Anda di halaman 1dari 13

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK DENGAN KOMPLIKASI

MASTOIDITIS : LAPORAN KASUS


Ulum Nidhamuddin*, Vivi Melisa Triani*, Ika Nurfitriani Yusuf*, Ismi Cahyadi**

*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon


**Dosen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas
Swadaya Gunung Jati/RSUD Waled Kabupaten Cirebon

ABSTRAK

Latar belakang : Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan pada telinga
tengah dan mukosa mastoid dengan membran timpani yang tidak utuh (perforasi) dan
keluarnya cairan telinga secara terus menerus. Prevalensi OMSK di dunia diperkirakan 1%
sampai 46%, dimana 60% penderita mengalami gangguan pendengaran yang signifikan.
OMSK dilaporkan telah menyebabkan berbagai komplikasi salah satunya yaitu mastoiditis
(22,5%). Tujuan: Mempresentasikan kasus otitis media supuratif kronik dengan komplikasi
mastoiditis. Kasus: Dilaporkan sebuah kasus, seorang laki-laki berusia 25 tahun dengan
keluhan keluar cairan dari telinga kiri terus-menerus sejak 4 bulan yang lalu. Cairan berwarna
hijau dan kadang-kadang berwarna kehitaman dengan konsistensi kental dan terkadang
disertai dengan darah dan berbau. Keluhan disertai rasa gatal dan pasien juga mengaku
mengalami penurunan pendengaran berupa rasa penuh ditelinga kirinya. Pasien juga
mengaku pernah mempunyai riwayat operasi telinga saat kelas 3 SD karena indikasi ada
benjolan di telinga kiri. Temuan fisik: dalam batas normal.Status lokalis: kanalis auditoris
eksterna telinga sinistra tampak sempit, mukosa hiperemis dan terlihat discharge
mukopurulen. Membran timpani sinistra perforasi di tengah. Hasil CT-Scan mastoid non
kontras menunjukan adanya mastoiditis sinistra. Penatalaksanaan: Dilakukan canal wall up
mastoidectomy dan tympanoplasty. Kesimpulan: Infeksi telinga tengah yang terus-menerus
menjadi penyebab OMSK bahkan dapat menyebabkan ke arah komplikasi.
Kata kunci: Otitis media supuratif kronik, Mastoiditis
CHRONIC SUPURATIVE OTITIS MEDIA WITH MASTOIDITIS
COMPLICATIONS : A CASE REPORT
Ulum Nidhamuddin*, Vivi Melisa Triani*, Ika Nurfitriani Yusuf*, Ismi Cahyadi**

*Student of Medical Faculty, Swadaya Gunung Jati University


**Lecturer of Department Otolaryngology Head and Neck Surgery, Faculty of Medicine Swadaya Gunung Jati
University/Waled Regional Hospital

Background: Chronic suppurative otitis media (CSOM) is inflammation of the middle ear and
mastoid mucosa with incomplete tympanic membrane (perforation) and continuous discharge
of ear fluid. The prevalence of CSOM in the world is estimated at 1% to 46%, of which 60%
of sufferers experience significant hearing loss (22,5%). CSOM is reported to have caused
various complications, one of which is mastoiditis. Objective: To present a case of chronic
suppurative otitis media with complications of mastoiditis. Case: a-25 men years old with
complaints of discharge from the left ear continuously since 4 months ago. The liquid is
green and sometimes black in color with a thick consistency and is sometimes accompanied
by blood and smells. Complaints accompanied by itching and the patient also claimed to have
decreased hearing in the form of a feeling of fullness in his left ear. The patient also admitted
that he had a history of ear surgery when he was in 3rd grade because of an indication of a
lump in his left ear. Physical findings: within normal limits. Local status: the external
auditory canal of the left ear is narrow, the mucosa is hyperemic and mucopurulent discharge
is seen. Left tympanic membrane perforated in the middle. The non-contrast CT-Scan of the
mastoid showed the presence of left mastoiditis. Management: Canal wall up mastoidectomy
and tympanoplasty was performed. Conclusion: Middle ear infections that are constantly the
cause of CSOM can even lead to complications.

