Disusun oleh:
Kelas: A
FAKULTAS FARMASI
KEDIRI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 MANFAAT
Memperluas cara berpikir masyarakat dengan memberikan informasi dan pengetahuan
baru, terutama kepada masyarakat yang belum mengetahui tentang khasiat dari tanaman
obat yang ada disekitar lingkungan rumah, seperti tanaman jahe, kunyit, kencur dan daun
sirsak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ETNOFARMAKOGNOSI
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
(Suharso, 2015)
Jahe merah mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein,
vitamin, mineral dan enzim proteolitik yang disebut zingibain. Aktivitas rimpang
jahe sebagai tanaman obat berkaitan dengan metabolit sekunder yang terkandung
didalamnya seperti oleoresin (3-5%), minyak atsiri (1-3%), lipid, pati, vitamin dan
zat mineral (Wardana,2002). Jahe merah lebih banyak digunakan sebagai obat
karena kandungan minyak atsiri dan oleoresinnya paling tinggi, sehingga lebih
ampuh menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Kandungan minyak atsiri
jahe merah berkisar antara 2,58 – 3,72% (bobot kering), jahe emprit 1,5 – 3,3%
sedangkan jahe gajah 0,82 – 1,68% dan kandungan oleoresin jahe merah juga lebih
tinggi dibandingkan jahe lainnya, yaitu 3% dari bobot kering (Saptiwi dkk, 2018).
Secara umum, jahe memiliki kandungan zat gizi dan senyawa kimia aktif yang
berfungsi preventif dan kuratif. Dari segi nutrisi, jahe mengandung kalori,
karbohidrat, serat, protein, sodium, besi, potasium, magnesium, fosfor, zeng,
folat, vitamin C, vitamin B6, vitamin A, riboflavin dan niacin. Beberapa
senyawa kimia aktif dalam rimpang jahe yang berefek farmakologis terhadap
kesehatan, antara lain: minyak atsiri dengan kandungan zat aktif zingiberin,
kamfena, lemonin, borneol, shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol, dan
zingeron. Sebagai bahan obat tradisional, jahe memiliki khasiat untuk
mencegah dan mengobati berbagai penyakit, seperti: batuk, kepala pusing,
rematik, sakit pinggang, masuk angin, bronchitis, nyeri lambung, nyeri otot,
vertigo, osteoarthritis (Aryanta, 2019).
Cara pembuatan
1. Rematik.
Diambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari dan 2 buah asam jawa yang sudah masak.
Jahe dicuci, diparut dan dicampur dengan asam jawa sampai merata. Ramuan
dioleskan pada pinggang yang sedang sakit (Aryanta, 2019).
2. Sakit kepala
Diambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari, dicuci bersih, dibakar, dan dimemarkan.
Diseduh dengan 1 gelas air dan ditambahkan sedikit madu atau gula aren, lalu
diminum (Aryanta, 2019).
3. Masuk Angin.
Diambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari dan dimemarkan, lalu dimasukkan ke
dalam 2 gelas air bersih dan diberi sedikit gula aren. Dididihkan selama 15 menit
hingga airnya tinggal separuh, lalu disaring. Ramuan diminum ketika masih hangat
2 kali sehari (Aryanta, 2019).
4. Batuk
Dimbil sekitar 2 rimpang jahe sebesar ibu jari. Iris tipi-tipis lalu rebus dalam air
hingga mendidih selama beberapa menit. Saring larutan jahe ini untuk
mendapatkan sarinya dan masukkan teh ke dalamnya. Minumlah
teh jahe untuk obat batuk ini selagi hangat (Aryanta, 2019).
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom: Phanerogamae
Division : Spermatophyta
Sub Division: Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Order : Scitaminales
Family : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Species : Kaemferia galangal
(Shetu et al, 2018)
Kencur (Kaempferia Galanga L.) memiliki batang berbentuk basal yang memiliki
ukuran kurang lebih 20 cm yang tumbuh dalam rumpun. Kemudian kencur
memiliki daun berwarna hijau berbentuk tunggal yang pinggir daunnya berwarna
merah kecoklatan. Bentuk dari daun kencur menjorong ada yang menjorong lebar
dan ada juga yang berbentuk bundar, untuk ukurannya daun kencur memiliki
panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, dengan ujung daun runcing pangkai berkeluk dan
tepi daun rata. Untuk permukaan daun bagian atas tidak mempunyai bulu tetapi
pada bagian bawah memiliki bulu yang halus. Kemudian untuk tangkai daun
sedikit pendekmemiliki ukuran berkisar antara 3-10 cm yang terbenam didalam
tanah, mempunyai panjang berkisar 2-4 cm yang memiliki warna putih. Jumlah
daun pada kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan yang saling
berhadapan (Haryudin, 2016).
Obat Herbal seperti kencur memiliki manfaat yang apabila dicampurkan dengan
bahan lain seperti minyak kelapa yang dapat meredekan kaki yang keseleo. Kencur
sendiri apabila sudah diolah menjadi minuman seperti beras kencur dapat
meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah dan menghilangkan masuk angina hal
ini dikarenakan didalam kencur terdapat beberapa senyawa seperti minyak atsiri,
saponin, flavonoid, triterpenoid, polifenol, dan essensial oils (Ethyl-trans-p-
methoxy cinnamate dan trans-ethyl cinnamate) yang diketahui memiliki banyak
manfaat (Setyawan 2012). Kandungan senyawa lainnya yang terdapat didalam
rimpang kencur adalah Etil parametoksisinamat (EPMS) senyawa ini merupakan
senyawa yang paling besar atau yang paling banyak jumlahnya yang ada didalam
rimpang kencur, Senyawa Etil parametoksinamat sering dipakai sebagai bahan
penelitian karena memiliki manfaat sebagai salah satu bahan dasar sediaan
kosmetik yaitu tabir surya (pelindung kulit dari sengatan sinar matahari) selain itu
juga terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa kencur memiliki
aktivitas sebagai obat asma, anti jamur dan antibakteri (Haryudin, 2016). Secara
etnobotani Kaempferia galanga digunakan sebagai obat diare, malnutrisi, rematik,
sakit maag, (Silalahi et al., 2015b), batuk, asma, gangguan saluran pencernaan,
demam, ramuan untuk meningkatkan stamina.
Cara pembuatan
1. Obat Batuk
- Haluskan beberapa siung kencur dan jahe, lalu larutkan dalam air hangat
lalu saring untuk mendapatkan sari perasannya.
- Untuk memperoleh sari perasan jahe dan kencur, Anda juga bisa merebus
kencur dan jahe bersaman di air sampai mendidih.
- Setelah itu, campurkan sari perasan kencur dan jahe dengan madu. Aduk
larutan tersebut hingga merata dan minum.
- Pertama-tama, cuci dulu beras Lalu rendam beras tersebut selama 1 jam dan
kemudian sisihkan.
- Kedua, siapkan air ke dalam panci untuk nantinya merebus
- Ketiga, rebus asam jawa, gula pasir, gula merah, dan jahe sebagai ke dalam
air hingga mendidih.
- Setelah itu, tunggu agar yang direbus tadi hingga agak dingin dan saring
airnya. Lalu, sisihkan.
- Kemudian, cuci kencur dengan air bersih dan kupas kulitnya lalu potong-
potong.
- Lalu, tiriskan air rendaman beras tadi.
- Setelah itu, masukkan beras, kencur, dan air rebusan gula tadi ke dalam
blender dan blender hingga halus.
- Selanjutnya, saring jamu beras kencur dan peras ampas hasil blenderan tadi
hingga benar-benar kering.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val. atau Curcuma longa L
(Larasati et al, 2018)
Kunyit mengandung minyak atsiri, pati, serat, protein (6,3%), lemak (5,1%),
mineral (3,5%), karbohidrat (69,4%), dan moisture (13,1%). Terdapat minyak
esensial (5,8%) yang diperoleh melalui distilasi uap dari rhizome/rimpang tanaman
kunyit yang mengandung phellandrene (1%), sabinene (0.6%), cineol (1%),
borneol (0.5%), zingiberene (25%) dan sesquiterpenes (53%). Curcumin
(diferuloylmethane) (3– 4%) membuat warna rhizoma kunyit menjadi kuning dan
terdiri dari curcumin I (94%), curcumin II (6%) dan curcumin III (0.3%). Derivat
dari curcumin berupa demethoxy, bisdemethoxy, dan curcumenol juga diperoleh
melalui distilasi uap rhizomanya. Kurkumin memiliki efek antioksidan,
antikarsinogenik, antiangiogenik, analgesik, antiplatelet, dan antimikroba, sehingga
dapat digunakan sebagai terapi beberapa penyakit seperti osteoarthritis, hepatitis,
dislipedimia, diabetes, obesitas, aterosklerosis, dan sindrom metabolic (Aziz,
2019).. Kurkumin juga dapat menghambat aktivitas COX-2. Sehingga ketika
terjadi penghambatan COX-2 maka pembentukan prostaglandin akan terhambat,
sehinggal akan terjadi penurunan suhu tubuh pada keadaan demam (Fahryl &
Carolina, 2019).
Ada banyak data dan literatur yang membuktikan bahwa rimpang kunyit
berpotensi besar dalam aktifitas farmakologi yaitu sebagai anti inflamasi, anti
imunodefisiensi, anti virus, anti bakteri, anti jamur, anti oksidan, anti karsinogenik,
dan anti infeksi (Fahryl & carolina, 2019)
Cara pembuatan
1. Ramuan jamu kunyit asam yang merupakan campuran kunyit dan asam jawa
(Tamarin-dus Indica L.) serta gula merah dapat digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit saat menstruasi, rasa pegal-pegal, dan nyeri pada
persendian.
2. Rebusan rimpang yang ditambah gula dan susu dapat mengobati sakit kuning.
3. Rimpang yang diiris-iris kemudian dicampur dengan gambir lalu diseduh
dengan air mendidih dapat digunakan sebagai obat kumur dan atau
pembengkakan gusi.
4. Rimpang kunyit yang digiling halus dapat digunakan untuk mengobati bengkak
dan rematik.
(Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. 2013)
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Ordo : Dicotyldonae
Classis : Ranunculales
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Species : Annona muricata Linn.
(Widyaningrum, 2012)
Cara pembuatan
1. Rebus 10 lembar daun sirsak dengan tiga gelas air sampai mendidih
2. Tunggu sampai air rebusan daun sirsak tersisa 1/3
3. Dinginkan lalu minum sampai habis
4. Rebusan daun sirsak tersebut bisa diminum setiap pagi agar cepat menurunkan
kadar asam urat dan gula darah bagi penderita Diabetes Melitus.
5. Selain mengonsumsi air rebusan daun sirsak, sebaiknya menghindari konsumsi
makanan tinggi purin agar asam urat segera mereda serta membatasi konsumsi
gula berlebih.
BAB III
METODE PENELITIAN
Tidak banyak rumah di dusun tempat saya tinggal yang masih mempunyai tanaman
obat dipekarangan rumah seperti tanaman tanaman jahe merah, kunyit, kencur, dan daun
sirsak. Kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikir. Karena mayoritas lebih memilih
membeli di pasar.
BAB IV
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
5.2.1 Bagi Penulis
Perlu membaca lebih banyak studi literatur dari jurnal Kesehatan atau jurnal
penelitian ilmiah terkait inovasi ilmu pengobatan tradisional untuk kesempurnaan
makalah.
5.2.2 Bagi Pembaca
Karena ilmu pengobatan selalu berkembang, maka pembaca diharapkan
mengupgrade ilmu pengetahuan dan wawasan melalui publikasi jurnal=jurnal
ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Hortikultural. 2016. Laporan Kinerja & Khasiat Tanaman Obat. Jurnal
publishing.
Abdi, M. A., Murdiono, W. E., & Sitompul, S. M. (2015). Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat
Pembuat Jamu di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso. Jurnal Produksi
Tanaman, Vol.10 (10), 1-7.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Murni, Pinta, Muswita, Harlis, Upik Yelianti, And Winda Dwi Kartika. 2015. Lokakarya
Pembuatan Herbarium Untuk Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Di Man
Cendikia Muaro Jambi‘, Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 30.2.
Wardana. 2002. Budi Daya Secara Organik Tanaman Obat Rimpang. Penebar Swadaya.
Jakarta. 127 hal.
Lentera, T. 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah: Si Rimpang Ajaib. Jakarta : AgroMedia
Pustaka.
Saptiwi, B. Sunarjo, L. dan Rahmawati, H . 2018. Perasan Jahe Merah (Zingiber officinale
var. rubrum) Terhadap Daya Hambat Bakteri Aggregatibacter
Actinomycetemcomitans. Jurnal Riset Kesehatan, 7 (2): 61 – 65.
Aryanta, I.W.R. 2019. Manfaat Jahe Untuk Kesehatan. E-Jurnal Widya Kesehatan,Volume 1,
Nomor ;2 Program Studi Ayurweda, Fakultas Kesehatan.Universitas Hindu Indonesia
Setyawan, E,. Putratama, P., (2012) Optimasi Yield Etil P -Metoksisinamat pada Ekstrak Oleoresin
kencur (Kaemferia galangal) Menggunakan pelarut etanol. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1.
Haryudin, W., & Rostiana, O. (2016). Karakteristik Morfologi Bunga Kencur (Kaempferia galanga L.).
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 19(2), 109-116.
Ibrahim H. (1999) Kaempferia galanga L. Medicinal and poisonous plants. Plant Resources of South -
East Asia.; 12(1): 334 -335.
Suharso. 2015. Pengaruh Macam Kosentrasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Dan Macam
Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Jahe Merah (Zingiber officinale
var.rubrum). Saintis. 7(2): 137-138
Larasati, E. et al. 2018. Karakterisasi Morfologi Dan Anatomi Kunyit (Curcuma Domestica)
Berdasarkan Perbedaan Ketinggian Tempat Sebagai Booklet Untuk Mata Kuliah
Morfologi Dan Anatomi Tumbuhan. Jurnal Pendidikan Biologi.
Fahryl, N., & Carolia, N. 2019. Kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai Terapi Artritis
Gout. Jurnal Majority, 8(1), 251- 255.
Aziz, A. 2019. Kunyit (Curcuma domestica Val) Sebagai Obat Antipiretik. Jurnal Ilmu
Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2,
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. 2013. Khasiat Kunyit Sebagai Obat
Tradisional dan Manfaat Lainnya. Vol. 19. No. 2. Hal: 7.
Widyaningrum, Herlina. 2012. Sirsak Si Buah Ajaib 10.000x Lebih Hebat dari Kemoterapi. Yogyakarta:
MedPress.
Utami, Prapty & Desty Ervira P. 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta: PT Argomedia
Pustaka.
Susanti, T. 2011. Daun Sirsak Vs Kemoterapi (Ribuan Kali Lebih Kuat). Trubus 494-Januari /
XLII. Hal: 15
Apriliana, E. & Syafira, A.U. 2016. Ekstraksi Daun Sirsak (Annona muricata) sebagai
Antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acnes. Jurnal
fakultas kedokteran, Vol.5. No.1.