Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

RANGKUMAN BAB I-V


PERILAKU ORGANISASI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : GHINA SABRINA


NPM : 205210565
KELAS : H (MANAJEMEN)

MANAJEMEN 2022
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
BAB I
Apakah Perilaku Organisasi Itu?

Pada dasarnya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang di dalamnya mempelajari
tentang bagaimana seseorang ataupun individu bisa bergerak dan berperilaku sesuai dengan
organisasi. Termasuk di dalamnya mempelajari bagaimana mereka bisa berinteraksi satu sama
lainnya dan bagaimana mereka bisa bekerja dalam suatu struktur organisasi untuk bisa
menyelesaikan pekerjaan dan juga interaksi tersebut dengan lingkungan yang berada di luar
organisasi.

Sebagai bidang daripada multidisiplin, perilaku organisasi ini sudah dipengaruhi dengan
perkembangan pada sejumlah disiplin ilmu, termasuk di dalamnya psikologi, sosiologi, ekonomi,
teknik dan juga pengalaman dari para praktisi itu sendiri.

Studi tentang perilaku organisasi ini memiliki peranan yang penting untuk dipahami,
memprediksi, serta mengandalkan perilaku setiap SDM dalam suatu organisasi, sehingga
organisasi tersebut bisa berjalan secara efektif.

Fungsi Manajemen
Henri Fayol, seorang industrialis Prancis abad ke 20 menulis bahwa manajer memiliki lima
fungsi manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi dan
mengendalikan.
1.     Fungsi perencanaan (planning) meliputi pendefinisian tujuan suatu organisasi, penentuan
strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut dan pengembangan serangkaian rencana
komprehensif untuk menggabung dan menggordinasi berbagai aktivitas.
2.     Fungsi pengorganisasian (organizing) meliputi penentuan tugas yang harus dikerjakan, siapa
yang mengerjakan tugas tersebut, bagaimana tugas tersebut dikelompokkan, siapa melapor
kepada siapa dan dimana keputusan – keputusan dibuat.
3.     Fungsi kepemimpinan (leading) meliputi memotivasi karyawan, mengatur aktivitas individu
lain, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, menyelesaikan konflik diantara
anggotanya.
4.     Fungsi pengendalian (controlling) meliputi memantau aktivitas untuk memastikan bahwa
segalanya berjalan dengan seharusnya dan diselesaikan seperti yang telah direncanakan. Apabila
terjadi penyimpangan, tugas manajemen untuk mengembalikan organisasi tersebut pada jalur
yang benar.

Perilaku Organisasi (organizational behavior) adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh


yang dimiliki oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang
bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu
organisasi.

Disiplin Ilmu yang Mendukung Perilaku Organisasi


Bidang – bidang Utama yang mendukung adalah psikologi dan psikologi social, sosiologi dan
antropologi.
1. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan dan terkadang
mengubah perilaku manusia dan makhluk hidup. Mereka berkontribusi dalam pengetahuan,
motivasi, kepribadian, emosi – emosi, persepsi, pelatihan, keefektifan kepemimpinan, kepuasan
pekerjaan, pembuatan keputusan individual, penghargaan kinerja, ukuran sikap, rancangan kerja
dan tekanan kerja. Unit analisisnya adalah individual.
2. Psikologi sosial adalah bidang dalam psikologi yang memadukan konsep dari psikologi
dan sosiologi serta berfokus pada pengaruh seorang terhadap orang lainnya. Mereka berkontribusi
dalam perubahan perilaku, perubahan sikap, komunikasi, proses – proses kelompok dan
pembuatan keputusan kelompok. Unit analisisnya adalah kelompok.
3. Sosiologi adalah studi tentang manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan
kultur mereka. Mereka berkontribusi dalam komunikasi, kekuatan, konflik, perilaku antar
kelompok yang unit analisisnya adalah kelompok. Kontribusi lain yaitu teori organisasi formal,
teknologi organisasional, perubahan organisasional dan kultur organisasional yang unit
analisisnya adalah sistem organisasi.
4. Antropologi adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia dan aktivitas –
aktivitas mereka. Mereka berkontribusi dalam nilai – nilai komparatif, sikap – sikap komparatif
dan analisis lintas kultural yang unit analisisnya kelompok. Kontribusi lain yaitu kultural
organisasional. Lingkungan organisasional dan kekuatan dengan unit analisis adalah sistem
organisasi.

