Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Permasalahan Parkir
parkir. Berdasarkan lokasinya, parkir dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yakni parkir
pada badan jalan (on street parking) dan parkir di luar badan jalan (off street
fasilitas parkir di luar badan jalan, baik berupa taman parkir atau Iahan khusus parkir,
pada berkurangnya kapasitas jalan, adanya bottle neck, serta kesemrawutan dan
kemacetan lalulintas.
parkir pada umumnya dilakukan pada suatu Iahan yang mudah dijangkau ataupun
mudah diakses. Umumnya digunakan tepi jalan untuk kegiatan ini, yang dikarenakan
selain relatif dekat dengan jalan sebagai media penghubung antara satu tempat
dengan tempat lain, satu kepentingan dengan kepentingan lain, juga parkir pada
badan jalan dianggap lebih aman dibandingkan dengan parkir di daerah yang jauh
yang ada di badan jalan yang kadang tidak seimbang dengan permintaan parkir
kendaraan, akibat dari suatu bentuk aktivitas perekonomian ataupun kegiatan lain
yang menimbulkan bangkitan perjalanan maka dibutuhkan suatu Iahan tertentu yang
Bangkitan tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar badan jalan
Kedua masalah parkir tersebut secara umum terjadi pada hampir semua ruas jalan, lebih-
lebih daerah pertokoan dan perkantoran serta sekolah, yang mempunyai bangkitan parkir di
Pasar
Kawasan pasar yang ada, penyediaan dan pengaturan parkir belum memadai
sehingga pada jam puncak pagi hari umumnya menimbulkan masalah terhadap
Kawasan pertokoan dan perdagangan (pada ruas jalan) pada kondisi jam
terhadap kelancaran arus lalulintas karena tidak tersedia fasilitas parkir dan
pengaturan perparkiran di badan jalan yang belum baik. Kawasan pendidikan lainnya
seperti kampus juga sering memiliki masalah kurangnya lahan parkir, khususnya
untuk sepeda motor, akibat pertumbuhan jumlah mahasiswa setiap tahunnya yang
Komplek Perkantoran
namun ada kantor-kantor tertentu yang bangkitan parkirnya cukup besar, sehingga
Tempat Ibadah
kendaraan roda 4 yang memadai sehingga pada hari-hari tertentu sering terjadi
lonjakan bangkitan parkir yang besar sehingga tidak tertampung oleh fasilitas parkir
Pada umumnya pemukiman di dalam kota tidak tersedia fasilitas parkir untuk
pendekatan -yang didasarkan pada 2 (dua) aspek utama, yakni besaran supply dan
demand, atau dalam hal ini kajian terhadap besaran permintaan parkir dan kajian
Permintaan Parkir
Besaran permintaan parkir pada suatu kavasan ruas jalan sangat dipengaruhi
oleh pola tata guna lahan di kawasan yang bersangkutan, sehingga di dalam
penanganan masalah parkir harus pula diikuti dengan pengaturan mengenai pola tata
guna lahan yang disesuaikan dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota yang ada.
penyediaan fasilitas parkir minimal pada pusat kegiatan yang sudah ada atau pusat
kegiatan baru yang dapat dituangkan sebagai persyaratan dalam pembuatan IMB.
dilakukan di badan jalan dan di luar badan jalan dengan persyaratan yang tertentu.
Fungsi ruas jalan dari sisi pandang transportasi dapat dibagi dalam tiga bagian pokok
pergerakan arus lalulintas pejalan kaki, serta untuk keperluan berhenti atau parkir.
Fungsi ini apabila dikaitkan dengan masalah parkir maka akan didapat konsep-
sehingga lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan seharusnya tidak
diijinkan dan jumlah jalan akses ke ruas jalan arteri dibatasi seminimal
mungkin.
Problem yang juga seringkali terjadi pada daerah perkotaan adalah kurang
berfungsinya angkutan umum secara optimal. Sejarah kota-kota besar dunia telah
membuktikan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk mereduksi kemacetan
angkutan publiknya tidak berfungsi dengan baik dan cenderung menjadi opsi terakhir
masyarakat sebagai sarana transportasi. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti
dan ngetem di sembarang tempat, tidak terintegrasi dengan angkutan lain, hingga
ketidakandalan dari sisi waktu. Perkembangan tataguna lahan yang kurang didukung
yang dapat melayani dari pintu ke pintu (door to door sevice) menyebabkan angkutan
umum kurang menarik. Efisiensi angkutan umum juga kurang, sehingga tarif
cenderung naik yang tidak diimbangi dengan kenaikan pelayanan. Oleh karena itu,
adanya regulasi yang jelas terhadap eksistensi angkutan umum, yang menyangkut:
terjamin,
halte bus, terminal, rambu-rambu, ataupun fasilitas park and ride, yang
C. Permasalahan Pencemaran
yang cepat, andal, efisien, efektif, nyaman, ekonomis dan aman. Seluruh sistem
informasi dan data base yang akurat dan reliable. Sistem nłass rapid transit
menghubungkan kawasan sub urban dan rural ke kawasan urban dan CBD (Central
Business District) dan juga berpadu dengan angkutan lain seperti bus dengan jadwal
yang rapi dan headvvay yang diatur ketat. Tidak terdapat bus yang berhenti di
sembarang tempat karena bus hanya berhenti di tempat perhentian bus seperti halte
dan shelter. Halte yang disediakan pun bersih, aman dan nyaman. Sistem licketing
Terminal angkutan umum direncana dengan baik. Tak nampak antrean bus atau
metromini yang hendak berangkat atau datang, karena semuanya telah terjadwal tepat
pada waktunya.
Di beberapa kawasan bisnis (CBD), tidak lagi terlihat kendaraan pribadi yang
pejalan kaki berjalan di bawah rindangnya pepohonan, sementara di jalan raya hanya
berlalulalang angkutan umum seperti bus. Di antara jalur pedestrian dan jalan raya
PERENCANAAN TRANSPORTASI
A. Pemodelan Transportasi
1. Model verbal, yakni model yang menggambarkan keadaan yang ada dalam
bentuk kalimat. Misalnya, suatu kota yang dipenuhi dengan pepohonan yang
rindang dengan sungai yang mengalir dan taman taman yang indah.
2. Model flsik, yakni model yang menggambarkan keadaan yang ada dengan
ukuran yang lebih kecil. Misalnya model bendungan, model saluran, model
Model matematis transportasi dapat dijabarkan dalam bentuk bentuk berikut ini.
1. Deskriptif, yang menjelaskan keadaan yang ada, atau keadaan jika dilakukan