Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN

PASAL 1
UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan yaitu;


PENINGKATAN FASILITAS SARANA DERMAGA PENGUMPAN LOKAL PANTAI PAK IMAM
KELURAHAN BARAN TIMUR, KECAMATAN MERAL

1.2 Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus mempelajari dengan seksama Gambar
kerja serta sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan. Sehingga pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan baik. Kontraktor juga harus melaksanakan pekerjaan infra struktur atau
sarana-sarana penunjang yang ada atau tidak didalam Gambar rencana atau bestek untuk
kelancaran pekerjaan proyek ini. Sarana-sarana penunjang tersebut seperti ;
 Pekerjaan instalasi listrik dan penerangan didalam maupun diluar bangunan.
 Pekerjaan pembersihan lapangan di sekitar lokasi pekerjaan.
 Pekerjaan pemindahan saluran atau instalasi umum yang bilamana ada, dengan seizin
dan petunjuk instansi terkait.
 Mengutamakan keselamatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan sampai masa
pemeliharaan.
 Pekerjaan Lain-lain yang termasuk didalam pekerjaan maupun kelengkapan untuk
kesempurnaan pekerjaan.
b. Sarana Kerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor harus menyediakan;
 Tenaga Kerja Terampil dan tenaga ahli sebagai penanggung jawab dilapangan yang cukup
cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan.
 Alat-alat bantu seperti; beton molen (mixer beton), vibrator, pompa air, alat-alat penarik,
pengangkat atau peralatan lain yang diperlukan didalam pelaksanaan pekerjaan.
 Bahan-bahan material yang cukup dilapangan.
c. Semua macam pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dala
rencana kerja dan syarat-syarat teknis, gambar rencana, berita acara, petunjuk-petunjuk
pelaksanaan dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
d. Jenis dan Mutu bahan diutamakan produksi dalam negeri, kecuali ditentukan lain dalam
kontrak untuk pelaksanaan dan pemilaharaan pekerjaan.

1.3 Peraturan Teknis Bangunan


Didalam Pelaksanaan pekerjaan, jika tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis, termasuk segala perubahan dan tambahannya berlaku dan mengikat dengan ketentuan-
ketentuan dibawah ini ;
a. Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971)
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971)
c. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI 1982)
d. Persyaratan Cat Indonesia (NI-4)
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5 PKKI)
f. Peraturan Sement Portland Indonesia (NI -8)
g. Peraturan Standart Industri Indonesia (SII).

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut diatas berlaku dan mengikat pula ketentuan-ketentuan
seperti dibawah ini ;

a. Gambar Bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan telah disahkan oleh pemberi tugas,
termasuk juga gambar kerja yang dibuat oleh kontraktor akibat adanya perubahan dilapangan
dan sudah disetujui/disahkan oleh Pemberi Tugas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
d. Surat Perjanjian melaksanakan Pekerjaan/Kontrak
e. Rencana pekerjaan (time schedule) yang dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh Pemberi
Tugas.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi ;
a. Papan Nama Proyek
Kontraktor diharuskan membuat papan nama proyek dengan ketentuan yang diisyaratkan baik
mengenai ukuran papan maupun besar hurufnya dan dipasang ditempat yang mudah dilihat.

b. Pekerjaan Pembersihan Lapangan / Pembongkaran.


Kontraktor Harus membersihkan/membereskan dari segala sesuatu yang dapat menggangu
kelancaran pekerjaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan Direksi/Pengawas, yang
meliputi:

 Pembongkaran
Apabila didalam lokasi bangunan terdapat sisa-sisa bangunan lama, akar pepohonan baik
yang berada diatas maupun didalam tanah harus dibongkar dan disingkirkan keluar dari
lokasi pekerjaan ke lokasi tertentu yang ditunjuk oleh Direksi/Pengawas.
Semua benda-benda berharga yang ditemukan dalam pembongkaran menjadi milik
proyek, kecuali dinyatakan lain oleh Direksi/Pengawas dan hasil bongkaran yang tidak
dapat digunakan lagi disingkirkan dan dibuang, sesuai dengan peraturan setempat.