Tantangan dan Peluang untuk Perilaku Organisasi


1. Merespons Globalisasi
Organisasi tidak lagi dipisahkan oleh batas – batas nasional. Dalam prosesnya, pekerjaan manajer
mengalami perubahan sebagai contoh diantaranya:
·       Penugasan luar negeri yang meningkat.
·       Bekerja dengan individu – individu dari kultur berbeda.
·       Menanggulangi reaksi antikapitalisme
·       Memantau perpindahan pekerjaan ke negara yang mempunyai tenaga kerja berbiaya rendah.
·       Mengatur individu selama perang melawan teror berlangsung.
2. Mengelola Keragaman Angkatan Kerja
Konsep bahwa organisasi menjadi semakin heterogen dalam hal gender, usia, ras, etnik, orientasi
seksual dan keterlibatan berbagai kelompok lain. Contohnya: Menerima keragaman, perubahan
pada demografis AS dan Implikasi.
3. Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas
Para manajer saat ini mengerti bahwa keberhasilan dari usaha apapun dalam meningkatkan
kualitas dam produktivitas harus melibatkan karyawan mereka. Karyawan tidak hanya akan
menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan perubahan tetapi juga semakin aktif berpartisipasi
dalam merencanakan perubahan tersebut.
4. Merespons Kurangnya Tenaga Kerja
Manajer membutuhkan strategi perekrutan dan pemeliharaan yang canggih. Manajer juga harus
mengubah praktik organisasi untuk mencerminkan kebutuhan dari angkatan kerja yang lebih tua
dan memikirkan memotivasi pekerja lebih muda yang merasa terhambat ketika kolega lebih tua
tidak pensiun.
5. Meningkatkan Layanan Pelanggan
Kebanyakan organisasi mengalami kegagalan karena karyawannya gagal menyenangkan
pelanggan. PO bisa memberikan bimbingan yang baik dalam membantu para manajer
menciptakan kultur – kultur seperti: karyawan yang ramah dan sopan, mudah didatangi,
berpengetahuan, cepat dalam merespons kebutuhan dan bersedia melakukan apapun yang
diperlukan untuk menyenangkan pelanggan.
Variabel Dependen
Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi individu, kelompok dan organisasi
secara keseluruhan:
 Mangkir yaitu ketidakhadiran di kantor tanpa izin.
 Perputaran Karyawan yaitu pengunduran diri permanen secara sukarela maupun tidak
sukarela dari suatu organisasi.
 Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja yaitu perilaku sukarela yang melanggar norma
– norma organisasi yang signifikan dan dengan demikian, mengancam kesejahteraan atau anggota
– anggotanya.
 Perilaku Kewargaan Organisasi yaitu perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari
kewajiban kerja formal seorang karyawan namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut
secara efektif.
 Kepuasan Kerja yaitu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan
hasil dari evaluasi karakteristik – karakteristiknya.

Variabel Independen
1. Variabel tingkat individual
·     Persepsi, Pembuatan keputusan individual, pembelajaran dan motivasi
1. Variabel tingkat kelompok
BAB 2
Dasar – Dasar Perilaku Individual
Kecerdasan adalah satu karakteristik yang dibawa individu ketika mereka bergabung dalam
suatu organisasi. Peneliti membagi kecerdasan kedalam empat sub bagian (multi kecerdasan):
1. Kecerdasan kognitif meliputi kecerdasan yang telah lama diliput oleh tes – tes
kecerdasan tradisional.
2. Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan secara efektif
dengan individu lain.
3. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan
mengelola emosi.
4. Kecerdasan kultural adalah kesadaran akan perbedaan – perbedaan lintas kultural dan
kemampuan untuk berfungsi secara berhasil dalam situasi lintaskultural.