Keywords: Chronic suppurative otitis media, Mastoiditis


I. LATAR BELAKANG  Riwayat Asma (-)
Otitis media supuratif kronis adalah  Riwayat hipertensi (-)
peradangan pada telinga tengah, tuba  Riwayat penyakit yang sama (-)
eustachius, antrum, dan sel-sel mastoid Riwayat Penyakit Keluarga
dengan perforasi membrane timpani dan  Riwayat alergi (-)
riwayat keluarnya sekret dari telinga
 Riwayat asma (-)
(otorea) tersebut lebih dari 2 bulan, baik
 Riwayat hipertensi (-)
terus menerus atau hilang timbul. Sekret
Riwayat Sosial Ekonomi
dapat encer atau kental, bening ataupun
 Pasien
berupa nanah. Jenis otitis media supuratif
PEMERIKSAAN FISIK
kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK
Keadaan Umum : baik, tampak sakit
tipe benigna dan OMSK tipe maligna.1
sedang
Prevalensi OMSK di negara
Kesadaran : composmentis
berkembang dan negara maju berkisar
Berat Badan : 54 kg
antara 1-46%. Prevalensi OMSK di
Tanda- tanda vital:
Indonesia mencapai 3,1% dengan usia
Tekanan darah : 110/80 mmHg
terbanyak pasien infeksi telinga tengah
Frekuensi nafas: 23 kali/menit
adalah usia 7-18 tahun dengan komplikasi
Frekuensi nadi: 71 kali/menit
terbanyak adalah mastoiditis (22,5%).2
Suhu : 36,2 °C
Status Lokalis
II. LAPORAN KASUS
Telinga
IDENTITAS PASIEN
Dextra Sinistra
Nama : Auricula Bentuk nomal Bentuk normal
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Umur : Benjolan (-) Benjolan (-)
Lesi kulit (-) Lesi kulit (-)
Jenis Kelamin : Laki-laki Preauricula Tragus pain (-) Tragus pain (-)
Fistula (-) Fistula (-)
Pekerjaan : Abses (-) Abses (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Alamat : Retroauric Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
ula Edema (-) Edema (-)
Agama : Islam Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Mastoid Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
ANAMNESIS Edema (-) Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Keluhan Utama:
Riwayat Penyakit Sekarang : Hidung
Riwayat Penyakit Dahulu Dextra Sinistra
Bentuk Normal Normal
 Riwayat alergi (-) Sekret - -
Mukosa Merah muda Merah muda

3
Septum deviasi (-) (-) bulan, baik terus menerus atau hilang
Massa (-) (-)
Corpus (-) (-) timbul. Sekret dapat encer atau kental,
alienum
bening ataupun berupa nanah.1
Mulut dan Orofaring
Oral : dapat dibuka mulut dengan baik
III.2 Anatomi Telinga
Mukosa bukal: warna merah tua
Sistem organ pendengaran dibagi
Ginggiva : warna merah tua
menjadi dua, yaitu sistem organ
Gigi geligi : lengkap, karies (-), gangren
pendengaran perifer dan sistem organ
(-)
pendengaran central. Sistem organ
Lidah 2/3 anterior: warna merah muda
pendengaran perifer terdiri atas
Pahtum durum: warna merah muda
struktur organ yang berada di luar otak
Pahtum mol : warna merah muda
dan batang otak yang terdiri dari
Tonsil
telinga luar, telinga tengah, telinga
Dextra Sinistra
Ukuran TI TI dalam dan saraf kokhlearis sedangkan
Kripta Tidak Tidak
melebar melebar organ pendengaran sentral merupakan
Permukaan Rata Rata
Warna Merah Merah struktur yang berada di dalam batang
muda muda
Detritus (-) (-) otak dan otak yang terdiri atas nukleus
Peritonsil Abses (-) Abses (-)
Pilar anterior Merah Merah koklearis, nukleus olivatorius superior,
muda muda
lemnikus lateralis, kolikulus inferior

Maksilofasial dan kortek serebri lobus temporalis

Wajah simetris. Tidak tampak parese N area wernicke.

cranialis.