c. Kantor Direksi / Bangunan Sementara


Kontraktor harus membuat kantor direksi keet dilokasi pekerjaan yang letaknya berdekatan
dengan lokasi proyek sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan serta perlengkapan yang
tertutup kuat dan aman dari resiko kehilangan.

d. Air Kerja
Kontraktor harus menyediakan Air kerja yang bersih, tidak mengandung minyak, asam, garam,
atau bahan-bahan yang yang dapat merusak beton atau mempengaruhi daya lekat semen
dengan besi tulangan.

2.2 Persyaratan Pelaksanaan


Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat teknis atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 3
PEMANCANGAN TIANG PANCANG

1. Peralatan Pancang:
a. Untuk pemancangan tiang dari arah laut harus dipakai ponton khusus untuk pekerjaan
pancang atau harus dibuat bagan sementara apabila diperlukan. Apabila digunakan ponton
harus dijaga kestabilan-nya dan ketepatan posisi pemancangan. Pemancangan didarat
harus dilakukan dengan alat pancang yang dilengkapi dengan pembimbing (leader), bak
(trestle) dan alat-alat penumpu, sehingga tiang-tiang dapat dipancang dengan tepat dan
aman.
b. Kekhususan (detail) dan alat pancang harus disetujui oleh Direksi Teknis
Pekerjaan/Pengawas Lapangan. Jika memilih alat pancang, Kontraktor harus
memperhitungkan macam-macam faktor seperti macam tiang yang dipakai, tempat
penempatan alat pancang, keadaan tanah dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan pemancangannya. Palu pancang/hammer macam apapun, harus memenuhi
syarat untuk pelaksanaan pancang dan harus mendapat persetujuan Direksi Teknis
Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
c. Tiang-tiang pancang harus dilindungi selama dipancang yaitu dengan topi tiang (pile cap)
dan bantalan (cushion block) yang desainnya disetujui. Bantalan harus terbuat dan bahan
yang tidak banyak berubah sifat elastisitasnya karena pukulan-pukulan hammer yang
berulang-ulang.

2. Pemancangan Tiang:
Pemancangan menggunakan tiang dia. 40 cm, pemancangan, kemiringan dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pemancangan harus mengikuti persyaratan yang berlaku.
3. Test Pemancangan Tiang (Pile Driving Test):
Test pemancangan (Pile Driving Test) dilaksanakan pada pemancangan tiang pertama. Jauh-jauh
hari sebelum dilaksanakannya test pemancangan. Kontraktor diharuskan terlebih dahulu
melaporkan kepada Direksi mengenai jadwal pelaksanaan test, untuk diteruskan kepada
Konsultan Perancana.
Test pemancangan tiang harus dihadiri dan disaksikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran, Direksi
Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan, Konsultan Perencana.
Segala biaya yang timbul atas pelaksanaan test pemancangan tiang menjadi tanggungan
Kontraktor sepenuhnya.

4. Driving Records (Pencatatan Pemancangan):


Untuk mengetahui besarnya penurunan tiang, harus dibuat catatan-catatan. Untuk ini, maka
seluruh panjangnya tiang diberi tanda-tanda dengan cat pada setiap jarak 50 cm, kecuali pada
jarak 1 m terakhir dibuat lebih rapat setiap 10 cm.
Catatan-catatan yang dibuat harus meliputi hal-hal seperti tersebut dibawah ini dan disusun
dalam formulir yang ditentukan oleh Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan. Dan catatan
yang didapat harus dibuat grafik dan diberikan kepada Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas
Lapangan.

Catatan seperti diatas harus dibuat untuk semua tiang-tiang pancang.