Kemampuan (ability) adalah kapasistas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan. Kemampuan merupakan sebiah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
sesorang. Kemampuan seorang individu terbagi dua yaitu:
1. Kemampuan Intelektual (intellectual ability)
Yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental – berpikir,
menalar, dan memecahkan masalah. Kemampuan intelektual memiliki tujuh dimensi diantaranya:
·     Kecerdasan Angka yaitu kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat dan akurat. Contoh
pekerjaan: akuntan menghitung paja penjualan serangkaian barang.
·     Kecerdasan Verbal yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar dan hubungan
antara kata – kata. Contoh pekerjaan: Manajer pabrik mengikuti kebijakan perusahaan pada
perekrutan.
·     Kecerdasan persepsi yaitu kemampuan mengidentifikasi kemiripan dan perbedaan visual
secara cepat dan akurat. Contoh pekerjaan: Penyelidik kebakaran mengidentifikasi petunjuk
untuk mendukung tuntutan pembakaran secara sengaja.
·     Keceradasan induktif yaitu kemampuan mengidentifikasi urutan logis dalam sebuah masalah
dan kemudian memecahkan masalah tersebut. Contoh pekerjaan: Periset pasar meramalkan
permintaan untuk sebuah produk pada periode waktu selanjutnya.
·     Kecerdasan deduktif yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari sebuah
argumentasi. Contoh pekerjaan: Pengawas memilih antara dua saran berbeda yang ditawarkan
oleh karyawan.
·     Visualisasi Spasial yaitu kemampuan membayangkan bagaimana sebuah objek akan terlihat bila
posisinya dalam ruang diubah. Contoh pekerjaan: Dekorator interior mendekorasi ulang sebuah
kantor.
·     Daya Ingat yaitu kemampuan menyimpan dan mengingat pengalaman masa lalu. Contoh
pekerjaan: Tenaga penjual mengingat nama – nama pelanggan.

2. Kemampuan Fisik (physical ability)


Yaitu kemampuan melakukan tugas – tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan dan
karakteristik serupa. Kemampuan fisik dasar terbagi menjadi sembilan yaitu:
·     Faktor Kekuatan:
 [1] Kekuatan dinamis yaitu kemampuan menggunakan kekuatan otot secara berulang atau terus
menerus.
 [2] Kekuatan tubuh yaitu kemampuan memanfaatkan kekuatan otot menggunakan otot tubuh
(khususnya otot perut). 
[3] Kekuatan statis yaitu kemampuan menggunakan kekuatan terhadap objek eksternal.
 [4] Kekuatan eksplosif yaitu kemampuan mengeluarkan energi maksimum dalam satu atau
serangkaian tindakan eksplosif.

·     Faktor Fleksibilitas: 
[5] Fleksibilitas luas yaitu kemampuan menggerakkan tubuh dan otot punggung sejauh mungkin. 
[6] Fleksibilitas dinamis yaitu kemampuan membuat gerakan – gerakan lentur yang cepat dan
berulang – ulang.

·     Faktor Lainnya: 
[7] Koordinasi tubuh yaitu kemampuan mengoordinasikan tindakan secara bersamaan dari bagian –
bagian tubuh yang berbeda. 
[8] Keseimbangan yaitu kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun terdapat gaya yang
menganggu keseimbangan. 
[9] Stamina yaitu kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang membutuhkan usaha
berkelanjutan.

Karakteristik Biografis adalah karakteristik perseorangan seperti usia, gender, ras dan masa
jabatan yang diperoleh secara mudah dan objektif dari arsip pribadi seseorang.
1. Usia
1. Gender
2. Ras
3. Masa Jabatan

Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen terjasi sebagai hasil dari
pengalaman. Ada tiga teoru yang menjelaskan proses dimana kita memperoleh pola perilaku yaitu
1. Pengondisian Klasik adalah jenis pengondisian dimana individu merespons beberapa
stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru.
2. Pengondisian Operant adalah jenis pengondisian dimana perilaku sukarela yang
diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman.
3. Pembelajaran Sosial adalah pandangan bahwa orang – orang dapat belajar melalui
pengamatan dan pengalaman langsung. Pengaruh model adalah sentral pada sudut pandang
pembelajaran sosial ada empat proses yang ditemukan untuk menentukan pengaruh sebuah model
pada seorang individu:
 [1] Proses perhatian, 
[2] Proses penyimpanan, 
[3] Proses reproduksi motor
 [4] Proses penegasan.