Leher

III. DISKUSI
III.1 Definisi
Otitis media supuratif kronis
Gambar 2.1 Telinga luar, telinga tengah,
adalah radang kronis telinga tengah
telinga dalam. Potongan Frontal Telinga.1
dengan perforasi membrane timpani
dan riwayat keluarnya sekret dari
Anatomi Telinga Luar
telinga (otoera) tersebut lebih dari 2

4
Telinga luar terdapat di lateral timpani dibagi dua bagian yaitu pars
dari membran timpani, yang terdiri dari tensa memiliki tiga lapisan yaitu
aurikulum, meatus akustikus eksternus lapisan skuamosa, lapisan mukosa dan
(MAE) dan membran timpani (MT). lapisan fibrosa. Lapisan ini terdiri dari
Aurikulum mendapatkan serat melingkar dan radial yang
pendarahan dari arteri aurikularis membentuk dan mempengaruhi
posterior dan arteri temporalis konsistensi membran timpani.3 Pars
superfisialis. Aliran vena menuju ke flasida hanya memiliki dua lapis saja
gabungan vena temporalis superfisialis, yaitu lapisan skuamosa dan lapisan
vena aurikularis posterior dan vena mukosa. Sifat arsitektur MT ini dapat
emissary mastoid. Inervasi oleh cabang menyebarkan energi vibrasi yang ideal.
nervus cranial V, VII, IX dan X. MAE dialiri arteri temporalis
MAE merupakan tabung superfisialis dan arteri aurikularis
berbentuk S, dengan panjang lebih posterior serta arteri aurikularis
kurang 2,5 cm dan diameter lebih profundus. Darah vena mengalir ke
kurang 0,5 cm, dimulai dari dasar vena maksilaris, jugularis eksterna dan
konka aurikula sampai pada membran pleksus venosus pterygoid. Aliran
timpani. MAE dibagi menjadi dua limfe menuju ke lnn. aurikularis
bagian yaitu pars cartilage yang berada anterior, posterior dan inferior. Inervasi
di sepertiga lateral dan berada di dua oleh cabang aurikularis dari n. vagus
pertiganya pars osseus yang. Pars dan cabang aurikulotemporalis dari n.
cartilage berjalan ke arah posterior mandibularis.
superior, merupakan perluasan dari Anatomi Telinga Tengah
tulang rawan daun telinga, tulang Rongga telinga tengah berasal
rawan ini melekat erat di tulang dari celah brankial pertama endoderm.
temporal, dilapisi oleh kulit yang Rongga yang berisi udara ini dapat
merupakan perluasan kulit dari daun dibayangkan sebagai suatu kotak
telinga, kulit tersebut mengandung dengan 6 sisi meluas ke dalam resesus
folikel rambut, kelenjar serumen dan tubotimpanikus yang selanjutnya
kelenjar sebasea. meluas di sekitar tulang-tulang dan
Membran timpani berbentuk saraf dari telinga tengah kemudian
kerucut dengan puncaknya disebut meluas kurang lebih ke daerah
umbo, dasar membran timpani tampak mastoid. Osikula berasal dari rawan
sebagai bentukan oval. Membran arkus brankialis. Untuk mempermudah

