INTRANATAL CARE
KELOMPOK VI
SAMSIR MAPPA,
ARIF TRI CAHYO
ZAHROTUL MAHNUNIN,
TRINIA SUCI OMEGA SIHOTANG
MARINI ANTIKA,
MUSTIKA SINDI,
ANDI MIRAWATI
B. TUJUAN UMUM
Agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pagi pasien
intranatal berdasarkan data dan keluhan-keluhan yang didapat dari pasien
C. TUJUAN KHUSUS
1. Mampu melaksanakan pengkajian asuhan keperawatan ibu inpartu
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan ibu inpartu
3. Mampu menyusun rencana tindakan (intervensi) pada asuhan keperawatan ibu
inpartu
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan (implementasi) pada asuhan
keperawatan ibu inpartu
5. Mampu melaksanakan evaluasi pada asuhan keperawatan ibu inpartum
6. Mampu mencatat perkembangan (dokumentasi) pada asuhan keperawatan ibu
inpartu
BAB II
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup kedunia
luar dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain (Mochtar, 2002). Primigravida
adalah seorang wanita yang sedang mengalami kehamilan pertama (Cunningham,
2006).
Internatal/ persalinan adalah suatu proses yang di mulai dengan adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks,
kelahiran bayi,dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah
(Dalam Buku Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode Nonfarmakologi).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit dan komplikasi.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada servik (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu bila kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
servik. (Repositori Riset Kesehatan Nasional RI 2019)
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya persalinan adalah:
1. Teori penurunan hormone
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone
progesteron dan esterogen. Progesteron bekerja sebagai penenang otot–otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar progesteron turun.
2. Teori progastalgin
Adanya prostaglandine yang dihasilkan oleh desidua merangsang terjadinya
kontraksi yang menyebabkan peristiwa persalinan.
3. Teori oksitosin
Pelepasan prostaglandine ini disertai dengan pelepasan oksitosin dari glandula
pituitaria posterior. Dilatasi segmen uterus bagian bawah pada akhir kehamilan
juga dipercaya merangsang pelepasan oksitosin yang dapat merangsang kontraksi
uterus.
4. Teori distensi Rahim
Pembesaran dan perenggangann rahim oleh isi rahim yang semakin membesar
menyebabkan terjadinya iskemia otot rahim sehingga sirkulasi utero plasenta
terganggu dan menyebabkan terjadinya peristiwa persalinan (Departemen
Kesehatan Jawa Tengah, 2004).
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda–tanda permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum
persalinan adalah :
a. Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul. Pada primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida terjadi saat partus mulai.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
c. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari uterus
e. Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun akan
bertambah bisa bercampur darah (Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004)
2. Tanda–tanda pasti persalinan yang terjadi beberapa saat sebelum persalinan
adalah:
a. Terjadinya his persalinan yang bersifat pinggang rasa sakit dan menjalar
kedepan yang sifatnya teratur, iterfal semakin pendek dan kekuatan semakin
besar, semakin bergerak kekuatan his semakin besar.
b. Pengeluaran lendir dan darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks
c. Pengeluaran cairan yang terjadi pada beberapa kasus ketuban pecah, dan
dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24
jam kemudian.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks telah mendatar dan pembukaan telah ada
3. Factor-faktor yang mrmpengaruhi persalinan
a. Power/kekuatan mendorong janin keluar
Power pertama pada persalinan adalah kekuatan yang dihasilkan kontraksi otot
rahim yang terjadi diluar kesadaran. Power terdiri dari 2 faktor, yaitu :
1) His
2) Tenaga mengejan
Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB namun
lebih kuat). Setelah kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek
pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot–otot perutnya dan
menekan diafragma kebawah. Hal ini berhasil bila pembukaan sudah
lengkap dan efektif sewaktu ada kontraksi.