Pembentukan: Alat Manajerial

Pembentukan perilaku (shaping behavior) secara sistematis menegaskan setiap urutan langkah


yang menggerakkan seorang individu lebih dekat kepada respons yang diharapkan. Terdapat
empat metode cara pembentukan perilaku melalui
 [1] penegasan positif adalah menindaklanjuti respons dengan sesuatu yang menyenangkan.
 [2] penegasan negatif adalah menindaklanjuti respons dengan penghentian atau penarikan
sesuatu yang tidak menyenangkan.
 [3] Hukuman menyebabkan sebuah kondisi tidak menyenangkan dalam upaya menghilangkan
perilaku yang tidak diharapkan.
 [4] Peniadaan adalah menghapuskan semua penegasan yang mempertahankan sebuah perilaku.
Dua jenis utama jadwal penegasan adalah
[1] Penegasan berkesinambungan (continous reinforcement) menegaskan perilaku yang
diharapkan setiap kali dan setiap waktu penegasan tersebut dilakukan. Pengaruh pada perilaku:
pembelajaran secara cepat terhadap perilaku yang baru tetapi lenyap dengan cepat. Contoh:
pujian.
[2] Penegasan berkala (intermittent reinforcement) adalah menegaskan suatu perilaku yang
diinginkan yang cukup sering menyebabkan perilaku tersebut, diulangi namun tidak setiap saat
ditunjukkan. Penegasan berkala dapat berupa tipe rasio atau interval.
·     Jadwal interval tetap yaitu memberi jarak penghargaan pada interval waktu yang
seragam/tetap. Pengaruh pada perilaku: kinerja rata – rata dan tidak teratur dan lenyap dengan
cepat. Contoh: bayaran mingguan
·     Jadwal interval variabel yaitu mendistribusikan penghargaan pada waktu sedemikian sehingga
penegasan tersebut tidak dapat diprediksikan. Pengaruh pada perilaku: kinerja yang cukup tinggi
dan stabil dan lenyap dengan lambat. Contoh: kuis dadakan.
·     Jadwal rasio tetap yaitu mencetuskan penghargaan setelah sejumlah respons yang tetap atau
konstan. Pengaruh pada perilaku: kinerja tinggi dan stabil didapat dengan cepat tetapi juga lenyap
dengan cepat. Contoh: bayaran tarif per buah.

·     Jadwal rasio variabel yaitu memvariasikan penghargaan secara relatif terhadap perilaku


individu. Pengaruh pada perilaku: kinerja sangat tinggi dan lenyap dengan lambat. contoh:
penjualan berdasarkan komisi. 
BAB III
Sikap dan Kepuasan Kerja

Sikap (attitude) adalah penyataan evaluatif baik yang menyenangkan maupun tidak


menyenangkan terhadap objek, individu atau peristiwa.
Komponen sikap terbagi menjadi tiga yaitu:
1.     Komponen Kognitif (cognitive component) adalah segmen opini atau keyakinan dari sikap.
2.     Komponen afektif (affective component) adalah segmen emosional atau perasaan dari sikap.
3.     Komponen perilaku (behavioral component) adalah niat untuk berperilaku dalam cara tertentu
terhadap seseorang atau sesuatu.

Ketidaksesuaian kognitif adalah ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebih atau antara perilaku
dan sikap.

Apakah Sikap Kerja Utama?


Sebagian besar penelitian dalam perilaku organisasi berhubungan dengan tiga sikap yaitu:
1. Kepuasan Kerja (job satisfaction) adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang
yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik – karakteristiknya. Seseorang yang tingkat
kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan – perasaan positif tentang pekerjaan tersebut.
2. Keterlibatan Pekerjaan (job involvement) adalah tingkat sampai sama seseorang
memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan menganggap kinerja
penting sebagai bentuk penghargaan diri. Keterlibatan pekerjaan mengukur tingkat sampai mana
individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja
yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Pemberian Wewenang Psikologis
(psychological empowerment) adalah keyakinan karyawan terhadap sejauh apa mereka
mempunyai lingkungan kerja mereka, kompetensi mereka, makna pekerjaan mereka dan otonomi
dalam pekerjaan mereka.
3. Komitmen Organisasional (organizational commitment) adalah tingkat sampai mana
seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan – tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Tiga dimensi terpisah dari komitmen
organisasional adalah: [1] Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaan emosional
untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai – nilainya. [2] Komitmen berkelanjutan
(continuance commitment) adalah nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan sebuah
organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. [3] Komitmen normatif
(normative commitment) adalah komitmen untuk bertahan dengan organisasi untuk alasan –
alasan moral atau etis.