Hal-hal yang harus dibuat recordnya adalah:


a. Nomor tiang
b. Diameter luar atau ukuran tiang
c. Panjang unit
d. Tanggal dan waktu pemancangan
e. Nama petugas pencatat
f. Data-data (particulars) dan peralatan pancang
g. Data-data dan cushions
h. Dalamnya penetrasi
i. Jumlah pukulan untuk setiap 10 cm penetrasi
j. Penetrasi rata-rata tiap pukulan
k. Tinggi jatub (drop)
l. Besarnya rebound
m. Kemiringan tiang, jika ada
n. Penyimpangan-penyimpangan pada waktu pemancangan
o. Besarnya penurunan sendiri tiang.
p. Berat hammer minimal 2,5 ton dengan tinggi jatuh 2,00 m

Penetrasi akhir dan pemancangan harus mencapai 2,5 cm per 10 pukulan dan minimal
mencapai kedalaman rata-rata ± 22,00 m dari dasar laut dan hasil pencatatan kalendering
pemancangan tiang pertama secepatnya disampaikan kepada Konsultan Perencana untuk
dievaluasi. Records yang lengkap seperti disebutkan diatas harus dibuat untuk satu dari tiap
sepuluh tiang yang dipancang, tetapi records mengenai dalamnya penetrasi dan jumlah pukulan
harus dibuat untuk semua tiang yang dipancang.

5. Toleransi Pada Tiang Terpancang:


Tiang-tiang harus dipancang dengan cara yang tepat dan toleransi deviasi kepala-kepala tiang
dengan elevasi yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:
 Untuk kepala tiang, deviasi maximum yang diijinkan untuk sumbu tiang adalah 10 cm
pada semua arah.
 Deviasi maximum yang diijinkan untuk tiang pancang tegak yang terpancang terhadap
arah vertikal adalah + 1,5°.
 Deviasi maximum yang diijinkan untuk tiang pancang miring yang terpancang terhadap
kemiringan yang telah ditentukan adalah + 3°.
 Deviasi maximum yang diijinkan untuk top level dan tiang yang terpancang adalab + 5 cm.
PASAL 4
PEKERJAAN LAS

1. Umum:
Pengelasan baja lunak harus dilakukan dengan las lengkung listrik dan harus memenuhi
persyaratan BS 1856 atau JIS Z 3801 dan Z 3841.
Semua pekerjaan las hanya boleh dikerjakan oleh tukang-tukang las yang berpengalaman yang
sedikitnya mempunyai pengalaman enam bulan termasuk dua buah berturut-turut sebelum
bekerja pada pekerjaan dimaksud.
Kontraktor harus memberikan daftar kepada Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan
mengenai tukang-tukang las yang dipekerjakan, nama-nama mereka, pengalaman kerja dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Daftar ini harus mendapat persetujuan Direksi
Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan. Tempat pembuatan las lengkung, peralatan-peralatan
dan kelengkapan-kelengkapannya harus dipakai sesuai persyaratan BS 638 atau JIS C 9301.

2. Pemotongan Dan Pengelasan:


a. Bahan-bahan baja harus dipotong dengan akurat dengan mempergunakan oxy-acetylene.
Pemotongan bahan-bahan yang panjang dan bahan-bahan yang bengkok harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak terjadi perubahan bentuk lebih lanjut.
b. Cara pengelasan harus disetujui oleh Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan
sebelum pekerjaan dimulai. Penyambungan tiang-tiang pipa baja harus dilakukan dengan las
yang dilaksanakan pada tempat pekerjaan las di site dengan cara pengelasan semi
automatic seperti ditentukan dalam JIS Z 3605 dan sesuai dengan gambar.
c. Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan yang akan dilas dan daerah-daerah sekitarnya
harus dibersihkan dan karat, cat, bahan-bahan sisa (slag) dan kotoran-kotoran lain dan
harus dikeringkan dahulu.
d. Selama pengelasan berlangsung, bahan-bahan yang akan dilas harus dipegang kuat-kuat
dalam posisi yang benar dengan cara pengelasan “jig” atau “tack”. Penggunaan tack welding
harus dibatasi sampai seminimum mungkin. Pengelasan pada las tumpul harus dihentikan
dengan hati-hati dan teliti dan lubang antara bagian-bagian yang dilas harus dibuat tepat
seperti dalarn gambar. Selama pengelasan, pemberian bahan las dan kecepatannya harus
sedemikian sehingga las berbentuk V seluruhnya akan terisi dengan bahan-bahan isi.
Kekurangan bahan isi untuk las harus dicegah dan pelaksanaan harus hati-hati, seperti
masuknya slag kedalam las, ketidak sempurnaan crater dan retak-retak.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki las yang tidak memenuhi syarat
seperti keropos, tumpang tindih (overlap), miring, kelebihan atau kurang tebalnya “throat”
atau ukuran.
f. Pengelasan tidak boleh dilakukan pada waktu hujan atau hujan angin (storm) kecuali
pengelasan dengan cara “pengelasan di dalam air”. Pekerjaan las dalam keadaan cuaca
buruk dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan,
jika telah diambil langkah-langkah pengamanan terhadap pengaruh cuaca buruk.