3) Passage (jalan lahir)
4) Passager (janin)
Letak janin yaitu hubungan antara sumbu panjang ibu dan sumbu
panjang janin, dimana janin bisa melintang atau memanjang. Presentasi 8
yaitu bagian terendah janin yang berada di pintu atas panggul yang dapat
berupa kepala, bokong, bahu atau muka
5) Psikologi
Apabila ibu hamil mengalami stress psikologis, janin dan ibu akan
mengalami kondisi yang tidak baik, karena saat stress dapat menyebabkan
disekresinya epineprin yang dapat menghambat aktifitas miometrial
sehingga mengakibatkan tidak terkoordinasinya aktivitas uterus. Agar
tidak terjadi hal tersebut sang calon ibu harus diberikan support dan
dukungan, karena berdasarkan penelitian bahwa support emosional dan
fisik mempunyai hubungan signifikan dalam mempercepat persalinan.
4. Adaptasi yang terjadi selama proses persalinanantara lain:
a. Adaptasi janin:
1) Denyut jantung janin
Pemantauan denyut jantung janin memberi informasi yang dapat dipercaya
dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan
dengan oksigenasi. Denyut jantung janin rata–rata pada aterm adalah 140
denyut/menit, dan batas normalnya adalah 110 – 160 denyut/menit.
2) Sirkulasi darah janin
Dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah posisi ibu,
kontraksi uterus, tekanan darah dan aliran darah tali pusat. Kebanyakan
apabila janin yang sehat akan mampu mengkompensasi stres ini, biasanya
aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi
janin.
3) Pernafasan dan gerak janin
Pada waktu persalinan pervagina 7–24 ml air ketuban diperas keluar dari
paru–paru, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida
meningkat, gerakan janin masih sama seperti masa kehamilan tetapi akan
menurun setelah ketuban pecah.
b. Adaptasi ibu
1) Perubahan cardiofaskular
Selama proses persalinan pada setiap kontraksi 400 ml darah akan
dikeluarkan dari uterus dan masuk kesistem vaskuler ibu dan hal ini akan
meningkatkan curah jantung sekitar 10%-15% pada tahap pertama
persalina, dan sekitar 30%-50% pada tahap kedua persalinan untuk
mengantisipasi perubahan tekanan darah ibu. Aliran darah yang menurun
pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan kembali kepembuluh darah
perifer yang mengakibatkan tekanan darah meningkat adan frekuensi
denyut nadi menurun. Pada persalinan tahap pertama kontraksi uterus
meningkatkan tekanan sistolik 10 mmHg, sedangkan pada tahanan kedua
sekitar 30 mmHg dan tekanan disrtolik sampai 25 mmHg.
2) Perubahan pernafasan
Peningkatan aktifitas fisik dan peningkatam pemakaian oksigen terlihat
dari peningkatan frekuensi pernafasan sehingga jika pada tahap kedua
persalinan ibu tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen 2
kali lipat.
3) Perbahan berkemin
Selama persalinan ibu dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan
karena berbagai alasan, antara lain yaitu endema jaringan akibat tekanan
bagian presentasi, perasaan tidak nyaman dan rasa malu.
4) Perbahan integument
Adaptasi sistem integumen jelas telihat khususnya pada daerah introitus
vagina, meskipun daerah tersebut dapat merenggang saat proses persalinan
namun dapat terjadi robekan-robekan kecil sekalipun tidak dilakukan
episiotomy.
5) Proses pencernaan
Proses persalinan mempengaruhi alat pencernaan, bibir dan mulut menjadi
kering akibat bernafas melalui mulut, dehidrasi sebagai respon emosi
terhadap persalinan. Selama persalinan motilitas dana bsorbsi saluran
cerna menurun pada waktu pengosongan lambung menjadi lambat,
seringkali rasa mual dan memuntahkan makanan yang 11 belum dicerna,
mual dan sendawa juga sering terjadi sebagai respon refleks terhadap
dilatasi serviks lengkap.
6) Perubahan endokrin
Awal persalinan dapat diakibatkan karena penurunan kadar progesteron
dan peningkatan kadar esterogen, prostaglandine dan oksitosin,
metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat
proses persalinan.
5. Proses persalinan yang terdiri dari 4 kala
a. Kala 1 (pembukaan serfiks)
Pada kala ini pada primigravida terjadi pendataran serviks (effacement)
terlebih dulu baru terjadi pembukaan (dilatasi), sedangkan pada multigravida
pendataran serviks dan pembukaan dapat terjadi bersamaan (Cunningham,
2006).
