Studi Kasus
Ekonomi Islam
Nama Tim Penyusun:
1. Zafira Shafa Majidah_A210200046_Mengerjakan halaman 1 dan 2
2. Kharis Fatima Sefialdila_A210200047_Mengerjakan halaman 3 dan 4
3. Clarisa Adinda Wulandari_A210200050_Mengerjakan halaman 5 dan 6
4. Ratri Ratna Sari_A210200050_Mengerjakan halaman 7 dan 8
5. Siti Yumaroh_A210200052_Mengerjakan halaman 9, 10, dan 11
1. Pendahuluan
Asuransi adalah instrumen keuangan yang digunakan untuk mengatasi risiko yang
mungkin mempengaruhi kontinuitas bisnis (Ichsan, 2015). Di antara peran penting
asuransi dalam kontribusi positif terhadap kehidupan ekonomi sebuah negara adalah
fungsinya dalam perantaraan keuangan dan investasi jangka panjang (Cristea et al.,
2014). Sebagai bagian dari sektor jasa keuangan, sektor asuransi memiliki peran
strategis dalam mendorong stabilitas ekonomi negara melalui aspek risiko pengelolaan
ekonomi (Setiawan,2013).
Indonesia merupakan salah satu negara asia pasifik dengan pertumbuhan tercepat dalam
pembentukan asuransi, dan ini didukung oleh "ekspansi kelas menengah secara
bertahap, peningkatan tingkat pendapatan dan pengembangan produk-produk asuransi
yang lebih terjangkau termasuk micro-insurance" (BMI, dikutip di Karim Consulting,
2017, HLM. 11). Industri takaful diperkirakan akan terus tumbuh untuk memberikan
opsi investasi alternatif yang didasarkan pada pembagian risiko. Inovasi dalam industri
takaful harus dipertimbangkan untuk merancang cara-cara alternatif untuk mendorong
kepentingan publik dalam produk takaful. Menurut Husin dan Rahman (2013),
karakteristik demografis dapat mempengaruhi strategi pemasaran untuk mengambil
karena mereka dapat digunakan untuk mengukur perilaku pelanggan yang disengaja
untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka. Indonesia memiliki populasi yang
mayoritas penduduknya beragama islam, dan dengan demikian, merupakan pasar
potensial dalam mengembangkan takaful.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan inovasi yang
dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Penelitian atas inovasi
dalam industri takaful sangat penting karena tiga alasan: pertama, sikap takaful
dikembangkan untuk memenuhi tuntutan kaum Muslim untuk asuransi, yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip islam, Kedua studi ini secara spesifik menggambarkan
aspek inovasi yang dapat diletakkan oleh perusahaan mengambil/menangani, ketiga,
industri takaful mungkin menghadapi tantangan yang berbeda tergantung pada
Disusun untuk memenuhi poin diskusi kelompok berdasarkan studi kasus
2. Tinjauan Pustaka
a. Sekilas Tentang Perkembangan Takaful dan Takaful di Indonesia
Takaful memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan asuransi
konvensional (Sherif dan Shaairi, 2013). Pertama, takaful didasarkan pada akad
tabarru’, sedangkan asuransi didasarkan pada akad jual beli. Kedua, dalam asuransi
konvensional, tertanggung harus membayar premi dan penanggung harus
membayar ganti rugi kepada tertanggung ketika suatu peristiwa yang
dipertanggungkan terjadi. Sebaliknya, dalam takaful, peserta membayar iuran ke
dalam dana dan operator takaful berperan sebagai pengelola dana. Ketiga,
perusahaan asuransi konvensional menanggung risiko yang dipertanggungkan
sedangkan risiko dalam takaful ditanggung oleh semua peserta. Keempat, bisnis
takaful harus beroperasi sesuai dengan prinsip syariah di semua bidang kegiatannya.
Ismail dkk. (2012) menyatakan bahwa pentingnya sistem takaful adalah basisnya
dalam prinsip-prinsip sosial ekonomi, yang sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk
kemaslahatan individu dan masyarakat.
Perkembangan produk takaful di Indonesia dimulai pada tahun 1994 dengan
berdirinya perusahaan takaful pertama, PT Syarikat Takaful Indonesia. Pendirian
usaha ini tunduk pada undang-undang Republik Indonesia 2 Tahun 1992 tentang
usaha perasuransian, meskipun undang-undang ini tidak secara khusus
menyebutkan takaful. Baru-baru ini, asuransi, termasuk takaful, diatur dalam
undang-undang Republik Indonesia 40/2014. Menurut undang-undang ini, asuransi
syariah (takaful) adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri dari kesepakatan antara
perusahaan takaful dan pemegang polis dan kesepakatan antara pemegang polis
dalam hal pengelolaan iuran berdasarkan prinsip syariah dengan tujuan membantu
dan melindungi satu sama lain.
b. Tantangan bagi industri takaful
1. Survei Deloitte (2013) menunjukkan beberapa tantangan yang saat ini dihadapi
oleh perusahaan takaful di Indonesia, diantaranya adalah kepatuhan terhadap
regulasi dan persyaratan tata kelola perusahaan, kebutuhan peningkatan
kapasitas sumber daya manusia, manajemen risiko dan pengendalian internal,
strategi pengelolaan produk dan aktivitas bisnis perusahaan.
