Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN SP (1) PADA PASIEN

DENGAN KEHILANGAN DISFUNGSIONAL


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : Ns. Sri Supami, SPd, Skep, MKes

Disusun oleh kelompok 1 :


1. Nisa Nur Fitra
2. Melati Fadiah pramana
3. Nenden Setia Asrifah
4. Rini Apriyanti
5. Rifa Puspita
6. Rhelisa Puspitaloka
7. Selsa Arpiani
8. Siti Sopiyatul H
9. Septi Hijrah Rahayu
10. Sindi Pratiwi
11. Rahmawati Devi
12. Nopita Widia Sari

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ICHSAN MEDICAL CENTRE BINTARO
2021
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Seorang laki-laki usia 34 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
mengendarai motor tertabrak kendaraan lain sampai terjatuh, kaki kiri fraktur
dan harus di amputasi, setelah pos amputasi pasien setiap ditanya tentang kaki
kirinya selalu marah-marah, pasien mengatakan kesal kakinya tidak lengkap
lagi dan dikatakan berulang-ulang, kadang-kadang ekspresi wajah tampak
kesal dan menangis apabila melihat kakinya pos amputasi.

2. Diagnosa Keperawatan
Kehilangan Disfungsional

3. Tujuan
Umum (TUM)
Klien merasa lebih tenang dalam membina hubungan saling percaya dengan
perawat dan klien dapat merasa nyaman saat berinteraksi dengan perawat

Tujuan Khusus (TUK)

a. Klien mampu mengenali dan mengekspresikan emosi dan fikiranya


b. Klien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif
c. Klien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tang
berkenaan dengan perawatannya sendiri
d. Klien mampu termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis

4. Tindakan Keperawatan
SP (1) Mengembangkan Harapan Positif (Afirmasi Positif)
a. Bina hubungan saling percaya
1) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien
sesuai nama panggilan yang disukai
2) Menjelaskan tujuan interaksi : melatih pengendalian kehilangan agar
penyembuhan lebih cepat
3) Membuat kontrak dua kali pertemuan latihan pengendalian
kehilangan
b. Bantu pasien mengenal kehilangan
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien mengenal penyebab kehilangan
3) Bantu pasien menyadari perilaku akibat kehilangan
4) Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi
area-area situasi kehidupan yang tidak berada dalam kemampuannya
untuk mengontrol
5) Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kehilangan
c. Diskusikan tentang masalah yang duhadapi pasien tanpa memintanya
untuk menyimpulkan
d. Identifikasi pemikiran negatif dan bantu untuk menurunkan melalui
interupsi atau subtitusi
e. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
f. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien
g. Identifikasi persepsi pasien yang tidak tepat, penyimpangan dan
pendapatnya yang tidak rasional

5. Strategi Komunikasi
1) Tahap Orientasi :
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi pak perkenalkan saya suster relisa, bapak bisa
memanggil saya suster relisa. Saya yang berdinas pada pagi hari ini
sampai jam 2 siang nanti. Nama bapak siapa? Bapak senangnya
dipanggil apa ? baik kalau begitu bapak jimin
b. Evaluasi atau validasi
Bagaimana keadaan Bapak pagi hari ini? Eum bapak sedang merasa
kesal dan marah yah pak.
c. Topik
Tampaknya bapak sedang memikirkan sesuatu, bagaimana jika
sekarang kita berbincang-bincang tentang tentang perasaan bapak
saat ini ?
d. Tujuan
Tujuanya itu untuk melatih pengendalian kehilangan agar
penyembuhan bapak nantinya lebih cepat
e. Waktu
Baik, Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang- bincang
dengan saya? Baik, kalau begitu 15 menit saja ya pak.
f. Tempat
Dimana bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Baiklah
jikalau begitu, diruangan ini saja kita berbincang-bincang.

2) Fase Kerja
“Apa yang menyebabkan bapak merasa sedih dan kehilangan dengan
keadaan bapak saat ini ?”

Oh, jadi bapak sempat mengalami kecelakaan lalu lintas saat bapak
mengendarai motor dan tertabrak oleh kendaraan lain sampai terjatuh,
dan akibat dari kecelakaan tersebut membuat kaki kiri bapak fraktur dan
harus di amputasi. Jadi hal tersebutlah yang membuat bapak kesal dan
marah – marah karena kaki bapak tidak lengkap lagi.

Menurut bapak, apa akibatnya jika bapak selalu merasa tidak mampu
mengendalikan perasaan bapak, sehingga bapak merasa begitu sedih dan
merasa sendiri dengan kondisi saat ini dengan keadaan kaki bapak yang
sudah tidak lengkap lagi ? Betul pak, kondisi ini membuat bapak menjadi
tidak bersemangat dalam pengobatan. bapak merasa tertekan dan stress.

Apakah bapak mengetahui pikiran atau stress juga berpengaruh pada


proses penyembuhan bapak saat ini? Menurut bapak, apa yang dirasa
belum optimal dilakukan untuk membuat bapak merasa lebih tegar dan
ikhlas dalam menghadapi cobaan yang bapak alami saat ini ? Betul pak,
mengelola pikiran kita, yaitu bagaimana bapak mampu mengelola pikiran
bapak agar tidak stress. pak, sebagai makluk ciptaan Tuhan harus terus
berusaha namun Tuhan yang menentukan upaya kita. Kita selalu meminta
yang terbaik dalam doa dan sholat kita bukan?.

Baiklah pak, agar kita terus semangat dalam mengupayakan pengobatan,


kita dapat mengembangkan harapan positif. Nama latihannya adalah
Afirmasi Positif. Apa yang bapak harapkan dengan kondisi ini? Cepat
pulih dan bisa menjalankan aktifitas seperti semula, Berserah diri pada
Tuhan, Terus bersabar. Nah, harapan-harapan ini harus terus bapak
tanamkan dalam pikiran dan hati bapak. Katakan pada diri bapak,
“Memang saya memiliki kaki yang kurang lengkap akibat kecelakaaan
kemarin, namun dengan semangat dan kesabaran saya dalam
menjalankan kehidupan atau aktifitas sehari hari, dan berusaha berlatih
berjalan Kembali menggunakan tongkat, semuanya akan saya serahkan
pada Tuhan.” pak, kalimat tersebut adalah kalimat Afirmasi. Nah, coba
sekarang bapak yang mengungkapkan

3) Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Sujektif :
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang - bincnag
tentang masalah yang bapak rasakan ?
- Obyektif
Coba bapak katakan kembali kalimat afirmasi yang tadi kita latih.
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Jam berapa bapak akan berlatih lagi melakukan cara ini? Mari, kita
masukkan dalam jadwal harian bapak. Jadi, setiap bapak merasa kesal
dan marah lagi dengan keadaan yang bapak alami saat ini, bapak bisa
langsung praktikkan cara ini.
c. Kontrak yang akan datang
- Topik
Cara yang kita praktikkan tadi baru Latihan affirmasi postif,
bagamana jika kita latihan kembali besok pak mengenai cara
mengontrol perasaan bapak?.
- Waktu
Baik Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya besok? Baiklah kalau begitu 20 menit yah pak.
- Tempat
Dimana bapak akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, besok
kita melakukannya di taman yah pak.

Baik, sebelum saya Kembali apakah ada hal yang ingin ditanyakan
Kembali pak ? Baiklah kalau tidak ada, kalau begitu saya izin kelaur yah
pak selamat pagi.

Anda mungkin juga menyukai