NIM : 211440140
Resume
Adanya resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas untuk
sekresi insulin merupakan kelainan dasar yang terjadi pada penyakit DM tipe 2. Selain otot,
liver dan sel beta pankreas, terdapat peran organ-organ lain yang berkontribusi terhadap
terjadinya gangguan toleransi glukosa pada DM tipe 2. Organ-organ tersebut dan perannya
adalah jaringan lemak dengan perannya meningkatkan lipolisis, gastrointestinal dengan
defisiensi incretin, sel alpha pankreas dengan terjadinya hiperglukagonemia, ginjal dengan
meningkatnya absorpsi glukosa, dan peran otak dengan terjadinya resistensi insulin.
Keseluruhan gangguan terkait kelainan peran organ tersebut mengakibatkan kelainan
metabolik yang terjadi pada pasien DM tipe 2.
1. Asuhan gizi
Terapi nutrisi medis atau asuhan gizi terstandar bagi pasien DM sesuai dengan 4 langkah
PAGT, yaitu asesmen gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring evaluasi. Kita mulai
dari langkah pertama yaitu asesmen gizi.
Asesmen Gizi
Pada langkah asesmen gizi, saudara akan mereview data, melakukan verifikasi,
mengelompokkan data dan melakukan interpretasi data meliputi 5 komponen data yaitu data
riwayat terkait gizi dan makanan, antropometri, biokimia, data fisik klinis terkait gizi dan
data riwayat klien pada pasien DM.
( Riwayat terkait gizi dan makanan, Data antropometri, Data biokimia, Data pemeriksaan
fisik klinis terkait gizi, Data riwayat klien)
Diagnosis Gizi
Masalah atau problem gizi (P) yang ditemukan pada pasien DM dapat terjadi pada domain
asupan, klinis dan perilaku.
Berikut ini problem / masalah gizi pada domain asupan yang dialami pasien DM.
Sedangkan pada domain klinis, problem gizi yang sering terjadi adalah.
Intervensi gizi mencakup perencanaaan dan implementasi intervensi gizi. Pada tahap
perencanaan, Ahli Gizi menetapkan tujuan diet pada intervensi gizi yang akan dilakukan.
Tujuan diet untuk pasien DM adalah untuk membantu pasien DM memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga (latihan jasmani) agar mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
Tujuan diet ini akan berhasil dengan cara mempertahankan kadar glukosa darah pasien DM
mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat penurun
glukosa oral dan aktivitas fisik; mempertahankan kadar lipid serum normal; mempertahankan
atau mencapai berat badan normal, menghindari atau menangani komplikasi akut pasien
seperti hipoglikemia, meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh melalui asupan gizi
yang optimal.
Berikut ini merupakan syarat diet DM tipe 2 yang harus dipenuhi dalam strategi intervensi
gizi.
a) Energi diberikan sesuai kebutuhan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal.Perhitungan kebutuhan energi dengan memperhatikan status gizi dan aktivitas
fisik pasien
b) Protein dianjurkan sekitar 10-20% dari kebutuhan energi total. Pada kondisi Diabetes
Nefropati, pemberian protein dianjurkan 0,8 gram/kg berat badan per hari atau 10%
dari kebutuhan energi total
c) Lemak diberikan sekitar 20-25% dari kebutuhan energi total. Selain itu, dianjurkan <
7% dari energi total menggunakan lemak jenuh, dan < 10% dari energi total
menggunakan lemak tidak jenuh ganda. Asupan kolesterol dianjurkan < 300 mg per
hari. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah gizi utama, diet dianjurkan
mengikuti diet dislipidemia tahap II dengan anjuran < 7% dari energi total
menggunakan lemak jenuh, dan kandungan kolesterol 200 mg per hari. Jika yang
menjadi masalah gizi utama adalah peningkatan trigliserida dan VLDL, maka
dianjurkan 20% asupan lemak tidak jenuh tunggal, asupan karbohidrat lebih rendah,
dan melakukan peningkatan aktivitas fisik agar terjadi penurunan berat badan serta
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
d) Karbohidrat dianjurkan 45-65% dari kebutuhan energi total. Sukrosa (gula pasir)
diberikan tidak boleh lebih dari 5% energi total. Pemberian sukrosa dan makanan
yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat dari
makanan lain. Pembatasan karbohidrat total < 130 g per hari tidak dianjurkan
e) Serat dianjurkan 20-35 gram serat makanan dari berbagai sumber bahan
makanan.Natrium untuk Diabetes dianjurkan < 3000 mg, sedangkan bagi pasien DM
disertai hipertensi ringan sampai sedang, maka natrium diberikan 2400 mg per hari
f) Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan. Pada pasien dengan asupan
gizi yang cukup, tidak diperlukan penambahan suplemen vitamin dan mineral
g) Pemanis alternatif dapat digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman
Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk pasien DM menjadi perhatian saudara dalam
perencanaan menu untuk kasus. Bahan makanan yang dianjurkan meliputi sumber
karbohidrat kompleks (seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, dan ubi), sumber protein
rendah lemak (seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan),
sumber lemak dalam jumlah terbatas seperti makanan diolah dengan cara dipanggang,
dikukus, disetup, direbus dan dibakar.