Kala 1 terdapat 2 fase :
1) Fase laten
Tahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada pembukaan leher
rahim. His mulai teratur, muncul rasa sakit yang perlahan makin nyeri dan
sering serta makin lama, sejak pembukaan 0cm–3cm umumnya berjalan
lambat. Fase laten terjadi ± 8 jam pada primigravida dan ± 5 jam pada
multigravida. Pencatatan kondisi selama fase laten:
a) Djj setiap ½ jam
b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam
c) Nadi setiap ½ jam
d) Pembukaan serfikx setiap 4 jam
e) TD dan suhu setiap 4 jam
2) Fase aktif
Pada fase ini tahap awal pembukaan 4 cm – 10 cm. Terjadi ± 5 jam pada
primigravida. Pada fase ini bagian terendah bayi (biasanya kepala) mulai
turun kepanggul dan ibu mulai merasakan desakan untuk mengejan. Fase
ini dibagi menjadi 3 sub fase:
a) Fase akselerati (pembukaan menjadi 4 cm)
b) Fase dilatasi maksimal (pembukaan menjadi 9 cm)
c) Fase disalerasi (pembukaan menjadi 10 cm)
A. GAMBARAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Ny. K, Pendidikan : SMA
Umur : 26 tahun, Pekerjaan : ibu rumah tangga
Agama : islam, TMRS : 10 april 2022
Alamat : Martadinata RM :999999999
Keluhan : pasien mengatakan panas dan nyeri pada kemaluan dan perut skala 8-
9 hilang timbul seperti diiris dirasakan sejak tadi pagi , serasa ingin
mengejan dan BAB tapi tidak bisa keluar, perut serasa mengencang
dan sesekali dirasa kontraksi.
b. Riwayat kesehatan
pasien masuk jam 07.00 WIB, dengan G1 P0 A0, hamil minggu ke 37,
pembukaan satu, kenceng–kenceng mulai jam 04.15 WIB tanggal 18 Agustus
2008. Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan baru pertama kali hamil,
pasien belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, pasien tidak menderita
penyakit hipertensi, diabetes, jantung atau penyakit menular. Pasien hanya pernah
menderita sakit flu, batuk dan masuk angin. Riwayat penyakit keluarga : keluarga
pasien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular,
keluarga pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes,
jantung, dll. Riwayat kehamilan dan persalinan : pasien mengatakan baru pertama
kali hamil (G1P0 A0). Selama hamil pasien rutin memeriksakan kehamilanya
dibidan, masa kehamilan 37 minggu, HPHT 11 November 2007, HPL 18 Agustus
2008. Riwayat reproduksi seksual : menarche umur 13 tahun, lama 7 hari, siklus
28 hari, banyaknya dari hari pertama sampai hari ke 3, banyaknya 1 hari ganti
pembalut 3 kali, jenis dan warna merah tua.
c. Mekanisme kooping
Pola koping dan toleransi stress pasien mau membicarakan masalah yang
dihadapinya selama kehamilan kepada keluarga, suami ataupun pada orang
terdekatnya. Pola kepercayaan dan keyakinan (spiritual) selama kehamilanya
pasien lebih rajin menjalankan sholat 5 waktu, mengaji dan berdoa.
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: sedang, Kesadaran: composmentis. TTV: TD: 120/70
mmHg, N: 102x/menit, S: 37ºC, RR: 20x/menit. Pemeriksaan Head to Toe.
Kepala: bentuk masocepal, bersih, tidak ada lesi,rambut bersih, lurus, tidak mudah
rontok. Muka: bersih, terdapat tanda lahir diatas mata bagian kanan. Mata:
Simetris, konjungtiva anemis, seclera tidak ikterik. Hidung: bersih tidak ada lesi,
secret normal. Telinga: simetris, bersih tidak ada serumen. Mulut: bibir lembab,
warna kemerahan, gigi bersih tidak ada caries. Leher: tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid. Dada: Payudaya kanan kiri simetris, areolamamae
hiperpigmentasi, puting menonjol, tidak ada lesi, kolostrum belum keluar.
Abdomen: tidak ada lesi, peristaltic 15x/menit, Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah
pusat. Genetalia: pembukaan lengkap (10 cm), kepala janin mulai terlihat,
perinium menonjol, mengalir darah segar.
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium: HbSAg: (-), Hemoglobin: 13,79 g/dl normal
(12,0– 16,0), hematokrit: 40% normal (38 – 47%), leukosit: 11,0 10³/µl normal
(4,5 – 11,0), trombosit: 160 10³/µl normal (150– 440), terapi: amoxilin 500 mg 3 x
1 tablet, gramafik 500 mg 3 x 1 tablet, infus RL 16 tpm, Oksitosin 10 IU
intramuskuler.
2. Analisa Data
a. Data Subjektif
1) Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan, hilang timbul seperti diiris
2) Pasien mengatakan panas pada daerah kemaluan
3) Pasien mengatakan ia seperti ingin BAB
4) Pasien mengatakan kontraksinya kuat.
5) Pasien mengatakan ingin mengejan
b. Data Objektif
1) Pasien tampak meringis menahan nyeri
2) P : nyeri karena kontraksi,
Q : nyeri hilang timbul,
R : nyeri pada vagina dan perinium,
S : nyeri skala 8-9,
T : nyeri pada saat kontraksi.
3) Pasien tampak mulai berkeringat
4) Pasien tampak mengejan
5) Pasien tampak menarik nafas dalam
6) Pasien tampak mengelur-elus perutnya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan usaha mengejan dan distensi perineum
DS: - Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan
- Pasien mengatakan kontraksinya kuat
- TTV: S/N: 370C /102x/menit, TD: 120/80 mmHg, HR: 26x/menit
DO: - pasien tampak meringis menahan nyeri
- P : nyeri karena kontraksi
Q : nyeri hilang timbul,
R : nyeri pada vagina dan perinium,
S : nyeri skala 8-9,
T : nyeri pada saat kontraksi.
- Pasien mulai berkeringat
2. Kooping indifidu tidak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan
DS: - Pasien mengatakan kontraksinya kuat
DO: - Pasien tampak mengejan
- Pasien tampak mengelus-elus perutnya
- Pasien tampak meringis menahan nyari
3. Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi pada saat
mengejan
DS: - Pasien mengatakan ia seperti ingin BAB
DO: - Pasien tampak mengejan
- Pasien tampak mengelus-elus perutnya
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kategori: Luaran Utama: Interfensi utama:
Psikologis Tingkat nyeri Managemen Nyeri
Subkategori: nyeri Pemberian Analgetik
dan kenyamanan Tujuan:
Setelah dilakukan interfensi Obsrvasi:
Nyeri akut keperawatan selama ……………... 1. Identifikasi, lokasi,
Definisi maka tingkat nyeri membaik karakteristik, durasi, frekuensi,
Pengalaman dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
sensorik atau * 2. Identifikasi skala nyeri
emosional yang Mampu 3. Identifikasi respon nyeri non
1 2 3 4 5
berkaitan dengan beraktifitas ferbal
kerusakan jaringan ** 4. Identifikasi factor yang
actual/fungsional Keluhan memperberat dan
1 2 3 4 5
dengan onset nyeri memperingan nyeri
mendadak atau Gelisah 1 2 3 4 5 5. Identifikasi pengetahuan dan
lambat dan kesulitan keyakinan tentang nyeri
berintensitas ringan 1 2 3 4 5 6. Identifikasi pengaruh budaya
Tidur
hingga berat yang Menarik diri 1 2 3 4 5 terhadap respon nyeri
berlangsung kurang Perasaan 7. Identifikasi pengaruh nyeri
dari 3 bulan. 1 2 3 4 5 pada kualitas hidup
depresi
Meringis 1 2 3 4 5 8. Monitor keberhasilan terapi
Penyebab: Muntah 1 2 3 4 5 komplementer yang sudah
1. Agen penderita diberikan
Sikap
fisiologis( 1 2 3 4 5 9. Monitor efeksamping
protektif
2. Agen pencedera penggunaan analgetik
Ketenagaan
kimiawi 1 2 3 4 5 10. Identifikasi riwayat alergi obat
otot
3. Agen pencedera ** 11. Monitor TTV sebelum dan
fisik. frekuensi sesudah pemberian analgetik
1 2 3 4 5
Nadi 12. Monitor efektifitas analgetik
Gejala dan tanda Tekanan
mayor: 1 2 3 4 5 Terapeutik:
darah
1. Mengeluh nyeri Pola Nafas 1 2 3 4 5 1. Berikan tehnik non
Proses farmakologis untuk
Objektif: 1 2 3 4 5 mengurangi nyeri
berfikir
1. Tampak Focus 1 2 3 4 5 2. Fasilitasi istrahat dan tidur
meringis Nafsu makan 1 2 3 4 5 3. Pertimbangkan jenis dan
2. Bersikap sumber nyeri dalam pemilihan
Pola tidur 1 2 3 4 5
protektif strategi meredakan nyeri
frekuensi
3. Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 4. Diskusikan terapi analgetik
berkemih
meningkat yang disukai untuk mencapai
4. Gelisah analgesia normal (jika perlu)
5. Susah tidur 5. Pertimbangkan penggunaan
infus kontinu, aatau bolus
Gejala dan tanda opioid untuk mempertahankan
mayor subjektif: kadar dalam serum
(tidak tersedia) 6. Tetapkan target efektifitas
analgesic untuk
Objektif: mengoptimalkan respon pasien
1. Tekanan darah 7. Dokumentasikan respon
meningkat terhadap efek analgetik dan
2. Pola nafas efek yang tidak diinginkan
berubah
3. Nafsu makan Edukasi:
berubah 1. Anjurkan monitor nyeri secara
4. Proses berfikir mandiri
terganggu 2. Jelaskan efek terapi dan efek
5. Menarik diri samping obat
6. Berfokus pada
diri sendiri Kolaborasi:
7. Diaphoresis 1. Kolaborasi pemberian dosis
dan jens analgesic, sesuai
Kondisi klinis indikasi.
terkait:
1. Kondisi
pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom coroner
akut
5. Glaucoma
Kategori: Luaran Utama: Intervensi utama:
Psikologi Status Kooping Managemen kooping
Sub Kategori: Pemberian terapi
kooping indifidu Tujuan:
Setelah dilakukan interfensi Obsrfasi:
Kooping Indifidu keperawatan selama ……………... 1. Identifikasi persepsi mengenal
Definisi maka status kooping membaik masalah saat pembuatan
Ketidakmampuan dengan kriteria hasil keputusan
menilai dan *
merespon stresor Kemampuan Terapeutik:
dan memenuhi 1. Sediakan mengklarifikasi ilia
1 2 3 4 5
ketidakmampuan peran sesuai dan harapan yang membantu
menggunakan usia membuat pilihan
sumber-sumber Perilaku 2. Diskusikan kekurangan dan
yang ada untuk kooping 1 2 3 4 5 kelebihan dan kekurangan dari
mengatasi masalah. adaktif setiap solusi
Verbalisasi 3. Fasilitasi melihat situasi secaa
Penyebab: kemampuan realistis
1. Ketidakpercayaan 1 2 3 4 5 4. Motifasi mengungkapkan
mengatasi
terhadap masalah tujuan perawatan yang
kemampuan diri Verbalisasi diharapkan
mengatasi kelemahan 1 2 3 4 5 5. Hormati hak pasien untuk
masalah diri menerima atau menolak
2. Ketidaadekuatan Perilaku informasi
sistem pendukung 1 2 3 4 5 6. Fasilitasi menjelaskan
asrtif
3. Ketidaadekuatan Verbalisasi keputusan kepada orang lain
stategi kooping menyalahkan 1 2 3 4 5 jika perlu
4. Ketidaaturan atau orang lain 7. Fasilitahi hubungan antar
kekacauan Verbalisasi psien, keluarga dan tenaga
lingkungan rasional 1 2 3 4 5 kesehatan lainnya
5. Ketidakcakupan kegagalan
persuiapan untuk Edukasi:
Verbalisasi
menghadapi 1. Informasikan alternative solusi
pengakuan 1 2 3 4 5
stresor secara jelas.
masalah
6. Disfungsi sistem 2. Berikan informasi yang
keluarga diminta pasien
7. Krisis situasional
8. Krisis Dukungan penampilan peran:
maratusional Obserfasi
9. Kerentaan 1. Identifikasi berbagai peran dan
personalitas periode transisi sesuai tingkat
10. Ketidakpastian perkembangan
2. Identifikasi peran yang ada
Gejala dan Tanda dalam keluarga
Mayor
Subjektif:
pasien mengatakan
tidak mampu
mengatasi masalah.
Objektif
1. Tidak mampu
memenuhi peran
yang diharapkan
2. Menggunakan
mekanisme
kooping yang
tidak sesuai
Objektif
1. Penyalagunaan
zat
2. Memanipulasi
orang lain untuk
memenuhi
keinginannya
sendiri
3. Perilaku tidak
asertif
4. Partisipasi sosial
kurang
Kondisi klinis
terkait
1. Gangguan
perilaku
2. Gangguan
kecemasan
perpisahan
3. Delirum
4. Demensia
5. Gangguan
amnestik
Kategori: Luaran Utama: Tingkat Interfensi Utama:
Psikologis Ansietas Reduksi Ansietas
Subkategori: Terapi Relaksasi
integritas Ego Tujuan:
Setelah dilakukan interfensi Observasi:
Ansietas: keperawatan selama ……………... 1. Identifikasi saat tingkat
Definisi maka tingkat ansietas menurun ansietas berubah
Kondisi emosi dan dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi kemampuan
pengalaman * mengambil keputusan
subyektif indifidu 3. Monitor tanda-tanda ansietas
terhadap objek yang ** (verbal dan nonverbal)
tidak jelas dan Verbalisasi 4. Identifikasi penurunan tingkat
1 2 3 4 5
spesifik akubat kebingungan energy, ketidakmampuan
antisifasi bahaya Verbalisasi berkonsentrasi, atau gejala
yang kwatir akibat yang lain mengganggu
1 2 3 4 5
memungkinkan kondisi yang kemampuan kognitif
indifidu mekakukan dihadapi 5. Periksa ketegangan otot,
tindakan untuk Perilaku frekuensi nadi, tekanan darah,
1 2 3 4 5
menghadapi gelisah dan suhu sebelum dan sesudah
ancaman Perilaku latihan.
1 2 3 4 5
tegang 6. Identifikasi tehnik relaksasi
Penyebab: Keluhan yang pernah efektif digunakan
1. Krisis situsional 1 2 3 4 5
pusing 7. Monitor respon terhadap tehnik
2. Kebutuhan tidak Anoreksia 1 2 3 4 5 relaksasi
terpenuhi Palpitasi
3. Krisis diaphoresis Terapeutik:
maratusional 1 2 3 4 5 1. Ciptakan suasana terapeutik
tremor
4. Ancaman pucat untuk menumbuhkan
terhadap konsep *** kepercayaan
diri 2. Temani pasien untuk
5. Ancaman Konsentrasi mengurangi kecemasan jika
terhadap kematian 1 2 4 5 memungkinkan
pola tidur
6. Kekwatiran Frekuensi 3. Dengarkan dengan penuh
mengalami 1 2 3 4 5 perhatian
pernapasan
kegagalan Frekuensi 4. Tempatkan barang pribadi
7. Disfungsi 1 2 3 4 5 yang mrmberikan kenyamanan
nadi
mekanisme Tekanan 1 2 3 4 5 5. Motifasi mengidentifikasi
keluarga situasi yang mrmicu
8. Hubungan darah kecemasan
orangtua anak Kontak 6. Berikan informasi tertulis
1 2 3 4 5
tidak memuaskan mata tentang persiapan dan prosedur
9. Factor keturunan Pola tehnik relaksasi
1 2 3 4 5
10. Penyalahgunaan berkemih 7. Gunakan nada suara lembut
zat orientas 1 2 3 4 5 dengan irama lambat dan
11. Terpapar bahaya berirama
lingkungan 8. Gunakan relaksasi sebagai
12. Kurang terpapar strategi penunjang dengan
informasi analgesic atau tindakan medis
lain, jika sesuai.
Gejala Dan Tanda
Mayor Edukasi:
Subjektif: 1. Jelaskan prosedur termasuk
1. Merasa bingung sensasi yang ungkin dialami
2. Merasa kwatir 2. Informasikan secara factual
akibat ari kondisi mengenai diagnosis,
yang dihadapi pengobatan dan prognosis
3. Sulit berkontrasi 3. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
Objektif: 4. Anjurkan mengungkapkan
1. Tampak gelisah perasaan dan persepsi
2. Tampak tegang 5. Latihan tehnik relaksasi
3. Sulit tidur 6. Jelaskan tujuan, mamfaat
batasan dan jenis relaksasi
Gejala dan tanda yang tersedia
minor 7. Jelaskan secara rinci intervensi
Subjektif: relaksasi yang telah dipilih
1. Mengeluh pusing 8. Anjurkan mengambil posisi
2. Anoreksia yang nyaman
3. Palpitasi 9. Anjurkan rileks dan merasakan
4. Merasa tidak sensasi relaksasi
berdaya 10. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih tehnik yang
Objektif: dipilih
1. Frekuensi nafas
meningkat
2. Frekuensi nadi Kolaborasi:
meningkat 1. Kolaborasi pemberian obat
3. TD meningkat ansietas, jika perlu
4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata
buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi
terhadap masa
lalu
Kondisi terkait:
1. Penyakit kronis
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Penyakit
neurologis
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
E. EVALUASI KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 hari pada Ny. K, pasien intranatal
dibangsal Dahlia RS Pertamina Balikpapan penulis dapat menarik kesimpulan :
1. Berdasarkan data-data yabg diperoleh dari obserfasi pasien maupun catatan medis
pasien pada pengkajian yang dilakukan, maka kelompok menetapkan 3 diagnosa.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. K kelompok melakukan
kolaborasi dengan perawat ruangan, keluarga dan tenaga kesehatan lain.
3. Pada saat dilakukan evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada Ny. K
terdapat 2 masalah yang telah teratasi dan 1 masalah yang belum teratasi.
B. SARAN
Ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam pemberian asuhan
keperawatan agar menjadi lebih baik :
1. Memperbanyak waktu pendokumentasian dari pengajian sampai evaluasi.
2. Meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan tim dan tenaga kesehatan agar
intervensi yang diharapkan dapat tercapai.
3. Melanjutkan intervensi diagnosa keperawatan yang belum teratasi, diagnosa yang
muncul pada kasus Ny. K ada 3, yang 2 sudah teratasi dan yang 1 belum teratasi
a. Diagnosa yang belum teratasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan usaha mengejan dan distensi perineum.
b. Diagnose yang sudah teratasi:
1) Kooping indifidu tidak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan
2) Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defeksi pada
saat mengejan.
DAFTAR PUSTAKA
Mimin fajrotus Syahbiyah, Asuhan keperawatan pada Ny. U dengan internatal, 2019,
http://repository.unmuhjember.ac.id/6285/3/ABSTRAK-converted.pdf
Makalah kasus intranatal, 2019, http://repository.unmuhjember.ac.id/6285/4/BAB%20I-
converted.pdf
Alif Khaila, Intranatal Care Atau Standar INC 4, 2019,
https://www.academia.edu/38890189/MAKALAH_INTRANATAL_CARE
Konsep dasar internatal care, 2017,
https://www.academia.edu/41006163/KONSEP_DASAR_INTRANATAL_CARE
Repositori Riset Kesehatan Nasional, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019,
http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/63922
Rizka Sari Anggraini, Asuhan keperawatan pada Ny.K dengan intranatal pada
primigravida, 2009, http://eprints.ums.ac.id/6056/1/J200060037.PDF
Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium pada intranatal, 2022,
https://ykpbankbjb.or.id/content/post/20/pemeriksaan-laboratorium-untuk-ibu-hamil