5
berasal dari rawan arkus brankialis labirin tulang dan membran terisi
pertama (kartilago Meckel), sedangkan cairan perilim dengan komposisi
inkus dan stapes dari rawan arkus elektrolit tinggi natrium rendah
brankialis kedua (kartilago Reichert). kalium.12 Labirin terdiri dari tiga
Saraf korda timpani berasal dari arkus bagian yaitu pars superior, pars inferior
kedua (fasialis) menujusaraf pada dan pars intermedia. Pars superior
arkus pertama (mandibularis-lingualis). terdiri dari utrikulus dan saluran
Saraf timpanikus (dari Jacobson) semisirkularis, pars inferior terdiri dari
berasal dari saraf arkus brankialis sakulus dan koklea sedangkan pars
ketiga (glosofaringeus) menuju saraf intermedia terdiri dari duktus dan
facialis. Kedua saraf ini terletak pada sakus endolimpaticus.
rongga telinga tengah. Otot-otot telinga Fungsi TD ada dua yaitu koklea
tengah berasal dari otot-otot arkus yang berperan sebagai organ auditus
brankialis. Otot tensor timpani yang atau indera pendengaran dan kanalis
melekat pada meleus, berasal dari semisirkularis sebagai alat
arkus pertama dan dipersarafi oleh keseimbangan. Kedua organ tersebut
saraf mandibularis. Otot stapedius saling berhubungan sehingga apabila
berasal dari arkus kedua, yang salah satu organ tersebut mengalami
dipersarafi oleh suatu cabang saraf gangguan maka yang lain akan
fasialis. terganggu.
Anatomi Telinga Dalam TD disuplai oleh arteri auditorius
Telinga dalam (TD) terletak di interna cabang dari arteri cerebelaris
dalam tulang temporal bagian petrosa, inferior. Aliran darah vena bersama
di dalamnya dijumpai labirin periotik dengan aliran arteri.
yang mengelilingi struktur TD yaitu
labirin, merupakan suatu rangkaian 3.4 Etiologi
berkesinambungan antara tuba dan Pada OMSK bakteri dapat
rongga TD yang dilapisi epitel. 6 bersifat aerob (mis. Pseudomonas
Labirin terdiri dari labirin membran aeruginosa, Escherichia coli, S.
berisi endolim yang merupakan satu- aureus,Streptococcus pyogenes,
satunya cairan ekstraselular dalam Proteus mirabilis, dan spesies
tubuh yang tinggi kalium dan rendah Klebsiella) atau anaerob (mis.
natrium. Labirin membran ini di Bacteroides, Peptostreptococcus,
kelilingi oleh labirin tulang, di antara Proprionibacterium)

6
III.4 Klasifikasi OMSK
III.3 Patofisiologi OMSK dibagi menjadi dua tipe,
yaitu tipe aman/ OMSK tanpa
kolesteatom/ tipe benigna dan tipe
bahaya/ OMSK dengan kolesteatom/
tipe maligna.1,2
Benigna Maligna
Sekret Mukoid, tidak Purulen,
berbau berbau busuk
Perforasi Sentral Atik atau
marginal
Granulasi Jarang Biasa terjadi
Kolesteatoma Tidak ada Ada
Komplikasi Jarang terjadi Sering terjadi
Audiogram Tuli konduktif Tuli konduktif
ringan hingga atau campuran
sedang

III.5 Perforasi Membran Timpani


Membran timpani adalah organ
pada telinga yang berbentuk seperti
diafragma, tembus pandang dan
fleksibel sesuai dengan fungsinya yang
menghantarkan energi berupa suara
dan dihantarkan melalui saraf
pendengaran berupa getaran dan
impuls-impuls ke otak. Perforasi atau
hilangnya sebagian jaringan dari
membran timpani yang menyebabkan
hilangnya sebagian atau seluruh fungsi
dari membran timpani. Perforasi dapat
disebabkan oleh berbagai kejadian