Sikap Kerja yang Lain:


1. Dukungan Organisasional yang dirasakan (perceived organizational support) adalah
tingkat sampai mana karyawan yakin organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli dengan
kesejahteraan mereka.
2. Keterlibatan Karyawan (employee engagement) adalah keterlibatan, kepuasan dan
antusiasme individual dengan kerja yang mereka lakukan.

Tingkat Kepuasan Kerja Rata – Rata Menurut Aspek


 Kerja itu sendiri
 Bayaran
 Promosi
 Pengawasan
 Rekan Kerja
 Keseluruhan

Pengaruh dari Karyawan yang Tidak Puas di Tempat Kerja


1. Keluar (Exit) adalah perilaku yang ditunjukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk
mencari posisi baru dan mengundurkan diri.
2. Aspirasi (Voice) adalah secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi
termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan dan beberapa bentuk
aktivitas serikat kerja.
3. Kesetiaan (Loyalty) adalah secara pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi
termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai
organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal yang benar”.
4. Pengabaian (neglect) adalah secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk
termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus menerus, kurangnya usaha dan
meningkatnya angka kesalahan.
BAB IV
Kepribadian dan Nilai

Kepribadian (Personality) adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan


berinteraksi dengan individu lain.

Faktor – Faktor Penentu Kepribadian


 Faktor Keturunan
 Faktor Lingkungan

Sifat – Sifat Kepribadian adalah karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku
seorang individu. Cara mengidentifikasi sifat yaitu:
 Myres-Briggs Type Indicator yaitu tes kepribadian yang menggunakan empat
karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian.
Klasifikasian kedalam karekteristik:
1.     Ekstraver (extraverted) VS introver (introverted) (E-I) – individu dengan karakteristik
ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka bergaul dan tegas. Sedangkan introver
sebagai individu yang pendiam dan pemalu.
2.     Sensitif (sensing) VS Intuitif (intuitive) (S-N) – individu dengan karakteristik sensitif
digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan. Mereka
berfokus pada detail. Sebaliknya, individu dengan karakteristik intuitif mengandalkan proses –
proses tidak sadar dan melihat “gambaran umum”.
3.     Pemikir (thinking) VS Perasa (feeling) (T-F) – individu yang termasuk dalam karakteristik
pemikir menggunakan alasan dan logika untuk menangani berbagai masalah. Sedangkan individu
dengan karakteristik perasa mengandalkan nilai – nilai dan emosi pribadi mereka.
4.     Memahami (judging) VS Menilai (perceiving) (J-P) – individu yang cenderung memiliki
karakteristik memahami menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan
terstruktur. Sedangkan individu dengan karakteristik menilai cenderung lebih fleksibel dan
spontan.

 Model Lima Besar (Big Five Model) dibentuk oleh John Bearden. Faktor – faktor lima
besar mencakup:
1.     Ekstraversi (extraversion) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang yang
suka bergaul, suka berteman dan tegas.
2.     Mudah akur atau bersepakat (agreeableness) adalah dimensi kepribadian yang
mendeskripsikan seseorang yang bersifat baik, kooperatif dan penuh kepercayaan.
3.     Sifat berhati – hati (conscientiousness) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan
seseorang yang bertanggungjawab, bisa dipercaya, gigih dan teratur.
4.     Stabilitas emosi (emotional stability) adalah dimensi kepribadian yang menggolongkan
seseorang sebagai orang yang tenang, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh (positif) versus
mudah gugup, khawatir, depresi dan tidak memiliki pendirian yang teguh (negatif).
5.     Terbuka terhadap hal – hal baru (openness to experience) adalah dimensi kepribadian yang
menggolongkan seseorang berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal – hal
baru.

Nilai (value) menunjukkan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih
disukai secara sosial dibandingan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawan.

Sistem nilai (value system) sebuah hierarki yang didasarkan pada penggolongan nilai – nilai
seseorang individu menurut intensitas mereka.
Jenis – jenis Nilai
 Nilai terminal adalah keadaan akhir kehidupan yang diinginkan, tujuan – tujuan yang
ingin dicapai seseorang selama masa hidupnya.
 Nilai instrumental adalah perilaku atau cara – cara yang lebih disukai untuk mencapai
nilai – nilai terminal seseorang.

