : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?.
Sampai besok ya. Assalamualaikum”
Untuk Keluarga
a. Masalah: Halusinasi
1) Pertemuan: Ke 5
a) Proses Keperawatan
(1) Kondisi: Klien mengatakan sering mendengar suara-suara.
Suara itu kadang-kadang membuat dirinya sangat takut. Klien
terlihat sering bicara sendiri, tertawa sendiri dan suka
menyendiri.
(2) Diagnosa: Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
(3) TUK : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi,
jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala
halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.