Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang     


Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir
yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok,
situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik.  Konsep merupakan
suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-
simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan. Salah satunya adalah Myra Estrin Levine, Teori
keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan tahun 1973,
menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan
beradaptasi terhadap lingkungannya.          
Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana dalam memahami
bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.
: A Model for Transforming Practice. Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E.
Rogers tentang “Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa
manusia merupakan individu yang holistik, saling memberikan timbal balik dengan individu
yang lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam paradigma
keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan merupakan
satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
1.2. Tujuan Penulisan     
1. untuk mengetahui Biografi Myra Estrin Levine dan Martha . E Rogers ? 
2. untuk mengetahui konsep utama teori levine dan Martha E. Rogers?   
3. untuk mengetahui Konsep Dasar Model Konservasi Levine?
4. untuk mengetahui Teori Levine, Teori E Rogers dan Proses Keperawatan
     
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Keperawatan Myra Estrin Levine

2.1 Biografi Myra Estrin Levine

Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga
bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit
(mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan(George, 2002).

Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor
Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine
bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi
keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State
University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga seperti University of
Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang
dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan
berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima gelar doktor kehormatan
dari Loyola University pada tahun 1992(Tomey&Alligood, 2006).
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine pribadi
menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori keperawatan,” tetapi
ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal
Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam
kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang
menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan
perawatan pasien (George, 2002).

Levine adalah seorang pemimpin aktif di dalam Asosiasi Perawat Amerika dan Asosiasi
Perawat Illinois. Seorang penyuara dinamik, dia menjadi pembawa acara pada program, tempat
kerja, seminar dan panel, dan seorang penulis berbakat mengenai ilmu perawatan dan pendidikan.
Walaupun dia tidak pernah berniat untuk mengembangkan teorinya, akan tetapi dia menyajikan
suatu struktural pengajaran tentang medical-surgical dan suatu stimulus untuk pengembangan teori.
" Empat Prinsip Konservasi Keperawatan" adalah statmen pertama dari  prinsip konservasi. Levine
memiliki berbagai macam karir. Pengalamannya dalam ilmu keperawatan seperti menjadi staff 
keperrawatan, administrasi dan tenaga pengajar, instruksi teknis dan pengarah dalam jasa
keperawatan. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An
Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969,
1973 & 1989. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992.

Penghargaan :

 A charter fellow of the American Academy of Nursing(1973)     


 An honorary membership in the American Mental Health Aid to Israel (1976)
 Honorary Recognition from the Illinois Nurses' Associatis
 Member of Sigma Theta Tau (Alpha Beta Chapter, Loyola University)
 Enlisted in Who's Who in Americal Women (1977-1988)
 Enlisted in Who's Who in American Nursing (1987)       
 Elected fellow in the Institute of Medicine of Chicago (1987-1991)
 First recipient of the Elizabeth Russel Belford Award for excellence in teaching from
Sigma Theta Tau (1977)
 Both the first and second editions of her book, Introduction to Clinical Nursing, received
American   Journal of Nursing (AJN) Book of the Year awards and her 1971 book,
Renewal for Nursing was translated to Hebrew
 Awarded Honorary Doctorate of Humane Letters from Loyola University of Chicago
(1992)
2.2. Konsep Utama
Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai teori
yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi
Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan, keperawatan
dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau
menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.
1. Orang
Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan
integritas  dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar."
The keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya
hanya dalam konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan
sebagai individu yang unik dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan
seluruh sistem dari sistem.
2. Lingkungan
Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkugan terbagi menjadi 2 bagian yaitu
lingkungan internal dan  eksternal :
a. Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu
dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah
integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorhesis daripada homeostasis dan
tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk
energi.
b. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan
konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu
menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan,
suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan.
Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi
dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa yang dapat
merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme,
dan polutan. Lingkungan konseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal yang
terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran
bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama,
etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman
hidup.
3. Kesehatan
Sehat dan sakit merupakan pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan
dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah
untuk meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud
dengan kesehatan sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan
oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki
tetapi orang dirinya sendiri ... Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak
kembali ke hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan
individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di
sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau
kematian akan terjadi "
4. Perawatan
Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1). "Perawat
itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu
beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine,
1977, hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan
memelihara keutuhan (kesehatan).

Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara dimana orang
dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan kesulitan
nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin terjadi pada
berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial. Tanggapan ini
didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi.

2.3. Teori Levine Dan Proses Keperawatan             


     Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan.
Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan
perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien.
Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.            
Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan
klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau
semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk
beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan
besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan.Dalam fase pengkajian, klien dikaji
melalui dua metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien,
keluarga, anggota lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam
membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan
klien dalam menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga
membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam
pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut
pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan
pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu
nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang
lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh,
emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu
pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai,
kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien
dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyrakat.    
    Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa
ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area
pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih
banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya.
Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari
aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan
atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir.
Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii
sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :
1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2. Menentukan tingakat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan

Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan
dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan
tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus meningkatkan
kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat
partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain.
Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data
dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat bertanggung
jawab untuk memberikan perawatan kepada klien. Teori Levine menyatakan bahwa :

1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.


2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan
perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan
yaitu tentang pengobatan atau support.
2.4. Teori yang dikemukakan
“Nursing is human interaction.Nursing knowledge, thoroughly grounded in modern
scientific concepts, allows for a sensitive and productive relationship between the nurse and
the individual entrusted to her care. In the care of the sick, this has always been true, but
never before has there been available to the nurse so rich and demanding a body of
knowledge to use in the patient’s behalf” Myra Levine (1973, p. 1)
Model Levine berfokus pada individual sebagai makhluk holistic dan area utama yang
menjadi konsern perawat dalam memelihara keutuhan seseorang (person’s wholeness).
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Dan intervensi keperawatan
adalah suatu aktivitas konservasi dan konservasi energy adalah bagian yang menjadi
pertimbangan.Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi
energi, sedangkan dalam keperawatan terdapa tempat konservasi di antaranya energy klien,
struktur integritas, integritas personal dan integritas social, sehingga pendekatan asuhan
keperawatan di tunjukkan pada pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
2.5. Konsep Dasar Model Konservasi Levine
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada
tahun 1973, menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi  yang saling
berinteraksi  dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi
keperawatan merupakan aktivitas konservasi , dengan konservasi energi sebagai
pertimbangan utama (Fawcett,1989).Sehat dipandang dari sudut konservasi  energi dalam
lingkup area.
Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model dan
prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan
penyembuhan.Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
1. Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan
untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek
keperawatan.
2. Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang perawat
harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi
dan intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas Personal
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap
menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi
selama prosedur. 
4. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga,
membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi
integritas social.
2.6. Tiga Konsep Utama Dari Model Konservasi
a. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem
terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between
diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and
fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang
beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka)”  Levine (1973,
hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan
lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan,
terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan
(jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka
antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasaruntuk berpikir holistik, 
memandang individu secara keseluruhan.
b. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas
individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah
hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil. Levine
mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy. Levin
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan  adaptasi historis dan
spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu.
Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk
menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur,
penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
 Lingkungan
Levine memandang setiap individu  memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan
internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu
dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi,
opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap  dan 
menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu
yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat
mempersepsikannya secara langsung, seperti mkroorganisme. Pada konseptual level,
lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan
ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
 Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya,
yang bisa dibagi menjadi  fight atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan
kewaspadaan persepsi.
1. Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima individu
baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau
menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah
kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.
2. Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri
dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu
adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau
patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
3. Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak
spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara
bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan  dengan pengaruh yang
menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan. 
4. Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan
pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu,
semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya
adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada
kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia
(lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana
hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya.
 Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan.
Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan.
c. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi
menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi
tantangan yang buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk
berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.
2.7. Keterbatasan Teori
Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan.
Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan
kesehatan; demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi
penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine
adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari
praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada
individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat
memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk
berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakcocoka ini akan menjadi daerah
konflik.Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational
Modelditerapkan:
1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy yang
berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien.
Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien
mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka
dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi
tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki
keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa
diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat
tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi
pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke
pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan.
3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan
kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis
didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu
dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu,
individu atau klien bunuh diri.
4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi
manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem
dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain
yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak mampu
berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi
pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.
B. Biografi Martha E. Rogers
Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas.Beliau
memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee diKnoxville pada
tahun 1931.Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxvillepada September
1933.Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar
B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937.Pada tahun 1945 beliau
mendapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas
Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari
pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951
dan kembali melanjutkan sekolah diUniversitas Johns Hopkins, Baltimre MD dengan
memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi
Kepala Bagian Keperawatan di NewYork University pada tahun 1954. Secara resmi beliau
mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun 1975
setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan
memakai gelar Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai
beliau meninggal pada 13 maret 1994.
Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (kesatuan
manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada
dalam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia
merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang
lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).Manusia yang utuh
merupakan ” Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi
karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau
berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer – Toey,1994). Keempat dimensi yang di
gunakan oleh Martha E. Rogers antara lain yaitu sumber energi, keterbukaan, keteraturan
dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan
prinsip mengenai bagaimana berkembang
A. Teori dan konsep keperawatan menurut Martha E. Rogers
1.1. Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas
bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.Ilmu keperawatan adalah
ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.

Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang didasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan
imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar
ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa
keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan,
dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif
senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia atau individu seutuhnya.
1.1 Asumsi Dasar

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam
dan perkembangan manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasar asumsi
tentang manusia, yaitu:

1. Manusia adalah satu kesatuan

proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari
jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap
dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah
pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus
jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem
tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia.
Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.

2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi.


Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material
satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada
seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat diprediksi
sepanjang ruang dan waktu.

Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa
proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu
kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah
kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.

4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.

Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini
mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi
kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.

5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan
emosi.

Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam
semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir
dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan utamayang ditunjukkan oleh Martha
E. Roger :Sumber energi,Keterbukaan,Pola-pola perilaku,Ukuran-ukuran 4 dimensi
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya.Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan
informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan.Karena
pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama
Martha E. Roge

Terdapat persamaan kekuatan antara anggapan dasar Roger dan sistem teori umum lainnya.
Menurut von Bertalanffy (1968), sebuah sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
dihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah sistem hidup dan energi dasar,
individu memiliki kecakapan dalam memanfaatkan energi dan informasi dari lingkungan dan
energi bebas dan informasi kepada lingkungan.

Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan menghadirkan lima asumsi
tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh.Manusia dan lingkungan
selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah
dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebutmerupakan pola
kehidupan.Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan
dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui
dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan
tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.

1.1 Prinsip Homeodinamika

Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral, resonansi dan helicy (Roger
(1970,1988, 1992)). Dengan kombinasi prinsip homeodinamika dan konsep manusia dari definisi
perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan dalil.Sebuah teori yang tepat mungkin
menyatakan jika perawat menggunakan prinsip homeodinamika untuk melayani umat manusia

Integral

Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan,
rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi antara badan
manusia dan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling bertukar
dimana pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka, integral
adalahkelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.

Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara manusia dan bidang
lingkungan.Pertukaran adalah pola manusia dan bidang lingkungan disebarkan dari gelombang
yang berpindah dari gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih
pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni
dari ritme yang bergerak dalam frekuensi tertentu.Pengalaman manusia di lingkungannya seperti
segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia istirahat.

1.3.1 Helicy

Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada manusia-
lingkungan.Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka dalam pertukaran adalah hak
berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan bidang lingkungan.Pertukaran ini juga
mengalami pembaharuan.Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi.Akhirnya, pertukaran langsung
menuju peningkatan perbedaan dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi,
dinamis, dan peningkatan perbedaan.

Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan bidang lingkungan
hidup manusia.Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan terhadap peningkatkan
keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari
homeodynamics adalah cara melihat manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses
kehidupan manusia yang tidak dapat kembali, nonrepeatable, berirama, dan menyajikan keragaman
pola tumbuh

B. Teori Rogers dan Metaparadigma Lansia


Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan lima asumsi
tentang manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang dengan
individualitas.Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi dengan
lingkungan.Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan emosi.Manusia
diidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan perilaku yang berbeda dari
bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan tentangbagian -
bagiannya.Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di luar individu.Keduanya, individu
dan lingkungan dianggap sistem terbuka.Lingkungan merupakan, tereduksi terpisahkan,
energi lapangan pandimensional diidentifikasi dengan pola dan integraldengan bidang
manusia.Perawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik kemanusiaan.Ditujukan
terhadap semua manusia dan berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia.
Tujuannya untuk berpartisipasi dalam proses perubahan sehingga orang dapat mengambil
manfaat (Rogers, 1992). Kesehatan tidak secara khusus diatur, Malinski (1986) dikutip dari
komunikasi pribadi dengan Rogers di mana di negara bagian Rogers bahwa ia memandang
kesehatan sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa
penyakit, patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai.
C. Kegunaan prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-
prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah
perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik
keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan
lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk
mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum
kesehatan. Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil
menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan
melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar
individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan
klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses
keperawatan.
Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan
jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan,
adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses
keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu
aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan. Dalam tahap
keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan.Karena
keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan
sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya.
Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang
mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan
dan mendapat respon dari data yang ada. Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip
Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari
pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy.Untuk mencerminkan pola gagasan,
terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai
pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu titik
tertentu dalam ruang-waktu.Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus
berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan
berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai
referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini
akanmengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara
berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan, adalah penilaian dariseluruh
keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini
merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu
penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan
lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.
Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalamproses keperawatan,
dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama,pola, keanekaragaman,
interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas.Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagiantersebut dalam proses kehidupan
yang mencakup hubungan manusia-lingkungan(Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna,
diagnosa keperawatan berdasarkan polakesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang
lebih besar kegunaannya dengankerangka Roger karena cenderung mencerminkan
pandangan yang lebih tentangkeutuhan individu.Mengingat bersifat statis dan kehilangan
tradisi sepanjangdiagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan
mungkintidak tepat (Smith, 1988).
Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan
keperawatan.Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam
lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satuini akan
terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu denganlingkungan,
masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia.Oleh karena itu,
masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yangumumnya diterima secara
umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers,1992). Dibutuhkan daya imajinasi
dan kreatifitas.Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk
mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karenaproses
kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bias mengembalikan
individu ke tingkat mantan keberadaan, melainkan perawatmembantu individu bergerak
maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragameksistensi.Program keperawatan di bidang
helicy membutuhkan penerimaan perbedaanindividu sebagai ungkapan munculnya evolusi,
untuk mendukung atau memodifikasiirama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini
membutuhkan partisipasi dan aktif dariklien dalam asuhan keperawatannya.Kesehatan tidak
hanya tercapai denganmempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan
mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.
D. Teori Rogers dan karakteristik Teori
 Teori dapat saling berhubungan menciptakan perbedaan pandangan suatu fenomena
tertentu. Teori keperawatan utamanya digunakan dalam prinsip homeodynamic untuk
pelayanan kemanusiaan memaksa untuk melihat keperawatan dengan cara berbeda.
 Teori harus murni logis. Pasti ada perkembangan logis dalam konstruksi utama. Hasil
perkembangan logis ini di proses dari identifikasi anggapan, melalui blok bangunan, dengan
prinsip homeodynamic.
 Teori harus relatif sederhana namun umum. Telah dinyatakan bahwa konsepsi Rogers
manusia yang elegan di dalamnya terdapat kesederhanaan (Fawcert,1989). Namun, teori
jauh lebih sederhana dalam tingkat abstraksi dan berkontribusi pada kesulitan pemahaman.
Serta didasarkan pada penggunaan sistem terbuka yang kompleks.
 Teori dapat menjadi dasar untuk hipotesis yang dapat diuji untuk memperluas teori.
 Teori berkontribusi dan membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh dalam tanpa
menghilangkan kedisiplinan melalui penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi mereka.
Teori ini dirancang untuk meminimalkan masalah penelitian, kurangnya kesederhanaan,
definisi operasional, dan instrumen yang valid untuk mengukur hasil sehingga keperawatan
benar-benar bisa mendapatkan keuntungan dari sistem abstrak Roger.
 Teori digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka.
Ketika ide tersebut diaplikasikan untuk praktek keperawatan, pemahaman perilaku klien
mengambil dimensi baru. Selain itu, intervensi keperawatan seperti sentuhan terapeutik dan
penggunaan cahaya, warna, musik, dan gerakan telah diturunkan dari ajaran Rogers.
Teori harus konsisten dengan validasi teori lain, hukum, dan prinsip-prinsip. Sifat abstrak
dari sistem menyediakan potensi besar untuk menghasilkan pertanyaan untuk studi lebih
lanjut dan yang berasal intervensi untuk praktek keperawatan. Sistem Rogersjuga telah
berperan dalam pengembangan teori-teorilainnya. Newman (1994) Parse dan (1992) karya
dua contoh tersebut
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan           


Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan interaksi
antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan
dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan
yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk
melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki
klien secara optimal. 

Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukungpenelitian
keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuandari ilmu– ilmu dasar
dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri,ilmu keperawatan bertujuan
untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk mengembangkan penelitian ilmiah dan
analisis logis dan kemampuan menerapkannyadalam praktik keperawatan  
3.2       Saran
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan dan
marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat.
Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa
nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa
dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita
tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau
kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
DAFTAR PUSTAKA

Buebeak, Alc Muthya.2014. MAKALAH TEORI MYRA ESTRIN LEVINE. [Online].Tersedia


: http://alcmuthya.blogspot.co.id/2014/10/makalah-teori-myra-estrin-levine.html [21 Oktober
2014].

Jingga,Pelangi.2013 TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MENURUT


TEORI LEVINE.[Online].Tersedia : http://egasilviaroza.blogspot.co.id/2013/11/teori-dan-
model-konseptual-keperawatan.html [13 November 2013].

Quable,Zoe.2015. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Menurut Myra Estrin Levine
[Corrected].[Online].Tersedia:  https://id.scribd.com/doc/291109330/Model-Konsep-Dan-
Teori-Keperawatan-Menurut-Myra-Estrin-Levine-Corrected [25 November 2015].

Hidayat Aziz Alimul. A. 2009, pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2, Salemba medika,
Jakarta.
Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komonitas 1. Cv Sagung Seto. Jakarta.
Perry and Potter. Fundamental Keperawatan. EGC.

https://idoc.pub/documents/teori-keperawatan-martha-e-roger-vlr0jej58plz (30 Nov. 21)


https://ristafebiyola10.blogspot.com/2018/01/teori-keperawatan-myra-estrin-levine.html (30
Nov. 21

Anda mungkin juga menyukai