Nilai Lintas Kultur


 Kerangka Hofstede untuk Menilai Kultur terdapat lima dimensi:
1.     Jarak kekuasaan (power distance) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkatan
dimana suatu masyarakat menerima kekuatan dalam institusi dan organisasi didistribusikan
secara tidak sama.
2.     Individualisme (individualism) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkatan
dimana orang lebih suka bertindak sebagai individu daripada sebagai anggota suatu kelompok.
Lawannya Kolektivisme (collectivism) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan
kerangka sosial yang kuat dimana individu menghadap orang lain dalam kelompok mereka untuk
menjaga dan melindungi mereka.
3.     Maskulinitas (masculinity) adalah sifat kultur nasional yang mendiskripsikan tingkat sampai
mana kultur tersebut menyukai peran pencapaian, kekuatan dan pengendalian dari pekerjaan
maskulin tradisional. Nilai sosial digolongkan menurut ketegasan dan materialisme. Lawannya
adalah feminitas (femininity) adalah sifat kultur yang mempunyai sedikit perbedaan anatara
peran pria dan wanita, dimana wanita diperlakukan sama seperti pria dalam semua aspek
masyarakat.
4.     Penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance) adalah sifat kultur nasional yang
mendeskripsikan tingkat sampai mana suatu masyarakat merasa terancam oleh situasi – situasi
yang tidak pasti dan ambigu serta berusaha untuk menghindarinya.
5.     Orientasi jangka panjang (long term orientation) adalah sifat kultur nasional yang
menekankan masa depan, penghematan dan ketekunan. Lawannya, orientasi jangka
pendek (short term orientation) adalah sifat kultur nasional yang menekankan masa lalu dan
masa kini, menghormati tradisi dan memenuhi kewajiban – kewajiban sosial.

Kerangka GLOBE (Global Leadership and Organizational Behaviour Effectiveness) untuk


menilai kultur. Penyelidikan mengenai lintas kultural mengenai kepemimpinan dan kultur
nasional yang terus menerus dilakukan dan dimulai pada tahun 1993 menggunakan data dari 825
organisasi di 62 negara. Contoh dimensi:
1.     Ketegasan
2.     Orientasi masa depan
3.     Perbedaan gender
4.     Penghindaran ketidakpastian
5.     Jarak kekuasaan
6.     Individualisme/kolektivisme
7.     Kolektivisme dalam kelompok
8.     Orientasi kinerja
9.     Orientasi kemanusiaan
BAB V
Persepsi dan Pembuatan Keputusan Individual

Persepsi (perception) adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan –
kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi:


1. Faktor – faktor dalam diri si pengarti
·     Sikap – sikap
·     Motif – motif
·     Minat – minat
·     Pengalaman
·     Harapan - harapan
2. Faktor – faktor dalam situasi
·     Waktu
·     Keadaan kerja
·     Keadaan sosial
3. Faktor – faktor dalam diri target
·     Sesuatu yang baru
·     Gerakan
·     Suara
·     Ukuran
·     Latar belakang
·     Kedekatan
·     Kemiripan

Teori Hubungan (attribution theory) adalah usaha ketika individu – individu mengamati


perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal. Faktor
penentu bergantung pada tiga hal: [1] Kekhususan merujuk pada apakah seseorang individu
memperlihatkan perilaku – perilaku berada dalam situasi – situasi berbeda, [2] Konsensus yaitu
apabila semua individu yang menghadapi situasi serupa merespons dalam cara yang sama,  [3]
Konsistensi.

Kesalahan hubungan yang fundamental (fundamental attribution error) adalah


kecenderungan untuk merendahkan pengaruh faktor – faktor eksternal dan meninggikan pengaruh
faktor – faktor internal ketika membuat penilaian tentang perilaku orang lain.

Bias pemikiran diri sendiri (self serving bias) adalah kecenderungan bagi para individu untuk
menghubungkan keberhasilan mereka sendiri dengan faktor – faktor internal sementara
menyalahkan faktor – faktor eksternal untuk kegagalan.