3. Penyelesaian Permukaan:
a. Bagian yang telah selesai dilas harus bersih dan goresan-goresan, lekukan-lekukan, sisa-sisa
bahan las dan cacat-cacat lain yang ada selama pelaksanaan.
b. Setiap pekerjaan perbaikan harus dilakukan pada tanah yang rata, bersih dan baik.
Pekerjaan perbaikan las tidak boleh lebih pendek dari 5 cm termasuk random arc strikes.
Semua pengelasan harus mencapai sudut-sudut dan bagian-bagian yang dilas.
Jika menurut pandangan Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan bagian-bagian yang
dilas mempunyai kesalahan-kesalahan geometrik yang akan menimbulkan penumpukan
tegangan atau “notch effect” karena tidak tepatnya letak las, maka Kontraktor harus
memperbaikinya dengan mengikir.
c. Perbaikan dengan cara mengulangi las diatasnya, tidak diijinkan. Jika untuk memperbaiki
kesalahan tersebut diatas dianggap perlu menambah las, maka pelaksanaannya harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan.

4. Pemeriksaan Pekerjaan Las:


Pekerjaan las harus diperiksa atau disaksikan oleh Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas
Lapangan atau wakil yang ditunjuknya sesuai dengan persyaratan dalam JIS Z 3146 dan harus
mencakup tapi tidak terbatas hanya pada pemeriksaan visual, tes ultrasonic dan tes radiografik.
Pengawasan visual harus tetap dilakukan meskipun pemeriksaan-pemeriksaan lain dijalankan
juga. Pemeriksaan visual rnencakup pengecekan pemasangan sambungan yang dilas,
apakah sudah lurus dan mengikuti persyaratan pekerjaan las mengenai sudut-sudut lekukan,
permukaan-permukaan bagian yang dilas dan bagian-bagian yang terbuka. Direksi Teknis
Pekerjaan/Pengawas Lapangan dapat memerintahkan setiap sambungan las untuk diperiksa
dan ditest dengan cara radiografik atau ultrasonic yang disetujui, jika tes seperti tersebut diatas
dianggap perlu olehnya. Dalam hal ini Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatunya agar
tes bisa dilaksanakan.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi;
a. Beton K-300
b. Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan dapat menggunakan beton konvensional yang sebelumnya
sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Dan Pekerjaan Beton Struktur lainya yang ditunjukan didalam gambar kerja

PASAL 6
PEKERJAAN KAYU

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi;
a. Pekerjaan Kayu kasar
 Pekerjaan Gelegar Kayu Kellas II
 Papan Kayu Kelas II
 Pekerjaan kayu kasar lainya seperti tercantum dalam gambar kerja