7
seperti infeksi atau trauma fisik. Cairan tersebut berwarna kuning,
Berikut perforasi membran timpani kental dan berbau tapi tidak
berdasarkan letaknya: menyengat. Keluhan ini sering
1. Perforasi sentral. berulang kurang lebih lima kali dalam
Lokasi pada pars tensa, bisa kurun waktu enam bulan terakhir.
anteroinferior, posteroinferior, dan Sembilan hari lalu pasien batuk, pilek
posterosuperior, kadang-kadang dan sakit menelan. Keluhan batuk,
subtotal. pilek dan demam sudah sering
2. Perforasi marginal. berulang sejak satu tahun. Sejak dua
Terdapat pada pinggir membran minggu terdapat keluhan telinga kiri
timpani dengan adanya erosi dari berdengung dan nyeri, serta merasa
anulus fibrosus. Perforasi marginal pendengaran berkurang. Pasien
yang sangat besar digambarkan memiliki riwayat ISPA dan asma.
sebagai perforasi total. Perforasi Infeksi kronik atau berulang dari
pada pinggir posterosuperior saluran napas atas (ISPA)
berhubungan dengan kolesteatom. menyebabkan terjadinya edema serta
3. Perforasi atik. obstruksi tuba auditoria. ISPA yang
Terjadi pada pars flasida, disebabkan oleh virus menyebabkan
berhubungan dengan primary replikasi dari infeksi bakteri dan
acquired cholesteatoma. meningkatkan inflamasi di nasofaring
dan tuba auditoria. Hal ini merupakan
faktor predisposisi terjadinya kronisitas
otitis media.
Pemeriksaan rutin umum telinga
didapatkan hasil CAE sinistra
Gambar Tipe Perforasi
discharge (+) warna kuning, kental,
berbau tapi tidak menyengat. Membran
timpani telinga kiri terdapat perforasi
3.8 Penegakan Diagnosis
(+) sentral, bulat tepi rata dan menebal.
Penegakan diagnosis OMSK
Pada pemeriksaan rutin khusus telinga
berdasarkan anamnesis beserta
kanan didapatkan hasil, tes valsava
pemeriksaan fisik. Pada anamnesis
dengan hasil AS (-) yaitu kesan tuba
didapatkan keluhan telinga kiri keluar
eustachius terganggu. Tes toyn bee
cairan sejak satu minggu yang lalu.
hasilnya AS (-) yaitu tuba eustachius

8
terganggu. Tes politzer didapatkan pemeriksaan ini mempunyai nilai yang
hasil AS (-) yaitu tuba eustachius sangat penting. CT Scan dapat menilai
terganggu. Tes penala dengan kesan keadaan tulang – tulang petromastoid
CHL pada AS. Pada pemeriksaan dengan baik dan jika terdapat kecurigaan
umum hidung didapatkan hasil terdapat massa dapat digunakan kontras,
pembesaran konka inferior kanan dan untuk membedakan massa dengan
kiri, serta pemeriksaan khusus dengan jaringan sekitarnya. Sebaiknya digunakan
tes aplikasi efedrin 1% ditemukan CT Scan yang mempunyai nilai resolusi
hipertrofi konka inferior nasi bilateral. yang tinggi (potongan 1 mm, baik aksial
Dalam kasus OMSK dapat maupun koronal).
dilakukan pemeriksaan rotgen, Pemeriksaan MRI juga dapat
pemeriksaan yang dapat dilakukan dilakukan, pemeriksaan ini pada daerah
berupa: telinga kurang begitu memegang peranan
1. Lateral view yang penting, kepentinganya hanya pada
2. Stenver’s view beberapa kasus tertentu. Pada
3. Schuller view pemeriksaan ini daerah tulang
4. Schuller view petromastoid dan udara pada daerah
5. Town’s view kavum timpani dan mastoid akan
memperlihatkan adanya daerah hitam.
Hanya jaringan lunak pada daerah yang
berada dalam tulang petrosus temporal
yang dapat dengan jelas ditampilkan dan
salah satu keuntungan lainya adalah
dengan pemeriksaan ini dapat
diperlihatkan saraf kranialis yang melalui
Town’s view
dasar tengkorak dengan jelas dan
Selain rotgen dataj juga dilakukan CT Scan beberapa saat terakhir juga sedang
terutama digunakan untuk menilai sejauh dikembangkan untuk melihat permukaan
mana proses perluasan dari penyakit dari kokhlea dan sebagai pemeriksaan
tersebut dan pengaruhnya terhadap penunjang yang mempunyai peranan
jaringan sekitarnya. Pada keadaan untuk cukup penting pada pasien dengan
menilai komplikasi OMSK ke daerah neuroma akustik.
intrakranial, seperti abses otak,
3.9 Penatalaksanaan