Jalan Pintas yang Sering Digunakan dalam Menilai Individu Lain, diantaranya:
1. Persepsi selektif (selective perception), menginterpretasikan secara selektif apa yang
dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman dan sikap seseorang.
2. Efek halo (halo effect), membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu
berdasarkan sebuah karakteristik.
3. Efek – efek kontras (contrast effects), evaluasi tentang karakteristik – karakteristik
seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan – perbandingan dengan orang lain yang baru
ditemui, yang mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik – karakteristik
yang sama.
4. Proyeksi (projection), menghubungkan karakteristik – karakteristik diri sendiri dengan
individu lain.
5. Pembentukan stereotip (stereotyping), menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang
kelompok dimana ia tergabung.

Proses Pembuatan Keputusan yang Rasional


Rasional adalah membuat pilihan – pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam
batasan – batasan tertentu.
 Model Pembuatan Keputusan yang Rasional (rational decision making model) adalah
sebuah model pembuatan keputusan yang mendeskripsikan bagaimana individu seharusnya
berperilaku untuk memaksimal beberapa hasil.
Enam langkah dalam model pembuatan Keputusan Rasional:
1.       Mendefinisikan masalah
2.       Mengidentifikasikan kriteria keputusan
3.       Menimbang kriteria tersebut
4.       Mengembangkan alternatif
5.       Mengevaluasi alternatif – alternatif yang ada
6.       Memilih alternatif terbaik

Tiga komponen model kreativitas adalah dalil bahwa kreativitas individual membutuhkan


keahlian, keterampilan berpikir kreatif dan motivasi tugas instrik.
1. Keahlian adalah dasar untuk setiap pekerjaan kreatif.
2. Keterampilan berpikir kreatif: karakteridtik kepribadian yang berhubungan dengan
kreativitas, kemampuan untuk menggunakan analogi serta bakat untuk melihat
3. Motivasi tugas intrinsik: keinginan untuk mengerjakan sesuatu karena hal tersebut
menarik, rumit, mengasyikkan, memuaskan atau menantang secara pribadi.

Rasionalitas yang Dibatasi adalah membuat keputusan dengan membuat berbagai model


sederhana yang menggali fitur dasar dari masalah tanpa mendaptkan semua kerumitannya.

Bias dan Kesalahan Umum


 Bias jangkar adalah kecenderungan untuk sangat tertarik dengan informasi awal,
darimana kita kemudian gagal menyesuaikan diri dengan baik untuk informasi yang berikutnya.
 Bias konfirmasi adalah kecenderungan untuk mencari informasi yang menguatkan
pilihan – pilihan masa lalu dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan penilaian –
penilaian masa lalu.
 Bias ketersediaan adalah kecenderungan individu mendasarkan penilaian mereka pada
informasi yang sudah tersedia bagi mereka.
 Bias representatif adalah menilai kemungkinan suatu kejadian dengan menganggap
situasi saat ini sama seperti situasi di masa lalu.
 Peningkatan komitmen adalah komitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan
meskipun terdapat informasi negatif.
 Kesalahan yang Tidak Disengaja adalah kecenderungan individu untuk percaya bahwa
mereka bisa memprediksikan hasil dari peristiwa – peristiwa yang tidak disengaja.
 Kutukan Pemenang adalah proses pembuatan keputusan yang memperlihatkan bahwa
partisipan yang menang dalam sebuah lelang biasanya membayar terlalu tinggi untuk barang
yang dimenangkan.
 Bias Peninjauan Kembali adalah kecenderungan kita untuk pura – pura yakin bahwa
kita telah memprediksi hasil dari sebuah peristiwa secara akurat setelah hasil itu benar – benar
diketahui.

Intuisi
Pembuatan keputusan yang intuisi  adalah sebuah proses tidak sadar sebagai hasil dari
pengalaman yang disaring.

Tiga Kriteria Keputusan Etis


·       Utilitarianisme adalah keputusan dibuat untuk memberikan kebaikan terbesar untuk jumlah
terbanyak
·       Hak adalah memungkinkan individu membuat keputusan yang konsisten dengan kemerdekaan
dan hak fundamental
Keadilan adalah mengharuskan individu untuk menentukan dan menjalankan peraturan –
peraturan dengan baik dan adil sehingga terdapat distribusi laba dan biaya secara adil

Anda mungkin juga menyukai