2. Redhika dan Mahalli (2014) mewawancarai manajer perusahaan takaful di
Medan, Indonesia, untuk menyelidiki kendala pengembangan takaful.
3. Ichsan (2015) membahas beberapa penyebab rendahnya penetrasi pasar takaful
di Indonesia, antara lain promosi dan edukasi pasar yang tidak efektif, tidak
adanya produk dan layanan yang inovatif, pengetahuan yang terbatas tentang
bisnis takaful oleh sumber daya manusia di dalam perusahaan takaful dan
saluran pemasaran dan distributif yang terbatas dibandingkan dengan asuransi
konvensional.
4. Effendi (2018) mengidentifikasi empat masalah internal bisnis, antara lain
kurangnya promosi dan sosialisasi, sumber daya manusia, pemanfaatan
teknologi informasi dan kurangnya pengembangan produk dan layanan.
Disusun untuk memenuhi poin diskusi kelompok berdasarkan studi kasus
3. Metode Penelitian
Tiga kategori inovasi disebutkan oleh Johne dan Davies, 2000), yaitu, pasar, produk
dan inovasi proses akan digunakan sebagai dasar untuk mendiskusikan strategi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk membahas strategi
inovasi industri takaful dari pendekatan berbasis literatur. Metode ini berguna untuk
mengkaji kondisi atau fenomena tertentu berdasarkan fakta yang ada dan
menganalisisnya berdasarkan literatur yang ada seperti buku, jurnal akademik, makalah
konferensi dan sumber lainnya. Menurut Sekaran dan Bougie (2013), manfaat
penelitian deskriptif adalah:
a. Memahami karakteristik kelompok untuk situasi tertentu
b. Menawarkan ide untuk penelitian lebih lanjut
c. Membantu membuat keputusan sederhana
4. Diskusi
Perusahaan takaful telah menjadi salah satu komponen utama dalam perkembangan IFI.
Kemampuan untuk mengakui dan menanggapi perubahan lingkungan akan menjadi
penting faktor yang memungkinkan mereka untuk mengantisipasi, menyesuaikan, dan
Disusun untuk memenuhi poin diskusi kelompok berdasarkan studi kasus
Komentar terhadap jurnal : Inovasi di industri takaful (Asuransi Syariah): Sebuah strategi
untuk memperluas takaful (Asuransi Syariah) Pasar di Indonesia
Di Indonesia asuransi takaful belom terlalu familiar disemua kalangan, karena mereka
hanya mengetahui asuransi konvensional. Sehingga perkembangan dari asuransi takaful di
Indonesia perlu ditingkatkan lagi dengan cara memperkenalkan mengenai asuransi takaful
secara berkala. Tanpa dipungkiri mayoritas penduduk Indonesia beragama islam sehingga
peluang asuransi takaful di pasar Indonesia seharusnya lebih mudah untuk diterima.
Sebenarnya asuransi takaful di Indonesia sudah cukup beragam seperti , asuransi kesehatan
prudential syariah, asuransi kesehatan syariah BRI Life, asuransi kesehatan AXA Mandiri
Syariah dan lain sebagainya. Selain itu perlu adanya inovasi terhadap asuransi takaful agar bisa
bersaingan dengan asuransi konvensional . Ada beberapa alasan mengapa asuransi syariah
tidak menjadi pilihan di kalangan masyarakat di Indonesia :
1. Asuransi bukan kebutuhan masyarakat, terutama pada masyarakat kalangan menengah
kebawah mereka berpikir bahwa asuransi hanyalah menghabiskan uang. Mereka masih
berpikiran bahwasanya asuransi ini bukan suatu kebutuhan primer dan tidak penting
bagi kalangan mereka.
2. Kurangnya dukungan dari pemerintah, Asuransi syariah mengapa tidak menjadi pilihan
dalam masyarakat karena pemerintahannya sendiri juga belum terpikat dengan
kehadiran asuransi syariah ini. Sehingga kebutuhan pemerintah masih belum bisa
mengedepankan lembaga keuangan yang berbasis syariah. Regulasi yang jelas
mengenai asuransi syariah ini masih sedikit dan perlu evaluasi yang harus melibatkan
tangan pemerintah.
Sehingga hal ini merupakan tugas dari asuransi syariah untuk memiliki strategi yang tepat
agar masyarakat Indonesia tidak merasa dirugikan akan adanya asuransi syariah.