9
Tatalaksana berupa non 3.10 Komplikasi dan Klasifikasi
medikamentosa yaitu toilet telinga dan Komplikasi OMSK
medikamentosa yaitu pemberian
Berbagai faktor mempengaruhi
antibiotik serta kortikosteroid. Toilet
terjadinya komplikasi pada OMSK.
telinga atau irigasi telinga dengan NaCl
Sangat penting sekali untuk
0,9%, dilakukan untuk menjaga agar
mengetahui anatomi dimana terjadinya
telinga tetap bersih dan kering, dapat
infeksi, rute penyebaran dan
dilakukan 2-3 kali perhari. Irigasi dapat
karakteristik dari penyakit itu sendiri.
menggunakan kapas lidi steril atau
Patogenesis primer terjadinya
suctioning untuk menghilangkan pus
komplikasi adalah interaksi antara
dan debris. Antibiotik topikal yang
mikroorganisme penyebab dengan
diberikan pada pasien yaitu ofloxacin
host. Host akan berespon dengan
tetes telinga dua tetes dua kali sehari.
membentuk edema jaringan dan
Golongan kuinolon merupakan pilihan
jaringan granulasi. Saat infeksi di
utama antibiotik topikal karena
telinga tengah dan mastoid tidak
memiliki efek samping yang rendah
teratasi, edema mukosa terus
dan lebih baik dari aminoglikosida.
berlangsung, eksudat meningkat, serta
Kuinolon efektif terhadap kuman P.
terjadi proliferasi kelenjer mukus.
aeruginosa dan tidak menyebabkan
Edema mukosa di tempat yang sempit
efek samping seperti kokleotoksisitas
antara mesotimpanum dengan
dan vestibulotoksisitas. Pada pasien
epitimpanum dan di dalam aditus
diberikan antibiotik sistemik
antara epitimpanum dengan antrum
ciprofloxacin 500 mg tiga kali sehari.
mastoid menghambat jalur aerasi
Antibiotik yang paling efektif untuk
normal dan mengurangi oksigenasi dan
kuman P. aeruginosa dan meticilin-
vaskularisasi.
resistant S. aureus (MRSA) yang
merupakan penyebab paling sering dari Pada saat yang sama hambatan
OMSK adalah ciprofloxacin dan tersebut juga berlaku untuk antibiotik
kombinasi dari vancomycin dan dan anti inflamasi untuk mencapai
trimethoprimsulfamethoxazole. sumber infeksi. Lingkungan seperti ini
Metilprednisolon 16 mg diberikan tiga menjadi lingkungan yang kondusif
kali sehari sebagai terapi awal untuk untuk pertumbuhan organisme anaerob
mencegah komplikasi.3 dan proses destruksi tulang. Variasi
anatomi juga penting dalam

10
perkembangan komplikasi. Tuba dari abses atau jaringan granulasi
eustachius tidak hanya berperan ekstradural, tromboflebitis sinus
penting dalam patogenesis penyakit sigmoid, abses otak, hidrosefalus otik,
namun juga berpengaruh terhadap meningitis dan abses subdural. Saat
komplikasi. Edema mukosa tuba terjadi komplikasi, gejala biasanya
merusak fungsi tuba dan menghambat berkembang dengan cepat. Demam
resolusi infeksi. Faktor-faktor lain menandakan terjadinya proses infeksi
seperti integritas tulang di atas nervus intrakranial atau selulitis ekstrakranial.
fasialis atau dura mempengaruhi akses Edema dan kemerahan di belakang
infeksi ke struktur nervus dan ruang telinga menandakan terjadinya
intrakranial. Keberadaan kolesteatom mastoiditis yang berhubungan dengan
sering berkaitan dengan destruksi abses subperiosteal. Nyeri retroorbita
tulang yang mengekspos dura atau berhubungan dengan petrositis. Vertigo
nervus fasialis.mKomplikasi pada dan nistagmus mengindikasikan
OMSK berhubungan erat dengan terjadinya labirintitis atau fistula
kombinasi dari destruksi tulang, labirin. Paresis nervus fasialis perifer
jaringan granulasi dan kolesteatom. biasanya ipsilateral dengan telinga
Bakteri dapat mencapai struktur yang yang terinfeksi yang disebabkan oleh
terlibat terutama melalui jalur langsung OMSK dengan kolesteatom. Papil
dari mastoid atau melalui vena dari edema terjadi akibat adanya
mastoid ke struktur di sekitarnya. Jalur peningkatan tekanan intrakranial. Sakit
langsung dapat terbentuk akibat osteitis kepala dan letargi biasanya juga
karena kolesteatom, tindakan bedah menyertai komplikasi intrakranial.
mastoid sebelumnya, fraktur tulang Meningismus berkaitan dengan
temporal, atau dehisen kongenital. meningitis dan kejang biasanya
diakibatkan oleh abses otak.2,4
Komplikasi pada otitis media
supuratif kronik terbagi dua yaitu
komplikasi intratemporal
3.11Penatalaksanaan Komplikasi
(ekstrakranial) dan intrakranial.
Komplikasi intratemporal meliputi Terapi pembedahan
mastoiditis, petrositis, labirintitis, timpanomastoidektomi diindikasikan
paresis nervus fasialis dan fistula pada OMSK dengan komplikasi seperti
labirin. Komplikasi intrakranial terdiri gangguan pendengaran, palsi nervus

