Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EKONOMI PARIWISATA
“DAMPAK PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI “
Dosen Pengampu : AFIFUDIN, M.Ec.Dev.

Disusun Oleh Kelompok 6:


1. Muhammad Khaerul Fikri/20051006
2. Hisnu hifziatin/200501093
3. Dina Hariati/200501098

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun panjat-


kan kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehinnga
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak Pengembangan
Destinasi Pariwisata dalam Pembangunan Ekonomi”. Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Pariwisata.
Dalam makalah ini, penyusun berterima kasih kepada Afifudin, M.Ec.Dev.
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Pariwisata yang telah memberikan arahan dan
juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan makalah ini. Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak
retak”. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak
agar makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.

Mataram, 4 April 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Dampak....................................................................................................................6
B. Pengembangan Pariwisata.........................................................................................................6
C. Destinasi Pariwisata...................................................................................................................8
D. Dampak Pengembangan Pariwisata...........................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak peristiwa yang luas karena melibatkan berbagai komponen masyarakat
sehingga menimbulkan berbagai dampak dalam berbagai bidang kehidupan. Bbidang
kehidupan yang terkena dampak aktivitas pariwisata adalah bidang ekonomi, IPTEK,
kependudukan dan lingkungan. Disamping itu, dampak yang timbul juga pada bidang
sosial, politik budaya dan kesehatan. Dampak pariwisata memang bisa besifat positif
maupun negative, namun dampak positif jauh lebih lebih besar, terutama dalam
bidang perekonomian dalam peningkatan kesejahteraan terutama bagi para pelaku
bisnis pariwisata dan usaha ikutannya.
Pariwisata nusantara berkembang ditunjang oleh pariwisata regional Asia, terutama
Asia Tenggara yang bergabung dalam organisasi himpunan negara-negara asia
tenggara ASEAN (AssociationofSouthEatsNations) yang beranggotakan 10negara.
Nengara anggota ASEAN asalah: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina,
MuangThai, Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam, Laos, dan Myanmar.
Perkembangan terakhir ditetapkan sebagai destinasi tunggal, peopletopeople,
memberlakukan visa tunggal ASEAN. Internal negara-negara ASEAN berpotensi
besar sebagai negara asal wisatawan karena penduduknya lebih dari 600 juta
jiwa.sesuai data yang ada kunjungan wisatawan asal ASEAN tahun 2007 sebanyak 61
juta dan tahun 2010 mencapai kunjungan 73 juta wisatwan atau 47%. Ditambahkan
bahwa kunjungan asala luar negeri ASEAN di Asia adalah China 4,9 juta, Korea
Selatan 3,2 juta, India 2,1 juta 9kompas, 13 januari 2012, h. 17).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dampak?
2. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan pariwisata?
3. Apakah yang dimaksud dengan destinsi pariwisata?
4. Bagaimnakah dampak pengembangan pariwiwsata?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dampak
2. Mengetahui pengembangan pariwisata

4
3. Mengeahui pengertian destinsi pariwisata
4. Mengetahui dampak pengembangan pariwiwsata

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dampak
Dampak adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif
maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ditimbulkan dari sesuatu (orang, benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah
suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara
apa yang mempengaruhi dan apa yang dipengaruhi.
Dampak adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi
ataupun memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti
atau mendukung keinginannya. Sedangkan positif adalah pasti atau tegas dan nyata
dari suatu pemikiran terutama memikirkan hal - hal baik. Positif adalah suasana jiwa
yang mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang menjemukkan,
kegembiraan daripada kesedihan, optimisme dan pesimisme. Sedangkan negatif
adalah pengaruh buruk atau kurang baik yang mendatangkan akibat negatif.
Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan dampak adalah pengaruh
yang ditimbulkan oleh (benda) yang bisa menimbulkan efek positif ataupun negatif
dalam hal ini kajiannya adalah sesuatu yang ditimbulkan dari pengembangan
pariwisata sehingga mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.

B. Pengembangan Pariwisata
Menurut Yeoti, pengembangan adalah usaha atau cara untukmemajukan serta
mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pengembangan pariwisata pada suatu
daerah tujuan wisata selalu akandiperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat
bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.
Pengembangan pariwisata menjadi pilihan penting bagi suatu negara atau
daerah karena multiefek yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata. Pertumbuhan
ekonomi merupakan dampak utama yang dicirikan oleh terbukanya lapangan kerja,
stimulasi investasi sehingga berkembang produk wisata baik barang maupun jasa
sehingga pariwisata terus berkembang. Dikemukakan oleh Marpuang pengembangan
pariwisata tidak terlepas dari adanya daya tarik sampai adanya jenis pengembangan

6
yang ditujukan oleh adanya penyediaan fasilitas dan aksebilitas. Objek daya tarik
wisata sangat erat hubungannya dengan trevel motivation dan travel fashion.
Ada beberapa hal yang menunjang atau menentukan pengembangan suatu objek
wisata. Sedangkan menurut Ahdinoto dikutip dalam Mujadi A.J, beberapa hal yang
menunjang atau menentukan pengembangan objek wisata, ada lima jenis komponen
dalam Pengembangan Pariwisata yaitu:
 Atraksi wisata: atraksi adalah daya tarik yang memotivasi wisatawan untuk
berkunjung atau berlibur. Atraksi bisa berupa alam seperti landskape , pantai,
pegunungan, iklim, lembah: atraksi buatan seperti kota bersejarah, taman dan
risort : atraksi budaya drama, festival, museum, galeri, dan atraksi sosial
seperti kesempatan berbaur dengan masyarkat di daerah tujuan wisata dan
ikut mengalami cara hidup bersama mereka. Atraksi yang diidentifikasikan
(sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya dan sebagainya) perlu
dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak ada
pariwisata, bagian utama lain tidak akan diperlukan.
 Promosi dan pemasaran: promosi adalah suatu rancangan untuk
memperkenalkan atraksi wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana agar
atraksi dapat dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi adalah bagian penting.
 Pasar wisata (masyarakat pengirim wisata) : pasar wisata merupakan bagian
yang penting. Walaupun untuk perencanaan belum/tidak di perlukan suatu
riset lengkap dan mendalam, namun informasi mengenai trend perilaku,
keinginan, kebutuhan, asal, motivasi dan sebaginya dari wisatawan perlu
dikumpulkan dari mereka yang berlibur.
 Transportasi: pendapat dan keinginan wisatawan adalah berbeda dengan
pendapat penyuplai transportasi. Transportasi mempunyai dampak besar
terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata. Yang dimaksud
dengan aksesibilitas adalah sarana yang memberikan kemudahan kepada
wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata
 Masyarakat menerima wisatawan yang menyediakan akomodasi pelayan jasa
pendukung wisata (fasilitas dan pelayanan).
Komponen pengembangan pariwisata diatas dapat dipahami bahwa atraksi
merupakan daya tarik yang akan melahirkan motivasi dan keinginan bagi wisatawan.
Dalam melakukan perjalanan wisatawan memerlukan sarana yang memberikan

7
kemudahan transportasi bagi wisatawan untuk mencapai ke suatu objek wisata serta
fasil itas dasar seperti jalan raya, akomodasi, pusat informasi, pusat perbelanjaan
yang kesemuanya perlu disediakan untuk membuat wisatawan merasa nyaman.
Kualitas produk, komunikasi pemasaran, kebijakan harga, dan saluran pemasaran
merupakan kegiatan untuk mem bangun citra wisata.1

C. Destinasi Pariwisata
Destinasi wisata adalah serangkaian atraks, acara, layanan dan produk yang
saling berhubungan yang bersama-sama menciptakan pengalaman dan nilai bagi
pengunjung (Yoett, 2006). Pengalaman total dapat terjadi apabila ada keseimbangan
antara keunikan yang saling melengkapi. Misalnya, pilihan dalam kunjungan yang
menyenangkan, nyaman dn bernilai potensial. Atraksi dalam jarak dekat juga bisa
saling mendukung sehingga adapilihan yang bagus untuk keluarga yang berlibur
meskipun tema destinasinya berbeda. Dstinasi wisata yang sukses umumnya memiliki
beberapa atraksi yang dapat dikolaborasikan secara total. Dengan demikian,
penawaran yang terkoordinasi dan konsisten harus dilakukan melalui tata kelola yang
cermat.2

D. Dampak Pengembangan Pariwisata


Dampak pembangunan pariwisata adalah dampak akibat adanya pembangnan
pariwisata yang menimbulkan akibat positif maupun negatif, sebenarnya tedapat 3
(tiga) bidang pokok yang kuat dipengaruhi yaitu ekonomi, sosial budaya, dan
lingkungan (Erawan, 1997).3
a) Dampak pada ekonomi
Aktivitas peristiwa menggerakkan pelaku bidang ekonomi karena adanya
supply (pasokan) dan demand (permintaan) terhadap produk barang dan jasa.
Wisatawan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa, masyarakat perlu
bisnis memasik produknya utuk menangkap apa yang dibutuhkan wisatawan.
Peredaran uang, barang dan jasa sirkulasinya luas dan cepat sehingga ekonomi
1
Dini Yulianti, Skripsi : DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada Masyarakat Pelaku Usaha di Sekitar Objek Wisata Pantai Tanjung Setia, Pekon Tanjung
Setia Kec. Pesisir Selatan Kab. Pesisir Barat) (Lampung: IAIN Metro,2020)hlm.11
2
Bhayu Rama, Tata Kelola Destinasi Wisata dan Perauran Perundangan Pariwisata (Depok: PT Kansius,2020)
hlm 6
3
Sandra Woro Aryani Sunarti Ari darmawan “ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA PADA ASPEK
EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ( Studi Kasus pada Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 49 No. 2 tahun
2017. Hlm. 143

8
menjadi sangat berkembang. Wisatawan mancanegara menimbulkan dampak ekonomi
yang sangat besar karena terkait dengan devisa. Kemampuan mnyedot devisa yang
bersumber dari wisatawan mancanegara, sehingga peristiwa sebagai industry
pengekspor pengeskpor yang tidak tampak, (invisibleexport industry). Disbanding
dengan mengekspor Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang memiliki tingkat Pendidikan
rendah ke berbagai negara sering menimbulkan berbagai masalah, industry pariwisata
jauh lebih terhormat. Indutrialisai dalam negeri jika berkembang dengan baik tentu
dapat menciptakan kesempatan kerja secara luas.
 Pariwisata Meningkatkan Devisa Negara
Peningkatan devisa terjadi karena wisatawan akan membelanjakan uangnya
untuk memenuhi kebutuhannya diperjalanan, kebutuhan akomodasi dan berbagai jasa
lainnya. devisa adalah bentuk pembayaran luar negeri, disebut juga valuta asing,
makin banyak suatu negara memiliki devisa, berarti makin kuat daya belinya terutama
untuk membeli produk luar negeri (impor). Meraih divisa dari sektor pariwisata oleh
kalangan ahli dan pengamat pariwisata disebut sebagai invisible export, karena
tidakterjadi ekspor produk, melainkan masuknya devisa melalui transaksi wisatawan
mancanegara untuk membayar produk dan jasa yang dibeli dan jasa yang dieli atau
dinikmati. Sumber devisa suatu negara, jika ditelusuri lebih jauh sumber-sumber itu
melalui berbagai kegiatan, yakni:
a. Ekspor, merupakan produk yang dihasilkan disuatu negara baik dalam
benuk bahan baku, barang pabrikan atau barang jadi atau setengah jadi
dipasarkan keluar negeri. Negara yang memiliki neraca perdagangan luar
negeri positif dipicu oleh kekmampuannya mengekspor berbgai produk ke
luar negeri.
b. Pariwisata
Negara yang mengembangkan pariwisata mendapat sumber baru untuk
menyedot devisa dari luar negeri sehingga kegiatan pariwisata dikenal juga
sebagai invisible export.
c. Investasi, adalah penanaman modal oleh investor dari luar negeri ke suatu
negara yang tertatik mengembangkan usaha atau bisnisnya dinegara
bersangkutan. Negara-negara sedang berkembang cenderung banyak milih
pola ini untuk memacu pertumbuhan ekonomi, karena pariwisata mampu
memperluas lapangan kerja sehingga dapat mengentaskan penduduk dari
kemiskinan.

9
d. Hibah adalah pemberian secara sukarela oleh pihak lain dengan cara
mengalihkan hak dari pemberi kepada yang diberi. Biasanya dalam bentuk
property atau sejumlah dana.
e. Pengiriman expert/tenaga ahli dan tenaga terampil ke luar negeri, untul
bekerja sesuai profesinya sehingga tenaga ahli atau terampil itu mendapat
imbalan dari pemerintah atau pihal lain pemberi kerja di negara tempatnya
bekerja. Contoh ini misalnya pengiriman dokter, perawat, ahli bidang
sains, dan teknologi, tenaga terapil di perhotelan, bidang industry dan
teknologi tertentu.
f. Pengiriamna tenaga kerja Indonesia (TKI) perempuan disebut Tenaga
Kerja Wanita atau TKW, kelaur negeri, seperti Indonesia mengirim TKI ke
berbagai negara Timur Tengah, negara-negara ASEAN atau ke asia timur.
TKI terutama TKW biasanya level kerja kasar sebagai buruh bangunan,
buruh perkebunan atau sebagai pembantu rumah tangga sebagai TKW.
Jumalah tenaga kerja Indonesia yang besar ke luar negeri dan
kemampuannya menyedot devisa yang besar sehingga diberi predikat
“pahlawan devisa”.
g. Hutang, adalah pinjaman oleh suatu negara kepada negara lain atau badan-
badan nasional. Pinjaman ini dilakukan oleh pemerintah suatu negara
karena ketidakmampuannya untuk membiayai pembangunan dalam negeri.
 Keseimbangan Neraca Pembayaran
Pada tingkat nasional, tujuan utama negara-negara sedang berkembang dan
maju dalam promosi pariwisata inter- nasional biasanya untuk meningkatkan
pendapatan luar negeri (devisa), guna memperbaiki keseimbangan . pembayaran.
Dukungan pariwisata terhadap keseimbangan pembayaran bersih dapat
diperhitungkan dengan lebih tepat apabila diper- hatikan pula faktor biaya dan
kebocoran yang terjadi. Biaya dan kebocoran tersebut dapat berupa: 1. Biaya atas
barang-barang impor dan pelayanan untuk wisatawan, seperti atas impor buah-buahan
dan minuman keras. 2. Biaya pengganti penanaman modal asing pada fasilitas
pariwisata. 3. Pembayaran ke luar negeri dalam bentuk: a. keuntungan dan pengiriman
kembali modal oleh perusa- haan pari wisata asing, b. pengiriman upah oleh pekerja
asing kepada keluarganya di luar negeri, c. Pembayaran bunga pinjaman luar negeri,
d. pengelolaan, honorarium, dan upah lainnya bagi tenaga asing, e. ·pembayaran
untuk agen-agen perjalanan dan operator tour luar negeri. 4. Penyerbarluasan promosi

10
dan publikasi luar negeri. 5. Latihanpersonil di luar negeri. 6. Biaya tambahan pada
impor karena konsumsi masyarakat setempat yang telah memperoleh pendapatan dari
industri pariwisata, atau karena perubahan pola konsumsi sebagai akibat dari
demonstration effect pariwisata.
 Pekerjaan atau Jabatan
Pariwisata sebagai industri pelayanan atau jasa pada umumnya bersifat padat
karya (labour intensive). Jenis tenaga kerja yang diminta pada dasarnya yang agak
berpendidikan atau bahkan tidak berpendidikan. Suplai tenaga kerja seperti itu
berlimpah di sebagian besar n·gara sedang berkembang atau di wilayah-wilayah yang
miskin secara ekonomi. Dengan demikian, maka dukungan pariwisata dalam
menciptakan lapangan pekerjaan dan atau mengurangi pengangguran menjadi
penting. Hanya saja perlu diketahui bahwa banyak jenis pekerjaan di bidahg
pariwisata yang bersifat musiman atau penggal waktu (part-time), tergantungdari
banyak sedikitnya wisatawan yang datang. Penaksiran terhadap seberapa besar
dukungan nyata pariwisata dalam menciptakan pekerjaan ternyata sulit dilciktikari
karena :banyaknya jenis industri pariwisata.
 Pembangunan Regional
Secara tradisional, pariwisata dipandang sebagai alat pembangunan regional
yang penting. Pada mulanya beberapa penulis, seperti Selke (1936) dan Christaller
(1954, 1964) mengemukakan bahwa pariwisata cenderung berkembang di daerah
pinggiran (periphery) dan dapat merangsang aktivitas ekonomi daerah di
sekelilingnya. Hal ini ternyata tidak benar untuk semua jenis pariwisata karena
kenyataan menunjukkan bahwa terdapat pula kegiatan pariwisata yang penting di
kota-kota besar, seperti London, Paris, dan Tokyo (Pearce, 1983:59). Pariwisata
sering telah berkembang secara spontan di berbagai wilayah, sementara di tempat lain
memang sengaja dibangun atau dikembangkan sebagai alat pengembangan regional.
Pariwisata dapat memperingan dan sebaliknya dapat pula memperberat
ketidakseimbangan ekonomi regional. Peppelenbosch dan Tempelman (1973)
menjumpai bahwa di negara-negara sedang berkembang pada umumnya begitu cepat
membangun wilayah-wilayah yang menarik sehingga keseimbangan pembangunan
regional hampir tidak terjadi dan perbedaan regional justru diperbesar melalui
pembangunan yang berlebihan di daerah pariwisata, misalnya di pulau Djerba,
Tunisia Selatan.
 Akibat Ganda (Multiplier Effect)

11
Banyak orang membicarakan tentang dukungan pariwisata terhadap
pengembangan regional dan pembangunan ekonomi pada umumnya, melalui cara-
cara wisatawan membelanjakan uangnya pada bagian-bagian dari seluruh kegiatan
ekonomi. Hal ini disebut akibat ganda pariwisata, atau pelipatgandaan pariwisata yang
meliputi: 1. Pelipatgandaan penjualan atau pembelanjaan (sales or output multiplier),
yaitu mengukur total penjualan atau pembelanjaan dari biaya awal yang ditunjukkan
dalam bentuk angka perbandingan. 2. Pelipatgandaan pe.ndapatan (income
multiplier), yaitu menunjukkan hubungan antara pembelanjaan wisatawan dan
perubahan-perubahan pendapatan penduduk setempat. 3. Pelipatgandaan pekerjaan
(employment multiplier), . yaitu menggambarkan perbandingan antara pekerjaan
langsung (primer) dan ,pekerjaan berikutnya (sekunder) yangdiciptakan melalui
tambahan pekerjaan pada pekerjaan langsung tersebut.
Mengenai pelipatgandaan (multiplier) tersebutdi atas terdapat kritik dari
sementara orang. Mereka menyatakan bahwa pelipatgandaan merupakan suatu alat
analisis yang kurang sesuai untuk mengurus ekonomi pariwisata. Pariwisata sulit
dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain, dalam arti bahwa analisis dari hakikat
kegiatan itu berbeda. Keuntungan dari perusahaan-perusahaan khusus di bidang
pariwisata bukanlah petunjuk yang baik bagikeuntungan-keuntungan yang mungkin
dibawa oleh pariwisata (Spillane, 1987:4'8).4
Peristiwa menimbulkan multiplier effect (efek berganda) dapat menggerakkan
indutri dan menstimulasi investor untuk menanamkan modalnya pada sektor yang
mendukung pariwisata. Secara umum produk dan jasa yang melibatkan pelaku bisnis
pariwisata adalah jasa transportasi, jika akomodasi, jasa kuliner, jasa penjual makanan
dn minuman, jasa telekomunikasi, jasa penyedia hiburan, jasa pramuwisata, jasa
pramuniaa, jasa kerajinan, jasa angkuta lokal (taksi, becak, delman, cidomo, ojek).5
b) Dampak Pada Kehidupan Sosial, Budaya Dan Politik
 Kehidupan sosial
Gaya hidup yang mengalami perubahan dan pergeseran tidak dapat dihindarkan
dalam dinamika pariwisata. Pengaruh wisatawan dalam interaksinya dengan
pelaku wisata dan masyarakat sangat kental karena setiap hari bersnaggupan dan
mengamati perilaku wisatawan. Timbulnya gaya hidup yang bersifatpamer yang
4
Heru Pramono DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA TERHADAP EKONOMI, SOSIAL DAN
BUDAYA.Cakrawala Pendidikan Nomor 1, Tahun XII, Februar; 1993. Hlm. 86
5
I Gusti Bagus Arjana, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Jakarta:Rajawali Pers,2016) hlm.119

12
dikenal sebagai demonstration effects tidak terhindar yang dapat menimbulkan
gaya hidup yang hedonic. Aspek jasa pelayanan oleh pedagang, sopir,
pramuwisata, pramusaji dituntut pelayan prima darinya untuk wisatawan,
kecepatan waktu serta pelayanan yang memuaskan dapat mengubah kebiasaan
penduduk lokal terutama yang terlibat dalam jasa pariwisata untuk bertindak
efisien.
Sikap rama, menghormati tamu besar dampaknya terhadap pengembangan
wawasan dan membangkitkan solidaritas kemanusiaan yang tinggi. Unkapan
seperti yang diungkapkan oleh Mark Twain: “Travel is aftal to prejudice, bigotry
in to my life, I had never before”. Mobilitas penduduk ssangat dinamis yang
didorong oleh aktifitas ekonomi sehingga interaksi sosial sangat intens.
Timbulnya solidaritas internasional antarmanusia, solidaritas kebangsaan semakin
kental, karena interaksi intensif antarindividu mengakibatkan orang-orang saling
mengenal secara pribadi maupun komunitas, seperti terungkap dalam moto oleh
para trevel. Kehidupan yang demokratis dalam berbagai aspek kehidupandapat
tumbuh seirama dengan intensifnya penduduk lokal dengan wisatawan terutama
yang berasal dari negara-negara di Amerika dan Eropa.
 Kehidupan Budaya
Budaya yang asli dan budaya yang tradisional yang bersifat unik dilestarikan
karena aset yang dapat diandalkan memiliki daya Tarik bagi wisatawan. Aspek-
aspek budaya yang dimiliki oleh komunitas atau Teknik tertentu seperti serni rupa,
seni kerajinan, seni tari, seni panggung perlu dipertahankan dan dikembngkan.
Kepedulian terhadap seni dan budaya ini akan menjadi lebih concern diperhatikan
karena akan menjadi daya Tarik sendiri. Pengembangan budaya tersebut
mempunyai implikasi bagi timbulnya apresiasi dan sikap-sikap yang respek bagi
kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Kekayaan buadaya, kekayaaan seni yang berkembang dengan baik, memiliki
peranan yang s=besar dalam pengembangan pariwisata. Obyek wisata budaya
akan menjadi potensi besar jika budaya dan kekayaan seni yang tradisional dapat
berkembang. Pada prinsipnya wisatawan ingin menyaksikan apa yang yang
disaksikan di destinasi, yang tidak dimiliki di negara asalnya. Kesenian jawa,
sunda, padang, batak, bali, dan sebagainya, menjadi aset pariwisata penting untuk
tetap dilestarikan da dikembangkan dnegan baik. Peranan masyarakat, seniman,

13
budayawan, penikmat seni dan masyarakat pada umumnya memiliki tanggung
jawab Bersama melestarikan seni dan budaya nasional.
Sisilain yang kurang menguntungkan dalam aspek sosial, budaya dan politik
adalah, menguatnya individualism, kehidupan yang liberal dan bebas.
Menyusupnya kegiatan spionase sangat mungkin terjadi karena terbuka akses
yang longgar serta sulit membedakan wisatawan yang sesungguhnya dengan
orang yang non wisatawan.
 Kehidupan politik
Politik merupakan aspk kehidupan dalam menata kehidupan yang berbangsa
dan bernegara oleh pemerintah. Tujuan politik sesungguhnya untuk mendatangkan
kehiduan yang sejahtera bagi masyarakat banyak atau kepentingan publik.
Kehidupan politik pun sesungguhnya positif karena memperjuangkan kepentingan
rakyat. Politik terkesan buruk jika polirik berpolitik tidak elegan, oportunis dan
korup.
Bagaimana pariwisata terkait dengan politik, sebab secara tidak langsung,
pemerintah mengelola negara berdasarkan idealism politik yang menjadi
ideologinya. Pariwisata dengan hadirnya banyak wisatawan mancanegara ke
suatua negara akan memberikan kesan kehidupan politik suatu negara stabil.
Negara yang stabil tentu roda pembangunan berjalan baik, demikian juga terhadap
kegiatan pariwisata yang membutuhkan layanan berbagai jasa. Event nasional dan
internasioanl terkait dnegan peristiwa kenegaraan seperti perayaan hari
kemerdekaan yang dirayakan secara meriah menampilkan berbagai seni budaya
akan menarik wisatawan untuk berkunjung, demikian juga halnya dengan
peringatan hari buruh, dan lahirnya partai, dan sebagainya.
c) Dampak Lingkungan
Pengembangan pariwisata pada umumnya bertujuan untuk memperkenalkan,
mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik
wisata, dalam pembangunan obyek wisata dan daya Tarik wisata dilakukan
dengan memperhatikan kelestarian budaya dsn mutu lingkungan hidup serta
kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Dengan demikian antara pariwisata dan
masalah lingkungan mempunyai kedekatan yang tidak dapat dipisahkan.
Pariwisata sebagai suatu kegiatan seacar langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat, sehingga membawa dampak terhadap masayarakatsetempat.dampak
pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata mencakup: dampak

14
terhadap sosial-ekonomi, dampak terhadap sosial-bidaya, dan dampak terhadap
lingkungan (Pitana dan Gayatri, 2005)
Penggunnaan yang berlebihan untuk kunjunagn wisata menyebabkan situs
sejarah, budaya dan keagamaan mudah rusak. Kepadatan di daerah wisata, alterasi
fungsi awal situs, komersialisasi daerah wisata menjadi beberapa contoh dampak
negative kegiatan wisata terhadap lingkungan fisik. Situs keagamaan didatangi
oleh banyak wisatawan sehingga mengganggu fungsi utama sebagai tempat ibada
yang suci. Situs budaya digunakan secara komersial sehingga dieksploitasi secara
berlebihan (contoh candi menapung jumlah wisatawan yang melebihi kapasita).
Kapasitas daya tamping situs sejarah, budaya dan keagamaan dapat diperkirakan
dan kendalikan melalui manajemen penunjang sebagai upaya konservasi dan
persevsi serta renovasi dapat dilakukan untuk memperpanjang usia situs-situs
tersebut.
Dampak pembangunan wisata terhadap lingkungan hidup dalam perspektif
industi pariwisata memiliki hubungan erat dannkuat dengan lingkungan fisik.
Lingkungan alam merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak karena
sifat lingkungan fisik tersebut yang rapuh (fragile), dan tak terpisahkan
(inseparability). Bersifat rapuh karena lingkunagn alam merupakan ciptaan Tuhan
yang jika dirusak belum tentu akan tumbuh atau kembali seperti sediakala.
Bersifat tidak terpisahkan karena manusia harus mendatangi lingkungan alam
untuk dapat menikmatinya.
Lingkungan fisik adalah daya Tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik
meliputi lingkungan alam (flora, bentengan alam, dan segala alam) dan
lingkungan buatan (situs kebudayaan, wilayah perkotaan, wilayah pedesaan dan
peninggalan sejarah).
Secara teori, hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus mutual dan
bermanfaat. Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang
dibayarkan wisatawan digunakan untuk melindungi dan memelihara alam guna
keberlangsungan pariwisata. Hubungan lingkungan dan pariwisata tidak
selamanya sibiosa, yang mendukung dan menguntungkan sehingga upaya
konservasi, apresiasi, dan Pendidikan dilakukan agar hubungan keduangan

15
berkelanjutan, tetapi kenyataan yang ada hubungan keduanya justru memunculkan
konflik.6

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktivitas peristiwa menggerakkan pelaku bidang ekonomi karena adanya supply
(pasokan) dan demand (permintaan) terhadap produk barang dan jasa. Wisatawan
meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa, masyarakat perlu bisnis
memasik produknya utuk menangkap apa yang dibutuhkan wisatawan. Peredaran
uang, barang dan jasa sirkulasinya luas dan cepat sehingga ekonomi menjadi
sangat berkembang. Wisatawan mancanegara menimbulkan dampak ekonomi
yang sangat besar karena terkait dengan devisa. Kemampuan mnyedot devisa
yang bersumber dari wisatawan mancanegara, sehingga peristiwa sebagai industry
pengekspor pengeskpor yang tidak tampak, (invisibleexport industry). Disbanding
dengan mengekspor Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang memiliki tingkat
Pendidikan rendah ke berbagai negara sering menimbulkan berbagai masalah,
industry pariwisata jauh lebih terhormat. Indutrialisai dalam negeri jika
berkembang dengan baik tentu dapat menciptakan kesempatan kerja secara luas.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas.

6
Andjar Prasetyo dan Mohammad Zaenal Arifin, Pengelolaan Destinasi Wisata yang Berkelanjutan dengan
Sistem Indikator Pariwisata. (Jakarta: Indocamp,2018)

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Dini Yulianti, Skripsi : DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada Masyarakat Pelaku Usaha
di Sekitar Objek Wisata Pantai Tanjung Setia, Pekon Tanjung Setia Kec. Pesisir
Selatan Kab. Pesisir Barat) (Lampung: IAIN Metro,2020)
Bhayu Rama, Tata Kelola Destinasi Wisata dan Perauran Perundangan Pariwisata (Depok:
PT Kansius,2020)
Sandra Woro Aryani Sunarti Ari darmawan “ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN
PARIWISATA PADA ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA
MASYARAKAT ( Studi Kasus pada Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta)” Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), Vol. 49 No. 2 tahun 2017.
Heru Pramono DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA TERHADAP EKONOMI,
SOSIAL DAN BUDAYA. Jurnal Cakrawala Pendidikan Nomor 1, Tahun XII,
Februar; 1993
I Gusti Bagus Arjana, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Jakarta:Rajawali Pers,2016)
Andjar Prasetyo dan Mohammad Zaenal Arifin, Pengelolaan Destinasi Wisata yang
Berkelanjutan dengan Sistem Indikator Pariwisata. (Jakarta: Indocamp,2018)

18

Anda mungkin juga menyukai