Sedangkan bahan makanan yang tidak dianjurkan sehingga harus dibatasi konsumsinya
atau bahkan dihindari, yaitu gula sederhana (seperti gula pasir, gula merah), sirop, jam, jeli,
buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim,
kue-kue manis, dodol, cake. Batasi juga makanan yang mengandung banyak lemak seperti
cake, makanan siap saji, goreng-gorengan, dan makanan yang mengandung natrium tinggi
seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.
Perhatikan problem atau masalah gizi yang sudah ditetapkan pada diagnosis gizi pasien
DM tipe 2. Kemudian tetapkan indicator atau parameter asuhan gizi yang spesifik yang dapat
memberikan informasi keberhasilan intervensi gizi. Data spesifik yang ditetapkan sebagai
indikator monitoring dan evaluasi pada pasien DM dapat berupa asupan makanan (asupan
energi, protein, lemak, karbohidrat), IMT, kadar glukosa darah puasa, kadar glukosa darah 2
jam PP, dan sebagainya.
2. Latihan Jasmani
Pasien DM dianjurkan untuk memeriksa glukosa darah sebelum melakukan latihan jasmani
atau olah raga untuk meningkatkan aktivitas fisik. Jika kadar glukosa darah < 100 mg/dl,
maka pasien harus mengonsumsi karbohidrat terlebih dahulu. Jika kadar glukosa darah > 250
mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan jasmani karena akan membahayakan. Latihan
jasmani pada pasien DM dilakukan pada kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dl.
Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan
intensitas sedang, seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan
jasmani dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali per minggu selama sekitar 30-45 menit,
dengan total 150 menit per minggu. Latihan jasmani bersama dengan terapi gizi, umumnya
memang dianjurkan untuk semua pasien DM tipe 2. Aktivitas fisik meningkatkan serapan
glukosa darah otot selama atau segera setelah aktivitas, sehingga dapat meningkatkan
sensitivitas insulin. Selanjutnya, hal Ini dapat meningkatkan upaya penurunan berat badan,
yang akhirnya dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan kontrol glikemik pada pasien DM.
3. Obat
Terapi obat untuk pengendalian penyakit DM dapat berupa obat hipoglikemia oral dan
pemberian insulin. Jenis obat hipoglikemia oral diberikan untuk memicu sekresi insulin
(sulfonilurea, glinid), menambah sensitivitas terhadap insulin (biguanid, tiazolidindion), dan
menghambat glukosidase alfa.
4. Edukasi
Materi edukasi pada tahap lanjutan berupa mengenal dan mencegah penyulit akut DM,
pengetahuan tentang penyulit menahun DM, penatalaksanaan DM selama menderita penyakit
lain, DM kondisi khusus (hamil, puasa, hari-hari sakit), hasil penelitian dan pengetahuan
masa kini tentang penyakit DM.
Latihan Teks 1
1. Asesmen gizi tentang riwayat makanan pada pasien Diabetes Melitus meliputi…
a. Pendiidkan dan pekerjaan di luar rumah
b. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
c. Kemampuan mengunyah dan menelan makanan
d. Jadwal, besar porsi, kandungan zat gizi makanan dan snack
e. Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa dan gula darah sewaktu
Jawaban : d. Jadwal, besar porsi, kandungan zat gizi makanan dan snack
2. Asesmen gizi tentang data fisik - klinis pada pasien Diabetes Melitus yaitu….
a. Keluhan utama pasien
b. Data tinggi badan dan berat badan
c. Kemampuan mengunyah dan menelan makanan
d. Analisis zat gizi makanan utama dan makanan selingan
e. Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa dan gula darah 2 jam PP
3. Masalah gizi pada domain klinis yang dihadapi pada pasien Diabetes Melitus…..
a. Penurunan BB yang tidak direncanakan
b. Kelebihan intake karbohidrat
c. Kelebihan intake energi
d. Belum siap untuk berubah
e. Kurangnya aktifitas fisik
4. Masalah gizi pada domain perilaku yang dihadapi pasien Diabetes Melitus adalah…..
a. Kelebihan berat badan atau obesitas
b. Asupan energi inadequate
c. Asupan karbohidrat tidak konsisten
d. Pemilihan makanan yang salah
e. Daya terima makanan terbatas