11
fasialis, abses subperiosteal, petrositis, DAFTAR PUSTAKA
meningitis, abses serebral dan fistula
1. Acuin J. Chronic suppurative otitis media
labirin. Terapi operatif lainnya yang
- Burden of Illness and Management
disarankan adalah miringotomi dan
Options. WHO Libr Cat Data. 2004;84.
dekompresi nervus fasialis. Edema dan
Available from:
kompresi saraf ditatalaksana dengan
http://www.who.int/pbd/publications/
dekompresi dan menghilangkan
Chronicsuppurativeotitis_media.pdf
matriks kolesteatoma atau jaringan
2. Puguh Setyo Nugroho, HMS Wiyadi.
granulasi terinfeksi. Pasien diedukasi
Anatomi Dan Fisiologi Pendengaran
untuk menghindari masuknya air ke
Perifer. Jurnal THT-KL. Vol.2 Available
telinga (menjaga telinga tetap kering)
from: http://journal.unair.ac.id/download-
untuk mengurangi rekurensi penyakit
fullpapers-thtklada99f6a28full.pdf
serta bertambah beratnya penyakit.3
3. Yussy Afriani Dewi. Buku THT.
Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL
3.9 Saran FKUP/RSHS
Diperlukan penelitian lebih 4. Dilla AP. Jacky M. Yan E. Neurofibroma
lanjut untuk menyimpulkan dengan Telinga Tengah dengan Otitis Media
lebih baik pengelolaan keganasan Supuratif Kronis. Jurnal Kesehatan
laring, agar dapat dijadikan informasi Andalas. 7; 2018.
pada layanan kesehatan yang sederajat. 5. Tri JYS. Yan E. Rossy R. Otitis Media
Supuratif Kronis Tipe Kolesteatom
IV. KESIMPULAN dengan Komplikasi Meningitis dan
1. OMSK terbagi tipe aman/tanpa Paresis Nervus Fasialis Perifer. Jurnal
kolesteatom/benigna dan tipe Kesehatan Andalas. 7; 2018.
bahaya/dengan kolesteatom/maligna. 6. Oktaria D. Sheba DN. Laki-Laki 28
2. Perforasi membran timpani terdapat Tahun dengan Otitis Media Supuratif
perforasi sentral, marginal, atik. Kronis Maligna dan Parese Nervus
3. Tatalaksana berupa non Fasialis Perifer. J Agromed Unila. Vol 4.
medikamentosa dan medikamentosa. No 1, 2017.
4. Komplikasi terbagi dua, komplikasi 7. Lumban MB. Soepriyadi. Abses
intratemporal (ekstrakranial) dan Subperiosteal Sebagai Komplikasi Otitis
intrakranial. Media Supuratif Kronik Maligna. Jurnal
THT-KL. Vol 2. No 3: 115-126; 2009.

12
13

Anda mungkin juga menyukai