PRAKTIKUM BETON
DisusunOleh :
KELOMPOK 3
UNIVERSITAS MADURA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BETON
202/2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, inayah serta hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Beton ini sebagaimana yang telah ditetapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun,
3
LEMBAR ASISTENSI
Kelompok : 3 (Tiga)
Fakultas : Teknik
1 2 3 4
4
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTAN
Kelompok : 3 (Tiga)
Fakultas : Teknik
1 2 3 4
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................i
LEMBAR ASISTENSI...........................................................................................iii
6
3.1 KADAR AIR
7
3.1.1 Peralatan.....................................................................................................
3.2.1 Peralatan.....................................................................................................
3.3.1 Peralatan.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kelemahan utama dari beton adalah, kekuatan tariknya, yang jauh lebih
kecil dibandingkan dengan kuat tekan. Hal ini melahirkan berbagai kombinasi
beton dengan material lain untuk mengkompensasi kelemahan tersebut. Material
baja adalah material yang paling umum dikombinasikan dengan beton. Hal ini
disebabkan sifat-sifatnya yang saling melengkapi dan dapat bekerja sama dengan
baik.
Kekuatan beton mempunyai beberapa aspek antara lain kuat tekan (fc’), kuat
tarik (ft), dan riwayat kekuatan. Kekuatan beton merupakan fungsi waktu, sejak
mulai pengecoran sampai suatu waktu dimana kekuatan telah konstan. Sifat
geologi beton juga member variasi yang signifikan pada suatu populasi, sehingga
kekuatan beton dikategorikan variable acak.
2
rendah menghasilkan beton yang lebih kuat, namun campuran cukup
kental sehingga lebih sulit dikerjakan (workability rendah), dan juga
sebaliknya.
3
1.2 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam laporan ini untuk mengetahui :
1.3 MANFAAT
Berdasarkan maksud dan tujuan di atas, maka kami dan pembaca dapat :
4
BAB II
DASAR TEORI
Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air (Ww) yang
dikandung didalam tanah dengan berat butiran (Ws) sampel tanah. Kadar air didalam
tanah dinyatakan dalam persen. Jumlah air yang dapat ditahan oleh tanah dinyatakan atas
dasar berat atau volume. Dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan atau isi
selama pengeringan. Cara penerapan kadar air yang dapat dilakukan dengan sejumlah
tanah yang basah yang dikeringkan dalam oven dengan suhu 100℃ sampai 110℃ selama
24 jam. Air yang hilang karena pengeringan merupakan jumlah air yang terkandung
dalam tanah tersebut.
2.3.1 PENDAHULUAN
Pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah mempunyai ukuran dan
bentuk yang beraneka ragam, baik pada tanah kohesif maupun tanah non-kohesif. Sifat suatu
tanah banyak ditentukan oleh ukuran butir dan distribusinya. Sehingga didalam mekanika
tanah, analisa ukuran butir banyak dilakukan/dipakai sebagai acuan untuk mengklasifikasikan
tanah.
5
Analisa Ayakan (sieve analysis) : Untuk kandungan tanah yang berbutir kasar (pasir,
kerikil)
Analisa hidrometer (hydrometer analysis) : Untuk kandungan tanah berbutir halus
(Lolos ayakan No.200).
6
BAB III
PENGUJIAN MATERIAL
3.1.1 PERALATAN
1) Oven
2) Timbangan
3) Cawan
2) Siapkan talam
3.2.1 PERALATAN
1. Saringan terdiri dari dua ukuran yang bagian bawah dipasang saringan nomor 200
(0,075 mm) dan di atasnya, saringan Nomor 16 (1,18 mm).
2. Wadah untuk mencuci mempunyai kapasitas yang dapat menampung benda uji
sehingga pada waktu pengadukan (pelaksanaan pencucian) benda uji dan air pencuci
tidak mudah tumpah.
3. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0,1 % dari berat benda uji.
4. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5°C).
7
3.2.2 PROSEDUR PERCOBAAN
3) Masukan air pencuci yang sudah berisi sejumlah bahan pembersih ke dalam
wadah,sehingga benda uji terendam.
4) Aduk benda uji dalam wadah sehingga menghasilkan pemisahan sempurna antara
butir-butir kasar dan bahan halus yang lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm).Usahakan
bahan halus tersebut menjadi melayang di dalam larutan air pencuci sehingga
mempermudah memisahkannya.
5) Tuangkan air pencuci dengan segera di atas saringan Nomor 16 (1,18 mm) yang
dibawahnya dipasang saringan Nomor 200 ( 0,075 mm ) pada waktu menuangkan air
pencuci harus hati-hati supaya bahan yang kasar tidak ikut tertuang.
6) Ulangi pekerjaan butir (3), (4) dan (5), sehingga tuangan air pencuci terlihat jernih.
7) Kembalikan semua benda uji yang tertahan saringan nomor 16 (1.18mm) dan nomor200
(0,075 mm) ke dalam wadah lalu keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C, sampai
mencapai berat tetap, dan timbang sampai ketelitian maksimum 0,1 % dari berat contoh.
8) Hitung persen bahan yang lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm).
3.3.1 PERALATAN
a) Alat
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
2. Satu set saringan; 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”); 19,1 mm
(¾”); 12,5mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8 (2,36 mm); No.16
(1,18 mm); No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300 mm); No.100 (0,150 mm);
No.200 (0,075 mm).
3. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)°C.