Persyaratan Bahan
a. Mutu atau kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan seperti diuraikan pada
butir berikut ini. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat,
mata kayu, putih kayu dan retak.
b. Pekerjaan kayu kasar
Pekerjaan kayu kasar dalam pekerjaan ini menggunakan kayu kelas I, kayu kelas II dan Kayu
kelas III untuk bekisting.
c. Pengawetan kayu
Semua kayu yang digunakan harus sudah melalui proses pengeringan dan harus sudah
diberikan bahan anti rayap atau dimeni kayu sebelum pelaksanaan pekerjaan. Persyaratan
pelaksanaan anti rayap sesuai dengan yang tercantum dalam pekerjaan perlindungan.
Penimbunan kayu ini harus diletakan disuatu tempat, dalam ruangan yang kering, tidak
terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
d. Bahan dan Alat Bantu
Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, semua pengikat berupa paku, skrup, baut,
dynabolt, kawat dan lain-lain harus digalvanisasi.
Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada kontraktor diwajibkan mempelajari
bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai gambar kerja.
b. Bila dalam pelaksanaan ada penyimpangan penggunaan bahan, serta ukuran yang tidak
sesuai dengan gambar kerja dan syarat teknis atau tanpa persetujuan direksi/pengawas
maka kontraktor wajib membongkar dan memperbaiki kembali atas biaya sendiri dan tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan tambahan.
c. Pelaksanaan sambungan seperti klos, baut, pelat penggantung, angker, dynabolt, sekrup,
paku dan lem perekat harus rapi. Khusus untuk pekerjaan sambungan dari baja seperti
angker, senkang, plat dan sebagainya sebelum terpasang harus diberikan lapisan anti karat.
d. Semua pekerjaan harus sesuai dengan gambar rencana / kerja, atau petunjuk
direksi/pengawas teknis.

PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi;
 Pekerjaan pengecatan Kanstin dan Pagar
Persyaratan Bahan
a. Cat Marine
Jenis : Cat Minyak
Bahan : Anti Karat
Produk : DISESUAIKAN

Persyaratan Pelaksanaan
a. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau menunjukan adanya tanda-
tanda sapuan, roller maupun semprotan.
b. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab atau
hujan
c. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara, seprotan, dan sebagainya
harus dari kualitas terbaik.
d. Hasil pengecatan yang tidak disetujui oleh Direksi/Konsultan pengawas harus diulang dan
diganti. Biaya untuk hal ini ditanggung kontraktor, tidak dapat dikalim sebagai pekerjaan
tambahan.

PASAL 10
PEKERJAAN DINDING

1. DINDING PASANGAN BATAKO PASANGAN BATAKO

1. UMUM
(a) Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Pekerjaan pasangan Batako pasangan Batako ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
(b) Pekerjaan yang berhubungan dengan adukan dan pasangan Batako.
(c) Standar
 Batako harus memenuhi NI-10
 Semen Portland memenuhi NI-8
 Pasir halus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
 Air harus memenuhi PUBI-1982 pasal 9.
2. BAHAN/PRODUK
Batu Batako yang digunakan Batako local dengan kualitas terbaik yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan (Owner).
3. PELAKSANAAN
(a) Pasangan Batako dengan menggunakan aduk campuran 1Pc:4 pasir pasang.
(b) Sebelum digunakan batu Batako harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
(c) Pasangan batu Batako sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu.
(d) Pembuatan lubang pada dinding batu Batako untuk perancah sama sekali tidak
diperbolehkan.
(e) Pembuatan lubang pada pasangan batu Batako yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton berdiameter 8 mm jarak
75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan Batako sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
(f) Tidak diperkenankan memasang batu Batako yang patah dua melebih dari 5 %.

PASAL 11
PEKERJAAN ADUKAN, PASANGAN DAN PLESTER
V.
1. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
(a) Adukan untuk pasangan Batako.
(b) Pasangan Batako untuk dinding luar dan dalam.
(c) Pasangan untuk arsitektur interior (built in).
2. Pekerjaan yang berhubungan dengan batu Batako dan waterproofing membrance.
3. Standar
(a) Batu Batako harus memenuhi NI-10
(b) Semen Portland memenuhi NI-8
(c) Pasir halus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
(d) Air harus memenuhi PUBI-1982 pasal 9.

