php/avicenna
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 4 No 2. Oktober 2021 (47 - 58) 47
The Effect of Time Differences and Cow Milking Techniques on the Number of
Escherichia coli
ABSTRAK
Latar Belakang: Boyolali merupakan daerah penghasil susu sapi. Sebagian besar
masyarakatnya bekerja sebagai petani sapi perah. Susu perah tergolong sebagai
bahan makanan bergizi tinggi. Susu perah tanpa dilakukan pengolahan sebelum
dikonsumsi, mudah mengalami kerusakan dan kontaminasi bakteri. Salah satu
bakteri yang mengkontaminasi susu yaitu Escherichia coli. Penggunaan mesin
pemerah modern dapat menekan jumlah bakteri, menjaga kesehatan ambing, dan
memperbaiki rendemen susu. Namun, peternak sapi perah di Boyolali masih
banyak melakukan pemerahan secara tradisional, sehingga kualitas susu tergolong
rendah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan teknik dan
waktu pemerahan susu terhadap jumlah bakteri Escherichia coli.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan total
26 sampel yang diambil di Kecamatan Musuk. Penelitian dilaksanakan bulan
Agustus 2020. Kontaminasi bakteri Escherichia coli diuji menggunakan metode
MPN. Analisis data menggunakan uji T.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nilai MPN terhadap perbedaan
teknik pemerahan susu sapi P sebesar 0,03. Bakteri Escherichia coli meningkat
pada teknik pemerahan tradisional sebesar 57,69% dan waktu pemerahan siang
hari meningkat sebesar 61,54%.
Simpulan: Dari hasil penelitian didapatkan perbedaan nilai MPN terhadap
perbedaan teknik pemerahan susu sapi P sebesar 0,03. Pada teknik pemerahan
tradisional, bakteri Escherichia coli meningkat sebesar 57,69%. Pada pemerahan
siang hari, bakteri Escherichia coli meningkat sebesar 61,54%.
Kata kunci: Susu sapi; Teknik Pemerahan; Waktu Pemerahan; Escherichia coli
ABSTRACT
Background: Boyolali is a cow's milk producing area. Most of the people work as
dairy farmers. Milk is a highly nutritious food. Milk without processing before
consumption, easily damaged and bacterial contamination. One of the bacteria
that contaminate milk is Escherichia coli. The use of modern milking machines
can reduce the number of bacteria, maintain the health of the udder, and improve
10.36419/avicenna.v4i2.530
Avicenna : Journal of Health Research, Vol 4 No 2 Oktober 2021 (47 - 58) 48
Verliana Maya Sari, Gravinda Widyaswara, F. Pramonodjati (Pengaruh Perbedaan Waktu Dan
Teknik Pemerahan Susu Sapi Terhadap Jumlah Bakteri Escherichia Coli )
milk yield. However, dairy cattle farmers in Boyolali still do a lot of traditional
milking, so the milk quality is relatively low.
Objective: This study aims to determine the effect of differences in technique and
milking time on the number of Escherichia coli bacteria.
Methods: This study uses observational analytical methods with a total of 26
samples taken in Musuk District. The research was conducted in August 2020.
Bacterial contamination of Escherichia coli was tested using the MPN method.
Data analysis using T test.
Results: The results showed that the difference of MPN value to the difference of
P cow milking technique is 0.03. Escherichia coli bacteria increased by
traditional milking techniques by 57.69% and daytime milking time increased by
61.54%.
Conclusion: From the results of the research, it is obtained that the difference in
MPN value to the difference in milking technique of P cow is 0.03. In traditional
milking techniques, Escherichia coli bacteria increased by 57.69%. During
milking during the day, Escherichia coli bacteria increased by 61.54%.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
yaitu uji penduga (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji
kelengkapan (completed test). Pada uji penduga memakai deret 9 tabung reaksi
yang masing-masing berisi media LB. Deret 9 tabung dihomogenkan secara
perlahan supaya sampel menyebar rata ke seluruh media. Kemudian dinkubasikan
seluruh tabung pada suhu 370C selama 1x24 jam. Tabung dinyatakan positif jika
terbentuk gas sebanyak 10% atau melebihi dari volume di dalam tabung durham.
Pada uji konfirmasi dilakukan inokulasi kuman dari tabung yang positif
menghasilkan gas pada uji penduga ke media BGLB. Media BGLB diinkubasi
370C selama 24 jam. Jumlah tabung positif yaitu terbentuknya warna keruh dan
gas dilihat dalam tabung durham berupa gelembung udara. Escherichia coli dapat
dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk
asam dan gas dan dibandingkan dengan table MPN 333. Pada uji kelengkapan,
dilakukan inokulasi kuman dari tabung yang positif pada uji konfirmasi ke media
EMB. Media EMB diinkubasi 370C selama 24 jam. Koloni bakteri Escherichia
coli berwarna hijau metalik dan bintik hitam di tengah koloni. Dilakukan uji
penguat dengan uji biokimia untuk memastikan apakah bakteri yang tumbuh
benar Escherichia coli, yaitu dengan uji IMVIC Escherichia coli.
Tahapan terakhir adalah tahapan pembuangan limbah. Adapun alat dan
bahan yang telah digunakan selama penelitian dimasukkan ke dalam autoklaf
bersuhu 121˚C selama 15 menit. Alat dicuci lalu dikeringkan sedangkan limbah
dibuang pada sampah medis. Sedangkan analisis data dengan menggunakan data
primer yang diperoleh dari sampel penelitian. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan dideskripsikan. Untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel yang diteliti, dilakukan analisa uji
proporsi dengan taraf signifikansi () sebesar 0,05 dengan rumus :
Z=
Hasil
1. Hasil MPN berdasarkan Teknik dan Waktu Pemerahan Susu Sapi
Pengambilan sampel susu pada pemerahan teknik tradisional 13 sampel dan
teknik modern 13 sampel. Pengambilan susu pada pagi hari 13 sampel dan siang
hari 13 sampel. Total keseluruhan sampel yaitu 52 sampel selanjutnya di uji
dengan uji beda dengan taraf signifikan sebesar 0,05.
Sampel yang diperoleh dari peternak sapi perah, diantaranya melebihi batas
maksimum cemaran mikroba yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional
7388 Tahun 2009. Sampel yang menunjukkan nilai < 3 MPN/ml masih belum
melebihi batas maksimum cemaran mikroba yang ditetapkan oleh Badan
Standarisasi Nasional. Standar ini digunakan untuk kategori produk susu segar
yang tidak dipasteurisasi untuk diproses lebih lanjut.
Perbedaan nilai MPN berdasarkan teknik pemerahan susu bisa dilihat pada
Tabel 2 di bawah ini.
Dilihat pada tabel 2 bahwa nilai p < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan
nilai MPN berdasarkan teknik pemerahan susu sapi. Penggunaan mesin modern
nyatanya lebih mengurangi tingkat terkontaminasinya susu oleh bakteri Coliform.
Sedangkan perbedaan nilai MPN berdasarkan waktu pemerahan susu sapi bisa
dilihat pada Tabel 3.
Pembahasan
Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang sering mengkontaminasi
susu yang berarti tidak baik untuk dikonsumsi, sebagaimana dibakukan dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI 7388:2009). Kejadian kontaminasi Escherichia
coli kemungkinan disebabkan karena adanya kontaminasi feses sapi selama
penanganan susu pada saat proses pemerahan. Susu bukan hanya merupakan
makanan yang baik bagi manusia tetapi juga bagi bakteri. Kontaminasi yang
terjadi pada susu dapat berasal dari badan sapi, lingkungan kandang, peralatan
perah, dan juga tangan pemerah yang terinfeksi selama penanganan susu (Fikri
dkk, 2017).
Selain itu sanitasi lingkungan yang kurang bersih sehingga masih terdapat
feses pada lantai kandang menjadi penyebab susu terkontaminasi oleh bakteri
Escherichia coli. Kejadian kontaminasi Escherichia coli kemungkinan disebabkan
karena adanya kontaminasi feses sapi selama penanganan susu pada saat proses
pemerahan maupun lama waktu susu di milk can sebelum diserahkan kepada
koperasi. Susu bukan hanya merupakan makanan yang baik bagi manusia
tetapi juga bagi bakteri. Kontaminasi yang terjadi pada susu dapat berasal dari
badan sapi, lingkungan kandang, peralatan perah, dan juga tangan pemerah yang
terinfeksi selama penanganan (Fikri dkk, 2017).
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di peternakan Y tentang
pengaruh perbedaan waktu dan teknik pemerahan susu sapi terhadap jumlah
bakteri Escherichia coli didapatkan presentase seperti gambar di bawah ini:
adanya kontaminasi yang berasal dari air yang digunakan dalam peternakan.
Menurut Manning (2010), air yang terkontaminasi Coliform merupakan sumber
pencemaran yang paling penting di sebuah peternakan karena bakteri ini dapat
bertahan hidup dalam sedimen air selama enam bulan, bahkan dapat bertahan
sepanjang musim dingin. Selain itu, air yang telah terkontaminasi dapat tercampur
dengan air tanah dan menjadi sumber penularan ke tanaman dan rumput
yang dimakan oleh ternak melalui sistem irigasi, serta dapat
mengkontaminasi danau, sungai dan sumber air lainnya yang berada di sekitar
ternakan.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh perbedaan teknik dan
waktu pemerahan susu sapi terhadap jumlah bakteri Escherichia coli dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai MPN terhadap perbedaan teknik
pemerahan susu sapi p sebesar 0,03, bakteri Escherichia coli meningkat pada
teknik pemerahan tradisional dengan presentase 57,69 % dan pada pemerahan
siang hari sebesar 61,54 %.
Saran
Peternakan susu sapi perah perlu melakukan edukasi kepada pegawai
tentang bagaimana cara pemerahan yang baik dan benar sehingga mampu
menurunkan angka kontaminasi susu oleh bakteri. Selain itu, perlu dilakukan
monitoring kesehatan hewan ternak secara berkala, menjaga sanitasi di
lingkungan kandang, membersihkan peralatan yang digunakan sebelum dan
sesudah digunakan dengan desinfektan, melakukan steriliasi pada alat yang akan
digunakan untuk pemerahan dan penyimpan peralatan pemerahan di tempat yang
bersih dan terpisah dari kandang.
DAFTAR PUSTAKA
Latifa, O. 2015. Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Susu Sapi Segar Dan
Susu Sapi Cair Kemasan Ultra High Temperature (UHT) Di Kecamatan
Mampang Prapatan. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Hal: 20-23.
Manning DS. 2010. Eschericia coli Infection. Chelsea House Pub. New York.
Nurhadi, M. 2012. Kesehatan Masyarakat Veteriner (Higiene Bahan Pangan Asal
Hewan dan Zoonosis). Gosyen Publishing. Yogyakarta.
Prayitno, A. 2009. Uji Bakteriologi Air Baku dan Siap Konsumsi dari PDAM
Surakarta Ditinjau dari Jumlah Bakteri Coliform. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Ressang, A. A dan Nasution A. M. 2010. Pedoman Mata Pelajaran Ilmu
Kesehatan Susu (Milk Hygiene) edisi 2. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Schutz, M., Ferree, M. 2012. Raw Milk Faqs. Purdue University. United States.
Sulistyati, M., Hermawan., A. Fitriani. 2013. Potensi Usaha Peternak Sapi Perah.
J.Ilmu Ternak. 1 (3): 17-23.
Taufik. E, Hildebrant, G., Kleer, J. N., Wirjajanto, T.I. 2008. Microbiological
quality of raw goat milk in Bogor Indonesia. Media Peternakan, 34 : 105-
111.
Usmiati, S., Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar Penelitisn
dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor.