i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam pembangunan adalah
bergairahnya sektor usaha. Kemajuan pada sektor usaha dengan sendirinya
memerlukan dana investasi yang cukup besar dalam rangka melakukan
pengembangan-pengembangan usaha.
Pasar modal adalah salah satu alternatif atau sarana dalam memobilisasi dana
masyarakat serta sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik modal. Menurut
Munir Fuady, pasar modal adalah “Suatu pasar dan dana-dana jangka panjang baik
utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana-dana jangka panjang yang
merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang
biasanya berbentuk saham”.1 Sedangkan I Nyoman Tjager menyebutkan bahwa
“Pasar Modal disamping sebagai sumber pembiayaan dunia usaha juga merupakan
wahana investasi bagi masyarakat pemodal, sehingga melalui pasar modal potensi dan
kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menjadi suatu kekuatan yang
nyata bagi peningkatan kemakmuran rakyat untuk mewujudkan masyarakat indonesia
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”.2
Pasar modal adalah industri yang sangat dinamis, atraktif, selalu berubah dan
mempunyai interdepedensi yang sedemikian tinggi dengan sektor jasa keuangan
lainnya di tingkat domestik, regional maupun global. Karakteristik tersebut membawa
konsekuensi terhadap perlunya regulator yang independen. Dari uraian tersebut, maka
menarik untuk dikaji mengenai Hukum Pasar Modal di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1
Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, h. 82
2
I Nyoman Tjegger, Pokok-pokok Materi Undang-undang Pasar Modal, Universitas Udayana, Bali, 1997, h. 97
1
4. Bagaimana proses go Publik sebuah perusahaan?
5. Jelaskan perusahaan publik dan keterbukaan informasi!
6. Sebutkan kejahatan dan penegakan hukum di pasar modal!
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar hukum pasar modal.
2. Untuk mengetahui hukum pasar modal dan instrumennya di pasar modal.
3. Untuk mengetahui perusahaan tertutup dan pasar terbuka.
4. Untuk mengetahui proses go publik sebuah perusahaan.
5. Untuk mengetahui perusahaan publik dan keterbukaan informasi.
6. Untuk mengetahui kejahatan dan penegakan hukum di pasar modal
2
BAB II
PEMBAHASA
Selanjutnya hukum pasar modal disusun dengan tujuan agar kegitan di pasar
modal berjalan dengan adil, tertib dan teratur. Menurut Michael J. Wasthon Q.C salah
satu prinsip yang harus diperhatikan ketika membuat aturan pasar modal adalah prinsip
keadilan (fairness in the market) yaitu mebuat aturan secara adil, menjamon
kesempatan, informasi, dan resiko yang sama dalam berinvestasi kepada semua
3
Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal, (Bandung: Alfabeta,2012) hlm.55.
4
Husnan Suad, Dasar -dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
AMP YKPN, 2005), hlm 3
5
Undang-undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasal 1 ayat 13
6
Iskandar Alwi, Pasar Modal Teori dan Aplikasi , (Jakarta: Yayasan Pancur Siwah,2003). Hlm 13
3
investor7
Dasar hukum pasar modal adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
2. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraab Kegiatan di
Bidang Pasar Modal
3. Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di
Bidang Pasar Modal
4. Keputusan Menteri Keuangan No. 645/KMK.010/1995 tentang Pencabutan
Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1995 tentang Pasar Modal
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No.
284/KMK.010/1995
5. Keputusan Menteri Keuangan No. 646/KMK.010/1995 tentang Pemilik Saham
atau Unit Penertaaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing.
6. Keputusan Menteri Keuangan No. 647/KMK.010/1995 tentang PemilikN Saham
Efek oleh Pemodal Asing
7. Keputusan Menteri Keuangan No. 455/KMK.010/1997 tanggal 4 September
1997 tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal
8. Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.010/2003 tanggal 17 Juli 2003
tentang Permodalan Perusahaan Efek
9. Keputusan Menteri KeuanganSeperangkat Peraturan Pelaksanaan yang
dikeluarkan Ketua Bapepam sejak tanggal 17 Januari 1996.
Agar sistem yang terbangun dipasar modal berjalan adil, tertib dan teratur, maka
kegiatan pasar modal perlu diatur dan dituangkan dalam hukum pasar modal. Hukum
pasar modal dalam perkembangan terdiri dari aturan yang sifatnya :
7
Michael J. Watson Q.C., “The Regulation of Capital Market:Market Manipulation and Insider Tranding”,
Makalah, hal. 2.
4
a. Institutional regulation, aturan yang mengatur kelembagaan pasar modal
b. Functional regulation, aturan yang mengatur aktivitas, prosedur, perizinan, dan hal-
hal lain yang memungkinkan berfungsinya pasar modal8
Hukum pasar modal harus mampu menentukan standar kompetensi dan perilaku
pihak yang terkait do pasar modal agar investor benar-benar mendapat saran investasi
dan jasa bidang pasar modal yang demikian kompleks dari pihak yang berkompeten.
Selain itu hukum pasar modal dibentuk dengan tujuan untuk menjamin kepercayaan
investor pada integritas pasar modal yang didukung dengan aturan mengenai ketentuan
modal, jaminan penyelesaian transaksi, asuransi, penyelesaian sengketa dalam hal
terjadi pelanggaran atau kejahatan pasar modal.9
Hukum pasar modal diciptakan dengan tujuan agar kegiatan pasar modal dapat
berjalan lancar. Untuk menciptakan hukum pasar modal yang ideal diperlukan
1. Aturan hukum yang bersifat substantif (substantive legal rules)
2. Sistem penyelesaian sengketa (dispute resolution system)
3. Penegak hukum (enforcement of judgements).10
8
Paul Nelsom, Capital Markets Law and Complience The Implications of MiFID, Cambridge University Press,
New York, 2008, hal. 8-9
9
Michael J. Waston Q.C. Op. cit., Hlm. 3
10
Andrew T. Guzman, Op. cit., Hlm.617
5
dengan jumlah tetap dan resiko yang lebih kecil jika dibandingkan saham
biasa
2. Obligasi
Surat berharga yang menunjukan penerbit obligasi (bond issuer) tersebut
memperoleh pinjaman dana dari pembeli obligasi (bond holder) dan memiliki
kewajiban untuk membayar kupon bunga secara berkala atas obligasi tersebut
serta kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada
pihak pembeli obligasi11
3. Reksadana
Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Jumlah keuntungan dari sebuah investasi reksadana akan diterima dari tiga
sumber yakni deviden, peningkatan nilai aktiva bersih(NAB) dan capital gain.
4. Right issue
Efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru
dengan harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Diterbitkan saat
penawaran umum terbatas
5. Waran
Waran adalah hak untuk membeli sebuah saham biasa dalam waktu dan harga
yang sudah ditentukan, dan biasanya waran dijual bersamaan dengan surat
berharga lain, misalnya obligasi dan saham.
1. Perusahaan Tertutup
6
tetapi transaksi jual belinya akan diserahkan kepada pemegang saham yang
bersangkutan. Jenis saham PT Tertutup adalah saham atas nama. Dengan
menggunakan saham atas nama, maka prosedur peralihan investor tidak mudah
dilakukan dan harus dilakukan dengan mekanisme tertentu. Pendiri PT tertutup tentu
saja memiliki tujuan tertentu. Salah satunya adalah menjamin kepercayaan dan
kelangsungan hidup perusahaan jika dikelola oleh orang terdekat baik keluarga
maupun kerabat dekat.
7
2. Perusahaan Terbuka
8
investor.
2. Menawarkan sekuritas seperti hutang atau ekuitas. Efek ini dapat digunakan
untuk meningkatkan modal yang dibutuhkan, menumbuhkan infrastruktur
bisnis, memperluas ke pasar baru atau berinvestasi dalam penawaran produk
baru.
3. Cenderung mendapatkan lebih banyak hubungan masyarakat dan menekan
media keuangan.
9
Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
•Periode pasar perdana yaitu ketika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin
emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk
•Penjatahan saham yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan
jumlah efek yang tersedia;
•Pencatatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa.
11
2. Keterbukaan Informasi
Keterbukaan dalam transaksi efek adalah seluruh informasi mengenai keadaan
usahanya yang menjadi aspek keungan, hukum, manajemen dan harta kekayaan
perusahaan yang akan melakukan emisi saham calon investor dapat memahami dan
memutuskan kebijakan investasinya. Tinjauan dari prinsip keterbukaan tersebut adalah
untuk terciptanya efisiensi dalam transaksi efek. Perdagangan efisensi adalah
perdagangan dimana para pihak yang berkepentingan dapat melakukan perdagangan
dengan mudah, cepat, dan dengan biaya yang relatif murah.
Pengertian tentang prinsip keterbukaan ditemukan dalam pasal 1 ayat (25)
Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal menentukan prinsip keterbukaan
adalah pedoman umum yang mensyaratkan emitmen, perusahaan publik dan pihak lain
yang tunduk pada undang-undang ini adalah untuk menginformasikan kepada
masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi materil mengenai usahanya yang
dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek yang dimaksud. Hukum
pasar modal dengan demikian memberikan porsi yang sangat penting terhadap
perlindungan investor ini.
Perlindungan ini terutama dilaksanakan melalui 2 cara yaitu : mekanisme
transparansi informasi (Full Disclosure Principle), prinsip full disclosure ini adalah
bentuk perlindungan investor yang dilakukan oleh pemerintah secara tidak langsung.
Pemerintah atau otoritas pasar modal dalam hal ini pada prinsipnya hanya berusaha
menjamin bahwa investor mendapat informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejelas
mungkin. Dalam hal ini otoritas pasar akan mewajibkan emitmen untuk selalu
memberikan informasi yang lengkap, jelas, dan tepat waktu kepada masyarakat.
Dengan demikian pada hakekatnya ada tiga tahap informasi yang wajib
disebarkan emitmen, yakni:
1. Informasi pada saat perusahaan melakukan penawaran umum
2. Informasi regular, berupa laporan triwulan dan tahunan
3. Informasi tentang kejadian penting yang terjadi.
Selain itu dalam pasal 107 Undang-undang Pasar Modal menegaskan bahwa
13
setiap pihak yang sengaja bertujuan menipu atau merugikan pihak lain atau
menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan, mengubah, menyembunyikan
atau memalsukan catatan atau pihak yang memperoleh ijin, persetujuan atau pendaftaran
dari Bapepam termasuk emitmen dan perusahaan publik dengan pidana penjara paling
lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00.
Pada dasarnya keterbukaan informasi dalamkegiatan pasar modal dilakukan oleh
lembaga penunjang pasar modal, dan tanggungjawab masing-masing profesi penunjang
pasar modal tersebut terbatas pada pendapat atau keterangan yang diberikannya dalam
rangka pernyataan pendaftaran. Oleh karena itu pemodal hanya dapat menuntut ganti
rugi atas kerugian yang timbul dari pendapat atau penilaian yang diberikan profesi
penunjang pasar modal tersebut.
Dalam Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 dicantumkan juga
ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda setinggi-tingginya 15 milyar.
Dengan melihat ancaman pidana tersebut dapat dikatakan bahwa perdagangan orang
dalam tersebut dikategorikan ke dalam tindak pidana kejahatan. Kemajuan ini terlihat
pula dengan diberinya wewenang bagi Bapepam untuk melakukan kegiatan pemeriksaan
dan penyidikan atas pelanggaran tersebut, sebagaimana dicantumka dalam Undang-
undang No. 8 Tahun 1995. Untuk melakukan penyidikan ini maka pejabat pegawai
negeri sipil dilingkungan Bapepam diberi wewenang khusus untuk melakukan
penyidikan tindak pidana di bidang pasar modal. Hal mana tentunya dikaitkan dengan
ketentuan yang berlaku.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan
menjual (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan hasil penjualan tersebut nantinya
akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan.
Hukum pasar modal diciptakan dengan tujuan agar kegiatan pasar modal dapat
berjalan lancar. Terdapat beberapa instrument di pasar modal yaitu saham, obligasi,
reksadana, right issue, dan waran. Perusahaan tertutup adalah suatu perseroan terbatas
yang belum pernah menawarkan sahamnya kepada publik melalui penawaran umum
dan jumlah pemegang sahamnya belum sampai kepada jumlah pemegang saham dari
suatu perusahaan publik. Perusahan terbuka adalah suatu Perseroan Terbatas yang
sahamnya ditawarkan kepada masyarakat umum. Artinya, siapa saja yang ingin
bertransaksi dengan perusahaan terbuka, akan melakukan jual beli di pasar modal.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
diatas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Dr. Nor. (2013). Pasar Modal: Acuan Teoritis dan praktis Investasi di Instrumen
keuangan Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nelsom, Paul. (2008). Capital Markets Law and Complience The Implications of MiFID. New
York: Cambridge University Press.
Sri, Fudji. (2010). Mengenal Pasar Modal : Insrumen Pokok dan Proses Go Publik Vol.3
No.5. Salatiga: STIE AMA.
Suad, Husnan. (2005). Dasar -dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Sumantoro. (1990). Pengantar Tentang Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tjegger, I Nyoman. (1997). Pokok-pokok Materi Undang-undang Pasar Modal. Bali:
Universitas Udayana.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasal 1 ayat 13
Watson, Michael J.. “The Regulation of Capital Market:Market Manipulation and Insider
Tranding”. Makalah.
16
17