2. BAHAN/PRODUK

1. Portland Cement menggunakan Semen Padang.


2. Agregats : tipe standar pasangan, memenuhi ASTM C144, bersih, kering dan terlindungi dari
minyak dan noda.
3. Air bersih, bebas dari minya, alkali organic.
4. horizontal Join Reinforcement :
(a) kawat pabrikasi.
(b) Pabrikasi dari kawat baja.
(c) Lebar +/- 25 mm.
5. Angkur pasangan, baut dan sebagainya.
6. Proporsi adukan :

Proporsi adukan untuk pasangan adalah sebagai beriku :


 Untuk seluruh dinding sampai 30 cm dari lantai digunakan adukan 1 pc : 2 ps.
 Untuk dinding kamar mandi, WC dan tempat cuci sampai setinggi 150 cm dari lantai 1 pc : 2 ps.
 Untuk dinding lainnya 1 pc : 4 ps.
 Tebal pleseteran rata-rata 25 mm (tidak kurang dari 10 mm dan tidak lebih dari 25mm) kecuali
bila ditetapkan oleh Pengawas.

Persyaratan Bahan :
 Pasir yang digunakan adalah pasir bersih, tidak mengandung tanah atau tanah liat, lumpur dan
kotoran-kotoran lainnya lebih dari 5 % terhadap berat kering.
 Mempunyai bentuk yang sama besarnya (merata0)
 Pasir harus dicuci sebelum digunakan.
 Untuk pekerjaan plesteran dinding dan lantai yang membutuhkan ketelitian dan kerapian
pekerjaan maka sebelum digunakan pasir harus disaring.
 Untuk semua pekerjaan pleseteran tidak diperkenankan menggunakan kapur.

3. PELAKSANAAN

1. Dimana diperlukan, menurut Konsultan Pengawas, Kontraktor harus membuat soft drawing
untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
2. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan. Adukan
dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur,
terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai ukura dan bentuk profilnya.
4. Untuk bidang kedap air pasangan diniding batu yang berhubngan dengan udara luar dan semua
pasangan batu Batako dari bawah permuakan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan
lantai dan 160 cm dari permukaan lantai untuk toilet, pantry dan daerah basah lainnya,
digunakan adukan trassram.
5. Untuk adukan kedap air harus ditambah daily bond dengan perbandingan 1pc : 1db.
6. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak pengukuran yang
akurat.
7. Penggunaan bahan additive harus disetujui oleh Pengawas dan digunakan sesuai dengan
ketentuan dari pabrik.
8. Pekerjaan Batako yang telah selesai harus dilindungi dengan lembaran penutup untuk mencega
adukan menjadi cepat kering.
9. Pasangan dinding Batako pada sudut ruanga harus dilindungi dengan papan untuk melindungi
dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasanganyang memperlihatkan sambungan yang rusak
maka pasangan itu harus dibongkar dan diganti dengan yang baru.

Untuk Pekerjaan plesteran


 Pada permukaan dinding beton yang akan diplester harus dibuat kasar dan adukan untuk
pleseterannya dicampur calbon, sedangkan untuk permukaan dinding Batako, siar-siar
sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plester.
 Pekerjaan plesteran harus rapi menurut bentuk dan ukuran di dalam gambar. Pekerjaan harus
lurus, data dan tidak bergelombang, tajam pada bagian-bagian sudut, tidak keropos.
 Apabila hasil plesteran tidak menunjukkan hasil tersebut, maka bagian tersebut harus dibongkar
untuk diperbaiki. Hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 12
PEKERJAAN KAYU (KUZEN, PINTU, DAN JENDELA)

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaankosen, pintu dan jendela seperti
yang ditunjukkan dalam gambarrencana, meliput :
 Rangka jendela & pintu, dengan kunci dan penggantung

b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada kosen, pintu dan jendela atau bagianbangunan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan petunjuk Manager Proyek
.
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam Bagian ini harus dikerjakan menurutinstruksi Konsultan
Pengawas dan Pemilik Pekerjaan (Owner):
b. Shop drawing yang detail dan terinci memperlihatkan sistem ukuran system perkuatan dan
pemasangan, kunci dan penggantung diserahkan untuk per-setujuan Manager Proyek.
c. Garansi, Hasil test untuk diserahkan.

3. BAHAN-BAHAN DAN PRODUK


a. Kosen
 Kayu yang memenuhi persyaratan sesuai yang terdapat pada SII-045/81
 Tidak ada getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susutpinggir-pinggirnya, bekas
dimakan bubuk dan cacat .
 Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam danpekerjaan kayu
halus, harus kurang dari 15 %.

4. PELAKSANAAN
a. Pengerjaan
 Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar
pengerjaan yang disetujui Manager Proyek.
 Semua ukuran di dalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukurankayu setelah selesai
dikerjakan dan terpasang. Kayu kasar diketam, dibor,atau jika tidak, dikerjakan dengan
mesin menurut ukuran-ukuran danbentuk yang tertera dalam gambar.
 Semua permukaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya bilasudah jadi (finish),
harus dikerjakan dengan baik kecuali jika adapenentuan lain.
 Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaankayu yang akan
dicat, dan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cmdan tidak memenuhi lebih dari
setengah permukaan kayu tersebut, makakayu ini dapat diterima.
 Bagi permukaan-permukaan yang akan dipelitur/ di teak oil hanya matakayu yang kecil (2
mm), mulus dan keras yang dapat diterima.

b. Proteksi
 Pada semua pekerjaan kayu, bahan kayu diberi lapisan pengawet/ pelindung, dengan dicat
dengan lapisan meni.

PASAL 13
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU/HARDWARE

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua alat-alatpenggantung dan kunci-
kunci yang dipakai dalam pekerjaan ini.
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
a. Semua alat perlengkapan pintu dan jendela yang akan dipakai harus sesuaidengan persyaratan
NI - 3 1970 pasal 48, PUBI - 1982 pasal 88 serta instruksipabrik / produsen.
b. Kontraktor menyerahkan daftar penggunaan kunci door closer, stopper danlain- lain, merk dan
brosur untuk persetujuan Pengawas.
c. Kualitas Pekerjaan
 Seluruh penggantung/kunci dari tiap type harus berasal dari satu merek/ pabrik / sama
warna dan kualitas finishingnya.
 Kontraktor harus memeriksa kembali seluruh denah/tata letak dan daftarpintu/jendela, dan
menggunakan bagian ini sebagai acuan penyusunankebutuhan kunci/jendela
 Kunci & penggantung disediakan lengkap dengan plat, baut, sekrup dansegala perlengkapan
sedapat mungkin sekrup tidak terlihat dari bagian luar.
 Pemasangan rangka, ke beton, pasangan Batako, batu harus menggunakan bormesin.
d. Contoh
Setiap jenis kunci/pintu yang pertama dipasang, apabila sudah disetujui akanmenjadi contoh
untuk pemasangan selanjutnya.
e. Pengiriman
Setiap jenis dipisahkan dengan tanda pengenal yang jelas, dan dijaga terhadapkeamanan dan
kemungkinan kerusakan.
f. Garansi
Garansi pabrik diberikan atas kerusakan sistem & pembuatan 5 tahun setelah selesai proyek

PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN DINDING

A. UMUM
1. Cat yang di gunakan adalah cat kwalitas I
2. Kontraktor harus mengajukan litratur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara pemakaiannya.
3. Kontraktor harus mengajukan sample daftar warna dari pabrik pembuatnya.
4. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada permukaan bidang
ukuran 1 m x 1 m untuk persetujuan Pengawas/Direksi
5. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah:
 Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
 Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang kotor dibersihkan.
 Dinding/bagian yang akan dicat tidak lembab/basah atau berdebu.
 Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/bagian yang akan dicat.
6. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebut diproduksi
atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan/petunjuk dari pabrik cat tersebut.
7. Cat yang akan digunakan berada di dalam kaleng0kaleng yang masih disegel, tidak pecah /
bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
8. Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna sesuai
dengan petunjuk Pengawas.

B. Lingkup Pekerjaan

1. Persiapan permukaan yang kan diberi cat.


2. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi, epoxy, vinyl
acrylic, W, gypsum spray dan cat menie,
3. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan secara
khusus dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Pengawas.
C. Standar
1. PUBI : 54,1982
2. PUBI : 58,1982
3. NI : 4
4. ASTM : D – 361
5. BS No, 3900, 1970
6. AS K – 41
D. Persetujuan
1. Standar Pengerjaan ( Mock Up )
 Sebelum pengectan yang dimulai, kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang akan
dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Direksi lapangan.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan Pengawas,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
2. Contoh dan bahan untuk perawatan
 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengectatan tiap warna dan jenis pada bidang-
bidang ukuran 1 m x 1 m. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan
jekas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir
).
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan
Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Pengawas dan
Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti
tersebut di atas.
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi lapangan untuk kemudian akan diteruskan
kepada Pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang akan dipakai. Kaleng-
kaleng cat tersebut harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat
yang ada didalamnya. Cat ini sksn dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh
Pemberi Tugas.
E. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor pencampuran ( batch number ) yang sama.
F. Stelah pekerjaan cat selesai, bidang-bidang merupkan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

Pasal 15
PEKERJAAN BESI SIKU

Pekerjaan Besi siku berukuran 2,5 inchi dengan tebal +- 5 mm yang dipasang atau diletakkan disetiap
delatasi dermaga.

Pasal 16
PEKERJAAN BESI STAINLESS

Pekerjaan Railling Besi Stainless dilakukan pada pekerjaan tangga dermaga dengan type stainless
kualitas sangan baik dan tahan terhadap korosinya air laut.

PASAL 17
MATERIAL TIANG PANCANG

1. Tiang pancang yang digunakan untuk konstruksi trestle adalah pipa beton diameter 40 cm atau
sesuai gambar disain.
2. Material tiang pancang beton harus tetap utuh tanpa retak/rusak akibat pengangkutan dari
lokasi eksisting kelokasi pekerjaan dalam kondisi yang utuh sampai pemasangan.
3. Topi pemancangan dan sepatu tiang harus dibuat dan disediakan oleh kontraktor untuk
mencegah tiang dari kerusakan karena pemancangan.
4. Setiap kerusakan pada tiang-tiang, oleh sebab apapun, menjadi tanggung jawab kontraktor.

PASAL 18
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Gambar dan dokumen yang dibuat harus menjadi pedoman pelaksanaan dilapangan dan harus
menjadi pegangan bagi pelaksana dan seandainya ada kekeliruan agar dikonsultasikan dengan
pengawas. Dan gambar kerja harus selalu ada di lapangan.
Pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar dan persyaratan yang telah ditentukan dan ada
perintah bongkar dari direksi dan pengawas harus diikuti oleh kontraktor.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi standart harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan selambat-
lambatnya 24 jam dan segera menggantikannya dengan yang memenuhi standart.
Hal-hal yang timbul didalam pelaksanaan dan memerlukan penyelesaian dilapangan akan
dibicarakan bersama Konsultan Pengawas, Dinas terkait / Direksi dan Kontraktor dan jika diperlukan
akan dibicarakan bersama konsultan Perencana.

PASAL 19
PEKERJAAN AKHIR

Setelah pekerjaan semua selesai maka kontraktor wajib melakukan pembersihan lokasi dari
sisa-sisa kotoran yang ditimbulkan akibat pekerjaan ini.
Kontraktor diwajibkan membuat asbuilt drawing pekerjaan dilapangan, laporan harian,
mingguan, serta bulanan yang didalamnya berisikan persentase bobot pekerjaan, time schedule, dan
poto-poto hasil setiap item pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai