Anda di halaman 1dari 8

Nama : Yessika efrianti

NIM : 211440140

Mata Kuliah : Gizi dan Diet

Resume

Diet Pada Klien Penyakit Diabetes Melitus

Penyakit DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Ada
beberapa jenis penyakit DM seperti penyakit DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, atau
penyakit DM tipe lain. Etiologi terjadinya penyakit DM didasari klasifikasi atau tipe penyakit
DM itu sendiri. Pada DM tipe 2, penyebab utama akibat kegagalan sekresi insulin secara
progresif yang melatarbelakangi terjadinya resistensi insulin. Beberapa faktor risiko yang
melekat pada seseorang dapat berperan juga meningkatkan risiko terkena penyakit DM tipe 2.
Faktor risiko tersebut meliputi usia > 45 tahun, riwayat anggota keluarga yang menderita
penyakit DM, adanya obesitas, riwayat gangguan toleransi glukosa, memiliki kadar HDL <
35 mg/dl, kadar trigliserida > 250 mg/dl, riwayat DM gestasional, dan hipertensi (Escott-
Stump,Sylvia, 2008).

Adanya resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas untuk
sekresi insulin merupakan kelainan dasar yang terjadi pada penyakit DM tipe 2. Selain otot,
liver dan sel beta pankreas, terdapat peran organ-organ lain yang berkontribusi terhadap
terjadinya gangguan toleransi glukosa pada DM tipe 2. Organ-organ tersebut dan perannya
adalah jaringan lemak dengan perannya meningkatkan lipolisis, gastrointestinal dengan
defisiensi incretin, sel alpha pankreas dengan terjadinya hiperglukagonemia, ginjal dengan
meningkatnya absorpsi glukosa, dan peran otak dengan terjadinya resistensi insulin.
Keseluruhan gangguan terkait kelainan peran organ tersebut mengakibatkan kelainan
metabolik yang terjadi pada pasien DM tipe 2.

Berdasarkan kelainan dasar tersebut, maka pengelolaan penyakit DM harus


dikombinasikan untuk memperbaiki gangguan patogenesis tersebut. terdapat empat pilar
utama pengelolaan DM dengan tahapan utama adalah non farmakologis yaitu perencanaan
makan dan latihan jasmani. Jika tahapan tersebut belum tercapai sasaran pengendalian DM,
maka dilanjutkan dengan farmakologis (pemberian obat) dan penyuluhan. Pada
penatalaksanaan umum dilakukan evaluasi medis lengkap pada pertemuan pertama, meliputi
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, evaluasi laboratorium, dan penapisan komplikasi. Pada
penatalaksanaan khusus dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu terapi gizi medis
dan aktivitas fisik, bersamaan dengan intervensi farmakologis (obat anti hiperglikemia secara
oral dan/atau suntikan). Selain itu, penatalaksanaan DM dilakukan juga edukasi kepada
pasien dan keluarga sebagai bagian penting secara holistik dalam pengelolaan penyakit DM.

1. Asuhan gizi

Terapi nutrisi medis atau asuhan gizi terstandar bagi pasien DM sesuai dengan 4 langkah
PAGT, yaitu asesmen gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring evaluasi. Kita mulai
dari langkah pertama yaitu asesmen gizi.

 Asesmen Gizi

Pada langkah asesmen gizi, saudara akan mereview data, melakukan verifikasi,
mengelompokkan data dan melakukan interpretasi data meliputi 5 komponen data yaitu data
riwayat terkait gizi dan makanan, antropometri, biokimia, data fisik klinis terkait gizi dan
data riwayat klien pada pasien DM.

( Riwayat terkait gizi dan makanan, Data antropometri, Data biokimia, Data pemeriksaan
fisik klinis terkait gizi, Data riwayat klien)

 Diagnosis Gizi

Masalah atau problem gizi (P) yang ditemukan pada pasien DM dapat terjadi pada domain
asupan, klinis dan perilaku.

Berikut ini problem / masalah gizi pada domain asupan yang dialami pasien DM.

a) NI.1.2 Asupan energi inadequate


b) NI.1.3 Kelebihan asupan energi
c) NI.2.2 Kelebihan asupan oral
d) NI.3.1 Asupan cairan inadequate
e) NI.5.5.2 Kelebihan asupan lemak
f) NI.5.8.2 Kelebihan asupan karbohidrat
g) NI.5.6.2 Kelebihan asupan protein
h) NI.5.8.1 Asupan karbohidrat inadequat
i) NI.5.8.4 Asupan karbohidrat inkonsisten
j) NI.5.8.5 Asupan serat inadequate

Sedangkan pada domain klinis, problem gizi yang sering terjadi adalah.

a) NC.1.4 Perubahan fungsi saluran cerna (gastroparesis)


b) NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (kadar glukosa darah)
c) NC.2.3 Interaksi obat dan makanan
d) NC.3.1 Berat badan kurang / underweight
e) NC.3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan
f) NC.3.3 Overweight / obesitas
g) NC.3.4 Kenaikan berat badan yang tidak diharapkan

Pada domain perilaku ditemukan problem gizi berupa.

a) NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi


b) NB.1.3 Tidak siap untuk diet / merubah perilaku
c) NB.1.5 Gangguan pola makan
d) NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah
e) NB.2.1 Aktivitas fisik kurang
f) NB.2.3 Tidak mampu mengurus diri sendiri
g) NB.2.4 Kemampuan menyiapkan makanan terganggu
 Intervensi GizI

Intervensi gizi mencakup perencanaaan dan implementasi intervensi gizi. Pada tahap
perencanaan, Ahli Gizi menetapkan tujuan diet pada intervensi gizi yang akan dilakukan.
Tujuan diet untuk pasien DM adalah untuk membantu pasien DM memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga (latihan jasmani) agar mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
Tujuan diet ini akan berhasil dengan cara mempertahankan kadar glukosa darah pasien DM
mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat penurun
glukosa oral dan aktivitas fisik; mempertahankan kadar lipid serum normal; mempertahankan
atau mencapai berat badan normal, menghindari atau menangani komplikasi akut pasien
seperti hipoglikemia, meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh melalui asupan gizi
yang optimal.
Berikut ini merupakan syarat diet DM tipe 2 yang harus dipenuhi dalam strategi intervensi
gizi.

a) Energi diberikan sesuai kebutuhan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal.Perhitungan kebutuhan energi dengan memperhatikan status gizi dan aktivitas
fisik pasien
b) Protein dianjurkan sekitar 10-20% dari kebutuhan energi total. Pada kondisi Diabetes
Nefropati, pemberian protein dianjurkan 0,8 gram/kg berat badan per hari atau 10%
dari kebutuhan energi total
c) Lemak diberikan sekitar 20-25% dari kebutuhan energi total. Selain itu, dianjurkan <
7% dari energi total menggunakan lemak jenuh, dan < 10% dari energi total
menggunakan lemak tidak jenuh ganda. Asupan kolesterol dianjurkan < 300 mg per
hari. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah gizi utama, diet dianjurkan
mengikuti diet dislipidemia tahap II dengan anjuran < 7% dari energi total
menggunakan lemak jenuh, dan kandungan kolesterol 200 mg per hari. Jika yang
menjadi masalah gizi utama adalah peningkatan trigliserida dan VLDL, maka
dianjurkan 20% asupan lemak tidak jenuh tunggal, asupan karbohidrat lebih rendah,
dan melakukan peningkatan aktivitas fisik agar terjadi penurunan berat badan serta
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
d) Karbohidrat dianjurkan 45-65% dari kebutuhan energi total. Sukrosa (gula pasir)
diberikan tidak boleh lebih dari 5% energi total. Pemberian sukrosa dan makanan
yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat dari
makanan lain. Pembatasan karbohidrat total < 130 g per hari tidak dianjurkan
e) Serat dianjurkan 20-35 gram serat makanan dari berbagai sumber bahan
makanan.Natrium untuk Diabetes dianjurkan < 3000 mg, sedangkan bagi pasien DM
disertai hipertensi ringan sampai sedang, maka natrium diberikan 2400 mg per hari
f) Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan. Pada pasien dengan asupan
gizi yang cukup, tidak diperlukan penambahan suplemen vitamin dan mineral
g) Pemanis alternatif dapat digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman

Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk pasien DM menjadi perhatian saudara dalam
perencanaan menu untuk kasus. Bahan makanan yang dianjurkan meliputi sumber
karbohidrat kompleks (seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, dan ubi), sumber protein
rendah lemak (seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan),
sumber lemak dalam jumlah terbatas seperti makanan diolah dengan cara dipanggang,
dikukus, disetup, direbus dan dibakar.

Sedangkan bahan makanan yang tidak dianjurkan sehingga harus dibatasi konsumsinya
atau bahkan dihindari, yaitu gula sederhana (seperti gula pasir, gula merah), sirop, jam, jeli,
buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim,
kue-kue manis, dodol, cake. Batasi juga makanan yang mengandung banyak lemak seperti
cake, makanan siap saji, goreng-gorengan, dan makanan yang mengandung natrium tinggi
seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.

 Monitoring dan Evaluasi

Perhatikan problem atau masalah gizi yang sudah ditetapkan pada diagnosis gizi pasien
DM tipe 2. Kemudian tetapkan indicator atau parameter asuhan gizi yang spesifik yang dapat
memberikan informasi keberhasilan intervensi gizi. Data spesifik yang ditetapkan sebagai
indikator monitoring dan evaluasi pada pasien DM dapat berupa asupan makanan (asupan
energi, protein, lemak, karbohidrat), IMT, kadar glukosa darah puasa, kadar glukosa darah 2
jam PP, dan sebagainya.

2. Latihan Jasmani

Pasien DM dianjurkan untuk memeriksa glukosa darah sebelum melakukan latihan jasmani
atau olah raga untuk meningkatkan aktivitas fisik. Jika kadar glukosa darah < 100 mg/dl,
maka pasien harus mengonsumsi karbohidrat terlebih dahulu. Jika kadar glukosa darah > 250
mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan jasmani karena akan membahayakan. Latihan
jasmani pada pasien DM dilakukan pada kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dl.

Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan
intensitas sedang, seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan
jasmani dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali per minggu selama sekitar 30-45 menit,
dengan total 150 menit per minggu. Latihan jasmani bersama dengan terapi gizi, umumnya
memang dianjurkan untuk semua pasien DM tipe 2. Aktivitas fisik meningkatkan serapan
glukosa darah otot selama atau segera setelah aktivitas, sehingga dapat meningkatkan
sensitivitas insulin. Selanjutnya, hal Ini dapat meningkatkan upaya penurunan berat badan,
yang akhirnya dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan kontrol glikemik pada pasien DM.

3. Obat
Terapi obat untuk pengendalian penyakit DM dapat berupa obat hipoglikemia oral dan
pemberian insulin. Jenis obat hipoglikemia oral diberikan untuk memicu sekresi insulin
(sulfonilurea, glinid), menambah sensitivitas terhadap insulin (biguanid, tiazolidindion), dan
menghambat glukosidase alfa.

4. Edukasi

Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan


keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku yang
diperlukan agar mencapai keadaan sehat optimal, penyesuaian keadaan psikologik dan
kualitas hidup yang lebih baik Materi edukasi yang disampaikan terdiri dari tahap awal dan
lanjutan. Pada tahap awal, materi edukasi yang diberikan mencakup tentang perjalanan
penyakit DM, perlunya pengendalaian dan pemantauan DM secara berkelanjutan, penyulit
DM dan risikonya, intervensi non farmakologis dan farmakologis, interaksi antara asupan
makanan, aktivitas fisik, dan obat antihiperglikemia oral atau insulin, cara pemantauan
glukosa darah, mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemia, pentingnya latihan
jasmani, pentingnya perawatan kaki, serta cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan.

Materi edukasi pada tahap lanjutan berupa mengenal dan mencegah penyulit akut DM,
pengetahuan tentang penyulit menahun DM, penatalaksanaan DM selama menderita penyakit
lain, DM kondisi khusus (hamil, puasa, hari-hari sakit), hasil penelitian dan pengetahuan
masa kini tentang penyakit DM.

Latihan Teks 1

1. Asesmen gizi tentang riwayat makanan pada pasien Diabetes Melitus meliputi…
a. Pendiidkan dan pekerjaan di luar rumah
b. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
c. Kemampuan mengunyah dan menelan makanan
d. Jadwal, besar porsi, kandungan zat gizi makanan dan snack
e. Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa dan gula darah sewaktu

Jawaban : d. Jadwal, besar porsi, kandungan zat gizi makanan dan snack

2. Asesmen gizi tentang data fisik - klinis pada pasien Diabetes Melitus yaitu….
a. Keluhan utama pasien
b. Data tinggi badan dan berat badan
c. Kemampuan mengunyah dan menelan makanan
d. Analisis zat gizi makanan utama dan makanan selingan
e. Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa dan gula darah 2 jam PP

Jawaban : c. Kemampuan mengunyah dan menelan makanan

3. Masalah gizi pada domain klinis yang dihadapi pada pasien Diabetes Melitus…..
a. Penurunan BB yang tidak direncanakan
b. Kelebihan intake karbohidrat
c. Kelebihan intake energi
d. Belum siap untuk berubah
e. Kurangnya aktifitas fisik

Jawaban : a. Penurunan BB yang tidak direncanakan

4. Masalah gizi pada domain perilaku yang dihadapi pasien Diabetes Melitus adalah…..
a. Kelebihan berat badan atau obesitas
b. Asupan energi inadequate
c. Asupan karbohidrat tidak konsisten
d. Pemilihan makanan yang salah
e. Daya terima makanan terbatas

Jawaban : d. Pemilihan makanan yang salah

5. Sasaran pengendalian Diabetes Melitus untuk parameter IMT adalah ….


a. < 18,5
b. > 18,5
c. 18,5 - < 23
d. > 23
e. > 23 - < 25

Jawaban : c. 18,5 - < 23

Anda mungkin juga menyukai