8
4. Alat pemisah contoh.
5. Talam-talam.
6. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya
b) Benda Uji
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak;
benda
uji disiapkan berdasarkan standard dan terkait terkecuali apabila butiran yang
melalui saringan No 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-
syarat
ketelitiannya tidak menghendaki pencucian.
1) Ukuran Agregat Halus
1. Ukuran maks. 1/2”
2. Ukuran maks 3/8”
3. Ukuran No. 4 (4.75 mm)
4. Ukuran No. 8 (2.36 mm)
5. Ukuran No. 16 (1.18 mm)
6. Ukuran No. 30 (0.6 mm)
7. Ukuran No. 50 (0.3 mm)
8. Ukuran No. 100 (0.15 mm)
9. Ukuran No. 200 (0.075 mm)
2) Ukuran Agregat Kasar
1. Ukuran maks. 3"
2. Ukuran maks. 2,5"
3. Ukuran maks. 2"
4. Ukuran maks. 1/2"
1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (I l0 ± 5)°C, sampai berat
tetap.
2. Timbang agregat kasar / agregat halus sebanyak 3000 gram. Taruh ke dalam
ayakan berukuran paling besar. Misalkan pada uji saringan agregat kasar
agregat yang sudah ditimbang ditaruh ke dalam ayakan ukuran 3”.
9
3. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama 15 menit.5. Ukuran maks. 3/8"
10
BAB IV
ANALISA DATA
NO. Cawan 1 2
Brt.Cawan+Tanah Basah (grm) 136,8 136,59
Brt. Cawan + Tanah Ker (grm) 136,55 136,41
Berat Cawan (grm) 53,73 45,03
Berat Air (Ww) (grm) 0,25 0,18
Berat Tanah Kering (WO) (grm) 82,82 91,38
Kadar Air (W ) 0,302 0,197
Kadar Air (% ) 0,249
AGREGAT KASAR
Ww
Kadar air (ω ¿ = x 100%
Ws
❑
= 116,78 x 100%
11
Berat Tanah Kering (Ws) = (Beratcawan + tanahsetelahdioven) –
(Beratcawan)
= 170,50 – 53,72
= 116,78
Berat Air (Ww) = (Beratcawan + tanahbasah) – (Beratcawan + tanahkering)
= 171,04 – 170,50
= 0,54
KADAR AIR Agregat Kasar
NO. Cawan 1 2
Brt.Cawan+Tanah Basah (grm) 171,04 155,66
Brt. Cawan + Tanah Ker (grm) 170,5 155,2
Berat Cawan (grm) 53,72 53,75
Berat Air (Ww) (grm) 0,54 0,46
Berat Tanah Kering (WO) (grm) 116,78 101,45
Kadar Air (W ) 0,462 0,453
Kadar Air (% ) 0,458
AGREGAT KASAR
Berat kering benda uji awal
12
w 3=w 1−w 2=1130−115=1015
Kering benda uji sesudah pencucian
w 5=w 4−w 2=1118−115=1003
Bahanlolossaringannomor 200 (0,073mm)
w 3−w 5
w 6= x 100 %=1,18 %
w3
13
Berat Tertahan 130,39
9. No. Ayakan 100 = x 100= x 100=4,40 %
Total Berat Tertahan 2960
Berat Tertahan 819,17
10. No. Ayakan 200 = x 100= x 100=27,67 %
Total Berat Tertahan 2960
Berat Tertahan 28,37
11. Pan = x 100= x 100=0,96 %
Total Berat Tertahan 2960
14
9. No. Ayakan 100 = % tertahan kumulatif no. 50 + % tertahan ayakan
no.100
= 66,965 + 4,40
= 71,369 %
10. No. Ayakan 200 = % tertahan kumulatif no. 100 + % tertahan ayakan
no.200
= 71,369 + 27,67
= 99,042 %
1 2 3 4 5 6
Berat Tertahan ( Gram % Tertahan
Ukuran Butir & no Ayakan Ukuran Butir ( MM ) % Lolos Komulatif
) Ayakan Komulatif
3/4 19,05 0 0,00 0,00 100,00
1/2 12,7 19,27 0,657 0,657 99,34
3/8 9,5 16,51 0,56 1,220 98,78
4 4,75 76,00 2,59 3,813 96,19
8 2,36 132,37 4,51 8,327 91,67
16 2,36 370,82 12,65 20,975 79,02
30 1,19 663,72 22,64 43,613 56,39
30 0,6 703,62 24,00 67,612 32,39
100 0,15 130,39 4,45 72,060 27,94
200 0,075 819,17 27,94 100,000 0,00
TOTAL 2932
AGREGAT KASAR
15
Berat Tertahan 275
6. No. Ayakan 3/8" = x 100= x 100=9,291 %
Total Berat Tertahan 2960
Berat Tertahan 225
7. No. Ayakan 4" = x 100= x 100=7,60 %
Total Berat Tertahan 2960
Berat Tertahan 9
8. No. Ayakan 8" = x 100= x 100=0,304 %
Total Berat Tertahan 29,60
Berat Tertahan 4
9. No. Ayakan 16" = x 100= x 100=0,14 %
Total Berat Tertahan 2960
Berat Tertahan 2
10. No. Ayakan 30" = x 100= x 100=0,068 %
Total Berat Tertahan 2960
Berat Tertahan 9
11. Pan = x 100= x 100=0,30 %
Total Berat Tertahan 2960
16
= 99,493 %
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20