Anda di halaman 1dari 16

Makalah

PENGTINYA IPTEK DALAM ISLAM

(Makalahl ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam)

Disusun Oleh:

Mohamad Iqbal Gobel

PROGRAM STUDI TEKNIK M

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan kita segala nikmat,
rahmat dan kasih sayangNya yang tidak dapat kita hitung satu persatu. Salah satu kenikmatan
yang telah diberikan kepada saya yaitu mempu menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW,
yang senantiasa kita harapkan syafa’atnya di hari akhir nanti. Berikut ini, penulis
persembahkan sebuah makalah yang berjudul, “Pentingnya Iptek Dalam Islam” Penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis
sendiri. Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam
makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan
demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para pembaca. Semoga Allah
memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat.

Gorontalo, 18 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ....................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................................... iii
A. latar Belakang ............................................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... iv
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ iv
BAB II........................................................................................................................................ 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 1
A. Pengertian IPTEK ........................................................................................................... 1
B. IPTEK dalam Pandangan Islam ...................................................................................... 2
a. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek .............................................................................. 5
b. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek ................................................................... 6
C. MUSLIM HARUS MENGUASAI IPTEK ..................................................................... 8
BAB III .................................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................................ 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang

Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangatlah berpengaruh pada


cara serta pola hidup masyarakat sekarang ini, dimana hampir semua aspek dalam kehidupan
sangat dipengaruhi oleh adanya perkembangan IPTEK Hal itu terbukti dan semakin banyaknya
orang yang dalam kehidupannya sehari-hari sangat bergantung pada teknologi, contoh produk
dari kemajuan IPTEK yang tidak bisa lepas dari setiap orang salah satunya televisi, handphone,
ditambah lagi internet yang sedang marak di setiap penjuru dunia termasuk pelosok negeri Pada
dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari, namun
besarnya manfaat kemajuan IPTEK tersebut seiringan juga dengan pengaruh negatifnya dalam
semua bidang bahkan berpengaruh pada akhlak (perilaku), pola pikir keyakinan(aqidah), dan
cara hidup manusia itu sendiri. Sehingga pada kenyataannya teknologi telah menimbulkan
keresahan dan ketakutan dikarenakan kekhawatiran akan adanya penyalahgunaan teknologi
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Melihat problematika tersebut maka kita harus mengingat kembali pada agama atau
kenyakinan yang berfungsi sebagai pondasi dimana didalamnya sudah terdapat aturan dan
batasan-batasan dalam menjalankan kehidupan, agama yang terbaik tersebut adalah agama
islam Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan segala aspek kehidupan dan
batasan-batasan dalam menjalankan kehidupan, agama yang terbaik tersebut adalah agama
islam, Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan segala aspek kehidupan dan
segalanya telah diatur sesuai dengan perintah dari Allah SWT, termasuk pada perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai, ketika IPTEK disalahgunakan
maka itu merupakan perbuatan zalim yang tidak disukai oleh Allah SWT. Perhatikan
FirmanNya:

‫ك ِم َن ال د ُّنْ ي َ ا‬َ َ ‫َص ي ب‬


ِ ‫س ن‬ َ ْ‫اْل ِخ َر ة َ َو َل ت َن‬ ْ ‫َّار‬
َ ‫ك ّللاَّ ه ال د‬ َ ‫آ ت َا‬ ‫َو ا بْ ت َغ ِ ف ِ ي َم ا‬
‫ب‬ ُّ ‫ض إ ِ َّن ّللاَّ َ َل ي ِهح‬ ْ ‫ك َو َل ت َبْغ ِ الْ ف َ سَ ا د َ ف ِ ي‬
ِ ‫اْل َ ْر‬ َ ْ‫أ َ ْح سَ َن ّللاَّ ه إ ِ ل َ ي‬ ‫َو أ َ ْح ِس ْن كَ َم ا‬
‫الْ هم فْ ِس ِد ي َن‬

iii
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash: 77).

Bahkan dalam islam menuntut ilmu itu hukumnya wajib, seperti yang telah diterangkan
dalam hadits: Rasulullah saw bersabda: "Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin
maupun muslimah)." (HR. Ibnu Majah). Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai
peran agama islam dalam meluruskan problematika tersebut dengan mengangkatnya dalam
makalah berjudul "Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pandangan Islam".

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi?


2. Bagaimana pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi?
3. Bagaimana peran Muslim dalam menghadapi IPTEK yang terus berkembang?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud IPTEK.


2. Mengetahui hubungan antara Islam dan IPTEK.
3. Tantangan sebagai muslim dalam IPTEK di masa kini maupun mendatang.
4. Mengetahui beberapa tokoh ilmuan Islam yang berpengaruh dalam dunia internasional.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

D. Pengertian IPTEK

Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda
maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang
sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan di interpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang
secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala
yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Qur'an, ilmu
digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan
sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri
padasalah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu
disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapitidak mendalam
disebut generalis.

Pandangan Al-Qur'an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-


prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-A'laq:1-5). Istilah teknologi merupakan
produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah
satu unsur budaya sebagai hasilpenerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun
pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi
tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi
kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi diartikan sebagai "kemampuan
teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis".

Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan


kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa

1
ketimpangan ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang
berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber ilmu
yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan.Manusia diberi
kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur'an dan
sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi
(mutlak) karena bersumber dari allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (nisbi)
karena bersumber dari akal pikiran manusia. Iptek adalah kelengkapan hidup manusia
agar mampu dengan mudah mengelola dunia sesuai dengan kedudukan manusia
sebagai khalifah.

E. IPTEK dalam Pandangan Islam

Bagi ilmuwan, Al-Qur'an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur'an


banyak terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat,
memandang. berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam semesta ciptaan
Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan Al-Qur'an menantang
manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal mungkin.

Al-Qur'an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah
diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar manusia bertindak untuk
melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode, mengadakan observasi
dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh jagad ini, juga
terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa-bangsa zaman
dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

ِ ‫اْل َ ْر‬
‫ض‬ ْ ‫ت َو‬ َ ‫ق ه ِل ا نْ ظه هر وا َم ا ذ َا ف ِ ي ال سَّ َم‬
ِ ‫او ا‬
Artinya: "Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi..."(QS.
Yunus ayat 101).

Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan baik


secara nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut dalam surat Al-Mujadalah
ayat 11 yang artinya sebagai berikut:

2
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. Maksudnya sebagai berikut: sama-sama dari kelompok yang beriman,
maka Allah SWT akan masih meninggikan derat bagi mereka, ialah mereka yang
berilmu pengetahuan.

Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah suatu
sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini tercover
dalam surat

Ar-Ra'd syat 11, yaitu: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dari ayat
tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur'an telah mendorong
manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini harus
merupakan rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan
perkataan lain, rasa syukur atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan
mengembangkan terus keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan itu
akan selalu maningkat terus. Di dalam Al-Qur'an disebutkan juga secara garis besar,
tentang teknologi. Yaitu tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman
lainnya, tentang penciptaan mahluk hidup, termasuk manusia yang didorong hasrat
ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya.

Saintis Muslim seyogyanya menaruh perhatian pada ajaran Agama baik ketika
akan melakukan riset, menerima teori atau mengembangkan IPTEK sebab apa yang
dihasilkannya sepenuhnya untuk kebutuhan manusia, sedangkan Agama (Islam) suatu
sistem nilai hidup di dunia yang mengantarkan hidup yang kekal dan sesungguhnya
kehidupan. Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek
bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada al-Qur'an dan al-Hadits, tapi
yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada al-Qur'an dan al-Hadits.
Ringkasnya, al-Qur'an dan al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya
sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, harus
sesuai dengan al-Qur'an dan al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan al-Qur'an
dan al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek bertentangan dengan al-Qur'an dan al-
Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang
menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang

3
selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih
kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang.

Maka Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa'idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini
bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan, Maka ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.

Dengan begitu, hasil-hasil kemajuan IPTEK akan dijadikan sebagai sarana bagi
manusia untuk mengeksiskan dirinya sebagai khalifah di bumi, di samping sebagai
"abdun", hamba Allah. Ilmuwan yang beriman dan bertaqwa akan memanfaatkan
kemajuan IPTEK Menjaga, memelihara, melestarikan, keberlangsungan hidup
manusia dan keseimbangan ekologi dan bukan untuk fasad fil ardh (Kerusakan di
bumi). Firman Allah SWT:

ِ َّ ‫ت أ َيْ ِد ي ال ن‬
‫اس لِ ي ه ِذ ي ق َ هه ْم‬ ْ َ ‫ظَ َه َر الْ ف َ سَ ا د ه ف ِ ي الْ ب َ ِر َو الْ ب َ ْح ِر ب ِ َم ا كَ سَ ب‬
‫ض ال َّ ِذ ي عَ ِم ل هوا ل َ ع َ ل َّ هه ْم ي َ ْر ِج ع هو َن‬
َ ْ‫ب َ ع‬
Artinya: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"
(QS.Ar.Ruum: 41)

Dari ayat diatas, menjelaskan kerusakan yang disebabkan oleh tangan-tangan


manusia yang akan berdampak kembali pada manusia itu sendiri. Fenomena ini telah
terasa salah satunya disebabkan oleh: penyalahgunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada dasarnya " I mu pengetahuan dan teknologi dalam islam di arahkan
untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan. IPTEK merupakan alat atau media bukan
tujuan". (Toto Suryana:2008:140). Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi
jangan sampai mengatur manusia sebagai penciptannya. Untuk itu diperlukan upaya-
upaya untuk menyertakan nilai-nilai ke dalam IPTEK yang disebut dengan Islamisasi
ilmu pengetahuan, "Is amisasi ilmu pengetahuan bertujuan untuk menyertakan nilai-
nilai islam ke dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ilmu tidak berdiri

4
sendiri di tempat netral, namun menjadi dasar pemikiran ilmiah saat ini".(Toto
Suryana: 2008:140)

Cara islam sendiri memfilter ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu sesuai dengan
paradigma islam yaitu Aqidah islam sebagai dasar IPTEK dan syariat islam menjadi
standarisasi IPTEK. Dibawah ini adalah pemaparannya.

a. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek

Ini adalah cara pertama islam memfilter perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dikehidupan manusia, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala
konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa
oleh Rasulullah Saw. Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum
muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui
atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap mengekor Barat
dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam
konsep ilmu pengetahuan. paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan,
mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem
ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi
paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep
pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim.
Misalnya Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan
Aqidah Islam.

Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan


fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler
yang ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam
(bukan paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu
pengetahuan manusia. Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa
ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek
harus bersumber dari al-Qur'an dan al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek
harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur al-Qur'an dan Hadits dan
tidak boleh bertentangan dengan keduanya.

5
b. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek

Cara islam memfilter perkembangan IPTEK kedua Islam dalam perkembangan


iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek.
Ketentuan halal haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur
dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek
yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits
yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain
firman Allah:

َّ‫ك ف ِ ي َم ا شَ َج َر ب َ يْ ن َ هه ْم ث هم‬
َ ‫ك َل ي ه ْؤ ِم ن هو َن َح ت َّى ي ه َح كِ هم و‬ َ ِ ‫ف َ َل َو َر ب‬
ْ َ ‫ْت َو ي هسَ ل ِ هم وا ت‬
‫س لِ ي ًم ا‬ َ ‫ضي‬ َ َ ‫َل ي َ ِج د هوا ف ِ ي أ َنْ ف ه ِس ِه ْم َح َر ًج ا ِم َّم ا ق‬
Artinya: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,dannmereka menerima dengan
sepenuhnya.” (Qs. an-Nisaa' [4]: 65). Firman Allah yang lainnya

‫ا ت َّب ِ ع هوا َم ا أ هنْ ِز َل إ ِ ل َ يْ كه ْم ِم ْن َر ب ِ كه ْم َو َل ت َت َّب ِ ع هوا ِم ْن د هو ن ِ ِه‬


ً ِ‫أ َ ْو لِ ي َ ا َء ق َ ل‬
‫يل َم ا ت َذ َ كَّ هر و َن‬
Artinya: “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah
kamu mengikuti pemimin-pemimpin selain-Nya” (Qs al-A'raaf [7]:3).

Sabda Rasulullah Saw:

"Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya,
maka perbuatan itu tertolak" [HR. Muslim].

Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-
negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Selama
sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia

6
dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam
ajaran agama. Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan,
mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak
berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya
menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa,
memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio
pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara
a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun
menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.

Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan diganti
dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik segala ilmu
yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana yang secara
hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi
manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah Swt. yang
bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam.

‫ب ّللاَّ ه َم ث َ ًل كَ لِ َم ة ً طَ ي ِ ب َ ة ً كَ شَ َج َر ة طَ ي ِ ب َ ة‬
َ ‫ض َر‬ َ ‫أ َل َ ْم ت ََر كَ ي‬
َ ‫ْف‬
ْ َ‫أ‬
‫ص ل ه َه ا ث َا ب ِ ت َو ف َ ْر عه َه ا ف ِ ي ال سَّ َم ا ِء‬

ِ َّ ‫اْل َ ْم ث َا َل لِ ل ن‬
‫اس‬ ْ ‫ب ّللاَّ ه‬ ْ َ ‫ت ه ْؤ ت ِ ي أ هكه ل َ َه ا كه َّل ِح ين ب ِ إ ِذ ْ ِن َر ب ِ َه ا َو ي‬
‫ض ِر ه‬
‫ل َ ع َ ل َّ هه ْم ي َ ت َذ َكَّ هر و َن‬
Artinya: 24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, 25. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap
musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS.AL.Ibrahim:24-25)

Ayat diatas menjelaskan bahwasannya Allah SWT memberikan perumpamaan


Pohon sebagai integrasi antara akidah, syariah, dan akhlak atau iman, ilmu, dan
amal. Di awali dengan akar pohon yang diibaratkan sebagai iman yang
memperkokoh tegaknya ajaran islam, ilmu bagaikan batang pohon yang
mengeluarkan dahan-dahan itulah cabang-cabang ilmu pengetahuan sedangkan

7
amal ibarat buah yang di ibaratkan dengan teknologi atau hasil dari produk
teknologi. Dari beragam uraian di atas bahwasanya kita dapat melihat sendiri
bagaimana pandangan Islam terhadap Iptek. Dalam pedoman utamanya (Al-
Qur'an), banyak disebutkan sesuatu hal yang berkaitan dengan Iptek, hal ini
menunjukkan bahwa Islam sangat erat sekali dengan Iptek. Jadi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan wujud dari implikasi Al-Qur'an
yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di dalamnya yang menganjurkan manusia
untuk berfikir dan mengembangkan potensinya dalam pengetahuan.

Namun satu hal yang sangat disayangkan, umat muslim sangat rendah dalam
bidang Iptek, sehingga ketinggalan perkembangan dengan orang-orang non-
muslim. Semoga dengan ini umat Islam sadar dan mau mengembangkan
pengetahuannya dalam berbagia hal, sehingga menjadi umat yang berkualitas
dengan adanya ketakwaan dan pengetahuan yang ditinggi.

F. MUSLIM HARUS MENGUASAI IPTEK

Terhambatnya kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi


saat ini disebabkan umat Islam tidak memahami konsep dan mengoptimalkan
fungsinya sebagai khalifah di Bumi. Seharusnya, dengan memahami konsep dan
fungsinya sebagai khalifah di Bumi, umat Islam mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam rangka menguasai dan memanfaatkan alam demi
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Terlebih lagi. umat Islam adalah umat pilihan Allah
yang dianugerahi iman dan petunjuk berupa Al Quran dan sunnah rasul.

Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk
perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada.
Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada
syari'at Islam. Dorongan Islam lewat ayat Al Qur'an maupun hadits cukup kuat agar
muslim menguasai iptek. Betapa tidak, sebab jika diteliti secara seksama di dalam Al
Qur'an ayat yang terkait dengan syariat sekitar 150 ayat, dan yang terkait dengan sains
sekitar 756 ayat (Ensiklopedi Islam).

Disamping itu banyak hadits yang senada dengan itu, misalnya hadits yang berisi
tentang : 1) mencari ilmu wajib bagi muslim dan muslimat, 2) carilah ilmu walau di
negeri Cina, 3) carilah ilmusejak lahir jingga masuk liang kubur, 4) Ilmuwan/ ulama'

8
adalah pewaris nabi, 5) Barang siapa yang ingin menguasai dunia maka harus dengan
ilmu, barang siapa yang ingin meraih kebahagiaan akhirat maka harus dengan ilmu,
dan barang siapa yang ingin meraih keduanya maka harus dengan ilmu. Barang kali
dorongan itulah ilmuwan ilmuwan Timur Tengah pada puncak kejayaan Islam di abad
VII-XIV Masehi memiliki semangat tinggi menggeluti iptek. Dan kemudian
bagaimana dengan kita sekarang dan prospek mendatang. Walau belum sangat
menggembirakan, namun paling tidak sudah dapat dibanggakan, adanya beberapa
orang ilmuwan muslim yang meraih penghargaan gemilang dalam bidang iptek,
mereka diantaranya adalah :

1). Prof. Abdus Salam dari Pakistan pemenang Nobel bidang Fisika 1979,

2). Prof. Ali Javan dari MIT Boston adalah satu pioner Fisika Laser,

3). Prof. Ahmed Zewail dari Mesir pemenang Nobel bidang Kimia 1999.

4). Al Battani (858-929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga).

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses pencapaian segala sesuatu


yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga memperoleh
kejelasan. Teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan yang obyektif. Pengembangan IPTEK
yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak
akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam lingkungannya. Allah
memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada
kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu dan amarah.Karena pada dasarnya
Manusia mendapat amanah dari Allah sebagai khalifah untuk memelihara alam,
agar terjaga kelestariannya dan potensinya untuk kepentingan umat manusia.
Oleh karena itu perlunya keimanan sebagai pelengkap ilmu dalam
penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://dk.stmik-dci.ac.id/?post-pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-
dan-teknologi

http://www.teknoislam.com/2015/03/pandangan-islam-terhadap-
perkembangan.html

http://www.kompasiana.com/taufik.firmanto/islam-dan-
teknologi_5500429da333117f7251062b

http://dokumen.tips/download/link/pandangan-islam-terhdap-iptek

11

Anda mungkin juga menyukai